
Lian Yue dan Roh Kaisar Iblis
Di dunia Qingxia Realm, setiap manusia diwajibkan membangkitkan inti spiritual sebelum usia 18. Siapa pun yang gagal, terutama perempuan, akan dijadikan tumbal ritual atau dijual sebagai selir kelas bawah bagi bangsawan korup.
Lian Yue, gadis dari Klan Lian, telah dicap sebagai “gadis tanpa bakat”. Sejak kecil dia dihina, disisihkan keluarga, dan dianggap tidak berguna. Malam sebelum ulang tahunnya yang ke-18—hari terakhir sebelum nasibnya ditentukan—dia menemukan lukisan kuno yang terlarang di gudang lama Klan Lian.
Saat darahnya menetes pada lukisan itu, tersegel sebuah roh kuno pria muncul:
Xuan Nightblade, Kaisar Iblis terakhir yang ribuan tahun lalu diberangus para dewa.
Terikat oleh kutukan, ia menempati tubuh Lian Yue sebagai wadah sementara. Keduanya berbagi napas, emosi, bahkan desir halus hasrat yang tidak pernah Lian Yue pahami sebelumnya. Ikatan itu membuat tubuh Lian Yue dipenuhi energi gelap yang kuat—kekuatan yang dianggap terlarang oleh sekte-sekte besar.
Dengan kekuatan itu, Lian Yue selamat dari “Upacara Penentuan Nasib” dan malah menarik perhatian banyak pihak:
– Sekte Bintang Surya yang ingin menjadikannya murid
– Klan Lian yang takut rahasianya terbongkar
– Dewa-dewa yang ingin menyegel Xuan Nightblade untuk kedua kalinya
– Dan para bangsawan yang menginginkan Lian Yue sebagai selir kontrak karena auranya yang berubah menjadi menggoda
Di sisi lain, Xuan Nightblade mulai menguasai lebih banyak tubuh Lian Yue:
dia bisa muncul ketika Yue ketakutan, marah, atau… terguncang secara emosional. Setiap kontak spiritual membuat keduanya semakin terikat—bahkan ketika Lian Yue ingin menjaga batas, tubuhnya bereaksi pada sentuhan roh itu.
Ketika mereka akhirnya menemukan catatan kuno tentang cara mematahkan kutukan, Lian Yue menyadari sesuatu yang menakutkan:
Semakin kuat dia, semakin kuat pula keinginan Xuan untuk menjadi manusia kembali—dan mengambil tubuhnya sepenuhnya.
Di tengah cinta terlarang, bahaya yang mengintai, dan rahasia masa lalu yang perlahan terungkap…
Lian Yue harus memilih:
Membebaskan Xuan Nightblade dan mempertaruhkan tubuh serta jiwanya—
atau menghancurkan.
Read
Chapter: Bab 7 — Kamar Baru dan Insiden Malam HariKamar baru Lian Yue di Sekte Bintang Surya terasa steril. Terlalu bersih, terlalu murni. Jendela kayu pinus terbuka ke arah hutan bambu yang sunyi, dan udara yang masuk membawa serta aroma segar energi spiritual. Itu adalah udara yang seharusnya menenangkan seorang kultivator. Namun, bagi Yue, udara itu terasa seperti racun yang pelan-pelan membekukan energinya. Ia mencoba tidur. Namun, bagaimana mungkin seseorang bisa terlelap saat Kaisar Iblis yang sangat posesif berbagi napas dan jantung dengan dirinya? Malam terasa panjang. Yue bolak-balik di ranjang, selimut sutra yang lembut terasa panas dan mencekik. Ia tidak hanya merasa tidak nyaman secara emosional, tetapi juga secara fisik. Energinya terus bergejolak. Satu detik ia merasa dingin luar biasa, seolah es dari Inti Bayangan Bulan sedang membekukan nadinya; detik berikutnya, ia merasa panas membara, seperti semua hasrat dan amarah yang diredam Xuan Nightblade sedang mendidih di dalam dirinya. Ini adalah efek samping dari t
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: Bab 6 — Sentuhan Terlarang di Hutan LatihanSekte Bintang Surya adalah simfoni kemurnian. Bangunan berlapis giok memantulkan cahaya matahari, aliran energi spiritual mengalir dalam formasi yang tertanam di tanah, dan para murid bergerak dengan keanggunan seorang bangsawan kultivator sejati. Bagi Lian Yue, ini adalah dunia yang benar-benar asing, dan dia adalah anomali paling gelap di dalamnya. Ji Han, dengan kesabarannya yang luar biasa, membimbing Yue menuju lapangan latihan utama. Di sana, lusinan murid sedang berlatih formasi pedang dan meditasi. Ji Han memperkenalkannya dengan singkat, menyebutnya "murid baru dengan inti energi unik," sebuah eufemisme untuk 'kekuatan iblis terlarang.' Yue merasakan tatapan murid-murid lain, campuran rasa ingin tahu, kecurigaan, dan sedikit ketakutan. Di antara mereka, ia mengenali Lian Rou—seorang gadis dari cabang klan Lian yang lebih kuat—yang menatapnya dengan kebencian murni. “Lian Yue,” kata Lian Rou dengan suara keras, “Semoga kau tidak membawa kekotoran Inti Bayangan Bulanmu k
Last Updated: 2025-11-27
