Cheryl. Seorang perempuan yang terjebak toxic relationship bersama dengan cowok bernama Axel, karena terjebak hutang dengan pacarnya, hingga kemudian memutuskan mencari pekerjaan, hingga memutuskan menjadi seorang babysitter. Awalnya Cheryl mengira kalau dia tidak akan tertarik pada pria yang berusia di atasnya, apalagi dia mempunyai status seorang Duda, tapi ... seiring berjalannya waktu, membuat sesuatu timbul dalam diri Cheryl. Sikap Duda itu juga sangat baik pada Cheryl, bahkan dia beberapa kali melindungi Cheryl dari mantan pacarnya, hingga kemudian tersebar kalau mereka mempunyai hubungan Istimewa. Akankah perjalanan cinta seorang babysitter itu mulus?
View MorePandangan seorang perempuan yang sudah menunggu cukup lama terfokuskan memperhatikan seorang laki-laki yang tengah menggunakan jaket levis dengan kaos warna putih sebagai dalamannya.
Sebuah senyuman terukir dengan jelas di bibir perempuan pemilik nama Cheryl, karena dia baru saja melihat Axel menyisir acak rambutnya yang membuat aura penuh pesona terpancarkan dari diri laki-laki berusia 21 tahun.
“Sudah lama menunggu?” tanya Axel.
“Lumayan, lebih dari 30 menit.” Cheryl merasa setengah kesal karena Axel datang begitu lama.
“Sorry sayang,” ucap Axel yang kemudian menarik tangan yang sedari tadi dia simpan di belakang, karena dia tengah memegangi sesuatu.
“Apa ini?” tanya Cheryl sambil memperhatikan paper bag dengan merk ternama yang begitu jelas tertulis.
“Buka saja, untuk perempuan kesayangan,” jawab Axel.
Cuph
Sebuah kecupan mendarat di pipi Cheryl, kemudian Axel duduk dengan santai di kursi sambil memperhatikan Cheryl yang tengah mengintip isi paper bag yang sudah dia bawakan.
Melihat apa yang ada di dalamnya, membuat Cheryl tidak jadi mengeluarkannya, dia hanya bisa mengukirkan senyumnnya, karena dia merasa tidak aneh dengan tingkah pacarnya yang begitu royal terhadapnya.
“Apakah kamu sudah lapar? Mau makan sekarang?” tanya Cheryl.
Waktu berlalu dengan begitu saja, mereka menikmati makan malam dengan begitu santai, hingga kemudian Cheryl menyadari kalau ada sebuah notifikasi yang masuk, tapi bukan ke handphone-nya.
“Tunggu sebentar ya sayang, mau ke Toilet.”
“Mau ngapain?” tanya Cheryl kebingungan.
“Memangnya mau ngapain di Toilet?” tanya balik Axel dengan senyuman kecilnya.
Tangan Axel mengelus-elus kepala Cheryl penuh dengan kelembutan. “Tunggu sebentar ya atau mau ikut?”
Mendapatkan pertanyaan itu membuat Cheryl langsung menggelengkan kepalanya, sementara Axel mengukirkan senyuman kecilnya yang kemudian dia mengelus pipi Axel sampai pada akhirnya dia melangkahkan kaki.
“Wangi parfume perempuannya kecium banget di badan Axel!” Dari awal Axel mengecupnya, dia sudah mencium dengan jelas aroma parfume perempuan dan saat Axel melangkah wanginya tercium jelas.
Awalnya Cheryl ingin diam di tempat, hanya saja hatinya merasa gelisah sampai pada akhirnya Cheryl bangkit, dia menarik roknya yang pendek terlebih dahulu.
Toilet di Restoran ini digabung jalan masuknya, antara perempuan dan juga laki-laki, sehingga Cheryl bisa melangkahkan kaki dengan begitu santai sampai kemudian dia memperhatikan seorang perempuan yang tengah menggunakan rok berwarna maroon dengan atasan baju lengan pendek yang begitu membentuk tubuhnya, bahkan buah dadanya terbentuk dengan jelas.
