Merebut Kekasih Ibu Tiriku Untuk Balas Dendam

Merebut Kekasih Ibu Tiriku Untuk Balas Dendam

last updateLast Updated : 2025-03-27
By:  Dia NingOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
19views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Bianca Lombardi mungkin mengira dirinya telah memenangkan segalanya—harta, status, dan seorang pria tampan bernama Damian yang kini berada di sisinya. Tapi Lilyana Moretti, anak tirinya, tidak akan membiarkan wanita itu hidup bahagia begitu saja. Saat ayahnya meninggal, Lily melihat bagaimana Bianca berpura-pura berduka, padahal yang diincarnya hanyalah warisan. Namun, balas dendam terbaik bukanlah dengan kemarahan... melainkan dengan permainan yang lebih berbahaya. Lily memutuskan untuk merebut satu-satunya hal yang masih dimiliki Bianca—Damian. Lily perlahan mendekati pria itu. Pria yang dikenal sangat berbahaya dan berkuasa. Namun semakin lama, Lily terjebak oleh permainannya sendiri. Ia jatuh hati pada sosok Damian, dan tidak bisa lepas dari kendali pria itu.

View More

Chapter 1

Bab 1. Pertemuan Lily dan Damian

"Selamat pagi, Tuan Damian. Maaf telah membuat Anda menunggu lama."

Lily melangkah dengan anggun, setiap gerakan tubuhnya dipenuhi kepercayaan diri yang terlatih. Tumit tingginya mengetuk lantai marmer dengan irama halus, sementara gaun formalnya membalut tubuh dengan sempurna, menonjolkan siluet yang tak bisa diabaikan.

Ia duduk di hadapan Damian. Tatapannya tajam, lekat tertuju pada pria itu yang tampak dingin dan kaku—tak tergoyahkan sedikit pun oleh Lily yang tengah berusaha memancing perhatiannya.

Lily menyunggingkan senyum tipis. Pikirannya berlarian liar, mencoba memikirkan kembali cara untuk menaklukkan pria yang jauh dari apa yang ia perkirakan.

"Tidak masalah, Nona Moretti. Kita tidak perlu terlalu formal." Nada suara Damian terdengar santai, tapi Lily menangkap sesuatu di balik senyumnya yang samar.

Ia tahu siapa Damian Richi. Seorang pria yang cukup berbahaya, dikenal luas di dunia bisnis dengan cara-cara keras dan tanpa kompromi. Namun, bagi Lily, itu bukanlah halangan. Demi menghancurkan Bianca, ia siap bertaruh, bahkan jika itu berarti bermain api dengan pria seperti Damian.

Lily menatap Damian dengan penuh perhitungan. Pria itu memang tampan—begitu tampan hingga sulit untuk tidak terpikat. Rahangnya tegas, senyumannya mengandung misteri, dan matanya... tajam, seolah mampu menembus ke dalam pikiran seseorang. Banyak orang mengecamnya karena menjalin hubungan dengan Bianca, seorang janda meski berstatus model yang tengah naik daun.

Lily menyilangkan kaki dengan anggun, membiarkan ujung roknya sedikit naik, cukup untuk menarik perhatian tanpa terlihat murahan.

"Baiklah, Damian," ucapnya, sengaja menghilangkan formalitas dalam suaranya. "Aku harap kerja sama kita akan membawa keuntungan besar bagi kedua belah pihak."

Damian menyandarkan punggungnya, satu tangan bertumpu di atas meja. Matanya menelusuri wajah Lily dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Tentu saja," jawabnya, nadanya lebih dalam dari sebelumnya. "Namun aku penasaran… seorang wanita muda sepertimu, dengan posisi sebagai CEO, pasti memiliki banyak sekali tawaran kerja sama. Kenapa harus Richi Group?"

Lily tersenyum, tetapi tidak langsung menjawab. Ia membiarkan jeda sejenak, membuat ketegangan menggantung di antara mereka. Lalu, ia mencondongkan tubuh sedikit ke depan, cukup dekat hingga Damian bisa menangkap aroma parfum mahalnya.

"Karena aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan, Damian. Dan Richi Group membuatku tertarik."

Damian menatapnya dalam diam. Ada kilatan minat di matanya, sesuatu yang Lily harapkan.

Ia tahu, ini baru permulaan.

