
Jerat Cinta Pembantu Jandaku
Kanaya seorang wanita berusia 25 tahun harus menelan pil pahit dalam pernikahannya bersama Hendra. Kanaya harus rela pernikahan mereka hancur karena pengkhianatan yang dilakukan oleh Hendra.
Dengan sangat tega, Hendra berselingkuh dengan Susi yang merupakan sahabat dekat Kanaya. Mereka berdua tak punya hati dengan mempermainkan perasaan Kanaya.
Bahkan, Hendra langsung menjatuhkan talak kepada Kanaya, meski Kanaya mencoba bertahan demi putri mereka yang masih berusia dua tahun.
Namun, keputusan Hendra sudah bulat. Pernikahan mereka tak lagi bisa dipertahankan sebab Hendra sudah terpikat dengan Susi.
Namun, yang lebih mengejutkan lagi, Hendra menggadaikan sertifikat rumah Kanaya dan Kanaya harus menanggung hutang-hutang Hendra.
Alhasil, Kanaya harus memutar otaknya agar tetap bisa menghidupi putrinya dan membayar hutang-hutangnya.
Tawaran dari budenya Lastri, akhirnya membuat Kanaya ikut ke Jakarta menjadi seorang pembantu.
Dan siapa sangka, niat hati ingin mengadu nasib. Kanaya malah di pertemukan dengan takdirnya.
Tanpa Kanaya duga, ia terlibat hubungan yang rumit dengan majikannya sendiri bernama Bramantyo. Bram yang merupakan CEO kaya raya, jatuh cinta kepada Kanaya. Namun, status sosial mereka dan kasta jelas berbeda.
Apakah cinta Kanaya dan Bram akan berlabuh?
Read
Chapter: Bab 120Semua orang terlihat sangat bahagia menyambut kelahiran baby Archio yang sangat tampan. Mereka bahkan tak berhenti memuji kelucuan dan ketampanan dari baby Archio. Bahkan, wajah baby Archio mirip sekali dengan Bram sewaktu kecil. Dan untuk pertama kalinya, Linda bisa merasakan menggendong cucu kandungnya. Linda sampai tak bisa membendung air matanya. Edward yang ada disana pun terus memandangi wajah cucunya itu. Dan ini kali pertama Edward merasakan kebahagiaan yang luar biasa. "Mirip dengan Bram waktu kecil kan, Pa?" ujar Linda mencari validasi. "Mirip sekali. Hidung, bibir, dagu mirip sekali dengan Bram." "Mbak Kanaya dapat hikmahnya saja. Kasihan sekali." ledek Bella. Kanaya yang terbaring di bed hanya bisa tersenyum saja. Meskipun, putranya tak ada mirip-mirip nya dengan dirinya, Kanaya sama sekali tak mempermasalahkannya. Yang terpenting baby Archio lahir dengan selamat. "Aku mau lihat adek, Pa. Aku mau cium adek chio." rengek Zahra yang ada di pangkuan Bram.
Last Updated: 2025-12-11
Chapter: Bab 119 Sesampainya di rumah sakit, Kanaya lagsung dibawa ke ruang bersalin. Bram pun ikut ke dalam karena ia tak mau meninggalkan sang istri yang tengah berjuang demi melahirkan buah hati mereka. Berjam-jam mereka menunggu pembukaan Kanaya lengkap. Dan selama itu, Bram tak sedikitpun beranjak dari samping sang istri. Bahkan, Kanaya mencoba tak bereaksi berlebihan ketika merasakan betapa sakitnya kontraksi karena ia tak mau membuat Bram khawatir. “Sayang, kamu masih kuat? Kalau tidak, bagaimana kalau kamu bersalin secara caesar saja.” Kepanikan jelas terpancara di wajah Bram. Namun, Kanaya tetap menunjukkan senyumnya di tengah kesakitan yang ia rasakan. “Enggak perlu, Mas. Aku coba normal dulu ya. Soalnya, dulu saat melahirkan Zahra pun aku bersalin secara normal.” Bram mencium punggung tangan Kanaya. Bram bahkan sampai menangis karena tak sanggup melihat istrinya kesakitan seperti ini. “Kamu menangis, Mas?” Kanaya menangkup wajah Bram untuk memastikannya. “Aku enggak tega sama kamu
