Chapter: Bab 66"Tuan marah besar sama Tuan muda, gara-gara nggak mau dijodohin sama perempuan yang tadi berkunjung sama keluarganya." Terdengar bisikan Dinda pada Ayu saat Livia memasuki dapur. Menyadari kedatangan Livia, keduanya menoleh sinis."Emang kenapa Tuan muda nggak mau dijodohin? Padahal tadi aku lihat calonnya itu cantik banget, loh. Aura orang kayanya keliatan banget." Ayu melirik Livia sekilas setelah menyelesaikan kalimatnya."Nggak tau. Yang pasti aku denger tadi Tuan muda katanya pengen cari calonnya sendiri." Dinda menjawab. Ayu manggut-manggut sambil terus membereskan cucian piringnya."Tuan Ghani itu pengennya punya menantu yang sederajat dengannya dalam segi materi." Dinda menambahkan lagi."Loh, ya, jelas! Makanya, orang-orang seperti kita ini harusnya sadar diri, derajat kita dengan mereka itu bagaikan langit dan bumi. Jangan mentang-mentang mereka baik sama kita, jadinya baper dan ngarep bakal dijadiin mantu. Orang majikan kita emang baik sama siapa aja, kok!" cerocos Ayu sam
Last Updated: 2025-06-17
Chapter: Bab 65"A–ada apa ini?" Tergagap Hakam mengahadapi orang-orang didepannya. Siapa yang tak kenal mereka? 3 orang yang mendatangi rumah Hakam adalah anak buah seseorang yang dikenal sangat kaya, yang biasa meminjamkan uang pada yang sedang butuh biaya mendadak, yang pasti dengan bunga yang sangat besar.Mustahil rasanya mereka datang tanpa ada urusan. Tapi ... dia tak pernah meminjam uang pada rentenir itu. Apa mungkin mereka salah alamat?"Kami datang untuk memberitahu Anda agar segera mengosongkan rumah ini. Dan ingat, paling telat Anda keluar dari sini hanya dalam waktu 3 hari." Salah satu dari mereka bicara tegas tanpa ekspresi.Hakam terperangah, "apa-apaan ini? Ini rumahku, kenapa kalian seenaknya main usir saja? Aku nggak pernah berurusan dengan kamu, kamu, dan kamu!" Hakam menunjuk wajah ketiga orang itu bergantian. Mendadak laki-laki itu berani, sebab ia merasa tak punya salah. Dia tak pernah berurusan dengan bos mereka, tapi kenapa dia yang jadi sasarannya?"Anda memang tak punya u
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 64"Kaluna, kamu kenapa?" Wanita yang duduk disamping Kaluna menyenggol lengan perempuan itu. Kaluna tersentak sedikit, karena tak enak dengan tuan rumah, wanita itu meminta agar Kaluna bisa fokus."Sebelumnya Kaluna sudah kenal dengan Gheza, belum?" tanya Nia menatap Kaluna yang duduk didepannya. Di ruang tamu yang luas dan mewah itu sudah berkumpul 2 pihak keluarga. Kaluna adalah perempuan yang akan Ghani jodohkan dengan Gheza. Pertemanan Ghani dengan Hermawan– ayah Kaluna membuat kedua pria itu berpikir untuk menjodohkan saja anak mereka. Kebetulan keduanya sama-sama dari keluarga pengusaha. "Belum, Tan." Kaluna menyahut singkat, dia melirik laki-laki tampan yang akan dijodohkan dengannya. Kaluna penasaran dengan Gheza, ketampanan laki-laki itu diatas rata-rata. Bahkan Hakam yang selama ini mampu membuatnya tergila-gila saja kalah jauh jika dibandingkan dengan Gheza.Tapi, cintanya seolah sudah habis pada laki-laki beristri itu. Hingga saat bertemu dengan laki-laki kaya dan tampan p
Last Updated: 2025-06-16
