Chapter: Janji [Bab 50]Di sebuah gedung besar, acara pernikahan Glen dan Akiko sedang dilakukan. Pernikahan ini tentu dilakukan secara privat, hanya ada keluarga dan beberapa tamu rekan kerja saja. Namun, semua orang mengatakan bahwa pernikahan ini adalah pernikahan paling mewah yang pernah mereka lihat. Dengan nuansa dekorasi warna putih, aula pernikahan kini terasa sangat indah. Lagu lagu dimainkan langsung oleh musisi profesional dengan gaya classic nan elegan.Sebenarnya, Akiko tidak membayangkan bahwa acaranya akan semewah ini karena dia tahu Glen kurang suka sesuatu yang heboh. Namun, atas bujukan dari keluarganya Glen jadi berpikir bahwa pernikahan ini memang harus dirayakan semewah mungkin. “Kau gugup?” tanya Guston, Papa Akiko. “Tentu, jantungku terus berdetak kencang sejak tadi,” sahut Akiko yang masih berada di ruang rias, sementara Glen sudah terlebih dahulu ke aula untuk menyapa tamu. “Bukankah Glen bilang tidak akan terlalu mewah?” tanya Akiko. “Iya, beberapa waktu lalu dia ingin acara yan
Terakhir Diperbarui: 2025-05-12
Chapter: Menemukan Kebahagiaan [Bab 49]“Bagaimana bisa… bagaimana bisa kau masih hidup?” tanya Keinara masih sambil terus mengamati wajah Akiko. Tangannya bergetar hemat, air matanya turun seolah masih tak percaya dengan apa yang dia lihat. Akiko, adiknya yang dia ketahuilah sudah meninggal 5 tahun yang lalu kini berdiri di hadapannya. Akiko ingin sekali mengelak pertanyaan itu, tapi mana mungkin Keinara percaya setelah melihat Glen.“Bicaralah, kau Adikku, ‘kan?” tanyanya lagi.“Iya, ini aku,” jawab Akiko pasrah. Mendengar suara lembut yang selalu dia rindukan membuat tangis Keinara semakin pecah, lalu memeluk Akiko dengan sangat erat. “Kau baik-baik saja? Oh… lihatlah dirimu, kau sangat cantik. Kenapa kau menghilang begitu saja?” tanya Keinara sembari mengusap wajah Akiko. “Aku pergi berobat,” jawab Akiko seadanya. “Tapi aku mendapatkan surat dari rumah sakit bahwa kau sudah meninggal, aku juga mengunjungi Makam atas nama Akiko. Apakah semua itu…,” ucapan Keinara menggantung ketika mengalihkan pandangannya pada Glen.
Terakhir Diperbarui: 2025-05-12
Chapter: Nortalgia [Bab 48]“Kau memang tidak tau diri, Akiko. Glen sudah menanggung hidupmu selama bertahun-tahun untuk berobat dan mencukupi semua kebutuhanmu, tapi kau tidak bisa memberikan apapun?” pertanyaan dari Eva membuat Akiko terdiam sambil mengamati langkah wanita itu yang semakin mendekati Glen di ranjang. “Glen memang terlalu baik, dia tidak tahu kalau selama ini kau hanya memanfaatkan dia,” lanjut Eva. “Aku tidak memanfaatkan dia,” tegas Akiko menolak. “Lalu? Apa yang bisa kau lakukan untuk membalas semua kebaikannya? Jika kau sudah dewasa pasti kau paham maksudku,” Eva menatap Glen dengan penuh gairah sembari naik ke atas ranjang di mana Glen berbaring sambil memegangi kepalanya yang pusing. “Oh… Glen, dari pada kau bersama Akiko yang tidak bisa apa apa, lebih baik bersamaku saja. Aku bisa memberikan kenikmatan yang tiada tara,” bisik Eva. Dokter perempuan itu mengusap wajah Glen, tersenyum puas karena akhirnya bisa menyentuh Glen. Bahkan dia bisa merasakan deru nafas pria yang menjadi idamann
Terakhir Diperbarui: 2025-05-08
