
Di Balik Kemudi Sang Pemegang Kendali
Catelyn Adams dikhianati oleh kekasihnya, yang mencampakkannya demi wanita kaya. Terluka dan marah, ia meninggalkan kehidupannya yang nyaman dan bertekad untuk menuntut keadilan.
Dalam keputusasaan, Catelyn menaiki taksi dan tanpa sadar menyuruh pria di kursi depan untuk menjalankannya, mengira pria itu adalah sopir.
Awalnya, Catelyn mengira pria itu hanyalah seorang sopir taksi biasa. Namun, semakin sering mereka bertemu, semakin sulit baginya untuk mengabaikan kehadiran pria itu. Di saat orang lain meremehkannya, pria itu justru memperlakukannya dengan hormat.
Ketika satu kesempatan tak terduga membawanya ke perusahaan tempat mantan kekasihnya bekerja, Catelyn tidak menyia-nyiakan―meskipun jika itu berarti berhadapan setiap hari dengan mantan kekasihnya yang menyebalkan.
Catelyn merasa seolah hidupnya mulai membaik sejak bertemu pria itu.
Namun, ketika satu kebenaran terungkap, Catelyn harus menghadapi kenyataan yang bisa mengubah segalanya—tentang dirinya, tentang pria itu, dan tentang kehidupan yang selama ini ia percayai.
Siapa sebenarnya pria yang selalu ada di sisinya itu? Dan mengapa seolah takdir terus mempertemukan mereka?
{Ketemu lagi di novel terbaru Author. Happy Reading, ReeFellows!!}
Read
Chapter: BAB 140 : Kini Giliran MenghadapinyaUdara musim gugur menyelinap masuk melalui celah jendela kaca yang terbuka sebagian, menyentuh lembut kulit Ethan Wayne yang tengah berdiri di tepi balkon lantai dua.Di hadapannya terbentang lanskap menawan: perbukitan Raven Ridge Heights yang berselimut kabut tipis, danau kecil di kejauhan yang memantulkan cahaya matahari pagi, serta dedaunan berwarna tembaga yang berguguran perlahan.Pagi itu begitu sunyi, nyaris sakral, kecuali denting pendek ponselnya yang memecah keheningan.Sebuah pesan.Dari Catelyn.[Kakak-kakakku mengundangmu makan malam. Malam ini.]Ethan menatap layar ponsel itu cukup lama, sebelum akhirnya menekan tombol panggilan.Bukan karena pesan itu membingungkannya, tapi karena ia hanya ingin mendengar suara Catelyn yang menjelaskan segala lapisan makna di balik kata-kata singkat itu.Telepon tersambung.“Selamat pagi, Catelyn,” ucapnya lembut, suaranya dalam, hangat, dan penuh kendali.