Chapter: Bab 63"Kemana perginya surat rumah ini?" gumam Hakam makin panik, sebab surat rumahnya tak kunjung bertemu.Laki-laki itu duduk sejenak menenangkan pikirannya. Dia mencoba berpikir keras, apa mungkin ia salah menaruhnya? Tapi ... Hakam tersentak, dia teringat sesuatu dan langsung melompat bangkit meninggalkan kamarnya yang berantakan.Hakam menuju rumah sang Mama, tanpa ba-bi-bu laki-laki itu langsung menyelonong masuk begitu saja. "Ma, dimana surat rumahku?" Dania dan Hana yang tengah asik menonton terperanjat kaget mendengar sebuah suara dari belakang mereka.Dania sontak menoleh, kedatangan Hakam yang tiba-tiba serta pertanyaan anak keduanya itu tentu membuat Dania salah tingkah. Kenapa pula Hakam tiba-tiba saja menanyakan surat rumahnya?"Eh, Sayang ... duduk dulu. Mau Mama bikinin kopi?" Dania mendekati Hakam dan merangkul lengan sang putra agar ikut duduk dengan mereka. Hana sudah gelisah dalam duduknya, terlebih melihat wajah tak bersahabat sang adik."Nggak usah basa-basi, aku ngga
Last Updated: 2025-06-12
Chapter: Bab 62"Mbak Hana ...!" teriak Hakam menggelegar.Langkah Hana langsung terhenti, dia berbalik menatap Hakam yang sudah menatap lurus kearahnya. Nyalinya langsung ciut seketika melihat kemarahan Hakam.Hakam menatap Hana dengan mata memerah. Rahang lelaki itu menegang, emosi sudah membuncah dalam dadanya. Hana mundur perlahan, baru kali ini dia menyaksikan sendiri kemarahan adiknya. "Mbak, kau mempermainkan aku!" bentak Hakam tertahan. Dia berjalan perlahan mendekati Hana yang terus bergerak mundur. Melihat situasi yang mulai tegang, cepat-cepat Dania mencoba melerai dengan memegang lengan Hakam. Dia takut terjadi yang tidak-tidak, sebab tau anaknya itu tengah dilanda emosi yang tak biasa. "Hakam, tenang ... kita bicarakan ini baik-baik. Mbakmu baru balik, nanti anak-anak bisa trauma kalau ada keributan. Kamu nggak kasihan sama Hanan dan Hanin?" bujuk Dania. Hakam langsung menoleh dan menatap Dania marah."Aku–nggak–peduli. Ini bukan masalah sepele, Ma! Uang 30 juta itu untuk tabungan Yaz
Last Updated: 2025-06-11
Chapter: Bab 61Gheza tersentak mendengar ucapan Livia. Ternyata dia benar, perempuannya terlalu banyak menelan luka. Bisa ia lihat sendiri lewat tatapan mata perempuan itu, kaca-kaca di sana menggambarkan betapa rapuhnya hatinya selama ini.Sejahat itu kah laki-laki yang bergelar suami untuknya itu? Orang gila mana yang tega menyakiti hati perempuan selembut dan sebaik Livia? Bahkan Gheza saja nyaris putus asa saat tau Livia menikah muda waktu itu. Sampai sekarang saja dia masih belum bisa menghapus nama Livia dari hatinya, padahal banyak perempuan diluar sana tapi tak ada satu pun yang mampu menggetarkan hatinya."Aku pikir menikahi laki-laki yang begitu memprioritaskan Ibu serta saudara perempuannya akan sama bahagianya seperti mereka. Ternyata aku salah, aku dinikahi hanya untuk dijadikan teman tinggal, bukan teman hidup."Ada sesal yang Gheza rasakan. Kenapa dulu dia membiarkan Livia menikah dengan Hakam? Kenapa dia tak memperjuangkan cinta mereka? Padahal, dia bisa saja tetap fokus dengan karir
Last Updated: 2025-06-10
Chapter: 55. Ending Aku masih saja terisak sambil terus memeluk ibu dari samping. Wanita itu berusaha terlihat tegar, bahkan tak ada lagi air mata yang keluar sejak jenazah bapak dibawa pulang. Ibu dan para tetangga membacakan yasin untuk almarhum bapak. Suara ibu terdengar parau, aku tau jika wanita itu memendam kesedihan hanya demi terlihat kuat oleh orang-orang.Didepan kami, tubuh bapak yang terbujur kaku ditutup dengan kain jarik. Saat kulihat tadi, wajah bapak tampak berseri dengan senyum menghiasi bibir pucatnya. Apa bapak pergi dalam keadaan tenang dan bahagia? Semoga saja iya."Nay, Zavier nangis. Sepertinya mau nyusu," bisik bude Niar menghampiriku. Aku menoleh dan mengangguk, setelah itu berpamitan pada ibu untuk menyusui Zavier ke kamar.Saat aku beranjak ke kamar, ibu mas Hanan menggantikan posisiku dengan duduk disisi kanan ibu, sedang disisi kiri ada mama Aluna yang turut hadir. Dua wanita yang juga berhati malaikat selain Aluna. Meski awalnya ibu mas Hanan sangat membenciku, tapi sekarang