Bianca, kau akan kehilangan segalanya.

Lily menyandarkan punggungnya dengan santai, membiarkan atmosfer di antara mereka menghangat dengan ketegangan yang ia ciptakan sendiri. Ia tahu betul bagaimana memainkan perannya dalam permainan ini.

Dengan gerakan santai namun penuh perhitungan, Lily memanjangkan kakinya di bawah meja, ujung sepatu hak tingginya menyentuh kaki Damian. Awalnya perlahan, sekadar menyentuh. Namun, saat ia melihat ekspresi Damian tetap tenang, ia menaikkan level permainannya.

Ujung kakinya mulai mengelus perlahan sepanjang betis pria itu, menciptakan sensasi yang pasti tidak bisa diabaikan.

Damian terhentak sedikit, nyaris tak terlihat, tetapi cukup bagi Lily untuk menangkap reaksi halus itu.

Sebuah senyum tipis penuh arti terukir di bibir pria itu. Matanya menatap Lily lebih tajam, lebih dalam, seakan menantang.

"Permainan macam apa yang sedang kau mainkan, Lilyana?" suaranya terdengar serak, tetapi masih sarat dengan kendali.

Lily hanya tersenyum, dengan gaya menggoda. "Siapa bilang aku sedang bermain?"

Damian menggeleng kecil lalu tertawa pelan. "Kau berbahaya."

Lily mencondongkan tubuh, suaranya lebih rendah, hampir seperti bisikan. "Bukankah itu yang membuatnya lebih menarik?"

Damian berusaha mengendalikan dirinya saat Lily semakin berani dalam permainannya. Wanita itu benar-benar gila—gila dalam cara yang menggiurkan, memabukkan, dan sepenuhnya berbahaya.

Senyuman Lily tetap terukir, penuh kemenangan. Ia tahu persis apa yang sedang ia lakukan dan itu membuat Damian semakin sulit berpaling.

Namun, di balik gairah yang membara di antara mereka, pertemuan ini tetaplah urusan bisnis. Damian menarik napas dalam, berusaha mengalihkan pikirannya yang mulai melenceng. Ia merapikan ekspresinya dan kembali ke pembicaraan mereka, menyelesaikan segala negosiasi yang masih tersisa.

Lily tetap bermain-main. Sesekali, ia menjilat bibir saat berbicara, membiarkan jemarinya menyusuri permukaan meja, dan menciptakan ketegangan yang hampir tak tertahankan bagi Damian.

Hingga akhirnya, pertemuan mereka resmi selesai.

Damian menyandarkan tubuh ke kursi, mengendurkan dasinya sedikit, lalu melirik asistennya yang masih berdiri di sudut ruangan. Ia memberikan sebuah kode kecil—hanya sedikit anggukan kepada asistennya. Asisten itu segera memahami isyarat, membungkuk singkat, lalu melangkah keluar dari ruangan tanpa sepatah kata.

Kini, hanya ada Damian dan Lily. Kesunyian menggantung di antara mereka, hanya suara detak jam dinding dan desiran napas yang terdengar.

Damian akhirnya menatap Lily dengan ekspresi yang lebih santai, tetapi matanya tetap menyimpan bahaya.

"Kau benar-benar tak kenal takut, Lilyana."

Lily tersenyum, perlahan menyilangkan kakinya, memberikan pemandangan yang jelas bagi pria itu.

"Apakah itu masalah?" tanyanya dengan nada polos yang jelas dibuat-buat.

Damian menghela napas kecil lalu tersenyum miring.

"Masalahnya, kau tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa, Nona Moretti."

"Ya, aku memang tidak tahu banyak tentang pria di hadapanku ini. Tapi aku tahu satu rahasia kecil yang mungkin cukup untuk menggoyahkan kedudukan pria berkuasa seperti dirimu, Tuan Richi."

Suara Lily terdengar tenang, tapi ancaman tersembunyi di balik nada lembutnya. Mata hazel-nya menatap tajam, tak memberi ruang untuk keraguan.

Damian menatapnya, alisnya terangkat sedikit. "Dan aku seharusnya takut karena itu?"

"Oh, tentu saja tidak... jika kau menyepakati tawaran yang kuberikan, Damian Richi. Aku telah menyiapkan semuanya."

"Aku tidak tertarik."