*****
23:01
Di sebuah tempat yang isinya adalah orang yang tengah menikmati minuman beralkohol dengan musik yang mengalun dengan sangat kencang, ada seorang perempuan yang baru saja memergoki pacarnya selingkuh.
Kali ini Cheryl tidak sendiri, dia tengah bersama dengan Reva, teman dekatnya.
“Kedengeran jelas Rev, mereka itu bermesraan di Toilet dan Axel jelas ada di dalam. Bukan ngada-ngada, karena pas mendengar suara mereka, aku langsung menghubungi Axel untuk memastikan apakah dia ada di dalam atau tidak dan suara handphone Axel ada di dalam Toilet itu!” Cheryl bercerita dengan rasa kecewa dan juga emosi yang tinggi.
“Kan sudah berapa kali dibilangin, kalau Axel itu laki-laki yang red flag, sebaiknya kamu segera tinggalkan dia, dibandingkan terus-terusan sama dia ... hidup kamu itu gak akan damai kalau terus sama dia.” Reva memberikan saran dengan sangat baik.
“Siapa sih yang mau terus-terusan sama dia? Sebenarnya udah cape kalau terus sama dia tapi ... gak bisa!” jawab Cheryl yang muak dengan keadaannya.
“Gak ada kesempatan untuk jauh dari dia, apalagi setelah kejadian si gila Jordan yang menjadikan Adiknya ini sebagai bayaran taruhan dia sama Axel!”
Tangan Cheryl mengacak-acak rambutnya frustrasi. “Arh! Kenapa harus punya Abang bego dan nyusahin? Kan makin gak bisa lepas dari Axel!”
Merasa sudah sangat pusing dengan apa yang dia alami, membuat Cheryl semakin gila untuk minum. Tidak tahu berapa banyak gelas yang sudah dia habiskan, bahkan matanya sudah mulai terlihat memerah.
“Cher, udah kayak gini, mending cabut sekarang! Gak mau ya kalau aku harus ngurus kamu yang udah mabuk berat kayak gini, ayok cabut!” Reva menarik paksa Cheryl, tapi Cheryl masih merasa belum puas, hingga dia langsung meneguk minuman dari botolnya.
“Cher! Ayok pulang!”
Bukan bangkit untuk pulang, Cheryl malah menawarkan minuman pada Reva. “Mau?”
“Kalau sekarang ikut minum, kita mabok bareng di sini, nanti kita jadi santapan mereka. Gak lah, gak mau!” Reva menolak karena dia masih sadar.
Banyak kalimat demi kalimat yang Reva ucapkan, hanya saja tidak Cheryl hiraukan, dia terus melampiaskan masalahnya dengan terus minum sampai rasa pusing di kepalanya sudah sangat memuncak.
Uooo!
“Mampus kan muntah! Udah ayok balik!” ajak Reva secara paksa, tapi Cheryl begitu keras kepala.
*****
23:52
Reva masih di tempat yang sama, dia menemani Cheryl sambil berpikir serius. “Eh Cher, kan katanya tadi mau lepas dari Axel dan alas an gak bisa lepas dari Axel itu karena terlibat hutang sama dia?”
Cheryl mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kenapa gak bayar aja hutangnya?" Reva berucap dengan sangat ringan yang membuat Cheryl memutar bola matanya malas dengan raut wajah kesal.
"Kalau punya banyak duit juga pengen dibayar tuh hutang, biar gak terus-terusan pusing, bakalan dibayar semua hutangnya!" Cheryl merasa sangat kesal dengan usulan dari Reva.
"Kan udah dibilangin, kalau mau punya uang itu kerja, kecuali ya punya sugar daddy! Udah dikasih juga tuh kerjaan yang menjanjikan dengan bayaran yang gede banget, kenapa masih gak mau?" Reva juga ikut merasakan yang namanya kesal.
"Kerja juga gak akan langsung dapat uang, lagian takut itu penipuan, masa iya jadi Babysitter doang gajinya bisa sampai 25 juta, bahkan bisa lebih?" Cheryl merasa sangat tidak percaya.