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 54Nayma POV Sakit. Sungguh, baru kali ini aku merasakan bagaimana sakitnya dikhianati. Diluar bapak dan ibu sedang menemani mas Hanan dan ibunya bertemu dengan putraku – Zavier. Putra yang ku lahirkan dengan susah payah, dengan kesakitan yang luar biasa Allah hadirkan.Sedang aku disini sendiri. Aku duduk di pinggir jendela dengan gorden yang sengaja ku singkap habis, agar mata bisa memandang langsung hamparan sawah yang menghijau dan mampu meredamkan sakit yang sekarang mendominasi.Saat pertama kali tau mas Hanan berselingkuh, jantungku ribut hingga menimbulkan sesak. Yang ada dipikiranku saat itu, apa kurangnya aku? Setelah selama ini ku terima dia yang hanya menikahiku secara sirih, bahkan rela berpisah dengan ibu dan bapak, serta ku terima saja penolakan keluarganya.Ternyata apa yang dikatakan orang-orang benar. Selingkuh akan menjadi sebuah kebiasaan, tak akan ada yang bisa menghalangi kecuali ia sendiri yang ingin berubah. Dan itu nyata! Bahkan aku baru tau dari Aluna, jika te
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 53Merasa bukan ranahnya untuk ikut campur, Aryo bergegas meninggalkan rumah Nayma setelah membungkuk sopan pada Hanan dan Widya. Sementara itu, Widya mengusap bahu sang putra agar bisa lebih tenang."Bu, aku tau jika kesalahanku memang fatal. Tapi ... kedatangan kita kemari pun karena ingin minta maaf dan berdamai dengan Nayma." Hanan menatap kosong pintu rumah yang kini tertutup rapat."Apa aku tak pantas untuk dimaafkan, Bu?" ujar Hanan frustasi."Kesalahan yang paling sulit mendapatkan maaf adalah sebuah pengkhianatan, terutama perselingkuhan. Makanya ibu nggak bisa menyalahkan sikap Nayma padamu sekarang ini. Karena ibu paham bagaimana rasanya jadi dia, diselingkuhi dan diceraikan padahal dia sendiri sedang dalam keadaan hamil besar." Widya sengaja menjeda kalimatnya sejenak, berharap sang putra paham dengan maksudnya."Iya, aku tau, Bu! Tapi–""Harusnya kamu sabar, jangan memaksakan kehendak. Memaafkan itu mungkin mudah, tapi melupakan apa yang sudah terjadi itu yang sulit." Widya
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 52Di depan ruang bersalin, Rosidin menunggu dengan harap-harap cemas. Erangan kesakitan Nayma memecah keheningan malam. Didalam sana, perempuan itu sedang berjuang melahirkan dan hanya ditemani sang ibu. Sebagai seorang ayah, Rosidin tak henti merapalkan do'a agar proses persalinan sang putri diberi kelancaran, dan cucu pertamanya bisa lahir dengan selamat.Di sisi lain, Widya tak sedikit pun beranjak dari sisi Hanan. Bahkan saat Ikke memintanya istirahat karena malam kian larut pun di tolak wanita itu. Widya menggenggam tangan Hanan yang dipenuhi alat. Wanita itu tak henti berdoa agar sang putra diberi keselamatan. Widya tak meminta kesembuhan sempurna putranya, dia hanya ingin putranya bertaubat setelah kejadian yang menimpanya malam ini.Di ruang bersalin sedang terjadi kehebohan, pasalnya Nayma mengalami kejang-kejang setelah berhasil melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki. Narti menangis histeris bahkan hampir ambruk dan ditenangkan oleh perawat yang bertugas.
