author-banner
Rifatul Mahmuda
Rifatul Mahmuda
Author

Novels by Rifatul Mahmuda

Membalas Mertua dan Ipar Toxic

Membalas Mertua dan Ipar Toxic

3 tahun menikah, Tania harus bersabar sebab sang suami yang tak bisa menafkahi sejak awal pernikahan, karena harus di PHK sebab mengalami kecelakaan hingga menyebabkan kakinya lumpuh total. Ujian Tania bukan hanya sampai disitu, penderitaannya makin bertambah saat mendapatkan mertua serta ipar yang Toxic. Selama pernikahannya, Tania berusaha sabar dengan perlakuan mertua dan iparnya, tapi suatu saat kesabaran itu sampai juga pada batasnya. Lantas, bagaimana Tania membalas sikap Toxic mertua serta adik iparnya?
Read
Chapter: bab 10
Sore harinya, Tania sudah pulang dari minimarket tempat ia bekerja. Hari ini perempuan itu merasa lebih letih dibanding biasanya, sebab tadi banyak barang masuk sedang satu temannya izin libur karena sakit. Jadilah ia terpaksa ikut mengangkat barang bersama dengan teman lainnya."Duh, kenapa tadi nggak beli aja lauk untuk makan malam, ya? Kalo gini, kan, terpaksa harus masak juga akunya." Sesal Tania. Dia lupa membeli lauk untuk makan malam, sebab biasanya ia selalu memasak sepulang kerja. Tapi kali ini dia benar-benar merasa sangat capek, seluruh badannya terasa remuk dan ingin segera bertemu air dan kasur."Assalamu'alaikum, Mas!" seru Tania sambil berjalan masuk.Dia menyapukan pandangannya keseluruh sudut ruangan, tampak bersih dan rapi. Diatas tikar di ruang tengah juga ada baju yang sudah tersetrika rapi. Siapa yang mengerjakan itu semua?"Wa'alaikusalam, Sayang." Ghani muncul dari dalam kamar."Mas, siapa yang mengerjakan ini semua? Nggak mungkin kamu, kan?" tanya Tania kehera
Last Updated: 2025-02-18
Chapter: bab 9
Beberapa hari setelah permintaan maaf mertua serta iparnya, kehidupan Tania mendadak berubah. Perempuan itu merasa hidup jauh lebih tenang. Mertua dan iparnya benar-benar menunjukkan perubahan yang signifikan. Sukma kerap mengantarkan makanan ke rumah Tania, apalagi saat perempuan itu harus masuk kerja di pagi hari. Sekarang Tania juga sudah bisa lebih tenang meninggalkan suaminya sendiri, sebab kadang Sukma dan Dara selalu datang untuk menemani Ghani di rumah."Ini baju kotor kalian?" tanya Sukma menunjuk keranjang kotor yang terletak disudut dekat dapur.Ghani menoleh, dia hanya mengangguk sekilas dan kembali menikmati teh hangat yang baru saja diseduh oleh ibunya."Mama cuciin, ya?" tambah wanita itu.Tanpa menunggu jawaban putranya, Sukma langsung meraih keranjang kotor itu dan membawanya ke tempat cucian."Loh, Ma, jangan! Nanti biar Tania aja yang kerjain, " cegah Ghani."Biar Mama aja, lagian ini nggak banyak, kok! Kasihan kalo Tania harus ngerjain cucian lagi. Dia udah capek
Last Updated: 2025-02-16
Chapter: Bab 8
"Assalamu'alaikum ...!" seru Sukma sambil mengetuk pintu rumah Tania. Dia dan Dara berdiri di sana, menunggu sang tuan rumah membukakan pintu."Ma, kayaknya si Tania lagi masak enak, nih. Aromanya sampai sini, loh!" bisik Dara. Sukma mengangguk setuju, perutnya bergejolak minta diisi saat aroma masakan tercium di indera penciumannya."Iya. Pokoknya nanti kita harus bener-bener pasang wajah yang penuh penyesalan. Biar mereka percaya sama kita. Kamu paham, kan?" kata Sukma ikut berbisik. Dara hanya menanggapi dengan mengangguk, jika sedang tak ada rencana sudah bisa dipastikan gadis itu akan menolak meminta maaf pada iparnya.Tak lama, terdengar suara seseorang menjawab salam. Sukma dan Dara menarik napas dalam dan mulai memasang tampang sedih.Tania terkejut melihat kedatangan mertua dan iparnya. Dia baru saja selesai memasak dan akan makan malam dengan suaminya saat mereka datang."Mama, Dara? Ada apa?" tanya Tania sedikit ketus. Kejadian tadi siang masih terngiang di kepala Tania, te