Apa yang Cheryl ucapkan juga cukup Reva pikirkan, dia juga tidak sepenuhnya percaya, hingga kemudian dia memikirkan hal apa yang bisa Cheryl lakukan agar terlepas dari pacarnya yang sangat suka selingkuh.
“Cher, kan kamu cantik nih? Kenapa gak ikut saja kayak Axel? Bermain bersama dengan yang lain, bagaimana?” tanya Reva yang membuat Cheryl mengalihkan pandangan, dia menatap Reva dengan tanda tanya.
“Kayaknya Axel gak akan nerima deh kalau perempuannya main di belakangnya, tapi inget ... harus cari laki-laki yang lebih dari dia.”
Hembusan napas kasar Cheryl keluar setelah dia mendengar apa yang Reva sampaikan. “Permasalahannya itu! Tahu sendiri kan Axel orangnya kayak gimana? Tampang dia, badan, dan lainnya kayak gimana? Terus ... nyari laki-laki yang mau menemani, apalagi sampai bermain secara cepat dengan kategori melebihi Axel di mana?”
Pertanyaan Cheryl membuat Reva terdiam, dia sangat tahu kalau Axel terbilang hampir sempurna, mulai dari tampang yang sangat oke, tubuh yang juga mempesona dan kekayaan yang apalagi sudah tidak perlu dijelaskan.
“Cari laki-laki yang melebihi dia, terus yang mau langsung jadi selingkuhan itu di mana? Kalau kamu tahu, cepat segera kasih tahu atau kalau kamu punya ide kasih tahu langsung Rev!”
Penuh dengan keseriusan, Reva berpikir karena dia cukup kasihan melihat sahabatnya terus-terusan disakiti oleh pacarnya. “Gimana kalau kita ke Red House?”
“Red House?”
Reva menganggukkan kepalanya. “Ya, di sana banyak orang yang bisa kita bayar untuk melakukan apa pun dan di Red House bukan hanya menyediakan perempuan sebagai objek belinya, tapi banyak juga laki-lakinya.”
“Objek beli?”
“Ah! Kenapa punya temen kuno banget, masa gak tahu Red House?!”
“Rumah merah?” tanya Cheryl dengan begitu polos.
“Red house itu nama tempat bodoh!” Reva menggeplak Cheryl dengan kesal. “Semacam tempat penyewaan wanita-wanita, tahu kagak?!”
“Oh, semacam Rumah bordil?”
“Ya, tapi di sana ada laki-lakinya juga. Jadi, kalau berminat, bisa sewa salah satu laki-laki di sana yang biasanya punya body yang oke. Bisa lah bermain sama salah satu dari mereka, terus nanti foto atau videonya dikirim ke Axel, seolah-olah selingkuh dari dia.”
Penuh dengan keseriusan Cheryl berpikir, karena dia memang belum paham ke mana arah pembicaraan Reva, sebab kepalanya sudah pusing karena terlalu banyak minum.
“Bagaimana, mau tidak?” tanya Reva memastikan.