Last Updated: 2024-06-14
Chapter: 51"Awh ... Bu ... to–long." Tiba-tiba saja Nayma memekik saat merasakan perutnya menegang.Lagi-lagi dia merasakan kontraksi, namun kali ini sangat berbeda seolah telah terjadi sesuatu pada bayinya didalam sana.Narti yang duduk di sofa bersama Rosidin melompat begitu mendengar rintihan kesakitan sang putri. Dia langsung mendekati ranjang Nayma dan bertanya."Nak, ada apa, Sayang? Kamu kenapa?" tanya Narti cemas.Keringat sebesar biji jagung sudah membanjiri pelipis Nayma. Wajahnya berubah pucat menahan kesakitan yang mendera. Narti mengelus-elus perut Nayma, tapi perempuan itu malah semakin kesakitan."Jangan pegang, Bu, sakiiit ... Nay rasanya ingin buang air besar, tapi ... arrghh ... sakit, Bu." Nayma semakin merintih kesakitan.Melihat putrinya kesakitan, Rosidin sigap keluar dan memanggil suster yang sedang berjaga. Suster tadi langsung bergegas menuju ruang rawat Nayma, dan langsung memeriksanya disana."Eum ... sepertinya bu Nayma sudah mau melahirkan. Kita pindah ke ruang bersa
Last Updated: 2024-06-13
Chapter: 50"Nak, makan dulu, ya? Tadi bapak belikan kamu mie ayam. Kamu pasti suka," bujuk Narti. Nayma menggeleng tanpa mau membalikkan badan menghadap orangtuanya. Bahu Narti mengendur bersamaan dengan helaan napas panjang yang keluar dari mulut wanita itu."Biarkan Nayma istirahat dulu, Bu. Mungkin dia belum lapar," kata Rosidin mencoba membesarkan hati sang istri."Tapi, Pak. Dari tadi siang Nayma belum makan, kasihan bayinya," sahut Narti masih tak tenang."Mau bagaimana lagi, Bu? Kita paksa pun Nayma tetap nggak mau, kan? Jadi biarkan dia istirahat dulu. Mungkin dia butuh ketenangan saat ini," kata Rosidin lagi.Mau tak mau, Narti mengangguk juga. Keduanya berbalik dan duduk di sofa, sembari menunggu sang putri bangun."Assalamu'alaikum," kata Aluna dan Widya serentak, bersamaan dengan itu pintu ruangan pun dibuka."Wa'alaikusalam," sahut Narti dan Rosidin pula. Keduanya berdiri menyambut kedatangan Aluna dan Widya."Mbok sama bapak sudah makan?" tanya Aluna. Keduanya menggeleng sebagai j
Last Updated: 2024-05-28
Chapter: 119Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa 8 bulan sudah Marissa dan Chika hidup berdua saja. Saat memilih pergi, dia sengaja memilih tinggal di pinggiran kota. Dengan berbekal uang pemberian Bu Ratih, dia mencari kontrakan dan mulai buka usaha kecil-kecilan. Dia juga melanjutkan bakat merajutnya, ilmu yang dia dapat saat menjadi tahanan dulu. Biasanya dia merajut gantungan kunci, dan akan dijual oleh Chika pada teman-teman sekolahnya. Dia juga menerima orderan untuk orang dewasa, entah itu tas, dompet atau banyak barang lain lagi.Marissa merasa hidupnya jauh lebih tenang sekarang. Dia dan Chika hidup bahagia meski jauh dari kata mewah. Sekarang ia tau, betapa sikap dan perlakuannya dulu amatlah buruk. Selama memilih menjauh, tentu saja kehidupannya tak langsung berjalan mulus. Ada tanjakan, serta jalan yang berliku yang harus ia hadapi. Tapi, berkat kesabaran dan keikhlasannya, semua pun bisa ia hadapi.Kadang dia masih sering teringat tentang Haikal. Bagaimana kabar lelaki itu sekara
Last Updated: 2024-01-20
