author-banner
Putri Cahaya
Putri Cahaya
Author

Novels by Putri Cahaya

Mari Berpisah, Aku Menyerah

Mari Berpisah, Aku Menyerah

"Aku nggak akan pernah menceraikanmu. Kamu tetap menjadi istriku." Naina terbelalak. Empat tahun menjadi istri dari Dhafin, hinaan, caci maki, dan perlakuan buruk sudah menjadi makanan sehari-hari, seolah ia harus sadar posisinya hanya istri pengganti yang akan selalu menjadi bayang-bayang mantan tunangan pria itu. Tapi, ia tak terima kala dituduh meracuni anaknya sendiri sampai meninggal. Naina ingin berpisah. Hanya saja, mengapa Dhafin Manggala Wirabuana malah bersikap seperti ini? Mampukah Naina lepas dari CEO salah satu perusahaan ternama itu?
Read
Chapter: 333. Sebuah Ikatan Tak Terduga
Hening.Tak ada yang bergerak.Tak ada yang bersuara.Lora masih bertahan di tempatnya berdiri. Tatapannya lurus menatap perempuan berkulit putih pucat di depan sana, tanpa ekspresi sedikit pun. Ia ingin berbalik badan dan melangkah pergi.Namun, tiba-tiba Lora tiba-tiba teringat ucapan Bu Anita tadi siang. Perempuan bule itu datang tanpa perencanaan dan malah kehadirannya dimanfaatkan oleh mereka. Ia lalu mengaitkannya dengan penjelasan Grissham bahwa perempuan itu datang ke negara ini untuk sebuah proyek besar. Mungkin saja Grissham adalah satu-satunya orang yang dikenalnya di sini, hingga secara naluriah langsung menghampiri laki-laki itu.Dan dari situlah segalanya dimulai. Momen itu dimanfaatkan oleh pihak lain untuk menyebarkan gosip, menciptakan narasi agar semuanya tampak lebih meyakinkan. Itu artinya Grissham tidak berbohong. Dan mungkin juga tidak bersalah. Mungkin memang ada hubungan, tetapi bukan seperti yang diberitakan. Bukan pasangan, bukan kekasih gelap, bukan pula
Last Updated: 2025-06-21
Chapter: 332. Kembali Terulang
Tiba di lantai atas, Lora mendapati Amina tengah duduk di ruang santai sambil memainkan ponselnya. Perempuan itu bilang si kembar sedang tidur siang di kamar Ayahnya.Lora hanya mengangguk paham dan berniat ikut duduk, karena tidak mungkin ia masuk ke kamar mantan suaminya. Namun, baru saja hendak menurunkan tubuhnya ke sofa, sebuah suara menghentikannya.“Mama!”Lora menoleh dan melihat si kembar dengan wajah kusut dan rambut acak-acakan tengah berlari kecil ke arahnya. Ia segera berlutut sambil merentangkan tangan, menyambut mereka dalam pelukan hangat.“Kalian habis bobo siang, ya?” tanyanya lembut sambil mengusap sisi kepala mereka satu per satu.Si kembar mengangguk bersamaan, lalu kembali gelendotan di pelukan ibunya.“Iya, ama Papa,” jawab Zora, jari mungilnya menunjuk ke arah belakang.Lora mengikuti arah tunjuk itu. Tampak Dhafin berjalan pelan mendekat sambil membenahi rambutnya yang berantakan. Mungkin benar, mereka bertiga memang baru bangun tidur.“Mau pulang sekarang at
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: 331. Bodoh, Katamu?