Last Updated: 2024-11-19
Chapter: Bab 07
"Ma, tolong berhenti mengganggu rumah tangga kami. Apa mama nggak bosan begini terus?" ucap Ghani kesal. "Siapa yang mengganggu rumah tangga kalian? Tanya istrimu itu, kenapa dia tega sekali mempermalukan adikmu didepan banyak orang?" kata Sukma, jarinya sudah menuding Tania dan menatap menantunya tajam. Tatapan mertuanya tak sedikit pun membuat Tania ciut, perempuan itu malah membalas tatapan Sukma dengan tangan terlipat di dada. "Ma, kalo anak salah itu, ya, jangan dibela! Bakal kebiasaan sampai tua!" ejek Tania. "Apa masalahnya untukmu? Aku ini seorang ibu, siapa pun yang berani mengganggu anakku, akan berurusan denganku langsung! Naluri seorang ibu itu memang beda. Kamu mana tau? Hamil aja belum pernah. Dasar mandul!" tukas Sukma. Tania langsung terdiam mendengar ucapan mertuanya. Dia refleks memegang perut ratanya, pernikahan mereka sudah menginjak satu tahun lebih, tapi sampai sekarang Tania belum juga hamil. Setelah mengucapkan kalimat menyakitkan itu, Sukma segera
Last Updated: 2024-11-18
Chapter: Bab 6
"Kenapa, Ra, kamu keliatan takut gitu? Padahal aku belum ngomong apa-apa, loh?" Tania sengaja mengeraskan volumenya agar teman-teman Dara ikut mendengar.Para gadis itu saling pandang, mereka berbisik-bisik sibuk menebak-nebak apa yang sedang terjadi antara Dara dan iparnya itu."Mbak! Bisa nggak, sih, ngomongnya pelan-pelan?" geram Dara."Bisa saja. Tapi ... bayar uangku 500 ribu!" tekan Tania. Dara melengos, dia tak memperdulikan permintaan Tania, bahkan dengan santai mengatakan jika ia tak punya sekarang."Nggak usah sok-sokan ngancam aku, Mbak! Sekarang mending lanjut ngebabu sana, biar nggak jadi miskin terus!" cemooh Dara. Gadis itu berlalu begitu saja meninggalkan Tania yang sudah mengepalkan tangannya penuh amarah."Oke! Mari kita mulai. Apa setelah ini kamu masih saja bisa berkutik didepan teman-temanmu?" batin Tania licik.Perempuan itu berjalan tergesa ke arah Dara dan teman-temannya yang bersiap pergi. Sebelum Dara benar-benar menghidupkan mesin motornya, dia sudah lebih
Last Updated: 2024-11-14
Chapter: Bab 5
Dengan dipenuhi rasa dongkol, Tania berangkat kerja setelah membayar hutang yang ditinggalkan Dara sebanyak 500 ribu. Ya, perempuan itu memang memilih membayar demi menghindari keributan, terlebih melihat wajah tak bersahabat Hani yang terus mendesaknya agar segera membayar. Di tempat kerjanya, Tania berusaha keras agar tetap fokus, meski hatinya masih saja diliputi amarah, rasa ingin segera membalas kejahilan Dara pun makin menggebu. "Liat aja nanti. Kamu pasti akan ku permalukan didepan orang-orang." Tania bergumam sambil terus menyusun barang-barang pada raknya. Teman kerjanya yang melihat wajah Tania terus ditekuk pun menegur. "Lo kenapa? Masam aja tuh muka!" tegur teman kerjanya. "Pasti perkara mertua atau ipar Lo lagi, ya?" tebak perempuan itu lagi. Tania hanya mengangguk lemah. "Sesekali balas, Tan. Jangan diem mulu. Makin diinjek-injek ntar!" kata perempuan itu lagi tanpa menghentikan pekerjaannya. "Iya. Capek juga gue tiap hari diusilin mulu. Liat aja, gue bakal bal
Last Updated: 2024-10-07
Saat Hati Harus Kembali Terbagi

Saat Hati Harus Kembali Terbagi

Dulu aku merasa bangga saat Mas Hanan lebih memilihku dibanding istrinya. Tapi sekarang, kejadian itu seolah menjadi boomerang untukku. Kejadian 1 tahun silam kembali berputar. Dulu aku yang menjadi selingkuhannya, dan sekarang ... aku yang diselingkuhi. Ternyata begini rasanya diselingkuhi? Harus bagaimana aku bersikap? apakah aku bisa setenang Aluna dulu saat memergoki suaminya selingkuh denganku?
