author-banner
Marssky
Marssky
Author

Novels by Marssky

Merebut Suami Kakakku

Merebut Suami Kakakku

Alina pulang dengan hati berbunga, mengira kekasihnya datang membawa kejutan. Tapi yang menunggunya bukan lamaran, melainkan pengkhianatan terbesar dalam hidupnya. Di depan keluarga besar, Daren—lelaki yang selama ini ia cintai, diam-diam melamar kakaknya sendiri. Kakak yang tahu hubungan mereka. Kakak yang selalu mendapatkan segalanya. Seketika, dunia Alina runtuh. Di rumah yang seharusnya menjadi tempat pulang, ia justru merasa menjadi orang asing. Terluka, terbuang, dan dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai. Ketika keluarga bersorak merayakan kebahagiaan yang seharusnya menjadi miliknya, Alina hanya ingin satu hal—menemukan alasan di balik penghianatan itu… atau pergi sebelum dirinya benar-benar hancur.
Read
Chapter: 13. Milik Orang Lain
"Alina... bangun, Nak!"Suara Nenek terdengar dari balik pintu, memecah keheningan kamarku. Aku mengerjap, perlahan membuka mata yang masih terasa berat. Aku bertumpu pada sisi kasur, lalu duduk diam sebentar untuk mengumpulkan nyawa. Begitu tanganku meraih ponsel, layarnya menunjukkan sudah jam delapan pagi."Alina, kamu sudah bangun, kan?" panggil Nenek lagi, memastikan.Aku menoleh ke arah pintu. "Sudah, Nek..." sahutku dengan suara agak serak khas orang baru bangun tidur."Ya sudah, ayo sarapan. Nenek sudah masak di bawah.""Iya, Nek. Aku mandi dulu sebentar, Nenek duluan saja," ucapku sambil beranjak dari kasur dan mengambil handuk bersih di lemari."Nenek tunggu di bawah, ya."Kudengar langkah kaki Nenek menjauh dan menuruni tangga. Aku pun segera masuk ke kamar mandi. Tak terasa, sudah dua minggu aku tinggal di rumah Nenek. Suasana tenang di sini perlahan membantuku mulai melupakan sedikit demi sedikit masalah yang terjadi di rumah.Namun, saat aku bercermin, pikiranku mendadak
Last Updated: 2025-12-20
Chapter: 12. Tunggu Aku
Tepat saat aku melangkah keluar rumah bersama Ayah, sebuah mobil berhenti di depan gerbang. Itu Mas Daren. Ia keluar dari mobil sambil membawa sebuah tas pakaian besar, sepertinya seragam keluarga yang lupa ia ambil kemarin.Wajah Mas Daren terlihat bingung melihatku berdiri di samping dua koper besar. Ia tampak ingin bertanya, tetapi aku berusaha mengabaikannya. Ayah kemudian datang menghampiriku, ia mengambil kedua koper itu, lalu memasukkannya ke dalam bagasiAku berjalan cepat mengikuti ayah menuju mobil."Ayo, Yah," kataku buru-buru.Aku segera masuk ke dalam mobil. Aku memperhatikan Mas Daren dari jendela. Ia masih berdiri mematung di depan rumah, menatapku dengan tatapan heran.Tidak lama kemudian, mobil yang kunaiki meninggalkan rumah. Mas Daren masih berdiri di sana, melihat mobil kami menjauh.Perjalanan ke bandara terasa cepat. Setelah check-in, aku duduk menunggu pesawat. Sekitar tiga puluh menit kemudian, saat aku sudah berada di ruang tunggu yang cukup ramai, mataku menan
Last Updated: 2025-12-13
Chapter: 11. Pamit Pergi
Mendengar keputusan Ibu, tubuhku menegang. Aku diusir dan dianggap sebagai pengacau di rumah sendiri."Bu, itu tidak adil!" protes Ayah, terkejut. "Alina tidak melakukan kesalahan apa-apa!""Ini demi kebaikan semua, Yah," balas Ibu, tak ingin dibantah. "Jika dia tetap di sini, dia hanya akan menjadi gangguan. Biarkan dia menenangkan diri sampai pernikahannya selesai."Aku mendongak, menatap ibu. Menatapnya dengan tatapan nanar. "Baik, Bu," kataku, suaraku rendah. Aku menatap Kak Alda sejenak, yang kini tampak puas. "Aku akan pergi ke rumah Nenek."Ayah menoleh padaku dengan ekspresi kecewa dan marah pada Ibu. "Alina, kamu tidak perlu...""Tidak apa-apa, Yah," potongku. "Aku akan pergi." Aku berbalik tanpa menunggu persetujuan lain, meninggalkan ruang tengah dan berjalan cepat menuju kamar.Aku berbalik, meninggalkan ruang tengah yang panas. Yang kubutuhkan hanya tempat untuk sendiri. Aku berjalan cepat ke kamar, mengunci pintu, lalu menjatuhkan tubuhku di atas kasur.Tangis yang kutaha
