7 Days VS 7 Years
Dalam kilasan sekejap, hubungan tujuh tahun Amel hancur. Di saat putus asa merajalela, Amel bertemu dengan Alex, seorang pria misterius yang mengubah segalanya dalam tujuh hari. Ketika Amel mulai yakin untuk memulai hubungan baru dengan Alex, Evan muncul dan memintanya kembali. Di antara memori lama yang hangat tentang tujuh tahun kisah cintanya dan janji baru yang menggoda, Amel harus memilih. Antara kenangan yang panjang dan momen yang baru, mana yang akan membawanya ke jalan kebahagiaan?
Read
Chapter: Bab 11Amel membeku. Semua yang ada di sekelilingnya seperti membisu, kecuali detak jantungnya yang menggema di dalam dada. Ciuman itu begitu tiba-tiba, begitu tak terduga, dan ia tak tahu harus merespons seperti apa. Tapi hanya dalam beberapa detik, kesadarannya kembali. Seolah seseorang menampar logika yang sempat mengambang dalam ketidakpastian.Dengan refleks, Amel mendorong dada Alex hingga tubuh laki-laki itu menjauh darinya. Napas Amel memburu, matanya melebar, dan dadanya terasa sesak oleh emosi yang bercampur aduk.“Alex!” serunya dengan suara yang sedikit bergetar.Laki-laki itu menatapnya, terlihat bingung, mungkin juga cemas. “Aku... Maaf. Aku pikir—”“Kamu pikir apa?” potong Amel cepat. “Kalau kita berteman lalu kamu bisa seenaknya menciumku begitu saja?”Alex terdiam. Angin pantai berembus melewati mereka, membawa suara debur ombak yang seolah memperkuat keheningan yang tercipta. Maya masih terlihat di kejauhan, tertawa-tawa sendiri di tepi air, tidak menyadari apa yang baru sa
Last Updated: 2025-05-06
Chapter: Bab 10 ‐ Kiss -Sebelumnya pusat dari dunia Amel adalah Evan dan setelah laki-laki memutuskan hubungan tujuh tahun mereka, Amel kehilangan pusat dunianya. Amel merasa seperti bumi yang kehilangan orbitnya. Pusat dunianya tiba-tiba menghilang, meninggalkan kekosongan yang tak terbayangkan. Dia merasa seperti pecahan kaca yang tersebar di lantai, tak tahu bagaimana harus menyusun diri kembali.Namun, secara ajaib kekosongan yang selama ini Amel rasakan menghilang. Kekosongan itu terisi. Terisi penuh begitu saja. Dan semua itu karena Alex. Kehadiran laki-laki itu telah mengisi kekosongan yang selama ini Amel rasakan. Perasaan hangat yang sepertinya sudah lama tidak ia rasakan, mulai menjalar masuk ke dalam hatinya yang dingin. Dan untuk pertama kalinya setelah kisah cintanya berakhir dengan tragis, Amel tidak memikirkan Evan. Seolah-olah nama laki-laki itu menghilang dari pikirannya.“Hah...” Amel menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur sambil menarik napas panjang.Hari ini sangat menyenangkan. Mungkin ini
Last Updated: 2024-06-02
Chapter: Bab 9Bagaimana caranya meminta maaf pada Alex?Amel nyaris tidak tidur semalaman gara-gara memikirkan jawaban atas pertanyaan itu. Ia sempat berpikir untuk mengabaikan masalah ini. Amel tidak keberatan jika dirinya tidak bertemu lagi dengan Alex. Lagi pula setelah dia pulang ke Surabaya mereka tidak akan bertemu lagi. Namun Amel tidak bisa menyingkirkan rasa bersalahnya. Ia merasa terlalu ketus dan kasar saat bicara dengan Alex, padahal laki-laki itu bersikap sangat baik padanya. Lalu mata cokelat Alex yang tiba-tiba berubah dingin saat menatapnya, itu juga sangat mengganggu Amel.“Jadi aku harus gimana?” gumam Amel pelan sambil meremas rambutnya. Memikirkan cara untuk meminta maaf pada Alex membuat kepalanya sakit.“Jadi, kenapa kamu bergumam nggak jelas begitu?” tanya Maya yang berbaring di samping Amel. Setelah sarapan tadi, Maya memutuskan ikut masuk ke kamar Amel dengan alasan bosan. “Kamu kesambet atau apa?”“Menurutmu, apa aku ini orang yang kasar?” Amel balik bertanya. “Kemarin sep
Last Updated: 2024-05-30
Chapter: Bab 8“Hai, Mel!”Amel menarik napas panjang melihat Alex yang sudah ada di depan hotelnya. Sejenak Amel berpikir belum terlambat untuknya jika ingin kabur sekarang. Amel bisa saja bilang pada Alex kalau tiba-tiba perutnya sakit, dengan begitu mereka tidak akan pergi ke mana pun hari ini. Tapi, mengingat harga dirinya, Amel tentu tidak akan melakukannya. Amel tidak mau dianggap sebagai orang yang tidak bisa menepati janji.“Kita mau ke mana?” tanya Amel. Dia melihat sepeda motor di belakang Alex. Tidak terpikirkan oleh Amel, Alex akan menjemputnya dengan sepeda motor. Ia pikir mereka akan pergi naik taksi seperti yang terakhir kali. “Jadi ini alasan kamu menyuruhku untuk pakai celana?”“Bukankah ini kendaraan terbaik kalau kita mau jalan-jalan di Bali? Kita bisa menerobos kemacetan dengan mudah?”Alex benar, tapi Amel tidak suka dengan ide itu. Membayangkannya saja sudah membuat Amel merasa tidak nyaman. “Kamu pikir aku mau dibonceng sama kamu?”“Kenapa nggak? Atau jangan-jangan kamu takut
Last Updated: 2024-05-28
Chapter: Bab 7Tidak pernah ter bayangkan oleh Amel akan berteman dengan Alex, laki-laki asing yang baru ia kenal selama empat hari. Ini semua karena Alex dan kesepakatan konyolnya semalam. Harusnya Amel menolak kesepakatan itu mentah-mentah. Tapi, Amel justru dengan percaya dirinya menerima kesepakatan itu hanya karena ia percaya tidak akan bertemu dengan Alex hari ini.“Kamu bilang pengen makan pizza, tapi apa ini? Kamu bahkan nggak memakannya, Mel.”Amel mendelik menatap Maya. Selain salah Alex, ini juga salah Maya. Temannya itu sudah mengacaukan rencana sempurnanya. Jika Maya tidak menyeretnya keluar dengan iming-iming Roosterfish Beach Club, Amel pasti masih berbaring di kasur hotel yang nyaman dan tidak akan bertemu Alex hari ini.“Jangan-jangan kamu lagi mikirin si brengsek itu?” tuduh Maya.Amel mendesah pelan. Sebelah tangannya kemudian terulur mengambil sepotong pizza di piring. Ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan Evan, bahkan nama laki-laki itu tidak muncul di pikiran Amel hari i
Last Updated: 2024-05-14
Chapter: Bab 6“Kamu yakin nggak mau makan yang lain?” tanya Alex menatap Amel yang sedang menyantap mie cup di depannya. “Kita makan di tempat lain saja. Di dekat sini ada restoran yang enak.”“Nggak perlu,” jawab Amel. “Ini sudah cukup.”“Kamu yakin?”Amel mengangguk. “Aku sudah sangat bersyukur kamu membayar mie dan minuman ini, jadi aku nggak perlu repot-repot balik ke hotel untuk mengambil dompet. Oh ya, kirimkan nomor rekeningmu, uangmu akan aku ganti setelah kembali ke hotel nanti.”“Kamu nggak perlu menggantinya, Mel.”Amel meletakkan cup mie instannya ke atas meja setelah memasukkan suapan terakhir ke dalam mulutnya. Ia lantas menyipitkan mata menatap Alex. “Aku nggak suka berhutang sama orang lain.”“Uangnya nggak seberapa, kamu nggak perlu menggantinya,” tegas Alex. “Lagi pula aku senang bisa membantu kamu.”“Tapi, aku nggak senang menerima bantuanmu dengan percuma.”“Kenapa? Bukankah teman biasa melakukan hal seperti ini?”“Kamu salah,” cetus Amel lalu meneguk minumannya . “Aku dan kamu
Last Updated: 2024-05-13