Terapi Hasrat Dokter Bagas
“Hanya segitu kemampuanmu, dr. Bagas?!” desah wanita itu terengah, jemarinya mencengkeram seprai.
“Ta–tapi ini salah, Nyonya… aku seharusnya tidak—”
Dipecat karena tuduhan malpraktik dan dihancurkan oleh pengkhianatan tunangannya, dr. Bagaskara kehilangan segalanya dalam semalam. Saat hidupnya berada di titik terendah, sebuah tawaran misterius datang: menjadi terapis di klinik khusus wanita milik Madame Renata—tempat yang konon mampu menyembuhkan luka… dengan cara yang tak lazim.
Namun, dari balik aroma terapi dan cahaya temaram ruang perawatan, Bagas justru terseret dalam dunia yang menggoda dan berbahaya. Setiap sentuhan menjadi ujian, setiap pasien menyimpan rahasia, dan setiap sesi terapi bisa saja membuatnya kehilangan kendali—baik sebagai dokter, maupun sebagai pria.
Read
Chapter: Bab 77 — Gairah di Dalam KontrakanMobil sedan putih milik Bagas akhirnya berhenti tepat di depan sebuah pagar besi kusam, tempat kontrakan sederhana yang dihuni oleh Suster Mayra.Suasana di sekitar gang tersebut cukup sepi, hanya ada beberapa lampu jalan yang mulai menyala temaram, memberikan kesan privasi yang diinginkan Bagas.Suster Mayra masih terpaku, tangannya masih berada dalam genggaman Bagas. Kata-kata pria itu tentang "calon istri" masih terngiang-ngiang di kepalanya, membuat hatinya dipenuhi bunga-bunga yang mekar seketika."Sudah sampai, Sus," bisik Bagas lembut, wajahnya mendekat ke arah Suster Mayra hingga aroma parfum woody yang maskulin menyapa indera penciuman suster itu."E-eh, iya, Dok. Terima kasih sudah mengantar," jawab Suster Mayra gugup. Ia hendak membuka pintu, namun Bagas belum melepaskan tangannya."Tidak mau mengajak saya masuk dulu? Saya haus sekali, Mayra," pinta Bagas dengan nada suara yang sedikit merendah, kali ini ia menyebut nama aslinya tanpa embel-embel "Suster".Suster Mayra mene
Last Updated: 2025-12-19
Chapter: Bab 76 — Suster MayraSore harinya, sesuai janjinya tadi, Bagas terlihat duduk di lobi menunggu Suster Mayra yang hampir selesai dengan pekerjaannya.Ia duduk tenang sambil menyilangkan kakinya. Tangannya sibuk bermain di layar ponsel. Ia sedang membalas pesan singkat dari Helena.“Bagas, Yanuar telah terpancing. Aku berhasil,” tulis Helena di pesan singkatnya.Bagas tersenyum simpul. Matanya berbinar.“Kamu hebat, aku tahu pasti kamu bisa.”Tidak lama kemudian, Helena kembali membalas.“Tapi aku jijik, dia sempat mencium bibirku.”“Cih, dasar!” batin Bagas berdecak kesal. Sesuai dugaannya, Yanuar memang sangat mudah dipancing jika soal perempuan.Bagas kembali mengetik balasan.“Tapi kamu rekam semuanya, kan?”Terlihat tulisan typing di layar ponsel Bagas. Helena sedang mengetik balasan.“Iya, sudah aku rekam. Tapi itu belum cukup. Nanti malam dia pasti bakal balik lagi ke apartemenku.”Bagas tersenyum. Jarinya kembali bermain di layar dan mengetik balasan.“Oke, buat dia terlena hingga dia lupa kalau dia
Last Updated: 2025-12-19
Chapter: Bab 75 — Merasa PuasBagas masih bergeming, membiarkan tubuhnya tetap menyatu dengan Renata di atas sofa yang kini tampak berantakan. Napasnya perlahan mulai teratur, namun sisa-sisa gairah masih terasa jelas dari detak jantungnya yang berdegup kencang di dada Renata.Ia menarik napas dalam, menghirup aroma tubuh Renata yang bercampur dengan peluh, sebuah aroma yang baginya jauh lebih memabukkan daripada parfum termahal mana pun."Masih sakit?" bisik Bagas lembut, sambil menyisipkan jemarinya ke sela-sela rambut Renata yang basah.Renata menggeleng lemah. Matanya perlahan terbuka, menatap langit-langit ruangan dengan tatapan yang masih sedikit kosong karena sensasi luar biasa yang baru saja ia alami."Tidak... hanya terasa penuh. Kamu benar-benar keterlaluan, Dok. Aku pikir aku akan terbelah tadi."Bagas terkekeh rendah, suara tawanya terdengar sangat seksi di telinga Renata. Ia mengangkat tubuhnya sedikit, bertumpu pada kedua siku agar tidak sepenuhnya menghimpit wanita itu, namun ia tetap membiarkan kej
