"Jadwal aku masih padet gak Liz?" tanya Aruna sembari merebahkan dirinya di sofa empuk. "Ini hari terakhir kamu pemtretan Na, jadwal kamu baru ada tiga hari lagi." Aruna tersenyum sumringah, akhirnya hal yang ia tunggu-tunggu datang juga. Malam ini Aruna akan pergi ke klub untuk menghilangkan penatnya, juga menyegarkan tenggorokannya yang sudah lama tidak teraliri minuman beralkohol. "Emang ada apa Na? kamu ada janji sama Anggasta?" tanya Liza. "Aku mau ke klub, hehe." bisiknya. "Na, jangan ke klub dulu deh. Kamu baru aja lepas dari berita negatif loh, jangan sampai kamu kena berita negatif lagi apalagi kamu sebentar lagi bakal menikah." "Loh emangnya aku di klub mau ngapain Liz sampai kamu takut aku bikin skandal lagi, aku cuma mau senang-senang aja kok. Lagian emang ada larangannya ya orang yang mau menikah pergi ke klub?" Liza berdecak kesal, "Oke! tapi kamu harus di kawal Jono sama Irwan, gimana?" "Kamu yang bener aja Liz! aku ini mau ke klub buat apa di kawal!" Aruna meng
"Sudah saya siapkan semuanya tuan," ucap seorang ajudan, lalu pergi setelah selesai melaporkan tugasnya. Rei Takahiro, seorang lelaki keturunan Jepang Indonesia yang sejak kecil tinggal di Indonesia. Ayah Rei seorang pengusaha restoran sukses di Jepang, sedangkan ibunya adalah seorang manager hotel ternama di Indonesia. Mereka di pertemukan saat hotel tempat kerja ibu Rei bekerja sama dengan restoran ayah Rei. Setengah tahun menjalin hubungan, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah dan satu tahun kemudian di karuniai seorang putra tampan yang diberi nama Rei Takahiro. Rei tumbuh dengan baik di bawah pengasuhan kedua orangtuanya, hingga akhirnya ia menginjak dewasa dan siap mengemban tugas sebagai pewaris perusahaan Takahiro. "Rei, ibu mau ajak kamu makan siang di restoran ayah. Mau ya?" ajaknya. Rei hanya mengangguk, pekerjaan yang begitu banyak membuatnya teramat sibuk namun ia tidak bisa menolak permintaan ibunya. Butuh waktu lima belas menit untuk Rei datang ke restoran caban
Detik demi detik Rei menunggu, hingga jarum jam menunjukkan pukul sembilan tepat. Seseorang yang Rei tunggu akhirnya datang juga, gadis itu masuk ke dalam ruangan Rei ditemani oleh sekretarisnya. "Pagi pak Rei," sapanya, lalu mempersilahkan Ayara menghadap Rei seorang diri. Ayara agak bingung saat dirinya dipanggil lagi ke kantor untuk menemui Rei, setahunya kemarin ia sudah di tolak dan tidak ada urusan lagi disini. Rei menatap Ayara lekat, Ayara jadi takut ditatap seperti itu oleh Rei hingga tanpa sadar wajah cantiknya merunduk menghindari tatapan Rei. "Kamu saya terima bekerja disini, sebagai staff." ucap Rei. "Bapak gak salah terima orang kan?" "Tidak, kamu Ayara Nuraima Gistara kan?" Ayara mengangguk, "Jadi saya keterima disini? terimakasih pak!" Ayara bangkit dan langsung menyalami Rei karena saking senangnya, melihat Ayara tersenyum Rei tanpa sadar jadi ikut tersenyum juga. Rei sengaja menempatkan Ayara di meja dekat ruangannya, agar Rei bisa dengan leluasa memperhatikan
Aruna membuka kelopak matanya perlahan, rasa pusing masih mendera kepalanya karena mabuk semalam. Aruna melihat sekelilingnya dan mencari keberadaan ponselnya, lalu menghubungi Liza untuk mengucapkan terimakasih karena sudah membawanya pulang. Aruna tau persis siapa yang membawanya pulang dengan selamat meskipun ia baru sadar dari tidurnya, Liza lah yang selalu menjadi penyelamatnya dimanapun dan kapanpun ia berada. Ini hal yang paling Aruna tidak suka setelah mabuk, tapi anehnya ia tidak pernah kapok sama sekali. Aruna muntah sejadi-jadinya, dan kepalanya pusing tidak karuan. Ponselnya terus berdering, tapi Aruna tidak mengetahuinya karena sedang sibuk di toilet. Setelah isi perutnya terkuras habis, Aruna baru bisa keluar dari toilet. Ada sepuluh panggilan tidak terjawab dan satu pesan singkat di ponselnya, setelah Aruna cek ternyata yang menghubunginya adalah ayah Anggasta. 'Ayah ingin bertemu kamu di restoran siang ini, jika berkenan tolong datang karena ada hal penting yang haru