Read
Chapter: 55. Ending
Aku masih saja terisak sambil terus memeluk ibu dari samping. Wanita itu berusaha terlihat tegar, bahkan tak ada lagi air mata yang keluar sejak jenazah bapak dibawa pulang. Ibu dan para tetangga membacakan yasin untuk almarhum bapak. Suara ibu terdengar parau, aku tau jika wanita itu memendam kesedihan hanya demi terlihat kuat oleh orang-orang.Didepan kami, tubuh bapak yang terbujur kaku ditutup dengan kain jarik. Saat kulihat tadi, wajah bapak tampak berseri dengan senyum menghiasi bibir pucatnya. Apa bapak pergi dalam keadaan tenang dan bahagia? Semoga saja iya."Nay, Zavier nangis. Sepertinya mau nyusu," bisik bude Niar menghampiriku. Aku menoleh dan mengangguk, setelah itu berpamitan pada ibu untuk menyusui Zavier ke kamar.Saat aku beranjak ke kamar, ibu mas Hanan menggantikan posisiku dengan duduk disisi kanan ibu, sedang disisi kiri ada mama Aluna yang turut hadir. Dua wanita yang juga berhati malaikat selain Aluna. Meski awalnya ibu mas Hanan sangat membenciku, tapi sekarang
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 54
Nayma POV Sakit. Sungguh, baru kali ini aku merasakan bagaimana sakitnya dikhianati. Diluar bapak dan ibu sedang menemani mas Hanan dan ibunya bertemu dengan putraku – Zavier. Putra yang ku lahirkan dengan susah payah, dengan kesakitan yang luar biasa Allah hadirkan.Sedang aku disini sendiri. Aku duduk di pinggir jendela dengan gorden yang sengaja ku singkap habis, agar mata bisa memandang langsung hamparan sawah yang menghijau dan mampu meredamkan sakit yang sekarang mendominasi.Saat pertama kali tau mas Hanan berselingkuh, jantungku ribut hingga menimbulkan sesak. Yang ada dipikiranku saat itu, apa kurangnya aku? Setelah selama ini ku terima dia yang hanya menikahiku secara sirih, bahkan rela berpisah dengan ibu dan bapak, serta ku terima saja penolakan keluarganya.Ternyata apa yang dikatakan orang-orang benar. Selingkuh akan menjadi sebuah kebiasaan, tak akan ada yang bisa menghalangi kecuali ia sendiri yang ingin berubah. Dan itu nyata! Bahkan aku baru tau dari Aluna, jika te
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 53
Merasa bukan ranahnya untuk ikut campur, Aryo bergegas meninggalkan rumah Nayma setelah membungkuk sopan pada Hanan dan Widya. Sementara itu, Widya mengusap bahu sang putra agar bisa lebih tenang."Bu, aku tau jika kesalahanku memang fatal. Tapi ... kedatangan kita kemari pun karena ingin minta maaf dan berdamai dengan Nayma." Hanan menatap kosong pintu rumah yang kini tertutup rapat."Apa aku tak pantas untuk dimaafkan, Bu?" ujar Hanan frustasi."Kesalahan yang paling sulit mendapatkan maaf adalah sebuah pengkhianatan, terutama perselingkuhan. Makanya ibu nggak bisa menyalahkan sikap Nayma padamu sekarang ini. Karena ibu paham bagaimana rasanya jadi dia, diselingkuhi dan diceraikan padahal dia sendiri sedang dalam keadaan hamil besar." Widya sengaja menjeda kalimatnya sejenak, berharap sang putra paham dengan maksudnya."Iya, aku tau, Bu! Tapi–""Harusnya kamu sabar, jangan memaksakan kehendak. Memaafkan itu mungkin mudah, tapi melupakan apa yang sudah terjadi itu yang sulit." Widya
Last Updated: 2024-06-21
Chapter: 52