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Bab 118 Sepulangnya dari pertunjukkan seni Zahra, semua orang pergi ke restoran untuk makan siang. Zahra pun sudah berganti pakaian namun riasannya masih menempel pada wajah gadis cantik itu karena Zahra tidak mau jika makeup nya itu sampai di hapus. Dan alhasil, Kanaya membiarkan Zahra bermakeup peri seperti itu. “Makan yang banyak. Kamu pasti capek sekali tadi.” ujar Linda sembari menambahkan nasi ke piring Zahra. “Penampilanku tadi bagaimana Oma? Bagus tidak? Aku tadi nervous banget sampai-sampai aku pengen pipis di atas panggung.” Celetukan dari Zahra mengundang tawa semua orang. Zahra memang tidak pernah bisa bohong. “Bagus banget. Kamu enggak dengar tadi Oma dan Opa teriaknya paling kencang?” “Dengar kok. Aku sampai geleng-geleng kepala.” Kanaya menahan senyumnya karena Zahra sudah pintar untuk menanggapi orang-orang. Dan Kanaya hanya akan menegur jika Zahra sudah melewati batas. “Onty ambil fotoku banyak tidak? Aku mau ibu upload di media sosialku nanti.” “Tenang saja. Onty
Last Updated: 2025-12-08
Chapter: Bab 117Waktu berlalu sangat cepat. Kini, usia kandungan Kanaya sudah memasuki bulan ke sembilan. Kehidupan rumah tangga Kanaya semakin harmonis, terlebih lagi dengan mertua Kanaya yang sudah bisa menerima Kanaya sepenuhnya. Di sisi lain, kehidupan mereka semakin tenang sebab Yasmine dan juga Aron sudah mendapatkan hukuman yang pantas atas kejahatan mereka. Dan semoga saja, ini bisa menjadi pembelajaran yang baik untuk dua orang itu. Dan kini, Bram mulai membatasi aktivitas Kanaya. Bram tak mau Kanaya terlalu lelah karena ini sudah mulai memasuki HPL nya. Bahkan, yang aktif mengatar jemput zahra sekolah adalah Bram dan bergantian dengan Linda. Zahra sudah berusia tiga tahun lebih sekarang dan sudah masuk pra sekolah. Bram memasukkan Zahra ke sekolah yang elit dan itu membuat Kanaya senang karena Bram tak pernah memperlakukan Zahra dengan buruk. “Kamu harus banyak makan sayur dan protein, Kanaya. Tambah lauknya lagi.” Linda langsung meletakkan paha ayam di piring Kanaya yang sudah ham
Last Updated: 2025-12-06
Chapter: Bab 116Du hari kemudian,Semua orang sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Kanaya yang sebenarnya sedikit mual mencoba menahan diri agar tidak mengganggu keluarganya yang lain. Sedangkan, Zahra begitu anteng menikmati makanannya di sampingnya. “Nanti, kamu akan ke menemani Kanaya untuk memberikan keterangan kepada polisi?” ucap Linda melempar tanya. Bram yang fokus mengunyah pun menganggukkan kepala. “Iya, Ma. Hari ini, jadwal Kanaya untuk memberikan keterangan sebagai korban sekaligus saksi.” Kanaya melirik Bram sekilas lalu kembali fokus menghabiskan sarapannya. “Sepertinya, mereka akan di tuntut dengan hukuman berat. Kejahatan mereka sangat tidak termaafkan dengan memalsukan kematian seseorang,” sambar Setya. Bella menggangguk lalu berkata, “Benar sekali. Semoga saja, mereka mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. “ “Kamu baik-baik saja kan Kanaya? Jangan takut dan katakan yang sejujurnya di hadapan petugas,” pinta Linda. Kanaya menelan paksa nasi
Last Updated: 2025-12-04
Chapter: Bab 115 Setelah dua hari menginap di rumah Kanaya, akhirnya Bram dan Kanaya kembali ke Jakarta. Mereka sudah cukup puas menghabiskan waktu di kampung halaman Kanaya. Bram bahkan sangat senang karena ia bisa melepaskan penatnya dari rutinitas padatnya. Begitupun dengan Kanaya, yang akhirnya bisa menikmati keasrian desa yang begitu ia rindukan itu. “Oh cucu Oma...” Kedatangan mereka langsung disambut dengan bahagia oleh Linda yang memang sudah menunggu kedatangan anak, menantunya dan cucu nya itu. Bahkan, Linda langsung mengambil Zahra dari gendongan Bram. “Oma rindu sekali dengan kamu.” “Aku juga,” jawab Zahra dengan lucunya. Edward pun ada disana. Ia mengelus lembut rambut panjang Zahra lalu menciumnya. Melihat itu, hati Kanaya tesentuh. Kanaya tak peduli jika Edward tidak bsia menerimanya, namun Kanaya sangat bahagia karena putrinya bisa di terima oleh sang papa mertua. “Bagaimana keadaan kalian? Sehat?” tanya Linda. “Alhamdulillah, sehat,”jawab Kanaya. Kanaya mencium punggung
Last Updated: 2025-12-03

Tetangga Mesumku, Ternyata Dosenku!