Chapter: 118Marissa masih saja bergeming ditempatnya. Tak menyangka akan kembali berjumpa dengan wanita itu lagi. Ya, yang dia temui itu adalah Bu Ratih –Mama Haikal."A-anda?" seru Marissa tergagap."Ya! Bagaimana rasanya bisa kembali menghirup udara bebas?" balas Bu Ratih tersenyum."Kenapa anda lakukan ini? Bukankah anda menginginkan saya menjauh dari Haikal, putra anda?" Marissa tak menjawab pertanyaan tadi, melainkan kembali melempar tanya pada wanita itu. Dia hanya merasa heran dengan keputusan Bu Ratih, kenapa dia harus repot-repot membebaskan Marissa?"Justru itu. Saya membebaskan mu, agar kamu bisa pergi menjauh dari kota ini." Jawaban Bu Ratih membuat Marissa tercengang. Apa maksudnya?"Apa maksud anda? Kenapa saya harus pergi dari kota ini?" Marissa tak terima. Dia merasa Bu Ratih sedang berusaha mengatur hidupnya."Haikal tak lama lagi akan menikah. Saya tak ingin dia tiba-tiba bertemu denganmu, kemudian malah menimbulkan lagi benih yang sempat tumbuh. Jadi, tolong menjauh dari kehidu
Last Updated: 2024-01-20
Chapter: 117Dua minggu lebih sudah berlalu sejak hari terakhir Haikal mengunjungi Marissa. Dua hari setelah kunjungan Haikal, Evelyn dan Bian juga sempat datang. Tak ada pembahasan penting selain Chika. Marissa lebih banyak bicara dengan Evelyn, sedang Bian hanya diam menyimak. Marissa meminta maaf sambil menangis. Dia menyesali semuanya. Kebohongan dan pengkhianatan ia saat bersama Bian dulu kembali membayang, mengejarnya hingga menimbulkan sesal yang teramat dalam.Dia juga mengatakan pada Evelyn dan Bian, jika mereka merasa repot harus mengurus Chika, lebih baik tinggalkan di panti asuhan saja, dan akan dia jemput setelah bebas nanti. Namun, Evelyn tentu saja menolak. Dia mengatakan akan mengurus Chika sampai saat itu tiba.Marissa merasa bersyukur karena sang putri berada di lingkungan yang orang-orangnya sangat baik. Padahal jika ingin balas dendam, bisa saja Evelyn membalas lewat Chika, entah itu menyiksanya atau membuangnya.Selama itu tak bertemu Haikal, tentu sangat menyiksa perasaan Ma
Last Updated: 2024-01-19
Chapter: 116Haikal berdiri, dia menatap Marissa serius. Wanita itu malah memalingkan wajah, demi menutupi perasaannya sendiri."Apa aku punya salah?" Suara Haikal terdengar lirih, dan itu makin menambah sakit di hati Marissa. Wanita itu menggeleng cepat, tapi tak juga menatap Haikal."Tatap aku, Ris! Kenapa kamu berubah tiba-tiba begini? Aku salah apa?" Haikal mendekat dan mencengkram kuat kedua bahu Marissa, hingga wanita itu meringis pelan."Jawab, Ris! Jangan hanya diam. Aku butuh kepastian darimu. Aku butuh alasan yang menurutku masuk akal. Coba katakan, apa alasanmu?" Lagi, Haikal kembali menekankan suaranya. Dada lelaki itu terasa berdenyut."Aku harus jelaskan apa lagi? Sudah kukatakan, aku tak bisa membalas rasamu. Apalagi yang ingin kamu dengar?" balas Marissa memberanikan diri menatap Haikal."Aku tau kamu sedang bercanda, kan? Kamu nggak ingat dengan janjiku? Kita akan bersama, Ris. Jangan begini," kata Haikal. Nada bicaranya kembali melembut. Dia menatap Marissa dengan wajah memelas,
Last Updated: 2024-01-18
Chapter: 115Wanita paruh baya yang terlihat cantik dengan penampilan yang elegan itu menatap Marissa dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mendapat tatapan seperti itu tentu saja membuat Marissa risih, dia segera menunduk demi menghindari tatapan tajam dari wanita didepannya."Kamu yang bernama Marissa?" tanya wanita itu datar. Marissa hanya menoleh sekilas kemudian kembali menunduk setelah menganggukkan kepalanya."Duduklah. Saya ingin bicara," perintah wanita itu. Tanpa menunggu dua kali, Marissa langsung mengambil posisi dengan duduk didepan wanita itu."Sebelumnya perkenalkan dulu, saya Ratih Mamanya ... Haikal." Wanita bernama Ratih itu memperkenalkan dirinya. Marissa tercengang, kepala yang tadi menunduk langsung terangkat begitu mengetahui siapa wanita didepannya.Tak tau harus bereaksi seperti apa. Marissa tak menyangka saja jika ia akan kedatangan tamu tak diduga seperti ini. Apa tujuan Bu Ratih kesana? Apa ... Haikal sudah memberitahu Mamanya tentang Marissa?"Kau mengenalnya, Bukan? Mak