Di depan ruang bersalin, Rosidin menunggu dengan harap-harap cemas. Erangan kesakitan Nayma memecah keheningan malam. Didalam sana, perempuan itu sedang berjuang melahirkan dan hanya ditemani sang ibu. Sebagai seorang ayah, Rosidin tak henti merapalkan do'a agar proses persalinan sang putri diberi kelancaran, dan cucu pertamanya bisa lahir dengan selamat.Di sisi lain, Widya tak sedikit pun beranjak dari sisi Hanan. Bahkan saat Ikke memintanya istirahat karena malam kian larut pun di tolak wanita itu. Widya menggenggam tangan Hanan yang dipenuhi alat. Wanita itu tak henti berdoa agar sang putra diberi keselamatan. Widya tak meminta kesembuhan sempurna putranya, dia hanya ingin putranya bertaubat setelah kejadian yang menimpanya malam ini.Di ruang bersalin sedang terjadi kehebohan, pasalnya Nayma mengalami kejang-kejang setelah berhasil melahirkan anak pertamanya yang berjenis kelamin laki-laki. Narti menangis histeris bahkan hampir ambruk dan ditenangkan oleh perawat yang bertugas.
Last Updated: 2024-06-14
Chapter: 51
"Awh ... Bu ... to–long." Tiba-tiba saja Nayma memekik saat merasakan perutnya menegang.Lagi-lagi dia merasakan kontraksi, namun kali ini sangat berbeda seolah telah terjadi sesuatu pada bayinya didalam sana.Narti yang duduk di sofa bersama Rosidin melompat begitu mendengar rintihan kesakitan sang putri. Dia langsung mendekati ranjang Nayma dan bertanya."Nak, ada apa, Sayang? Kamu kenapa?" tanya Narti cemas.Keringat sebesar biji jagung sudah membanjiri pelipis Nayma. Wajahnya berubah pucat menahan kesakitan yang mendera. Narti mengelus-elus perut Nayma, tapi perempuan itu malah semakin kesakitan."Jangan pegang, Bu, sakiiit ... Nay rasanya ingin buang air besar, tapi ... arrghh ... sakit, Bu." Nayma semakin merintih kesakitan.Melihat putrinya kesakitan, Rosidin sigap keluar dan memanggil suster yang sedang berjaga. Suster tadi langsung bergegas menuju ruang rawat Nayma, dan langsung memeriksanya disana."Eum ... sepertinya bu Nayma sudah mau melahirkan. Kita pindah ke ruang bersa
Last Updated: 2024-06-13
Chapter: 50
"Nak, makan dulu, ya? Tadi bapak belikan kamu mie ayam. Kamu pasti suka," bujuk Narti. Nayma menggeleng tanpa mau membalikkan badan menghadap orangtuanya. Bahu Narti mengendur bersamaan dengan helaan napas panjang yang keluar dari mulut wanita itu."Biarkan Nayma istirahat dulu, Bu. Mungkin dia belum lapar," kata Rosidin mencoba membesarkan hati sang istri."Tapi, Pak. Dari tadi siang Nayma belum makan, kasihan bayinya," sahut Narti masih tak tenang."Mau bagaimana lagi, Bu? Kita paksa pun Nayma tetap nggak mau, kan? Jadi biarkan dia istirahat dulu. Mungkin dia butuh ketenangan saat ini," kata Rosidin lagi.Mau tak mau, Narti mengangguk juga. Keduanya berbalik dan duduk di sofa, sembari menunggu sang putri bangun."Assalamu'alaikum," kata Aluna dan Widya serentak, bersamaan dengan itu pintu ruangan pun dibuka."Wa'alaikusalam," sahut Narti dan Rosidin pula. Keduanya berdiri menyambut kedatangan Aluna dan Widya."Mbok sama bapak sudah makan?" tanya Aluna. Keduanya menggeleng sebagai j
Last Updated: 2024-05-28
Mengemis Maaf Istriku

Mengemis Maaf Istriku

Pernikahanku diuji lewat suami dan keluarganya. Aku dan anakku diabaikan, suamiku lebih memilih memberi perhatian pada dua keponakan kembarnya. Alasannya karena mereka sudah kehilangan sosok ayah. Gila bukan? Dia menjadi pahlawan untuk kedua keponakannya, tapi malah menjadi penjahat untuk anak kandungnya sendiri. Menurut kalian, apa aku harus tetap bertahan atau pergi meninggalkannya?