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: BAB 139 : Benar Benar Telah PulangPintu terbuka dengan suara berat.Sepatu bot yang berdebu mengetuk lantai kayu. Jaket dinas polisi Basalt masih melekat pada bahu kokoh Vincent Adams.Tatapannya tajam seperti biasa, sikapnya kaku, tegas. Ia berhenti di ambang ruang keluarga, menatap Catelyn lama.Catelyn berdiri, tubuhnya gemetar. “Hai, Vince…”Vincent tidak menjawab. Ia mengangguk, datar, lalu berjalan melewati mereka begitu saja.“Aku mandi dulu,” katanya pada Gabriel dan Noah sebelum menghilang ke lantai atas. Tak lama, pintu kamar lalu terdengar tertutup.Catelyn terdiam. Bibirnya bergetar. “Dia belum memaafkanku,” bisiknya.Gabriel memegang bahunya. “Dia hanya butuh waktu.”Noah menepuk punggungnya, “Coba bicara dengannya nanti, Cat. Jangan menyerah.”Catelyn mengangguk lemah. Ia tahu ini tak mudah, tapi ia juga tahu ia harus menghadapinya.Selang hampir satu jam kemudian.Lantai atas sunyi. Hanya suara langkah kaki Catelyn yang pelan mendekati pintu kamar yang tertutup itu. Ia mengetuk pelan.“Masuk.”Catelyn me
Last Updated: 2025-05-02
Chapter: BAB 138 : Dia Yang Paling Sulit DihadapiCahaya lampu jalan bergantian menyapu wajah Ethan Wayne yang diam menatap keluar jendela mobil SUV hitam yang melaju tenang menembus udara musim gugur yang sejuk.Di balik kaca, dedaunan maple jatuh perlahan, berguguran dalam balutan cahaya kekuningan kota kecil Basalt.Axel duduk di kursi kemudi, seperti biasa—hening dan fokus, menyetir tanpa suara.Ethan bersandar pada sandaran kursi kulit yang empuk, menghela napas panjang.Masih terngiang dalam benaknya pandangan mata Catelyn sebelum ia menurunkannya di halaman rumah keluarga Adams. Mata yang lembut namun penuh keraguan itu, menyiratkan sesuatu yang belum tuntas.Ponsel Ethan bergetar dalam genggamannya.Layar menampilkan satu nama yang membuatnya menghela napas—Owen Lowe.Ia menjawab dengan suara pelan, “Ya?”Suara ceria dan penuh kenakalan langsung meledak dari seberang, ‘Bro! Bagaimana hasilnya?! Apa dia melempar sepatu atau sudah mencium pipimu? Kalian berbaikan kan?’Ethan menyandarkan kepala ke belakang. “Aku baru saja mengan
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: BAB 137 : Familiar Dengannya“Ethan Wayne,” ucap pria bermata biru itu dengan nada tenang, namun tegas. Suaranya berat, penuh percaya diri, dan tanpa ragu menyebut dirinya sebagai kekasih Catelyn.Catelyn sontak menoleh, matanya melebar sedikit, terkejut oleh klaim yang tak sempat mereka bahas sebelumnya.Ia menahan napas, mencoba menyamarkan rasa canggung yang perlahan menyusup ke balik senyum tipisnya.Rick Hartley, pria berwajah simpatik dengan tatapan hangat yang memudar karena keterkejutan, memindahkan pandangannya dari Ethan ke Catelyn.“Tunggu... bukankah kau bersama Nielson Stokes?” tanyanya, langsung, tanpa filter, seperti mengulang sesuatu yang belum sepenuhnya berubah dalam benaknya.Ethan menjawab cepat, nadanya merendah namun tidak menyembunyikan ketegasan.“Nielson sudah menjadi bagian dari masa lalu.” Ia mengatupkan rahang, seolah menandaskan bahwa tidak ada ruang untuk nama itu di masa kini Catelyn. “Sekarang, ha
Last Updated: 2025-05-01
Chapter: BAB 136 : Waspada SainganLangit telah sepenuhnya meredup saat SUV hitam mewah kembali melaju meninggalkan pelataran Maple Ridge Inn.Daun-daun maple yang gugur membentuk pola acak di sepanjang bahu jalan, dan lampu jalan mulai menyala satu per satu, menambah kesan melankolis pada perjalanan malam itu.Di dalam mobil, keheningan kembali menyelimuti.Ethan duduk di sisi kiri kursi belakang, ia kini mengenakan mantel wol abu tua yang membalut sempurna tubuh tegapnya, dipadukan dengan sweter rajut berwarna kelabu dan celana hitam yang rapi namun santai. Syal tipis melingkar lembut di lehernya, seolah menjadi sentuhan akhir dari gaya yang kasual namun tetap berkelas.Rambut hitamnya disisir rapi ke belakang, menyisakan beberapa helai yang jatuh alami, memberi kesan tak sengaja namun tetap memikat.Catelyn duduk di sebelahnya, wajah menoleh ke jendela.Ia berusaha tidak berbicara, tidak menatap, bahkan tidak menarik napas terlalu keras.Seolah diamnya adalah tameng terakhir yang ia miliki untuk menjaga batas antara
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: BAB 135 : Sialnya, Dia TahuDeru mesin SUV hitam mewah itu teredam lembut saat melaju menuju Basalt.Langit senja memancarkan semburat keemasan yang mulai memudar, meninggalkan nuansa temaram yang syahdu di balik kaca jendela.Di dalam mobil, suasana masih diliputi keheningan.Catelyn duduk di sisi kanan, memandang lurus ke luar jendela tanpa sepatah kata.Wajahnya datar, namun jelas ada guratan canggung yang berusaha ia sembunyikan. Tangannya bertaut erat di pangkuan, dan bibirnya sedikit mengerucut dalam ekspresi tak ramah.Ethan, duduk di sampingnya, menyandarkan punggung ke jok dengan pandangan sesekali mencuri lirikan ke arahnya.Ada kerinduan yang mendalam dalam tatapan birunya—seperti lelaki yang telah lama tersesat dan akhirnya menemukan rumahnya kembali. Namun, rumah itu kini bersikap dingin dan tertutup.“Antarkan aku ke hotel. Masih ada barang-barangku di sana,” gumam Catelyn akhirnya, tanpa menoleh.“Okay,” jawab Ethan lembut, hampir tak terdengar.Tanpa diperintah, Axel yang duduk di depan, hanya men
Last Updated: 2025-04-30
Chapter: Catatan AuthorAveline menjerit keras, suaranya memenuhi lorong sempit yang hanya diterangi lampu jalanan buram.Tubuhnya gemetar saat sebuah tangan kuat tiba-tiba meraih pinggangnya."Apa maksudnya ini?!" Aveline berteriak lagi, mencoba melawan, tapi tak ada yang mendengarnya.Udara malam yang dingin membuatnya semakin waspada, namun pria di depannya begitu cepat.Sebelum ia bisa bereaksi lebih jauh, bibirnya langsung tertutup oleh sesuatu yang hangat dan mendesak—bibir pria yang kini mencengkeramnya erat.Aveline meronta-ronta, hatinya dipenuhi kepanikan.Tubuhnya kaku saat pria itu memeluknya dengan kuat, membuka jaket kulit hitamnya seolah bersiap melakukan sesuatu yang lebih buruk.Mata Aveline melebar ketakutan.‘Tidak mungkin,’ pikirnya, ‘Apakah dia akan memperkosaku?’Ia semakin panik, berusaha membebaskan diri dari genggaman pria itu.Namun, pria itu begitu kuat.Semua tenaga Aveline seolah menguap, terjebak dalam dekapannya yang erat.Lalu, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan.Sekelo
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 94 : Cinta SesungguhnyaLangit sore yang kemerahan menyelimuti San Francisco Bay, tempat di mana sebagian besar kehidupan cinta sepasang insan berkisah.Suara ombak yang berdeburan pelan di pantai menciptakan melodi yang damai, selaras dengan angin sepoi-sepoi yang menyapu lembut permukaan laut.Elara berdiri di ujung dermaga kayu, menatap cakrawala yang tampak tanpa batas, tempat di mana langit bertemu lautan.Matanya menerawang, namun wajahnya kini memancarkan ketenangan yang baru.Dalam dekapan hangatnya, bayi kecil mereka terlelap, wajahnya damai seperti ibunya.Sudah lama sejak pertarungan hidup dan mati di acara peresmian Imera Sky Tower, dan sejak saat itu, kehidupan Elara dan Arion berubah drastis.Banyak hal yang telah dilalui—pengkhianatan, luka, cinta yang terlupakan dan kemudian dipulihkan.Namun hari ini, di bawah cahaya senja yang lembut, semuanya terasa sempurna.Tiba-tiba, langkah kaki yang berat namun mantap terdengar dari belakangnya.Elara tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.A
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 93 : Seorang Ellworth JuniorArion duduk di ujung ranjang, pandangannya terpaku pada sosok mungil yang ada dalam dekapannya.Bayi perempuan itu terlelap dengan tenang, tubuhnya begitu kecil dan lembut seperti boneka porselen.Pipinya yang kemerahan tampak menggemaskan, kulitnya sehalus sutra dengan bulu-bulu halus yang masih tersisa di atas kepalanya.Mata bayi itu masih tertutup, namun ketika sempat terbuka sesaat, Arion melihat dengan jelas iris matanya yang kelabu, warna yang sama seperti miliknya—sebuah tanda tak terbantahkan bahwa bayi itu adalah darah dagingnya.Bibir kecilnya bergerak perlahan, seakan sedang menghisap udara, dan tangannya yang mungil mengepal erat, menggenggam sepotong kain selimut.Arion tersenyum kecil, hatinya penuh dengan rasa takjub yang tak pernah ia sanggup perkirakan sebelumnya.Di dalam ruangan itu, hanya suara napas lembut bayi perempuannya yang terdengar, membuatnya seperti terhanyut dalam keajaiban kecil yang ia pegang.Sudah lebih dari setengah jam, namun Arion tak bisa melepa
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 92 : Imera Sky Tower Grand InaugurationArion mengangguk pelan, melanjutkan penjelasannya. “Selama aku menjalankan peranku sebagai The Draven, orang itu mengambil peran menjadi diriku, Arion Ellworth. Sehingga tidak ada yang curiga. Kecelakaan di Sunol itu terjadi pada doppelganger-ku.”Elara terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi yang baru saja diterimanya. “Jadi... orang itu? Apakah dia tewas dalam kecelakaan itu? Bagaimana aku bisa membedakan kalian? Bagaimana jika suatu saat aku salah mengenali orang itu sebagai dirimu?”Arion tersenyum melihat kepanikan sang istri. “Jangan khawatir, Honey. Orang itu berhasil selamat oleh orang-orangku. Wajahnya tidak sepenuhnya mirip denganku. Hanya postur tubuh dan perilakunya yang serupa. Aku membuatnya menjalani operasi plastik untuk mengubah beberapa bagian, seperti rahang dan hidung saja. Namun, saat dia menjalankan peran sebagai aku, dia menggunakan prosthetic mask yang dibuat menyerupai wajahku.”Elara memandang Arion, dengan sorot kompleks. “Astaga… sampai seperti itu kau m
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 91 : Menemui ImeldaElara dan Arion berdiri di tengah keheningan, menghadap sebuah makam dengan batu nisan marmer yang megah. Di atasnya terukir dengan indah: Imelda Ellworth. Satu buket mawar putih mewah yang segar ditempatkan rapi di atas pusara, memberikan sentuhan penuh penghormatan. Pemakaman ini, yang terletak di Cypress Lawn Memorial Park, San Francisco—tempat peristirahatan terakhir para keluarga kaya dan terpandang—dikelilingi oleh pohon-pohon ek yang menjulang tinggi. Jalanan berkerikil putih menghubungkan setiap makam, dan di kejauhan terlihat pemandangan laut yang tenang, menambah suasana damai nan elegan. Udara pagi terasa sejuk, disertai suara angin yang membelai lembut pepohonan. Elara memandang ke sekeliling area pemakaman yang tampak megah, penuh dengan nisan-nisan yang terbuat dari batu marmer putih dan hitam. Di antara semua itu, nisan Imelda berdiri sebagai salah satu yang paling indah, seperti sebuah karya seni yang mencerminkan kehidupan seseorang yang telah meninggalkan jejak
Last Updated: 2024-10-09
Chapter: S2 BAB 90 : Hukuman UntuknyaArthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da
Last Updated: 2024-10-08