Last Updated: 2024-01-17
Chapter: 114"Jangan ngomong gitu, Mas! Kamu ini ingin menerka-nerka takdir?" kesal Evelyn."Bukan begitu, Lyn. Tapi--coba kamu pikir, kita sudah setahun lebih menikah, tapi sampai sekarang kamu belum hamil juga. Mas rasa--memang Mas yang bermasalah," kata lelaki itu."Gimana kalau kebalikannya? Gimana kalau aku yang ternyata nggak bisa mengandung anakmu?" Bian langsung menatap istrinya, kepalanya menggeleng tak setuju."Tidak. Mas yakin bukan kamu yang bermasalah, Yank. Dari masalah ini saja sudah terbukti," sangkal Bian."Terus, kalau memang kamu yang bermasalah, kamu mau apa, Mas? Mau drama dan meminta aku meninggalkanmu dan mencari laki-laki yang bisa memberiku keturunan, begitu?" ketus Evelyn. Dia merasa kesal dengan suaminya."Eh-- tentu aja enggak, Yank! Kamu pikir Mas mau berpisah denganmu lagi, gitu? Nggak, nggak! Mas nggak mau!" "Anak itu titipan, rezeki yang Allah beri. Sewaktu-waktu kita bisa saja diberi kepercayaan oleh Allah, yang penting kita harus selalu berdo'a. Jika Allah belum
Last Updated: 2024-01-16
Chapter: bab 10Sore harinya, Tania sudah pulang dari minimarket tempat ia bekerja. Hari ini perempuan itu merasa lebih letih dibanding biasanya, sebab tadi banyak barang masuk sedang satu temannya izin libur karena sakit. Jadilah ia terpaksa ikut mengangkat barang bersama dengan teman lainnya."Duh, kenapa tadi nggak beli aja lauk untuk makan malam, ya? Kalo gini, kan, terpaksa harus masak juga akunya." Sesal Tania. Dia lupa membeli lauk untuk makan malam, sebab biasanya ia selalu memasak sepulang kerja. Tapi kali ini dia benar-benar merasa sangat capek, seluruh badannya terasa remuk dan ingin segera bertemu air dan kasur."Assalamu'alaikum, Mas!" seru Tania sambil berjalan masuk.Dia menyapukan pandangannya keseluruh sudut ruangan, tampak bersih dan rapi. Diatas tikar di ruang tengah juga ada baju yang sudah tersetrika rapi. Siapa yang mengerjakan itu semua?"Wa'alaikusalam, Sayang." Ghani muncul dari dalam kamar."Mas, siapa yang mengerjakan ini semua? Nggak mungkin kamu, kan?" tanya Tania kehera
Last Updated: 2025-02-18
Chapter: bab 9 Beberapa hari setelah permintaan maaf mertua serta iparnya, kehidupan Tania mendadak berubah. Perempuan itu merasa hidup jauh lebih tenang. Mertua dan iparnya benar-benar menunjukkan perubahan yang signifikan. Sukma kerap mengantarkan makanan ke rumah Tania, apalagi saat perempuan itu harus masuk kerja di pagi hari. Sekarang Tania juga sudah bisa lebih tenang meninggalkan suaminya sendiri, sebab kadang Sukma dan Dara selalu datang untuk menemani Ghani di rumah."Ini baju kotor kalian?" tanya Sukma menunjuk keranjang kotor yang terletak disudut dekat dapur.Ghani menoleh, dia hanya mengangguk sekilas dan kembali menikmati teh hangat yang baru saja diseduh oleh ibunya."Mama cuciin, ya?" tambah wanita itu.Tanpa menunggu jawaban putranya, Sukma langsung meraih keranjang kotor itu dan membawanya ke tempat cucian."Loh, Ma, jangan! Nanti biar Tania aja yang kerjain, " cegah Ghani."Biar Mama aja, lagian ini nggak banyak, kok! Kasihan kalo Tania harus ngerjain cucian lagi. Dia udah capek
Last Updated: 2025-02-16
Chapter: Bab 8"Assalamu'alaikum ...!" seru Sukma sambil mengetuk pintu rumah Tania. Dia dan Dara berdiri di sana, menunggu sang tuan rumah membukakan pintu."Ma, kayaknya si Tania lagi masak enak, nih. Aromanya sampai sini, loh!" bisik Dara. Sukma mengangguk setuju, perutnya bergejolak minta diisi saat aroma masakan tercium di indera penciumannya."Iya. Pokoknya nanti kita harus bener-bener pasang wajah yang penuh penyesalan. Biar mereka percaya sama kita. Kamu paham, kan?" kata Sukma ikut berbisik. Dara hanya menanggapi dengan mengangguk, jika sedang tak ada rencana sudah bisa dipastikan gadis itu akan menolak meminta maaf pada iparnya.Tak lama, terdengar suara seseorang menjawab salam. Sukma dan Dara menarik napas dalam dan mulai memasang tampang sedih.Tania terkejut melihat kedatangan mertua dan iparnya. Dia baru saja selesai memasak dan akan makan malam dengan suaminya saat mereka datang."Mama, Dara? Ada apa?" tanya Tania sedikit ketus. Kejadian tadi siang masih terngiang di kepala Tania, te