"Tapi aku tertarik untuk menghancurkanmu jika kau tidak menerima tawaranku." Lily kembali mengancam.

"Kau hanya serpihan debu bagiku. Apa yang bisa dilakukan oleh wanita muda sepertimu?"

"Mungkin dengan mengatakan pada semua orang bahwa Damian Richi seharusnya mendekam di balik jeruji besi seumur hidup... karena ia telah membunuh seorang anak kecil yang tak berdosa."

DEG

Seketika jantung Damian berdebar kencang mendengar ucapan wanita di hadapannya. Bagaimana ia bisa tahu hal itu?

"Membunuh anak kecil?" Damian terkekeh—tawa kecil yang terdengar ringan, namun jelas hanya upaya untuk menutupi debaran yang tak menentu di dadanya. "Jangan asal bicara, wahai wanita muda. Sekali saja kau menyebar kebohongan, tamatlah riwayatmu."

Lily tersenyum lebar, diselingi tawa pelan yang terdengar menggelitik. "Ups, aku sama sekali tidak takut. Tapi lihatlah dirimu—begitu sibuk menutupi ketakutan yang mulai menggerogoti."

Brak!

Dengan gerakan spontan, Damian bangkit berdiri dan menghantam meja di depannya.

"Kau tak punya bukti apa pun!" Suaranya membelah keheningan yang menegang.

"Aku memilikinya," sahut Lily tenang, tajam dan penuh percaya diri.

Dalam sekejap, ia mengeluarkan sesuatu dan meletakkannya di atas meja. Bukti itu terbentang jelas di antara mereka—cukup untuk membuat mata Damian membulat penuh.

Ia membeku. Untuk pertama kalinya, ada seseorang yang benar-benar berhasil membuatnya terdiam. Membuatnya kehilangan kendali, kehilangan kata-kata.

"Aku hitung satu sampai tiga. Jika kau tidak menjawab, hidupmu tidak akan pernah tenang setelah ini."

"Apa yang kau inginkan?"