Chapter: BAB 5 — Kamar Baru, Intimasi Terlarang, dan Kecerobohan Xuan NightbladeAsrama Angin Bambu adalah kawasan elit di Sekte Bintang Surya, dikelilingi oleh pepohonan hijau menjulang yang batangnya memancarkan sedikit aura spiritual. Lian Yue ditempatkan di kamar paling ujung, sebuah ruangan kecil yang indah dengan lantai kayu mengkilap, jendelanya menghadap ke hamparan hutan yang berkabut. Ji Han, dengan sikapnya yang lembut dan penuh perhatian, membantunya meletakkan barang-barangnya. “Kamar ini adalah tempat yang sempurna untuk meditasi, Nona Lian,” kata Ji Han, suaranya tenang seperti mata air. “Energi spiritual di sini murni dan kuat. Jika Anda butuh sesuatu, jangan ragu memanggil saya. Saya tinggal dua kamar di sebelah sana.” Yue mengangguk canggung. Sejak insiden di gerbang sekte—ketika Xuan Nightblade hampir mengaum karena cemburu—ia merasa bersalah pada Ji Han, pemuda yang tidak bersalah itu. “Tentu saja dia tidak bersalah,” dengus Xuan di dalam kepala Yue, nadanya dingin dan mengejek. “Dia adalah murid inti dari sekte yang membenci semua yan
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: BAB 4 — Perubahan yang Mengguncang Klan dan Janji KepemilikanSetelah Bola Kristal meledak dalam cahaya ungu gelap yang menakutkan, suasana di Aula Utama Klan Lian berubah dari penghinaan menjadi kegilaan yang hening. Lian Yue, si gadis tanpa bakat yang ditakdirkan menjadi tumbal, kini berdiri di sana sebagai pemegang Shadow Moon Core—inti spiritual terlarang yang kekuatannya bahkan melebihi yang dimiliki oleh leluhur terkuat mereka. Keputusan para Tetua berubah dalam sekejap. “Lian Yue,” Tetua Wen—yang lima menit lalu hampir menjualnya ke Sekte Seribu Roh—berbicara dengan nada yang berubah lembut, hampir menjilat. “Engkau adalah kebanggaan klan! Kenapa kau menyembunyikan bakat luar biasa ini dari kami?” “Saya tidak menyembunyikannya, Tetua,” jawab Yue, suaranya terdengar dingin dan datar, bukan karena keberaniannya sendiri, tetapi karena Xuan Nightblade yang memberinya ketenangan dingin itu. “Aku adalah bayanganmu sekarang. Biarkan aku yang memegang kendali percakapan ini,” bisik Xuan di dalam kepalanya, suaranya tajam seperti pedang yan
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: BAB 3 — Upacara Penentuan NasibAula Utama Klan Lian dipenuhi jubah-jubah sutra dan wajah-wajah kaku. Para tetua duduk di kursi tinggi yang diukir naga, wajah mereka penuh penghakiman. Lian Yue berdiri paling belakang, di antara sekelompok gadis lain yang menunggu giliran. Ia merasakan aura Xuan Nightblade, dingin dan tenang, seperti batu giok gelap. Roh itu benar-benar ada di dalam dirinya, menyatu dengan setiap serat jiwanya. Ia tidak melihatnya, tetapi bisa merasakan keberadaannya—seperti merasakan detak jantungnya sendiri. Jiwa Xuan terasa seperti api es yang sangat kuat. Kakak sepupu Lian Yue, Lian Huayan, berdiri di barisan depan. Dia cantik, energik, dan baru saja berhasil membangkitkan Fire Essence Core yang langka. Huayan tersenyum angkuh saat namanya dipanggil, mengalirkan energi spiritualnya ke Bola Kristal Penentuan Nasib. Bola itu bersinar dengan cahaya merah keemasan yang terang. Para tetua mengangguk puas. Huayan menoleh ke belakang, melayangkan tatapan mengejek pada Yue. Gadis yang malang, Hu
Last Updated: 2025-11-19
Chapter: BAB 2 — Roh dalam Tubuhku, Darah dalam KutukanKetika Lian Yue kembali sadar, hal pertama yang ia rasakan adalah kehangatan—kehangatan yang sangat dekat, menempel di lehernya, seolah seseorang sedang bernapas di sana. Terlalu dekat. Terlalu intim. Ia mencoba bergerak, tetapi anggota tubuhnya terasa berat, lemas, dan anehnya, bergetar halus. “Bangun. Aku tidak punya waktu melihatmu pingsan.” Mata Lian Yue terbuka dengan kejutan. Pandangannya berpusat. Ia melihat langit-langit gudang yang suram, dan kemudian, ia melihatnya. Seorang pria berdiri di tengah ruangan. Tinggi, posturnya sempurna, mengenakan jubah hitam dengan sulaman perak. Dialah pria yang ada di dalam lukisan itu—rambut hitam perak, mata merah gelap yang kini menatapnya dengan rasa ingin tahu yang dingin. Dia tampan; ketampanan yang membuat naluri Yue menjerit bahaya. Tetapi ada yang aneh. Garis-garis tubuhnya tampak transparan, tembus pandang. Dia ada di sana, namun tidak sepenuhnya nyata. “Siapa… kau?” Bisikan Yue terdengar parau dan takut. Pria itu be
Last Updated: 2025-11-19