“Lora?”Untuk sejenak, Lora membeku di tempat saat mendengar suara seseorang yang dikenalnya. Ia tak langsung menjawab, melainkan buru-buru menyeka air matanya dengan kepala tertunduk. Napasnya yang memburu coba ia atur kembali, seolah tak terjadi apa-apa. Lalu, ia menoleh dengan senyum kecil yang dipaksakan. Tatapannya mengarah pada dua orang yang kini berdiri di hadapannya.“Lora? Kamu udah datang?” Bu Anita, orang yang pertama kali memanggilnya, menyapa ketika melihat mantan menantunya berdiri di ambang pintu. Ada sedikit keterkejutan yang samar di balik nada suaranya, meski berusaha disembunyikan.Lora melangkah pelan, memperlebar senyumnya seolah tak ada apa-apa. “Iya, Ma. Pekerjaan hari ini selesai lebih cepat, jadi aku bisa langsung ke sini.”Bu Anita mengangguk sambil menyentuh lengan Lora dengan gerakan yang dibuat seolah hangat. “Dari kapan datangnya? Udah lama?”Lora menggeleng pelan. “Aku baru aja datang, Ma. Rumah kelihatan sepi banget, makanya aku langsung ke sini.”“B
Last Updated: 2025-06-18
Chapter: 330. Semua Hanya Sandiwara
Pertanyaan Pak Daniel menggantung di udara, menusuk telinga Lora lebih tajam dari apapun.Tangannya menggenggam erat sisi tembok, berusaha tetap tegak meski tubuhnya nyaris limbung. Di dalam dada, detak jantungnya membentur keras seperti ingin lepas dari tempatnya.Udara terasa semakin berat. Namun, ia tetap diam. Tetap mendengarkan.Ia tahu….Jawaban dari pertanyaan itu bisa menjadi kunci atas semua kekacauan yang menimpa hidupnya. Apapun resikonya, Lora harus tahu sebelum semuanya terlambat.“Setelah pernikahan mereka batal, Mama akan ambil hati Lora. Pelan-pelan kita tarik dia semakin dekat ke kita,” suara Bu Anita kembali terdengar setelah beberapa saat terdiam.“Habis itu, kita bujuk dia supaya mau kembali dengan Dhafin. Si kembar juga bisa kita manfaatkan untuk ini. Lora pasti akan melakukan apa pun demi mereka,termasuk rujuk,” tambahnya.“Apa Mama yakin ingin menyatukan Dhafin dan Lora lagi?” tanya Pak Daniel, terdengar ragu.“Kenapa? Papa nggak setuju? Bukankah kita sudah memb
Last Updated: 2025-06-15
Chapter: 329. Percakapan yang Membuka Mata
Lora menghentikan laju mobilnya di pelataran kediaman keluarga Wirabuana untuk menjemput si kembar di rumah kakek-neneknya. Sebelum turun, ia melirik jam tangan di pergelangan kirinya yang menunjukkan pukul dua siang. Sebenarnya ini belum waktunya menjemput mereka.Namun, Lora memang sengaja datang satu jam lebih awal karena pekerjaannya sudah selesai lebih cepat. Selain itu, ia juga ingin sekalian mengawasi si kembar selama berada di sini.Lora melepaskan seat belt, lalu meraih bingkisan dari restoran yang sedari tadi tergeletak di jok samping sebagai buah tangan. Setelah semuanya siap, ia pun turun dari mobil dan mulai melangkahkan kakinya menuju rumah besar itu.Di teras, Lora berpapasan dengan Bi Lastri yang juga baru saja masuk entah dari mana. Ia tersenyum ramah dan mencium tangan wanita paruh baya itu dengan sopan. Lora tak pernah melupakan kebaikan Bi Lastri selama dirinya menjadi menantu keluarga Wirabuana.“Non Lora mau jemput si kembar, ya?” sapa Bi Lastri seraya mendoro
Last Updated: 2025-06-14
Chapter: 328. Ancaman Di Balik Dua Pilihan
Tanpa pikir panjang, Grissham melepas headphone dari telinganya, lalu mengganti dengan earpod yang tersambung ke ponsel satunya lagi. Ia juga memasang alat penyamar suara agar suaranya tidak mudah dikenali. Begitu semua siap, jarinya mulai bergerak mencari nomor telepon orang yang tengah ia pantau. Setelah ketemu, ia langsung menekan tombol panggil.Dering pertama tak dijawab. Begitu pula dering kedua. Baru pada dering ketiga, sambungan terangkat.“Halo.” Suara orang di seberang sana akhirnya terdengar.Grissham tidak langsung merespons. Matanya masih fokus menatap layar komputer yang memperlihatkan si penerima panggilan tengah memegang ponsel. Kemungkinan sedang mengaktifkan loudspeaker agar bisa didengar bersama.“Halo… dengan siapa ini? Kalau tidak ada jawaban, saya tutup.”Grissham mendekatkan alat penyamar suara ke mulut. Suaranya terdengar berat dan samar. “Kalian terlihat sangat bahagia, ya. Sayangnya, kebahagiaan kalian dibangun di atas penderitaan orang lain.”“Apa maksud A
Last Updated: 2025-06-11
Menikah Muda dengan Anak Rentenir

Menikah Muda dengan Anak Rentenir

Azwa, gadis belia berusia 19 tahun itu terpaksa menikah muda dengan Aufal demi melunasi utang orang tuanya. Takdir membawanya masuk ke dalam kehidupan seorang anak bos rentenir yang terkenal di kampungnya. Dia bahkan harus rela mengorbankan perasaannya yang masih terkunci untuk seseorang di masa lalu. Meski tak ada cinta dalam hatinya, Azwa berusaha ikhlas dan menjadi istri yang baik untuk Aufal. Hingga suatu ketika perempuan itu bertemu kembali dengan sang cinta masa lalu yang membuat sikapnya kepada Aufal berubah. Lantas bagaimanakah kehidupan pernikahan Azwa dan Aufal yang diawali dengan keterpaksaan?