Chapter: Bersaing [Bab 47] “Bukankah kau bilang Glen tidak suka warna yang mencolok?” tanya Eva sambil duduk di ruang makan. Acara makan malam bersama akan dimulai, kini ketiga orang itu duduk bersama, walaupun perhatian Glen tidak pernah lepas dari Akiko. “Iya, dia memang tidak suka,” jawab Akiko seadanya. “Lalu kenapa kau memakai dress dengan warna merah? Tidak inginkan kau membuatnya terkesan?” tanya Eva sambil tersenyum puas seperti menjelaskan bahwa dia menang satu poin karena memakai warna tidak mencolok. “Jika dia memang terkesan pada seseorang, dia tidak akan mengamati warna pakaian yang mencolok atau tidak,” Akiko menjawab dengan sangat tenang seperti biasa. Namun, hal tersebut membuat Eva menjadi lebih tertantang dan merasa Akiko sudah membuka jalan untuk persaingan mereka.“Tapi aku rasa warna dress itu terlalu terang. Kau setuju, Glen?” tanya Eva pada Glen yang masih menatap Akiko dengan tatapan tajamnya. “Ya, terlalu terang,” sahut Glen sambil tersenyum diam-diam. Eva tidak menyadari senyuman i
Terakhir Diperbarui: 2025-05-03
Chapter: Mengambil Hati [Bab 46]“Kau akan pindah?” tanya seorang wanita yang tengah duduk di kursi kerjanya sambil membaca beberapa berkas. Wanita itu adalah Eva, seorang dokter muda dengan kepribadian ramah. “Ya,” jawab Glen dengan yakin. “Kapan? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Eva lagi. “Mungkin beberapa hari lagi, sekarang aku sedang menyiapkan barang-barang,” sahut Glen. “Sayang sekali ya, padahal aku pikir kita bisa bicara lebih lama. Tapi tidak masalah, aku bisa bicara dengan Akiko,” ucap Eva setelah menunduk sedih. “Apa maksudmu? Aiko pasti akan ikut bersamaku,” desis Glen sambil menatap tajam, sementara Akiko hanya duduk dengan tenang karena saat ini dia sedang tes tekanan darah. “Akiko ikut?” tanya Eva memastikan. “Tentu, apa kau pikir aku akan meninggalkannya sendirian di sini?” cibiran itu membuat Eva meneguk saliva kasar. Hatinya berdegup kencang karena takut, takut Glen semakin dekat dengan Akiko karena mereka berdua akan pergi bersama. “Kalau begitu aku juga harus ikut, kan? Aku harus memeriksa
Terakhir Diperbarui: 2025-05-01
Chapter: Masa Yang Terlewat [Bab 45]Seorang pria sedang menatap seorang gadis yang duduk di taman bunga. Pria bertubuh kekar itu tersenyum, kemudian berjalan mendekat dan memeluk gadis di hadapannya dengan erat. “Kau membuatku kaget,” ucap Akiko sembari memutar badannya untuk menatap Glen langsung. “Ini masih pagi, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Glen. Pria itu suka sekali jika melihat wajah gadisnya saat bangun, tapi pagi ini Akiko justru bangun lebih cepat. “Aku ingin memetik bunga untuk hiasan kamar kita,” sahut Akiko seadanya, lalu melepaskan pelukan Glen untuk memetik bunga yang sudah dia rawat di taman rumah. Glen tersenyum melihat betapa manisnya Akiko dengan dress berwarna pink lembut itu, rasanya sangat cocok dengan kulit putih dan wajah polosnya. 2 tahun lebih sudah berlalu sejak awal mereka pindah di kota ini, Glen merasa kalau kehidupan mereka memang jadi lebih baik. Pria itu juga menepati janjinya untuk membawa Akiko tinggal di rumah yang nyaman, memiliki taman bunga, dan juga peternakan kecil.
Terakhir Diperbarui: 2023-09-24
Bound By The Mafia
He wants revenge, but he found a reason to protect. She was supposed to be his pawn… but she became his weakness, his obsession, his everything.
Akiko Eloise has known nothing but pain.
Abandoned by her parents, scarred by violence, and secretly battling leukemia, she has long accepted that her life is a slow countdown with no happy ending.
But when she’s taken prisoner by Glen Xander McKenzie—a ruthless Mafia boss out for revenge on her family—her fate takes a sharp, terrifying turn. Glen is cold, calculated, and dangerous… but something about that girl began to stir something in him. Something dangerously close to feeling.
And the more he learns about Akiko—her strength, her scars, her fading time—the harder it becomes to let her go. Will it change him—or destroy them both?
