author-banner
Rita Tatha
Author

Novels by Rita Tatha

Pelayan Baru Sang Tuan

Pelayan Baru Sang Tuan

Orang tua dibunuh, semua harta diambil saat Gisela masih berusia sepuluh tahun. Menciptakan rasa trauma yang mendalam untuk gadis kecil itu. Semua rintangan yang harus dihadapi tidak membuat Gisela menyerah. Beberapa tahun kemudian, Gisela telah tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik dan cerdik. Datang sebagai pelayan di rumah Cindy. Merebut perhatian putra dan suami Cindy. Menghancurkan wanita itu secara perlahan. Semua bukan tanpa alasan. Gisela hanya ingin membalas dendam. Mengambil semua hal yang seharusnya menjadi miliknya. Namun, bukan hanya soal balas dendam, Gisela juga harus bisa mengendalikan perasaannya sendiri untuk tidak jatuh cinta. Mampukah ia melakukannya? Sedangkan hatinya bergejolak hebat setiap dekat dengan putra dari wanita yang ia benci.
Read
Chapter: Bab 07
“Nyo-Nyonya.” Gisela tergagap. Saat membalik badan ia langsung berhadapan dengan Cindy yang sudah melayangkan tatapan tajam. Seketika kepala Gisela tertunduk dalam. Tangannya saling meremas saat mendengar langkah Cindy yang mendekat.“Apa yang sedang kamu lakukan!” tanya Cindy lagi. Kali ini, terdengar lebih penuh dengan penekanan. “Saya sedang bersih-bersih, Nyonya. “ Gisela menjawab lirih. Tanpa mengangkat kepala. “Bersih-bersih? Kamu yakin?” Cindy bertanya tidak percaya. “Sepertinya tadi aku melihat kamu mau memukul foto ini.”“Tidak, Nyonya. Anda salah lihat. Saat sedang membersihkan tadi, tiba-tiba tangan saya kram.” Gisela menatap Cindy sambil menunjukkan tangannya. Sedikit mengibaskan agar Cindy benar-benar percaya. “Awas saja kalau kamu berani macam-macam dengan apa pun yang ada di rumah ini!” Cindy menunjuk wajah Gisela. “Baik, Nyonya.” Gisela berusaha tetap terlihat tenang agar Cindy tidak menaruh curiga yang berlebihan lagi.Gisela meremas baju bagian samping s
Last Updated: 2025-12-31
Chapter: Menarik Simpati
“Tu-Tuan.” Gisela yang sedang mengambil minum di dapur, terkejut melihat kedatangan Danuarta tiba-tiba. “Kamu belum tidur?” tanya Danuarta. Melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. “Ini saya mau tidur, Tuan.” Gisela menunduk, tidak berani mengangkat kepala apalagi menatap Danuarta. Saat tidak mendapat respon, Gisela hendak melangkah pergi, tetapi Danuarta menahannya. “Aku minta maaf atas nama istriku. Aku tidak menyangka kalau dia akan menamparmu,” kata Danuarta. Gisela mengangkat kepala dan menunjukkan senyuman tipis. “Anda tidak perlu minta maaf, Tuan. Nyonya sama sekali tidak bersalah.” “Dia hanya salah paham.” Gisela mengangguk. Mengiyakan ucapan Danuarta. “Saya mengerti, Tuan. Kalau begitu saya kembali ke kamar. Saya khawatir kalau Nyonya akan salah paham lagi.” Danuarta hanya diam. Saat Gisela melangkah, tiba-tiba ia tersandung kakinya sendiri. Hampir saja ia terjatuh karena tidak bisa menyeimbangkan tubuh. Beruntung, Danuarta segera menangkap p
Last Updated: 2025-12-30
Chapter: Mengadu
Kamar Gisela terasa hening saat kedua wanita itu saling diam. Terdengar helaan napas panjang Mbok Minah. Gisela hanya diam dan terus tertunduk dalam. Khawatir Mbokan Minah tidak percaya ucapannya. Namun, ternyata tidak. Dengan gerakan perlahan, Mbok Minah mengusap punggung Gisela, membuatnya merasa nyaman. “Aku percaya sama kamu,” kata Mbok Minah. Gisela menoleh, guratan wajahnya menunjukkan kelegaan. Bahkan, senyuman tipis tampak menghiasi bibir Gisela. “Mbok, terima kasih sudah percaya pada saya. Sungguh, saya tidak ada niatan untuk menggoda Tuan Danu. Saya tidak tahu bagaimana menjelaskan kepada Nyonya Cindy. Saya khawatir Nyonya Cindy terus salah paham pada saya,” kata Gisela lirih. Ia kembali menunduk dan meremas ujung baju yang dikenakan. “Jangan dipikirkan. Biar nanti aku bantu jelaskan kepada Nyonya Cindy.” “Terima kasih banyak, Mbok. Kalau tidak ada Mbok Minah, sudah pasti saya akan ....” “Sudah, lebih baik kamu istirahat saja. Baru besok kamu bisa mulai bekerja,” pungka