Read
Chapter: Extra Part 3 : Dadah, Aarash
“Anak bungsu lo. Jadi, kami bisa mengasuhnya dari bayi biar berasa punya baby newborn,” jawab Kahfi seraya menatap intens ke arah Dedek Aya di pangkuan ibunya. “Nggak boleh!” sahut Azwa langsung. Dia memeluk bayi perempuannya posesif. “Dedek Aya nggak bisa jauh dari Azwa karena dia butuh banget ASI eksklusif.” “Putri gue ini kayak masnya Wafa yang punya alergi susu formula. Nutrisinya harus dari ASI, nggak boleh dari yang lain,” timpal Aufal ketika melihat Kahfi yang ingin bersuara. “Mungkin bisa pakai ASI perah, tapi kan rumah lo ada di Jakarta. Nggak mungkin lo bolak balik Jakarta-Semarang cuma untuk mengambil ASI perah doang.” “Gue tau, lo nggak segabut itu. Kalau misalnya lo tinggal di kota ini, mungkin permintaan lo bisa kami pertimbangkan. Ya kan, Dek?” Pria itu menoleh ke arah istrinya meminta pendapat. Azwa mengangguk setuju karena memang itulah alasan utamanya. “Dedek Aya punya alergi cukup serius, jadi nggak bisa makan atau minum sembarangan.” Kahfi menyandarkan tubuh
Last Updated: 2024-05-29
Chapter: Extra Part 2 : Permintaan Kahfi
“Fal, lo kan udah punya empat anak, sedangkan gue, satu aja belum punya. Boleh nggak kalau gue adopsi salah satu anak lo?” tanya Kahfi.“Apa? Lo gila?!” Aufal membelalakkan mata terkejut. Tangannya mengepal geram mendengar permintaan tak masuk akal Kahfi. “Gue masih sangat sanggup membesarkan dan mengasuh anak gue sendiri,” balasnya ngegas.“Gue tau.” Kahfi mengalihkan pandangannya ke depan. “Gue benar-benar ingin mengasuh anak lo, Fal. Gue pengen banget ngerasain gimana rasanya menjadi orang tua.”“Kenapa lo tiba-tiba berpikiran kayak gitu?” tanya Aufal dengan nada lebih rendah. Dia merasa, permasalahan yang Kahfi hadapi tidak sesederhana itu.Kahfi menghela napas panjang dan kembali menatap Aufal. “Lo pasti tau, permasalahan yang selama ini gue hadapi itu apa. Tentang anak yang sampai detik ini belum hadir diantara kami.”“Dan sekarang muncul masalah baru. Khanza desak gue buat menikah lagi agar bisa mendapatkan keturunan. Padahal gue sama sekali nggak masalah kalau nggak ada anak,
Last Updated: 2024-05-28
Chapter: Extra Part 1 : Keluarga Kecil Aufal
“Astaga! Kenapa kalian berantakin lagi?!” Azwa memekik terkejut melihat mainan yang kembali berserakan padahal sebelumnya sudah dibereskan agar mudah disapu. Baru ditinggal sebentar untuk menyapu halaman rumah, anak-anaknya kembali berulah. Dia menatap satu-persatu ketiga anaknya yang hanya diam mematung. “Bunda kan udah bilang sebelumnya, jangan diberantakin lagi. Mau Bunda sapu lantainya. Kalau ingin main lagi, nanti aja habis Bunda nyapu,” omelnya. “Kalau kayak gini, Bunda jadinya kerja dua kali. Kalian kan udah berkali-kali Bunda bilangin, habis main itu dibereskan mainannya biar rapi dan nggak kececeran.” Azwa masih terus mengomeli anak-anaknya yang kini menunduk takut. Wanita itu menyandarkan sapu di dinding. Dia hendak membereskan lagi mainan mereka dan memasukkannya ke dalam keranjang. Baru satu mainan yang masuk, terdengar suara tangisan bayi berasal dari dalam kamarnya. Azwa menghela napas lelah lalu menatap putra-putrinya. “Bunda nggak mau tau pokoknya kalian bereska
Last Updated: 2024-05-27
Chapter: 155. Cinta Masa Depanku [End]