Last Updated: 2025-12-18
Chapter: Bab 74 — "Kamu benar-benar hebat, Dok."Bagas terengah-engah, peluh mulai membasahi dahinya yang bidang, jatuh menetes ke atas dada Renata yang naik turun tak beraturan. Ia merasakan dinding hangat milik Renata membalut erat seluruh permukaan kejantanannya yang besar, menciptakan jepitan yang begitu kuat hingga Bagas harus menggigit bibirnya sendiri agar tidak segera tumbang.Ia mengecup kening Renata dengan lembut, mencoba menenangkan wanita itu yang masih mengatur napas dengan mata berkaca-kaca akibat keterkejutan pada ukurannya yang di luar nalar."Tarik napas dalam, Madame... rileks," bisik Bagas parau tepat di telinga Renata, embusan napas panasnya membuat bulu kuduk wanita itu meremang. "Biarkan ototmu menjepitku lebih lembut lagi. Aku tidak akan bergerak sampai kamu merasa nyaman."Renata mencoba mengikuti instruksi itu. Ia memejamkan mata, berusaha mengendurkan otot-ototnya yang menegang. Perlahan, rasa perih yang tadi menyergap mulai memudar, berganti menjadi sensasi penuh yang mendebarkan.Setiap inci dari kejanta
Last Updated: 2025-12-17
Chapter: Bab 73 — Gairah Bersama RenataSementara Bagas berdiri sambil berkacak pinggang. Ia berdiri tegap seolah bangga memperlihatkan kejantanannya yang membuat Renata tidak bisa berpaling.“Kenapa, Madame?” tanyanya sambil tersenyum tipis. Ia malah berjalan mendekat ke arah Renata yang sedang duduk di atas sofa.Renata menelan ludahnya. Posisi Bagas yang sedang berdiri dan dia yang sedang duduk—membuat kejantanan dokter muda itu tepat berada di depan wajahnya.Aroma maskulin pria itu langsung menguar, menggelitik indera Renata dengan lembut. Pandangannya tidak pernah lepas dari gundukan besar yang tersembunyi di balik celana dalam Bagas.Renata masih terpaku, bibirnya mengecap pelan, dan tangannya perlahan terangkat.Ia mulai mengelus gundukan besar itu dari luar, membuat Bagas sedikit menggeliat karena geli.Satu kata pun tak keluar dari mulut Renata, namun sorot matanya sudah lebih dari cukup untuk mengatakan jika dia begitu kagum pada kebesaran benda tumpul tersebut.Perlahan, Renata mulai menarik celana dalam Bagas,
Last Updated: 2025-12-17
Chapter: Bab 72 — Imbalan Untuk RenataSementara di sisi lain, di saat Helena sedang sibuk memainkan perannya untuk menjerat Yanuar, Bagas di klinik tampak keluar dari ruangannya menuju lobi.Ia mendapat telepon dari Suster Mayra, jika Madame Renata menyuruhnya ke ruangan. Namun sebelum ke sana, Bagas terlebih dahulu ke lobi sebentar untuk mengatakan sesuatu kepada suster cantik tersebut.Melihat Bagas, Suster Mayra langsung berdiri, sorot matanya menyiratkan kesedihan. Kata-kata Helena yang mengatakan jika Bagas adalah suaminya begitu membekas di kepala suster tersebut.Bagas mendekat, ia tersenyum ramah.“Sus,” katanya pelan.“I-iya, Dok.” Suster Mayra mengangguk berusaha bersikap profesional.“Nanti sore, jangan pulang dulu, ya. Tunggu saya, kita pulang bareng,” kata Bagas lagi sambil tersenyum ringan. Senyum tanpa dosa yang membuat Suster Mayra selalu berharap saat melihatnya.Namun belum saja ia sempat menjawab, Bagas sudah berlalu pergi menuju ke ruangan Madame Renata.Suster Mayra hanya terdiam sembari menghela napa
Last Updated: 2025-12-16