Last Updated: 2024-11-19
Chapter: Bab 07"Ma, tolong berhenti mengganggu rumah tangga kami. Apa mama nggak bosan begini terus?" ucap Ghani kesal. "Siapa yang mengganggu rumah tangga kalian? Tanya istrimu itu, kenapa dia tega sekali mempermalukan adikmu didepan banyak orang?" kata Sukma, jarinya sudah menuding Tania dan menatap menantunya tajam. Tatapan mertuanya tak sedikit pun membuat Tania ciut, perempuan itu malah membalas tatapan Sukma dengan tangan terlipat di dada. "Ma, kalo anak salah itu, ya, jangan dibela! Bakal kebiasaan sampai tua!" ejek Tania. "Apa masalahnya untukmu? Aku ini seorang ibu, siapa pun yang berani mengganggu anakku, akan berurusan denganku langsung! Naluri seorang ibu itu memang beda. Kamu mana tau? Hamil aja belum pernah. Dasar mandul!" tukas Sukma. Tania langsung terdiam mendengar ucapan mertuanya. Dia refleks memegang perut ratanya, pernikahan mereka sudah menginjak satu tahun lebih, tapi sampai sekarang Tania belum juga hamil. Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu, Sukma segera
Last Updated: 2024-11-18
Chapter: Bab 6"Kenapa, Ra, kamu keliatan takut gitu? Padahal aku belum ngomong apa-apa, loh?" Tania sengaja mengeraskan volumenya agar teman-teman Dara ikut mendengar.Para gadis itu saling pandang, mereka berbisik-bisik sibuk menebak-nebak apa yang sedang terjadi antara Dara dan iparnya itu."Mbak! Bisa nggak, sih, ngomongnya pelan-pelan?" geram Dara."Bisa saja. Tapi ... bayar uangku 500 ribu!" tekan Tania. Dara melengos, dia tak memperdulikan permintaan Tania, bahkan dengan santai mengatakan jika ia tak punya sekarang."Nggak usah sok-sokan ngancam aku, Mbak! Sekarang mending lanjut ngebabu sana, biar nggak jadi miskin terus!" cemooh Dara. Gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan Tania yang sudah mengepalkan tangannya penuh amarah."Oke! Mari kita mulai. Apa setelah ini kamu masih saja bisa berkutik didepan teman-temanmu?" batin Tania licik.Perempuan itu berjalan tergesa ke arah Dara dan teman-temannya yang bersiap pergi. Sebelum Dara benar-benar menghidupkan mesin motornya, dia sudah lebih
Last Updated: 2024-11-14
Chapter: Bab 5Dengan dipenuhi rasa dongkol, Tania berangkat kerja setelah membayar hutang yang ditinggalkan Dara sebanyak 500 ribu. Ya, perempuan itu memang memilih membayar demi menghindari keributan, terlebih melihat wajah tak bersahabat Hani yang terus mendesaknya agar segera membayar. Di tempat kerjanya, Tania berusaha keras agar tetap fokus, meski hatinya masih saja diliputi amarah, rasa ingin segera membalas kejahilan Dara pun makin menggebu. "Liat aja nanti. Kamu pasti akan ku permalukan didepan orang-orang." Tania bergumam sambil terus menyusun barang-barang pada raknya. Teman kerjanya yang melihat wajah Tania terus ditekuk pun menegur. "Lo kenapa? Masam aja tuh muka!" tegur teman kerjanya. "Pasti perkara mertua atau ipar Lo lagi, ya?" tebak perempuan itu lagi. Tania hanya mengangguk lemah. "Sesekali balas, Tan. Jangan diem mulu. Makin diinjek-injek ntar!" kata perempuan itu lagi tanpa menghentikan pekerjaannya. "Iya. Capek juga gue tiap hari diusilin mulu. Liat aja, gue bakal bal
Last Updated: 2024-10-07