Lily menyeringai lebar, "Cukup jadikan aku sebagai wanita simpananmu, Tuan Richi."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
5 Chapters
Bab 1. Pertemuan Lily dan Damian
"Selamat pagi, Tuan Damian. Maaf telah membuat Anda menunggu lama." Lily melangkah dengan anggun, setiap gerakan tubuhnya dipenuhi kepercayaan diri yang terlatih. Tumit tingginya mengetuk lantai marmer dengan irama halus, sementara gaun formalnya membalut tubuh dengan sempurna, menonjolkan siluet yang tak bisa diabaikan. Ia duduk di hadapan Damian. Tatapannya tajam, lekat tertuju pada pria itu yang tampak dingin dan kaku—tak tergoyahkan sedikit pun oleh Lily yang tengah berusaha memancing perhatiannya. Lily menyunggingkan senyum tipis. Pikirannya berlarian liar, mencoba memikirkan kembali cara untuk menaklukkan pria yang jauh dari apa yang ia perkirakan. "Tidak masalah, Nona Moretti. Kita tidak perlu terlalu formal." Nada suara Damian terdengar santai, tapi Lily menangkap sesuatu di balik senyumnya yang samar. Ia tahu siapa Damian Richi. Seorang pria yang cukup berbahaya, dikenal luas di dunia bisnis dengan cara-cara keras dan tanpa kompromi. Namun, bagi Lily, itu bukanlah h
last updateLast Updated : 2025-03-25
Read more
Bab 2. Kesepakatan Penawaran Lily
"Yang aku tahu, sosok pria sepertimu tidak suka menghabiskan waktu terlalu lama untuk membuat keputusan," ucap Lily dengan nada datar namun tajam, membuyarkan lamunan Damian. Pria itu mengerjap pelan, terhentak sejenak seolah baru tersadar dari perjalanan panjang dalam pikirannya sendiri. Tatapan kosongnya sebelumnya tampak penuh beban, seolah bayang-bayang masa lalu kembali menghantuinya. "Ya, aku menyepakatinya," gumam Damian akhirnya, suaranya rendah dan berat. Ia memutar badannya sehingga membelakangi Lily. "Bagus," balas Lily sambil tersenyum, senyum yang terpatri anggun di wajahnya seperti topeng tak tergoyahkan. Di balik senyum itu, ada ribuan helai niat tersembunyi. Rencana awalnya berjalan nyaris sempurna. Layaknya rubah kecil yang lihai, Lily tahu betul kapan harus bergerak, kapan harus diam, dan kapan harus mencabik. Ia bukan hanya cantik, tapi cerdik—sangat cerdik. Tak. Tak. Tak. Ketukan sepatu hak tingginya terdengar begitu nyaring, Lily mendekati Damian yang mas
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
Bab 3. Iblis
Lily melangkah dengan sensual melewati Bianca yang tengah menunggu Damian. Tatapan Bianca tampak sinis, penuh ketidaksabaran, sementara Lily terlihat jauh lebih tenang, seolah kemenangan sudah ada di tangannya. Langkahnya ringan dan percaya diri, seperti seorang ratu yang baru saja menaklukkan mangsanya.Apa yang dilakukan Lily di sana? Bianca sama sekali tidak tahu bahwa Lily berada di tempat yang sama dengan kekasihnya.Setelah melewati Bianca beberapa meter, Lily akhirnya berhenti. Ia menoleh perlahan, menatap wanita itu dengan senyum tipis yang penuh arti."Hm, kasihan sekali. Dibuat menunggu oleh kekasihmu sendiri," ucapnya dengan nada manis, tetapi penuh racun."Moretti bekerja sama dengan Richi Group. Apa kau tidak tahu, wahai wanita sialan?"Bianca tampak berpikir keras. Damian tidak pernah memberitahunya bahwa Richi Group bekerja sama dengan Moretti. Siapa yang lebih dulu menawarkan kerja sama?"Kau tidak pantas menjalin kerja sama dengan Richi Group."Lily terkekeh kecil. "H
last updateLast Updated : 2025-03-26
Read more
Bab 4. Menarikku Ke Atas Ranjangmu
"Damian Richi, aku perlu membuktikan ucapanmu itu. Aku tidak peduli dengan siapa kau di masa lalu. Yang jelas, menghancurkan Bianca adalah tujuanku."Lily menatap bayangannya di cermin besar di hadapannya. Gaun mewah berkelas dan mahal sudah melekat sempurna di tubuhnya. Kali ini, ia memilih gaun yang sedikit lebih terbuka—tentu saja, untuk menyelinap dan menggagalkan makan malam Bianca dengan pria itu.Senyum tipis terukir di bibirnya. Jemarinya dengan perlahan menyusuri garis lehernya, merasakan kain lembut yang membungkus kulitnya."Aku hanya penasaran... apa kau akan tetap bersama wanita itu, atau malah meninggalkannya dan menarikku ke atas ranjangmu, seperti yang sudah pernah kau katakan sebelumnya?Lily menyelipkan sehelai rambut ke belakang telinganya, memperhatikan pantulan dirinya di cermin dengan penuh percaya diri. Ia tahu apa yang ia lakukan berbahaya, tetapi itu justru yang membuatnya semakin bersemangat.Dengan langkah anggun, ia mengambil tas tangan kecilnya lalu berjal
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more
Bab 5. Tidak Bisa Pergi
Tidak terdengar lagi suara Bianca di luar sana. Dengan itu, Damian langsung bergegas keluar dari dalam toilet. Tujuannya jelas, yaitu mengejar buruannya yang telah kabur entah ke mana."Kau pikir kau bisa pergi begitu saja, Nona Moretti? Kau yang lebih dulu membangkitkanku. Jangan pikir aku hanya pria biasa seperti yang ada di pikiranmu," gumam Damian dengan senyum tipis.Dengan cepat, ia melajukan mobilnya, meninggalkan Bianca yang masih sibuk mencari keberadaannya. Ia tahu betul di mana Lily. Damian adalah orang berkuasa yang tidak mudah dikelabuhi begitu saja—memiliki anak buah di mana-mana yang bisa memberikan informasi apa pun.Mobil Damian berhenti di salah satu klub mewah. Buruannya ada di dalam sana.Lily duduk di sofa VIP dengan anggun, jemarinya memainkan gelas wine merah yang berputar perlahan di tangannya. Sorot matanya penuh kepuasan saat mengamati kerumunan di lantai dansa, seolah yakin pria itu akan segera tiba.Dan benar saja.Damian melangkah masuk ke klub dengan lang
last updateLast Updated : 2025-03-27
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status