Read
Chapter: Bab 104
Waktu cepat sekali berlalu, tak terasa sudah 1 bulan berlalu sejak kecelakaan yang menewaskan Netari dan Hakam terjadi. Hingga kini, Livia masih mengurung diri di rumah, beruntung ada Alia yang menemaninya tidur atas perintah Muis dan Masitah.Mereka takut terjadi hal yang tidak diinginkan bila membiarkan Livia hanya dengan Yazeed saja.Sejak itu juga, Dania dan Hana tak berhenti mengusik kehidupan Livia. Keduanya bersikukuh ingin merebut rumah peninggalan Hakam. Meski di surat sudah jelas tertulis nama Livia, keduanya tetap tak mau kalah dan memaksa Livia angkat kaki dari sana."Mas, waktu cepat banget berlalu, ya? Nggak kerasa udah sebulan aja kamu ninggalin aku sama Yazeed."Livia bicara pada nisan suaminya, dia berusaha tegar meski tak dipungkiri ada getir dalam nada suaranya. Senyum yang ia sunggingkan jelas sebuah keterpaksaan agar tak terus terlihat terpuruk setelah kepergian suaminya. Kuatnya ia hingga kini juga untuk Yazeed. Kalau saja ia terus lemah, siapa yang akan menjaga
Last Updated: 2025-10-28
Chapter: 103
"Kamu pasti bohong, kan? Kamu pasti sengaja membuat surat palsu ini untuk menggelabui kami, kan? Jangan harap kamu bisa membohongi kami, Livia!" sergah Hana.Dia dan ibunya menolak percaya dengan apa yang ditunjukkan oleh Livia barusan. Menurut Hana, Hakam tak mungkin seceroboh itu membuat surat rumah atas nama orang lain. Padahal Livia adalah istrinya."Hana benar! Mana mungkin Hakam memberikan rumah ini untukmu? Kami yang seharusnya lebih pantas jika dibandingkan dengan kamu Livia!" timpal Dania ikut emosi."Oh, ya? Kalian salah. Aku ... punya Yazeed, anakku dengan mas Hakam yang akan menjadi pewaris untuk seluruh harta mas Hakam. Jadi, mama dan mbak Hana tidak punya hak sedikit pun untuk mencampuri urusanku." Dania dan Hana dirundung emosi, Hana mendekat kearah Livia dan melayangkan satu tamparan keras di pipi iparnya itu."Hey! Apa-apaan ini?" Alia berlari cepat dan mendorong tubuh Hana hingga terjengkang.Hana berteriak dan mengumpat Alia kasar. Alia tak peduli, dia menatap Hana
Last Updated: 2025-10-19
Chapter: 102
Setelah melalui perdebatan yang cukup sengit dengan mertua dan iparnya, akhirnya jenazah Hakam dibawa pulang ke rumah baru mereka. Berkat dukungan para anggota keluarga korban yang ikut kecelakaan bersama Hakam, Livia bisa membawa suaminya ke rumah mereka dan mengurus segala keperluan untuk fardhu kifayah suaminya, termasuk mengantar jasad laki-laki itu hingga ke peristirahatan terakhirnya."Neng, yang sabar, ya? Banyak-banyak ikhlas dan do'a. InsyaAllah kalau kamu ikhlas, Hakam pasti bisa pergi dengan tenang," kata Masitah lembut, wanita itu ikut berjongkok disamping Livia yang masih saja menangisi batu nisan suaminya.Livia tergugu, dia meremas tanah makam suaminya yang masih basah. Seolah yang ia lakukan itu bisa mengusir sesak yang terus berkelindan dalam dadanya.Satu persatu tetangga yang ikut mengantar Hakam mulai membubarkan diri. Hanya tersisa Livia, Masitah, Alia dan Muis. Dania dan Hana juga masih di sana, wajah keduanya juga masih sembab karena terus menangisi kepergian Ha
Last Updated: 2025-10-15
Chapter: Bab 101