Hidup Serina Veronika seorang mahasiswi yang semula tenang, mulai terganggu dengan kedatangan tetangga baru tepat disamping rumahnya.
Tetanggga barunya yang merupakan seorang pria bernama Damar itu langsung terlibat insiden tidak mengenakkan dengannya sewaktu di bus. Serina menuduh Damar sebagai pria mesum yang melecehkannya di transportasi umum.
“Dasar pria mesum! Beraninya kamu melecehkan saya di tempat umum seperti ini?”
Dengan suara lantang, Serina meneriaki Damar sebagai pria mesum di depan semua orang. Meskipun, Damar mencoba mengelak tuduhan itu, namun Serina masih bersikukuh jika Damar lah yang melecehkannya.
"Bukan saya pelakunya."
Tanpa Serina tahu, ternyata tetangga mesumnya itu adalah dosen baru di kampusnya. Serina tak percaya dengan semua ini, hingga membuatnya mati kutu di hadapan Damar.
Mulai hari itu, mereka terlibat banyak hal bersama. Damar sosok misterius yang menyimpan banyak rahasia nyatanya mampu menarik perhatian dari Serina.
Damar banyak sekali membantu masalah keluarga Serina hingga membuat Serina merasa berhutang budi kepada Damar.
Namun, tanpa Serina tahu, kebaikan yang Damar tunjukkan selama ini nyatanya menyimpan sejuta tujuan yang membuat Serina terperangkap ke dalamnya.
“Kamu harus menanggung dosa yang telah dia lakukan. Aku datang kesini untuk membalas semuanya, Serina.”
Rahasia besar apa yang sebenarnya Damar sembunyikan dari Serina?
Read
Chapter: Bab 92Farah tentu saja sangat terkejut mendengar hal ini. Entah ia harus berekspresi seperti apa. Harusnya, farah bahagia karena sebentar lagi ia akan memiliki cucu, namun Farah sama sekali tak merasakan hal itu. Justru ada kemarahan yang tersimpan dalam hatinya mengingat Serina mengandung anak dari Damar. “Bu....” Serina menggenggam tangan farah. Tentunya, Serina tahu isi pikiran Farah saat ini. “Ibu bahagia kan?” tanya Serina kemudian. Farah sekilas melirik Damar yang masih berada disana. Bagi Farah , Damar adalah seorang monster yang menakutkan karena pria ini berhasil memanipulasi putrinya. Serina seperti wanita bodoh yang termakan bujuk rayu dari Damar. Serina hanya di peralat oleh Damar saja. Dan jika tujuan Damar telah tercapai, maka putrinya ini akan dibuang bak sampah. “Harusnya ibu senang. Tapi, ibu tahu jika kamu hanya akan mengandungnya saja tanpa bisa merawat anakmu. Jadi, ibu harap agar anak itu cepat lahir dan setelah itu, ibu akan membawamu pergi dari hidup suami ke
Last Updated: 2025-12-26
Chapter: Bab 91Akhirnya, Serina dipindahkan ke ruang perawatan. Serina cukup terkejut karena ruang perawatannya dibilang sangat berkelas. Hanya ada dirinya seorang disini dengan ruangan yang sangatlah nyaman. Ia tak menyangka, jika Damar akan memberikan fasilitas terbaik di rumah sakit ini. Padahal, Serina pikir Damar akan menempatkannya pada kamar biasa yang terdiri dari dua atau tiga orang pasien setiap kamarnya. Dan sejak tadi, Damar terus ada di sisinya. Damar terus mengawasi gerak-gerik Serina sampai-sampai membuat Serina tak nyaman. Baginya, sikap Damar terlalu berlebihan sekali. “Kamu mau apa?” tanya Damar dengan cepat ketika melihat tubuh Serina bergerak. “Aku mau berubah posisi, Mas. Aku ingin miring.” “Sebentar...” Damar langsung membantu Serina untuk melakukan itu. “Aku bisa sendiri. Kenapa kamu repot sekali,” gerutu Serina. Damar kemudian beralih ke sisi Serina. “Aku tidak mau kamu banyak gerak. Kamu ingat kata dokter tadi kan? Enggak boleh terlalu capek apalagi kehamilan kamu ma
Last Updated: 2025-12-25