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: 10. Pengganggu
Setelah selesai diobati di klinik terdekat dan sikuku diperban, Mas Daren membawaku ke mobil. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun sejak meninggalkan Kak Alda di restoran. Suasana di dalam mobil kini terasa sangat canggung dan tegang. Hanya suara deru mobil yang mendominasi keheningan.Aku menyandarkan kepala di jendela, berusaha terlihat santai, meskipun aku tahu Mas Daren beberapa kali melirik ke arahku. Aku bisa merasakan tatapannya.Mas Daren menyalakan lampu sein, bersiap berbelok, lalu ia memecah keheningan."Aku tidak suka suasana ini, Lin," katanya, suaranya pelan dan berat. "Kenapa kamu kabur setelah malam itu? Setelah malam terakhir kita."Jantungku berdebar kencang. Aku menoleh. "Mas Daren, jangan bahas itu.""Aku harus bahas. Kenapa kamu tidak membalas pesanku? Kenapa kamu memblokir nomor teleponku? Aku bahkan tidak bisa menghubungimu lagi," desaknya, suaranya sedikit meninggi.Aku menelan ludah, berusaha menjaga ketenangan. "Hubungan kita sudah selesai, Mas Daren. Jelas,
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: 9. Siapa yang Merebut?
Suasana di meja makan sangat tidak enak. Mas Daren, yang sepertinya sadar betapa panasnya suasana di sana, segera berdiri."Aku ke kamar kecil sebentar," katanya cepat, meninggalkan kami berdua.Saat Mas Daren menghilang, Kak Alda langsung mendekat ke arahku, matanya tajam dan penuh tuduhan."Kamu sengaja, kan, Alina?" desisnya pelan. "Kamu mau menunjukkan ke Daren kalau kamu masih mengharapkannya?"Aku balik menatapnya tanpa gentar. "Aku cuma bersikap biasa, Kak. Tapi kalau Mas Daren jadi segitu perhatiannya padaku, mungkin Kakak harus bertanya kenapa."Wajah Kak Alda memerah. "Jangan memutarbalikkan fakta! Kamu mau merebutnya? Beberapa hari lagi dia akan jadi suamiku jadi stop bertingkah seolah kamu masih pacarnya yang harus diberi perhatian!""Merebut?" Aku tertawa getir. "Kami pacaran, Kak. Kakak yang merebutnya dengan cara licik. Dengan memanfaatkan perjodohan dari ibu, padahal kakak tau kalau dia itu pacarku.""Perjodohan itu murni dari Ibu!" bantah Kak Alda keras. "Ibu yang memi
Last Updated: 2025-12-08
Chapter: 8. Kecemburuan Kakak
Kami tiba di butik milik Tante Rima. Tempat itu penuh gaun dan kebaya. Kak Alda langsung menarik tanganku."Ayo, Lin. Bantu aku lihat, seragamnya pas atau tidak di badan Ibu," ajak Kak Alda."Iya, Kak," jawabku singkat.Saat Kak Alda sedang bicara dengan Tante Rima, ponselnya tiba-tiba berdering."Mas Daren?" Kak Alda tersenyum lebar saat melihat nama di layar.Aku pura-pura sibuk melihat deretan manik-manik, tapi aku mendengarkan setiap obrolan mereka"Iya, Sayang. Kita sudah di sini. Oh, kamu mau menyusul? Kirain masih sibuk sekali," kata Kak Alda, tertawa. "Oke, kami tunggu."Aku menarik napas dalam. Mas Daren akan datang. Perutku langsung terasa kaku.Tidak lama kemudian, pintu butik terbuka. Mas Daren masuk."Alda!" panggilnya.Kak Alda tidak menunggu. Ia berjalan cepat menghampiri Mas Daren, lalu langsung mengaitkan lengannya di lengan pria itu. "Tuh kan, aku tahu Mas pasti tidak betah berlama-lama tanpaku," goda Kak Alda, menyandarkan sedikit tubuhnya ke Mas Daren.Mas Daren tam
Last Updated: 2025-12-07
Sentuhan Panas Ayah Tiri

Sentuhan Panas Ayah Tiri

Raisa seorang gadis berparas cantik dan anggun. Namun, dibalik wajahnya yang cantik tersimpan sebuah kebencian yang mendalam. Ia adalah anak yang dibuang oleh ibu kandungnya sendiri, hanya karena sebuah harta warisan yang tinggalkan ayahnya. Selama itu, dalam dirinya timbul rasa dendam pada ibunya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri, untuk membalas semua perbuatan sang ibu, termasuk dengan mendekati ayahnya tirinya. Ia akan menghancurkan rumah tangga wanita, tanpa belas kasihan sedikitpun agar ibunya merasakan apa yang dirasakan dulu, bagaimana sakit dan menderitanya saat kita di buang oleh orang yang kita sayang.