"Dimana perempuan pembawa sial itu? Dimana dia? Akan ku bunuh kamu Livia ...!" Dania berteriak bak orang kesurupan.Suasana duka berubah kacau, kedatangan Dania benar-benar mengubah suasana di sana. Yang tadinya orang-orang sibuk menangisi anggota keluarga yang meninggal berubah menjadi keributan akibat kedatangan Dania yang tiba-tiba.Livia yang berada didalam ruang jenazah tengah menangisi suaminya langsung kaget saat mendengar suara mertuanya. Dengan detak jantung yang mulai tak beraturan, dia berbalik dan siap menghadapi kemarahan mertua serta iparnya."Dasar perempuan pembawa sial ...!" Dania berlari kearah Livia dan menarik rambut perempuan itu hingga ia mengaduh kesakitan.Orang-orang yang berada diluar langsung ikut menyaksikan keributan itu. Mereka merasa kasihan pada Livia, ditengah duka karena kehilangan suaminya, mertuanya malah datang dan menyerangnya.Alia berusaha keras melepas cengkraman Dania dari rambut Livia. Terlihat Livia tak lagi menangis, dia seakan lelah dan pa
Last Updated: 2025-10-12
Chapter: Bab 100
Livia tiba di rumah sakit dengan ditemani Alia, sedang Yazeed ia titipkan pada Muis dan Masitah. Perempuan itu tak kuasa membendung air matanya, tangis dengan luapan sesak didalam dada tak henti sejak dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat jasad suaminya dibawa.Kerumunan para keluarga korban kecelakaan beruntun memenuhi depan ruang jenazah, mereka sama hancurnya dengan Livia begitu mendapat kabar anggota keluarga mereka ikut menjadi korban nahas itu.Livia lemah, tapi ia berusaha kuat agar bisa melihat suaminya untuk yang terakhir kalinya. Mereka masih menunggu diberi izin masuk satu persatu agar tak memenuhi ruang jenazah. "Ahm, permisi ... korban kecelakaan beruntun tadi dibawa ke sini semua?" Suara bariton yang sangat ia kenali membuat Livia mendongak.Didepannya, seorang laki-laki dengan postur tubuh yang sangat mirip dengan Gheza berdiri membelakanginya. Laki-laki itu tengah berbicara dengan salah satu keluarga korban di sana. Livia ragu, tapi juga penasaran kenapa Gheza ik
Last Updated: 2025-10-11
Chapter: Bab 99
"Itukan mbak Hana? Kenapa dia bisa ada di sini?" gumam Livia masih memperhatikan Hana yang berdiri didepan gerbang rumah mewah itu.Tak lama, seseorang keluar membuka pagar tinggi itu. Seorang pria bertubuh gempal keluar hanya dengan mengenakan kaos oblong biasa dan celana panjang bahan.Tampak dari kejauhan Hana berbincang-bincang dengan pria itu, bisa Livia lihat bagaimana mata pria itu jelalatan memandangi setiap lekuk tubuh Hana yang dibungkus dengan baju yang super ketat yang dipadukan dengan jeans yang tak kalah ketatnya.Banyak dugaan yang Livia tujukan pada kakak iparnya itu. Apa Hana ada hubungan khusus dengan pria itu? Tapi ... pria itu jelas masih memiliki istri dan Livia tau. Tak mungkin juga kalau Hana jadi wanita simpanannya, kan?Ditengah kekalutan pikirannya, tiba-tiba saja dia melihat Hana mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan ... menyerahkannya pada pria tadi. Livia sampai menyipitkan mata demi menangkap dengan jelas benda apa yang Hana selipkan di tangan pria i
Last Updated: 2025-10-11
Penyesalan Seusai Talak

Penyesalan Seusai Talak

Fabian mengucapkan talak pada Evelyn sebab hadirnya sang mantan istri kembali. namun seusai talak ia ucapkan, penyesalan menghampiri Bian. bagaimana kelanjutan kisah cinta mereka?