“Kenapa, Sayang? Papa ingin peluk Aarash loh.” Azwa mengusap lembut rambut Aarash. Dia sangat mengerti bila putranya sudah seperti ini. “Aarash takut?” tanyanya yang dijawab anggukan oleh Aarash. “Nggak papa, Nak. Papa itu orangnya baik kok. Papa sayang banget sama Aarash.” Aarash tetap menggeleng dan malah berlari menuju opanya menyusul kedua saudaranya yang lebih dulu ke sana. Azwa menghela napas dan tersenyum tidak enak kepada Aufal. “Namanya Aarash Nazhief Putra Ar-Rasyid kembarannya Aresha. Dia memang begitu kalau sama orang baru. Harap maklum, ya, Mas,” ucapnya. “Nggak papa, Dek. Mas mengerti kok. Mereka pasti bingung dengan kehadiran Mas. Nggak pernah bertemu wajar kalau merasa asing dan takut,” balas Aufal. Azwa memandang sendu Aarash yang sedang bercanda dengan Papa Wirya. “Aarash mengalami yang namanya speech delay, Mas, membuat dia lebih banyak diam. Dia mengerti bahasa yang kita ucapkan.” “Tapi, untuk mengucapkannya sendiri dia agak kesulitan kalau nggak dipan
Last Updated: 2024-05-26
Chapter: 154. Ini Papa, Nak
Bukan hanya Azwa saja yang terkejut, melainkan orang tua Aufal pun tak kalah kagetnya. “Yang bener kamu, Andra? Sejak kapan?” tanya Mama Erina. “Beneran, Tante. Kami udah menikah empat tahun yang lalu,” jawab Andra. Aufal terkekeh kecil melihat respons mereka. “Aufal awalnya juga sangat kaget sama kayak kalian. Pasalnya setau Aufal, Andra ini benci banget sama Sheilla. Eh, nggak taunya malah udah nikah dan punya anak.” “Gue kemakan omongan sendiri, Fal. Dari yang mulanya benci banget berubah jadi cinta. Sekarang mah kami saling mencintai bahkan udah bucin. Iya kan, Sayang?” Andra mengedipkan sebelah matanya pada Sheilla bermaksud menggoda. Sheilla membalas dengan mata melotot sambil mencubit keras pinggang suaminya lalu kembali tersenyum ke arah semua orang. “Pernikahan kami ini sebenarnya masih ada kaitannya sama kondisi Aufal yang koma,” timpalnya. Dia berdehem sejenak dan memperbaiki posisi duduknya untuk memulai bercerita. “Jadi, gini. Kami sebetulnya udah dekat sejak Azwa
Last Updated: 2024-05-25
Chapter: 153. Tentang Kecelakaan Itu
“Nggak, Dek, nggak ada perceraian diantara kita.” Aufal masih terus membujuk Azwa agar bersedia mendengarkan penjelasannya. Dia bahkan sampai berlutut di depan pintu kamar Azwa dengan kening yang menyentuh daun pintu. “Mas mohon, buka pintunya, Sayang. Beri Mas kesempatan buat menjelaskan semuanya ke kamu. Tolong, Dek,” ucapnya dengan suara yang semakin parau. Di dalam kamar, Azwa yang duduk di balik pintu menutup mulutnya rapat-rapat guna meredam suara isaknya. Dia sebenarnya tidak tega mendengar nada melas dan parau milik Aufal. Namun, dirinya belum siap apabila penjelasan itu tidak sesuai harapannya. “Pergilah, Mas.” “Mas nggak akan pergi sebelum kamu membuka pintu. Mas akan menunggumu sampai kamu mau mendengarkan penjelasan Mas,” balas Aufal. Azwa tidak sampai hati membiarkan Aufal terus berada di sana dan memohon seperti itu. Dia mengusap air matanya, menarik napas dalam-dalam, sebelum bangkit berdiri. Tangannya memutar kunci lalu membuka pintu kamarnya. Aufal juga ikut be
Last Updated: 2024-05-24
You may also like
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status