Read
Chapter: Masa Lalu Kelam
"Kamu apa-apaan sih, Mas?! Suami? Calon suami? Sejak kapan?!" cecar Raisa dengan suara tertahan namun penuh penekanan. "Kamu sadar nggak sih, kamu baru aja bikin kekacauan di depan pelanggan aku?"Alan bukannya merasa bersalah, ia malah bersedekap dan menyandarkan punggungnya ke meja kerja Raisa dengan santai. "Aku cuma mengatakan yang sebenarnya, Sa. Daripada pria itu terus-terusan mendekatimu tanpa tahu batasan.""Namaku Nesya di sini! Berhenti panggil aku Raisa di depan orang-orang!" bentak Raisa lagi. "Dan soal suami itu... itu bohong besar, kan? Kamu cuma mau bikin skenario supaya orang-orang kasihan sama kamu dan nganggep aku ini istri yang durhaka karena amnesia?"Alan melangkah maju, memangkas jarak di antara mereka hingga Raisa terpaksa mundur sampai punggungnya membentur pintu. Alan menatapnya dalam, suaranya kini merendah, terdengar lebih serius."Aku nggak bohong soal perasaan aku," bisik Alan pelan. "Kalau kamu nggak suka aku bilang begitu ke pria tadi, itu karena aku ngg
Last Updated: 2025-12-22
Chapter: Calon Suami?
Sudah tiga hari ini Alan terus-terusan muncul di toko. Dia rajin sekali menceritakan potongan-potongan masa lalu mereka, tapi di kepala Raisa, semuanya masih gelap. Kalaupun ada yang terlintas, rasanya cuma seperti bayangan buram yang lewat sekilas. Raisa sudah berusaha keras untuk mengingat, tapi tetap saja buntu.Malahan, yang menghantuinya justru mimpi buruk yang itu-itu saja. Suara amarah seorang wanita dan caci maki tajam selalu terngiang setiap malam, membuat kepalanya terasa mau pecah setiap kali bangun tidur.Pagi ini, Alan kembali lagi. Bahkan sebelum toko dibuka, pria itu sudah berdiri di depan pintu. Sekarang Alan sedang menunggu di ruangan Raisa, sementara Raisa sendiri masih sibuk melayani pelanggan yang kebetulan cukup ramai hari ini.Saat sedang merapikan beberapa barang, seorang pria masuk dan menyapa.“Hai…”“Eh, hai!” Raisa tampak terkejut, tapi sedetik kemudian senyumnya merekah. “Ke mana aja? Kok baru kelihatan lagi?” tanya Raisa dengan nada yang sangat akrab.“Bar
Last Updated: 2025-12-22
Chapter: Perlahan Ingat
Alan langsung menoleh. Wajahnya seketika berubah gelagapan, seperti seseorang yang tertangkap basah melakukan sesuatu. Ia buru-buru memutus panggilan itu, memasukkan ponselnya kembali ke saku, lalu melangkah cepat menghampiri Raisa seolah tak ada yang terjadi.“Nggak ada apa-apa,” ujarnya sambil memasang senyum tipis yang terlalu dipaksakan.Raisa mengerutkan dahinya. Tatapannya penuh curiga. Ia jelas tak percaya begitu saja. Tadi ia mendengar dengan jelas namanya disebut. Pasti ada masalah, dan besar kemungkinan masalah itu ada hubungannya dengan dirinya. Tapi dengan ingatan yang belum pulih sepenuhnya, Raisa memilih menahan diri. Bertanya terlalu jauh justru bisa memperkeruh keadaan.Ia akhirnya hanya mengangguk pelan. “Oh… gitu. Umm… kamu masih mau di sini? Atau mau pulang?”Alan melihat jam di pergelangan tangannya. “Kayaknya aku pulang aja deh. Lagian toko kamu juga sebentar lagi tutup, kan?”Raisa ikut mengangguk. “Iya, bentar lagi tutup.”“Ya udah kalau gitu, aku pulang dulu.” A
Last Updated: 2025-12-10
Chapter: Berita Buruk
Saat kesadarannya mulai kembali, Raisa refleks mendorong tubuh Alan agar tidak terlalu dekat. “Menjauh… jangan terlalu dekat,” ujarnya sambil menggeser duduknya menjauh.Wajah Alan seketika tampak kecewa. “Maaf…” ucapnya lirih, disertai senyum miris. “Kalau begitu… mau aku lanjutkan ceritanya atau tidak?” tanyanya, sama sekali tidak memaksa bila Raisa tidak ingin mendengarnya lagi.Mungkin lain kali ia akan mencoba lagi. jika Raisa tak mau mendengarnya lagi. apalagi kondisi Raisa sekarang sepertinya sedang kurang sehat..Raisa hanya terdiam. Tatapannya terarah pada Alan dengan intens, menyimpan rasa penasaran yang tidak bisa ia sembunyikan. Namun ada ketakutan lain yang membayangi—kepalanya sering berdenyut setiap kali ia memaksa diri untuk mengingat sesuatu.Dokter bilang lupa ingatannya tidak permanen. Tapi sampai sekarang, tidak ada satu pun kenangan yang kembali. Ia sudah mengonsumsi obat sesuai anjuran, berharap ingatannya pulih lebih cepat, tapi anehnya, semakin ia berusaha meng
Last Updated: 2025-12-08
Chapter: Rasa Penasaran yang Kembali Menggebu
Alan tiba di depan Toko Raisa. Tanpa ragu, ia melangkah masuk. Hal pertama yang menyambutnya adalah Raisa, berdiri di balik meja kasir, melayani pelanggan dengan senyum yang hangat dan menawan.Senyum itu... sudah lama sekali Alan tidak melihatnya. Tanpa sadar, sebuah senyum tipis ikut merekah di bibirnya. Senyum Raisa begitu indah dan murni hingga sekali lagi, Alan merasakan debaran hangat yang tak asing di dadanya.Melihat Raisa tersenyum bahagia sungguh melegakan. Itu adalah bukti bahwa selama masa menghilangnya, wanita itu baik-baik saja. Sebuah rasa syukur yang mendalam menyelimuti hati Alan.Setelah pembeli terakhir keluar, Alan melangkah pelan mendekati Raisa."Hai..." sapa Alan pelan, disertai senyum manis yang tulus.Raisa tersentak kaget. Ekspresi terkejut jelas terpancar di wajahnya melihat Alan kini berdiri tepat di hadapannya."Ke-kenapa kau di sini? Bagaimana kau tahu aku ada di sini?" tanya Raisa bertubi-tubi, nada suaranya sedikit meninggi. "Jangan-jangan... kau mengun
Last Updated: 2025-12-04
Chapter: Kenyataan yang Sebenarnya
Sesuai jadwalnya, hari ini Alan sudah ada janji meeting penting dengan para investor. Pagi itu, ia tampak sudah sangat rapi. Kemeja warna biru muda berpadu sempurna dengan jas hitam yang melekat di badan tegapnya, menonjolkan aura kesuksesan. Tak lupa, jam tangan bermerek yang melingkar apik di pergelangan tangannya menambah kesan elegan.Kring. Kring.Tepat sebelum keluar dari kamarnya, tiba-tiba Alan mendengar panggilan masuk di ponselnya. Ia cepat-cepat meraihnya, melihat nama Rain di layar.“Halo, gimana lo udah selesai penyidikan, dapat bukti nggak?” tanya Alan to the point, jantungnya sudah berdebar tak sabar.“Iya, ternyata besok hari setelah kecelakaan itu, ada sepasang suami istri yang datang ke rumah sakit di daerah di mana kecelakaan itu terjadi,” jawab Rain dari ujung telepon. “Mereka membawa seorang wanita yang terlibat kecelakaan. Menurut keterangan dokter yang menanganinya, wanita itu mengalami hilang ingatan karena benturan keras di kepalanya.”Deg!Jantung Alan berdet
Last Updated: 2025-11-27
You may also like
are we in love yet?
are we in love yet?
Romansa · tigagita
2.3K views
Dream On
Dream On
Romansa · Antubanyu
2.3K views
Maaf Om, Aku Mencintaimu
Maaf Om, Aku Mencintaimu
Romansa · Ida Andriani
2.3K views
The Femme Fatale
The Femme Fatale
Romansa · Milky Way
2.3K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status