Chapter: Bab 90Semua orang hampir berteriak kompak ketika Serina tiba-tiba saja pingsan tak sadarkan diri. Damar yang memang ada tepat di dekat Serina seketika bangkit dari duduknya dan menghampiri Serina. Ajeng yang ada di kursi belakang pun tak mau ketinggalan melihat sahabatnya terkulai lemas di lantai. Damar menopang tubuh Serina dan mencoba menyadarkan sang istri. “Serina, bangun!” “Serina, bangun! Kamu kenapa ?” teriak Ajeng tak bisa mengontrol dirinya. Namun, Serina sama sekali tak terusik dan masih belum sadarkan diri. “Bawa kertas ujiannya ke ruanganku!” titah Damar kepada Ajeng. “Tapi, saya mau antarkan Serina ke klinik, Pak.” “Aku yang akan mengantarnya. Kamu turuti saja perintahku.” Damar tak mau membuang waktu. Detik itu juga, Damar menggendong tubuh Serina. Hal itu , tentunya tak luput dari semua orang yang masih ada di kelas. Dulu, Damar dan Serina pernah di gosipkan dan sekarang lihatlah betapa pedulinya Damar kepada Serina. Itu tentunya memunculkan kembali spekulasi diantara
Last Updated: 2025-12-25
Chapter: Bab 89“H-hamil?” beo Serina. Serina masih menutup hidungnya. Ucapan dari Damar tentu saja mengejutkan baginya. “Enggak, mas. Aku kan sudah bilang kalau vertigo ku kumat, aku pasti seperti ini. Jadi, ini tidak ada kaitannya dengan aku hamil atau tidak.” Jawaban dari Serina tentunya sedikit membuat Damar sedih. Entah kenapa, ia ingin sekali mendapatkan jawaban seperti yang ia harapkan tentunya. “Ya sudah. Apa yang sekarang ingin kamu makan?” Damar memilih mengalah. Ia tak mungkin memaksa Serina untuk memakan sate itu. Karena Serina tengah sakit, maka Damar akan berubah menjadi peri baik untuk menuruti semua keinginan Serina. Jarang-jarang sekali sebenarnya, Damar memperlihatkan sisi perhatiannya seperti ini. “Aku tidak mau makan apa-apa. Aku mau tidur saja. Aku sudah sangat mengantuk sekali.” “Baiklah..” Damar bangkit dan merapikan selimut Serina. Sebelum pergi, Damar mengelus kepala Serina terlebih dulu. “Kamu tidak mau tidur disini?” tanya Serina. “Kamu tidak keberatan?” Seri
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: Bab 88Liburan panjang Damar dan Serina akhirnya harus usai. Kini, keduanya sudah tiba kembali di Jakarta. Melakukan perjalanan cukup lama membuat Serina sangat lelah sampai-sampai kepalanya terasa pusing dan perutnya mual sekali. Serina memang belum terbiasa untuk melakukan perjalanan udara. Bahkan, ia masih sangat ketakutan sekali tadi. Dan itulah yang menyebabkan kondisi Serina menjadi tak karuan bahkan sampai dirinya berada di rumah Damar. Serina terus pejamkan matanya tanpa mau membukanya. Kepalanya berat dan pusing, hal itu membuat Serina enggan untuk bangun. Bahkan, Damar harus menggendongnya sampai ke kamar tadi. “Aku panggilkan dokter ya...” ucap Damar yang tak tega melihat kondisi Serina. Serina menggeleng dengan lemah. “Belikan aku obat sakit kepala saja, Mas. Ini pasti efek karena aku sangat takut tadi di pesawat.” “Tapi, kamu butuh pemeriksaan dokter. Tubuh kamu sangat lemah begini.” “Aku tidak apa-apa. Aku hanya butuh istirahat saja.” Damar menghela napas kasar. Serina
Last Updated: 2025-12-24
Chapter: Bab 87 Serina melepaskan pelukannya lebih dulu. Sungguh, ia sangat bahagia sekali sampai tak bisa mengendalikan diri untuk tidak memeluk Damar. Serina sebenarnya tak tahu, apakah Damar melakukan ini semua dengan tulus atau atas dasar janjinya saja. Tapi, setidaknya ini sudah cukup membuat Serina senang karena sikap Damar yang perlahan mulai berubah. “Maaf, Mas. Aku tidak sengaja tadi,” ucap Serina penuh dengan kecanggungan. Serina selipkan helaian rambutnya yang bertebrangan tersapu oleh angin laut yang cukup kencang. “Tidak apa. Terkadang, orang mengungkapkan ekspresinya dengan cara yang berbeda-beda.” Jawaban dari Damar setidaknya tidak menyudutkan Serina. “Ehmmm, terus apa yang akan kita lakukan disini? Disini tak ada siapapun.” “Ada kejutan lain tentunya. Apa menurutmu aku hanya mengajakmu ke pulau kosong yang tidak ada apa-apanya?” Serina mengedarkan pandangannya. “Memang tidak ada apa-apa disini.” “Sudahlah, ayo ikut denganku.” Damar meraih tangan Serina lalu menggenggamnya.
Last Updated: 2025-12-23