Baca
Chapter: Jealous [Chapter 19]Glen was already waiting in the parking lot, leaning against the sleek black car as Hans pulled up. The tinted windows and partition ensured total privacy—perfect for a man like him, who preferred the world not see what he did in the back seat. He often kissed Akiko without warning, sometimes just to tease her, sometimes for reasons even he couldn’t explain.It always made her flustered. But Hans never said a word. Ever professional.“I want to come too!” Daisy’s voice rang out just as Akiko reached for the car door.She appeared from the lobby, swinging her bag over her shoulder and smoothing her glossy hair like she was walking into a photoshoot.“Why are you leaving me behind?” she pouted.“I let you stay at my place. That doesn’t mean you get to tag along to work,” Glen snapped, not even sparing her a full glance.“But I get bored in that giant apartment,” Daisy whined. “And my room’s still empty. I figured I’d come with you—maybe observe the company. Who knows? I might become a b
Terakhir Diperbarui: 2025-07-16
Chapter: Another Girl [Chapter 18]Hans had come by early that morning to check the power outage from the night before. Glen had ordered him to investigate—there was no way a place like this, a luxury apartment with top-tier security and infrastructure, would experience something as crude as a sudden blackout.“It wasn’t a technical issue,” Hans had said, brows furrowed. “Someone manually cut the power from the emergency access panel in the basement.”Glen didn’t say it out loud, but something about the timing felt off. His gut told him it wasn’t a coincidence.Whoever had done it would’ve needed special clearance, or inside knowledge of the building’s security layout. A random troublemaker wouldn’t have even gotten near that panel.And yet, despite the unsettling news, Glen’s thoughts weren’t fully on the security breach. They were on the girl curled up beside him, still sound asleep.For once, she looked... peaceful.Her breath was soft and steady. There were no nightmares, no cold floor beneath her, no panic in her
Terakhir Diperbarui: 2025-07-16
Chapter: Locked [Chapter 17]Akiko remained busy in the kitchen. She wasn’t much of a cook, but this time she gave it her all to bake a birthday cake. She was so focused on her task that she didn’t even notice when her hand brushed against the hot baking tray. The sting made her wince, but she didn’t stop.After decorating the cake as neatly as she could, Akiko headed to the bathroom. The clock had already struck 7 p.m. Glen would be home any minute. She cleaned up the apartment, too—oddly messy for a man like Glen, who usually kept everything spotless. Had no one cleaned it while she was gone?"He’s still not back," Akiko murmured, glancing again at the clock. 10 p.m.She was tired of waiting in the living room. The sound of the door unlocking made her jump. She rushed to the fridge, grabbed the cake, lit the candles, and walked toward the entrance with a soft smile."Happy birthday," she said.But Glen didn’t even look at her. His jaw was tense. His eyes, dull with exhaustion."Don’t bother me. I’m exhausted,"
Terakhir Diperbarui: 2025-07-15
Chapter: Broken Soul [Chapter 16]Keinara had been searching for days, visiting universities and following dead leads—until she overheard a doctor mention a patient named Akiko who had vanished mid-treatment. Her heart sank. She confronted the man—Dr. Vian—and begged him to take her there.They arrived just in time. Akiko hadn’t left yet.“Akiko…” Keinara whispered, rushing toward her sister and pulling her into a tight embrace.“What am I to you, huh? I’m your sister! Why didn’t you call me? Why did you just disappear like that?” Her voice trembled, full of desperation.But Akiko didn’t respond, she quietly pushed her away.Keinara froze, stunned.“Hey, I came to take you home. You can stay with me now. Dad… he regrets everything. You don’t have to be afraid anymore,” she pleaded, gently gripping Akiko’s hand.But before she could lead her away, a tall figure stepped in between them.Glen.“She belongs to me now,” he said, his voice cold and absolute.“Glen Xander, I’ll repay every last cent of my Dad’s debt. Just le
Terakhir Diperbarui: 2025-07-13
Chapter: Winter In Her Eyes [Chapter 14]The cold air made her cough as she pulled on her jacket. With what little strength remained, Akiko pushed herself off the couch and stepped outside. She paused, gazing at the sky. No stars. No moon. Just an empty black canvas above her.She had locked herself away for days—sustained only by water and a few slices of bread. Even when Vian came knocking, she didn’t open the door. He must have assumed she’d moved on. If he had known how distant she’d become, he never would’ve confessed. He would’ve buried his feelings quietly—just to preserve the fragile thread that still connected them.“So cold…” she whispered to herself.No medicine. No appointments. Just bed. Stillness. Silence. She was waiting for the end. Hoping it would come without noise, without pain.But today, her heart nudged her toward something unfinished.The orphanage.She didn’t know if Ethan still remembered her. But she had come to say goodbye. Ethan was the boy she once found on the street—beaten by his parents. She h
Terakhir Diperbarui: 2025-07-12
Chapter: The Cost Of Truth [Chapter 13]The cold air grew sharper that evening, a quiet signal that winter was near.As usual, Akiko met Vian in the park. But a flicker of unease still lingered in her chest. She hadn’t forgotten the last time she saw Glen here."Why have you been avoiding me these past few days?" Vian asked gently, his voice carrying confusion. He had noticed the sudden distance."I’ve just been tired," she answered vaguely, eyes not quite meeting his."How much longer will your medicine last?" he pressed, brows knitting. "You haven’t come to refill your prescription. Are you still taking it?""I only take it when it hurts too much to breathe," she said flatly."You should take it consistently, like I told you," Vian said, his voice tightening. "Don’t worry about the cost. I told you I’d support your treatment until you’re better. You don’t have to suffer alone."“…Thank you.” Her soft voice twisted something inside him."Let me drive you home tonight," he offered, pulling out his keys. "I don’t want you ge
Terakhir Diperbarui: 2025-07-10