*****Dirga berada di ruang tamu, duduk di kursi dengan tangan terlipat di pangkuannya. Raut wajahnya tampak kaku, sementara tiga sosok di depannya mulai membuka pembicaraan yang sudah lama ia hindari. Ada Mama Novita, Mamanyaa dan juga sudah pasti dengan mantan istrinya, duduk di sisi yang berlawanan dengan ekspresi yang berbeda-beda."Kamu tahu, Dirga, Novita sudah berubah," ujar Mamanya dengan lembut, seolah berusaha meyakinkan anaknya tersebut. "Dia sudah menyesali perbuatannya di masa lalu. Mungkin ini saatnya kalian berdua mencoba lagi."Mamanya Novita menganggukkan kepalanya. “Semua orang pernah berbuat salah Dirga, akan lebih baik kalau kamu memaafkan kesalahan yang sudah Novita perbuat, agar kalian bisa memperbaiki semuanya dan menjalani masa sekarang dengan masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.”Dirga menatap mereka dengan tatapan yang sulit dibaca. Kemudian, Dirgaa beralih melirik Novita, yang duduk dengan wajah penuh penyesalan dan harapan, jika harus dijelaskan anta
“Rean.”“Iya Ma, ada apa?”“To the point saja ya,” ucap Mamanya yang membuat Rean mengangguk dalam sebuah rasa tanda tanya, karena memang dia tidak tahu hal apa yang ingin Mamanya bicarakan.“Kamu kenal dengan babysitter-nya El kan?”“Cheryl?”Mamanya Rean menganggukkan kepalanya.“Iya Ma, kenal. Kenapa?”“Mama dapat kabar kalau dalam beberapa waktu terakhir ini kamu seperti terlihat sedang mengejarnya.”Mendengar kalimat itu membuat Rean mematung, dia menatap Mamanya dengan sangat serius, karena ada sebuah rasa penasaran dalam dirinya tentang siapa orang yang memberi tahu hal ini pada Mamanya.“Tidak, kenapa memangnya?”“Rasanya kalau dilihat-lihat, mungkin kamu lebih cocok bersama dengan dia, secara kalian sama-sama masih muda, sama-sama belum menikah, tidak seperti saat dia bersama dengan Kakak kamu yang jelas perbedaan statusnya.”Di sini Rean masih tanda tanya, dia berpikir dengan begitu serius. “Memangnya kenapa?”“Papa kamu juga sudah mempertanyakan status kamu yang belum mempe
“Om ... sebenarnya hubungan ini mau di bawa ke mana?”Pertanyaan yang baru saja Cheryl ucapkan membuat Dirga mematung, dia mengalihkan pandangannya sampai pada akhirnya dia menatap Cheryl dengan begitu dalam, hanya saja Cheryl terus memandangi Dirga dengan penuh tanda tanya.“Mau dibawa ke mana Om, kalau cuma gini-gini aja, aku yang cape Om.”Kalimat itu begitu tergambar jelas dari ekspresi Cheryl yang memang dia sudah lelah menjalani hubungan yang tidak tahu ke mana arahnya.“Sebenarnya kamu tahu kalau saya bersama dengan Novita malam itu dari siapa?”“Om gak perlu tahu aku tahu dari mana, hanya saja aku memang tahu akan hal tersebut dan aku bukan sedang membahas dia Om, aku sedang membahas hubungan kita.”Cheryl menarik napasnya dengan sangat dalam. “Kayaknya udah jelas banget deh kalau hubungan kita itu banyak yang menentang, apalagi keluarga Om juga terlihat jelas gak suka sama aku.”“Hubungan kita bakalan berat kalau dilanjutkan,” ucap Cheryl yang memang sudah paham dengan keadaa
“Rean! Rean!”Mendengar namanya dipanggil dengan menggunakan nada bicara yang sangat tinggi membuat Rean merasakan yang namanya kaget sampai kemudian dia mengalihkan pandangannya.Belum sampai Rean beranjak dari tempat duduk untuk melangkahkan kaki ke arah pintu, karena ingin membuka pintu, tapi sudah ada orang yang masuk ke Ruangannya dan di wajah orang itu terlihat jelas sebuah amarah yang begitu tinggi.“Rean!”“Ada apa?” tanya Rean dengan menggunakan nada bicara yang santai, karena memang dia tidak tahu hal apa yang membuat orang itu datang.Beranjak dari tempat duduknya untuk menghampiri Kakaknya membuat Rean merasa kaget, karena baru saja Kakaknya menarik kerah kemejanya dengan begitu kuat, apalagi tatapannya begitu tajam.“Ada apa Kak?”“Ada apa, ada apa, tidak usah berpura-pura tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi!”Kening Rean mengernyit tanda tanya. “Kenyataannya aku memang tidak tahu apa-apa, memangnya kenapa? Kenapa datang-datang langsung marah?” Rean masih memberikan
Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,
Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments