Chapter: Catatan AuthorAveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 94 : Cinta SesungguhnyaLangit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 93 : Seorang Ellworth JuniorArion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand InaugurationArion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 91 : Menemui ImeldaElara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 90 : Hukuman UntuknyaArthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da
Last Updated: 2024-10-08

Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali
Catelyn Adams dikhianati oleh kekasihnya, yang mencampakkannya demi wanita kaya. Terluka dan marah, ia meninggalkan kehidupannya yang nyaman dan bertekad untuk menuntut keadilan.
Dalam keputusasaan, Catelyn menaiki taksi dan tanpa sadar menyuruh pria di kursi depan untuk menjalankannya, mengira pria itu adalah sopir.
Awalnya, Catelyn mengira pria itu hanyalah seorang sopir taksi biasa. Namun, semakin sering mereka bertemu, semakin sulit baginya untuk mengabaikan kehadiran pria itu. Di saat orang lain meremehkannya, pria itu justru memperlakukannya dengan hormat.
Ketika satu kesempatan tak terduga membawanya ke perusahaan tempat mantan kekasihnya bekerja, Catelyn tidak menyia-nyiakan―meskipun jika itu berarti berhadapan setiap hari dengan mantan kekasihnya yang menyebalkan.
Catelyn merasa seolah hidupnya mulai membaik sejak bertemu pria itu.
Namun, ketika satu kebenaran terungkap, Catelyn harus menghadapi kenyataan yang bisa mengubah segalanya—tentang dirinya, tentang pria itu, dan tentang kehidupan yang selama ini ia percayai.
Siapa sebenarnya pria yang selalu ada di sisinya itu? Dan mengapa seolah takdir terus mempertemukan mereka?
{Ketemu lagi di novel terbaru Author. Happy Reading, ReeFellows!!}
Read
Chapter: BAB 192 : Berikan Pesta Untuk MerekaLangit sore di atas Denver tampak kelabu, berat oleh awan dan sisa debu badai yang menggantung di udara. Dari jendela lebar penthouse Four Seasons, panorama kota yang biasanya megah kini tampak muram.Di dalam, ruangan utama lantai atas itu telah berubah total—bukan lagi ruang elegan tempat seorang miliarder menikmati senja, melainkan markas darurat pencarian yang tegang dan penuh tekanan.Beberapa layar besar menampilkan peta wilayah Amerika Tengah: garis-garis merah menandai jalur pergerakan, titik-titik biru berkelap-kelip menandai lokasi tim lapangan.Suara perangkat komunikasi dan langkah-langkah cepat bergema di udara. Di tengah ruangan itu, Ethan Wayne, berdiri tegak di depan meja besar yang dipenuhi dokumen dan peta digital.Wajahnya keras, mata birunya tajam seperti baja dingin, nyaris tanpa ekspresi—namun dari gerakan jarinya yang mengepal, amarah dan keputusasaan terselubung begitu jelas.Dua puluh jam telah berlalu sejak Cat
Last Updated: 2025-10-09
Chapter: BAB 191 : Satu NamaMalam menyelimuti tepian sungai. Kabut tipis melayang di atas permukaan air, memecah sinar lampu dermaga menjadi pita-pita oranye yang bergetar.Di kejauhan, siluet jembatan dan kontur kota St. Louis berdiri seperti bayangan kenangan—terlihat megah, tapi jauh. Tak satu pun menyadari apa yang berlangsung di bawahnya.Helikopter menderu rendah, lampu sorotnya menumpuk pada lembaran gelap gudang tua. Suara rotor menghembuskan angin yang keras, mengoyak dedaunan kering di tepi dermaga dan mengirim serpihan kertas yang tertinggal melayang.Di bawah bayangan mesin itu, tiga sosok berwajah tegang bergerak cepat, menurunkan sebuah keranda kecil berlapis kain dari kabin yang remang.Salah satu dari mereka—lebih tua, bergerak sigap namun terlihat lelah—menggotong tubuh yang tak berdaya dan rapuh: Catelyn.Catelyn terjaga dengan separuh penglihatan; rambutnya menempel lembap di pelipis. Napasnya tersengal, terombang-ambing antara kebingungan
Last Updated: 2025-10-06
Chapter: BAB 190 : PencarianEthan kembali melangkah menuju ruangan lain di penthouse, yang telah disulap menjadi seperti ruang kontrol.Ruangan itu terasa seperti pusat komando kecil yang terangkat dari film—dinding dipenuhi layar datar, peta digital Denver membentang di satu monitor besar, kamera-kamera CCTV menampilkan ubin-ubin mall, koridor, dan beberapa titik kejadian.Lampu redup di langit-langit memberi kesan operasi darurat; layar-layar berkelip, angka dan koordinat bergerak tak henti.Ethan berdiri di depan salah satu layar, jasnya masih terangkat di bahu, wajahnya pucat oleh amarah yang tertahan kecemasan. Matanya yang biru menatap setiap feed dengan intensitas pemburu.Di belakangnya, Rodney dan beberapa anggota tim duduk di meja konsol, mengetik perintah, memindai ulang rekaman, memanggil kontak, menghubungi pihak-pihak terkait.“Sampai sekarang, tidak ada jejak kendaraan yang teridentifikasi membawa nona,” laporan salah satu operator terdengar d
Last Updated: 2025-10-06
Chapter: BAB 189 : Memulai Permainan BerbahayaDana menelan ludah sebelum melanjutkan. “Kami masuk restroom bersama. Catelyn yang pertama masuk bilik. Setelah itu saya, lalu Misha dan Inez. Kami sempat bercanda, saling menggoda. Tapi… saat kami keluar, ia tak menyahut ketika dipanggil. Axel mendobrak pintu bilik itu, dan—” Dana menunduk, suaranya serak. “Kosong. Ia… sudah hilang.”Misha, dengan suara bergetar, menambahkan, “Kami tidak pernah membayangkan… jika tahu dia sedang diincar, saya tak akan pernah mengajaknya.”“Apa kalian melihat hal-hal mencurigakan sebelumnya? Atau siapapun di dalam sana?”Ketiganya menggeleng.“Kalian yakin? Ingat-ingat lagi. Jangan lewatkan hal sekecil apapun.” Suara Ethan dalam, meski tidak berintonasi tinggi, itu sangat menekan ketiga wanita muda tersebut.Seolah dipasang remote, ketiganya segera melaksanakan ucapan Ethan dan berpikir keras.Dana mengerjap sekian kali, lalu ia bersuara ragu-ragu. “Saya… Saya sempat memperhatikan beberapa kali berpapasan dengan seorang lelaki yang sama. Tapi kami tida
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: BAB 188 : Mencari TahuSiang menuju sore itu, suasana di mansion keluarga Wayne di Madison begitu hening.Angin musim gugur menyapu lembut pepohonan tua di halaman luas, membuat ranting-ranting berderit samar.Di dalam ruang kerja besar dengan dinding kayu mahoni, James Wayne duduk di balik meja panjang yang penuh dengan berkas-berkas dan lampu meja berwarna keemasan.Ia memegang telepon di telinga, mendengarkan dengan seksama suara di seberang sana.Mata James yang tajam menatap kosong ke arah jendela besar, seperti mencoba menembus kegelapan malam. Saat lawan bicaranya selesai, James terdiam sejenak, rahangnya mengeras.Dengan suara berat, ia akhirnya berkata, “Rodney… dengarkan baik-baik. Apa pun yang kau lakukan, pastikan Ethan tidak bertindak gegabah. Aku tidak peduli caramu bagaimana, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi pada Ethan karena ia melakukan tindakan konyol demi menyelamatkan Catelyn, maka aku akan menuntut pertanggungjawabanmu. Kau mengerti?”Keheningan di ujung telepon membuat tekanan kata
Last Updated: 2025-10-04
Chapter: BAB 187 : Berita Tak TerdugaMadison – Ruang Rapat Tertutup, Gedung Pusat G&P Ltd.Ethan duduk di kursi utama ruang rapat modern, dikelilingi direktur dan investor internasional. Cahaya lampu kristal yang dingin memantulkan bayangan wajah seriusnya.Ia mengenakan setelan cokelat tua yang rapi, dasinya terikat sempurna. Dari luar, ia terlihat tenang, percaya diri, dan mendominasi ruangan.Tapi di balik tatapan biru matanya yang tajam, ada riak kecil—karena seorang gadis yang jauh dari sisinya, yang terus membuatnya merasakan debaran aneh yang tak henti mendera. Kemudian hanya mengartikan itu adalah rindu yang menggila.Di ruang rapat lantai atas gedung megah itu, Ethan duduk di kursi utama. Wajahnya serius, kedua tangannya bertaut di atas meja kaca panjang.Para direktur tengah mempresentasikan laporan penting mengenai proyek baru—pertemuan yang sudah disusun berbulan-bulan, dan tak seorang pun berani menyela.Tepat saat ia hendak memberi komentar, tiba-tiba pintu berlapis kayu mahoni itu terbuka dengan cepat namu
Last Updated: 2025-10-04