Read
Chapter: 119
Waktu berlalu begitu cepat. Tak terasa 8 bulan sudah Marissa dan Chika hidup berdua saja. Saat memilih pergi, dia sengaja memilih tinggal di pinggiran kota. Dengan berbekal uang pemberian Bu Ratih, dia mencari kontrakan dan mulai buka usaha kecil-kecilan. Dia juga melanjutkan bakat merajutnya, ilmu yang dia dapat saat menjadi tahanan dulu. Biasanya dia merajut gantungan kunci, dan akan dijual oleh Chika pada teman-teman sekolahnya. Dia juga menerima orderan untuk orang dewasa, entah itu tas, dompet atau banyak barang lain lagi.Marissa merasa hidupnya jauh lebih tenang sekarang. Dia dan Chika hidup bahagia meski jauh dari kata mewah. Sekarang ia tau, betapa sikap dan perlakuannya dulu amatlah buruk. Selama memilih menjauh, tentu saja kehidupannya tak langsung berjalan mulus. Ada tanjakan, serta jalan yang berliku yang harus ia hadapi. Tapi, berkat kesabaran dan keikhlasannya, semua pun bisa ia hadapi.Kadang dia masih sering teringat tentang Haikal. Bagaimana kabar lelaki itu sekara
Last Updated: 2024-01-20
Chapter: 118
Marissa masih saja bergeming ditempatnya. Tak menyangka akan kembali berjumpa dengan wanita itu lagi. Ya, yang dia temui itu adalah Bu Ratih –Mama Haikal."A-anda?" seru Marissa tergagap."Ya! Bagaimana rasanya bisa kembali menghirup udara bebas?" balas Bu Ratih tersenyum."Kenapa anda lakukan ini? Bukankah anda menginginkan saya menjauh dari Haikal, putra anda?" Marissa tak menjawab pertanyaan tadi, melainkan kembali melempar tanya pada wanita itu. Dia hanya merasa heran dengan keputusan Bu Ratih, kenapa dia harus repot-repot membebaskan Marissa?"Justru itu. Saya membebaskan mu, agar kamu bisa pergi menjauh dari kota ini." Jawaban Bu Ratih membuat Marissa tercengang. Apa maksudnya?"Apa maksud anda? Kenapa saya harus pergi dari kota ini?" Marissa tak terima. Dia merasa Bu Ratih sedang berusaha mengatur hidupnya."Haikal tak lama lagi akan menikah. Saya tak ingin dia tiba-tiba bertemu denganmu, kemudian malah menimbulkan lagi benih yang sempat tumbuh. Jadi, tolong menjauh dari kehidu
Last Updated: 2024-01-20
Chapter: 117
Dua minggu lebih sudah berlalu sejak hari terakhir Haikal mengunjungi Marissa. Dua hari setelah kunjungan Haikal, Evelyn dan Bian juga sempat datang. Tak ada pembahasan penting selain Chika. Marissa lebih banyak bicara dengan Evelyn, sedang Bian hanya diam menyimak. Marissa meminta maaf sambil menangis. Dia menyesali semuanya. Kebohongan dan pengkhianatan ia saat bersama Bian dulu kembali membayang, mengejarnya hingga menimbulkan sesal yang teramat dalam.Dia juga mengatakan pada Evelyn dan Bian, jika mereka merasa repot harus mengurus Chika, lebih baik tinggalkan di panti asuhan saja, dan akan dia jemput setelah bebas nanti. Namun, Evelyn tentu saja menolak. Dia mengatakan akan mengurus Chika sampai saat itu tiba.Marissa merasa bersyukur karena sang putri berada di lingkungan yang orang-orangnya sangat baik. Padahal jika ingin balas dendam, bisa saja Evelyn membalas lewat Chika, entah itu menyiksanya atau membuangnya.Selama itu tak bertemu Haikal, tentu sangat menyiksa perasaan Ma
Last Updated: 2024-01-19
Chapter: 116