Last Updated: 2025-11-01
Chapter: Salah Paham
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Gisela yang sudah terlelap, tiba-tiba begitu gelisah. Keringat dingin tampak membasahi dahi dan wajah. Tubuhnya terus bergerak tidak tenang. Beberapa detik kemudian, ia terbangun. Napasnya tersengal seiring keringat yang makin deras mengucur. “Astaga, aku mimpi buruk lagi,” gumamnya. Ia meremas selimut kuat. Mimpi itu, sungguh sangat mengganggu tidurnya. Ini bukanlah mimpi buruk pertama kali bagi Gisela. Di dalam sana, ia melihat jelas wajah kedua orang tuanya yang membiru, tak berdaya. Itu terus menghantui perasaannya. “Ya Tuhan,” keluhnya. Mengusap wajah yang sudah basah oleh keringat. Gisela menyingkap selimut dan hendak turun dari kasur. Tenggorokannya terasa sangat kering. Namun, baru saja berdiri tegak, terdengar suara pintu diketuk. “Siapa?” tanya Gisela cemas. Ini adalah malam pertama ia tinggal di rumah mewah tersebut. Kekhawatiran sudah pasti ada. “Aku. Buka pintunya.” Gisela menangkap suara bariton yang tidak te
Last Updated: 2025-11-01
Chapter: Tinggal di Rumah Cindy
Satu jam lebih menunggu, Gisela hampir tak kuasa menahan kantuk karena hanya duduk tanpa melakukan kegiatan apa pun. Beberapa kali ia terlihat menguap. Rasanya ingin sekali terlelap, tetapi entah mengapa, ia merasa tidak nyaman. Di saat hampir benar-benar terlelap, Gisela dibuat terkejut oleh suara pintu terbuka. Ia menoleh dan melihat Danuarta melangkah masuk. Disusul oleh Feri di belakangnya. “Maaf, aku membuat kamu menunggu lama,” kata Danuarta. Suaranya begitu hangat hingga membuat Gisela terpaku beberapa detik. “Kamu pasti bosan.” “Tidak.” Gisela mengulas senyum. “Kalau begitu, sekarang kita pulang saja. Sudah hampir jam makan siang.” “Tuan, pekerjaan Anda bagaimana?” tanya Gisela menahan langkah Danuarta. “Aku bisa mengerjakan dari rumah. Lagi pula, ada Feri yang bisa diandalkan,” sahut Danuarta. Ekor mata Gisela melirik Feri yang terlihat menahan suara dengusan. Entah mengapa, Gisela merasa kalau Feri tidak terlalu suka dengan kehadirannya. Saat Danuarta menarik tangan
Last Updated: 2025-10-30
Chapter: Pertemuan
15 tahun kemudian. Suara roda mobil berdecit mengagetkan orang-orang yang saat itu tengah melintas. Sementara itu, Gisela terduduk di atas jalanan, beberapa bagian tubuhnya terasa nyeri. Tak lama, seseorang keluar dari kursi pengemudi. “Maaf, Nona! Saya tidak melihat!” Belum sempat Gisela menjawab, seseorang lainnya sudah muncul dari pintu belakang. Pria itu berbahu lebar, pakaiannya rapi, dan tatapan matanya hangat. “Maaf, sopirku tidak sengaja,” katanya. “Apa kamu terluka?” Gisela menatap pria itu. “Tidak apa-apa, Tuan. Tadi, saya juga tidak hati-hati ketika menyebrang. Saya tidak terluka.” Namun, nyeri di tubuh Gisela tidak kunjung hilang. Ketika ia melirik, ada bagian kakinya yang mengeluarkan darah. “Kakimu berdarah. Sebaiknya kamu pergi ke klinik. Aku akan mengantarmu.” Mendengar tawaran itu, Gisela menggeleng lemah. “Tidak perlu, Tuan. Saya baik saja. Ini hanyalah luka kecil,” sahutnya pelan. “Biarpun luka kecil, harus tetap diobati.” “Tuan, sudah jam ....” p
Last Updated: 2025-10-28
You may also like
BAYI MILIARDER (A Baby Billionaire)
BAYI MILIARDER (A Baby Billionaire)
Romansa · Adinasya Mahila
493.3K views
Istri Keempat
Istri Keempat
Romansa · Asia July
489.9K views
Cinta Satu Malam
Cinta Satu Malam
Romansa · Handira Rezza
487.3K views
PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN
PELAYAN GENDUT TUAN SULTAN
Romansa · Rosemala
484.8K views
Love Sugar Daddy
Love Sugar Daddy
Romansa · KarRa
472.7K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status