Haikal berdiri, dia menatap Marissa serius. Wanita itu malah memalingkan wajah, demi menutupi perasaannya sendiri."Apa aku punya salah?" Suara Haikal terdengar lirih, dan itu makin menambah sakit di hati Marissa. Wanita itu menggeleng cepat, tapi tak juga menatap Haikal."Tatap aku, Ris! Kenapa kamu berubah tiba-tiba begini? Aku salah apa?" Haikal mendekat dan mencengkram kuat kedua bahu Marissa, hingga wanita itu meringis pelan."Jawab, Ris! Jangan hanya diam. Aku butuh kepastian darimu. Aku butuh alasan yang menurutku masuk akal. Coba katakan, apa alasanmu?" Lagi, Haikal kembali menekankan suaranya. Dada lelaki itu terasa berdenyut."Aku harus jelaskan apa lagi? Sudah kukatakan, aku tak bisa membalas rasamu. Apalagi yang ingin kamu dengar?" balas Marissa memberanikan diri menatap Haikal."Aku tau kamu sedang bercanda, kan? Kamu nggak ingat dengan janjiku? Kita akan bersama, Ris. Jangan begini," kata Haikal. Nada bicaranya kembali melembut. Dia menatap Marissa dengan wajah memelas,
Last Updated: 2024-01-18
Chapter: 115
Wanita paruh baya yang terlihat cantik dengan penampilan yang elegan itu menatap Marissa dari ujung kaki hingga ujung rambut. Mendapat tatapan seperti itu tentu saja membuat Marissa risih, dia segera menunduk demi menghindari tatapan tajam dari wanita didepannya."Kamu yang bernama Marissa?" tanya wanita itu datar. Marissa hanya menoleh sekilas kemudian kembali menunduk setelah menganggukkan kepalanya."Duduklah. Saya ingin bicara," perintah wanita itu. Tanpa menunggu dua kali, Marissa langsung mengambil posisi dengan duduk didepan wanita itu."Sebelumnya perkenalkan dulu, saya Ratih Mamanya ... Haikal." Wanita bernama Ratih itu memperkenalkan dirinya. Marissa tercengang, kepala yang tadi menunduk langsung terangkat begitu mengetahui siapa wanita didepannya.Tak tau harus bereaksi seperti apa. Marissa tak menyangka saja jika ia akan kedatangan tamu tak diduga seperti ini. Apa tujuan Bu Ratih kesana? Apa ... Haikal sudah memberitahu Mamanya tentang Marissa?"Kau mengenalnya, Bukan? Mak
Last Updated: 2024-01-17
Chapter: 114
"Jangan ngomong gitu, Mas! Kamu ini ingin menerka-nerka takdir?" kesal Evelyn."Bukan begitu, Lyn. Tapi--coba kamu pikir, kita sudah setahun lebih menikah, tapi sampai sekarang kamu belum hamil juga. Mas rasa--memang Mas yang bermasalah," kata lelaki itu."Gimana kalau kebalikannya? Gimana kalau aku yang ternyata nggak bisa mengandung anakmu?" Bian langsung menatap istrinya, kepalanya menggeleng tak setuju."Tidak. Mas yakin bukan kamu yang bermasalah, Yank. Dari masalah ini saja sudah terbukti," sangkal Bian."Terus, kalau memang kamu yang bermasalah, kamu mau apa, Mas? Mau drama dan meminta aku meninggalkanmu dan mencari laki-laki yang bisa memberiku keturunan, begitu?" ketus Evelyn. Dia merasa kesal dengan suaminya."Eh-- tentu aja enggak, Yank! Kamu pikir Mas mau berpisah denganmu lagi, gitu? Nggak, nggak! Mas nggak mau!" "Anak itu titipan, rezeki yang Allah beri. Sewaktu-waktu kita bisa saja diberi kepercayaan oleh Allah, yang penting kita harus selalu berdo'a. Jika Allah belum
Last Updated: 2024-01-16
You may also like
Gadis Kecil di Pelaminanku
Gadis Kecil di Pelaminanku
Lainnya · Pena_yuni
20.5K views
Morning, Tuan Anu
Morning, Tuan Anu
Lainnya · Si Mendhut
19.1K views
Good Novel
Good Novel
Lainnya · GN
19.0K views
KILLER MASK
KILLER MASK
Lainnya · Degitarius
15.2K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status