Aruna merenung di meja makan, memikirkan tentang keluarga ayahnya terutama kakeknya. Sudah dua puluh tahun berlalu ia tidak pernah sekalipun menengok kakeknya yang baik hati itu, Aruna hanya bisa melihatnya lewat televisi yang sesekali menampilkan berita tentangnya. 'Apa aku harus menengok kakek?' batinnya. Keadaan Takahiro kini semakin lemah, ia hanya bisa duduk di kursi roda saat menghadiri beberapa jamuan dan acara penting. Harusnya di masa tuanya saat ini Takahiro hanya berdiam di rumah menikmati sisa usianya, Aruna jadi agak kasihan padanya. Takahiro hidup sendirian selama ini, istrinya meninggal saat genap sepuluh tahun kepergian Rei. Sedangkan Olivia dikabarkan sudah menikah lagi dengan seorang pengusaha yang berasal dari Thailand, Olivia memutus hubungan dengan keluarga Takahiro dan ikut suaminya menetap di negeri gajah putih. Meski begitu Aruna masih enggan menemui Takahiro, karena takut kedatangannya hanya akan di tuduh untuk meminta warisan. Tapi berkat ucapan Rajasa, sep
'Tunangan dari model cantik Aruna Clarabella Gistara tertangkap basah keluar dari hotel bersama seorang perempuan' Itulah headline berita yang Aruna baca di pagi hari yang cerah ini, baru ia bisa bernafas lega setelah semua masalahnya selesai dan ternyata datang lagi masalah dari Anggasta. Aruna menyayangkan keteledoran Anggasta hingga bisa sampai tertangkap basah oleh wartawan, sudah bisa di pastikan sebentar lagi akan ada telepon dari Theana dan Liza yang memborbardir dirinya dengan beberapa pertanyaan. Dari foto yang wartawan sebarkan, Aruna tau kalau perempuan itu adalah Alana. Aruna berdecak kesal, tidak ada hari tenang di dalam hidupnya. Rencananya hari ini ia akan fitting baju pengantin bersama Anggasta, setelah itu pergi ke rumah Takahiro yang berada di luar kota. Tapi sepertinya semua rencananya itu bakal gagal total. Di sosial media semua netizen menghujat dirinya dan juga Anggasta, bahkan ada tagar Aruna di selingkuhi yang sedang trending di aplikasi burung biru. Semua me
Media sosial semakin ramai dengan pemberitaan Anggasta, hingga membuatnya trauma untuk membuka aplikasi apapun di ponselnya. Tidak hanya itu, beberapa muridnya juga kini mulai berani menggosipkan dirinya secara terang-terangan. Bahkan ada satu hal konyol yang terjadi pada Anggasta hari ini, seorang mahasiswi yang di juluki ayam kampus datang menawarkan dirinya pada Anggasta. Posisi Alana masih aman, meski ia tau mungkin ada beberapa yang menyadari bahwa perempuan yang bersama Anggasta keluar dari hotel adalah dirinya. Posisinya yang membelakangi kamera, membuatnya aman hingga saat ini. Penampilannya saat di kampus dan saat di luar sangat berbeda, mungkin itu sebabnya beberapa hanya berani menduga tapi tidak berani untuk langsung mengatakan bahwa perempuan itu adalah Alana. Alana mematut dirinya di cermin, perutnya masih terlihat datar jadi ia tidak perlu susah payah untuk menyembunyikan kehamilannya. Rencananya Alana akan pergi ke dokter kandungan sore ini, tentunya hanya seorang dir
Setelah urusan dengan Yvaine selesai, kini Aruna tinggal menyelesaikan urusan dengan keluarga Anggasta. Saat Aruna sampai di kediaman Anggasta, ia tidak di sambut dengan baik oleh anggota keluarga Anggasta. Mereka menyalahkan Aruna atas pemberitaan negatif yang menimpa Anggasta, mereka mencaci Aruna sebagai perempuan pembawa sial karena semenjak Aruna hadir di kehidupan Anggasta nama baik Anggasta perlahan hancur."Saya ingin membatalkan pernikahan ini," ucap Aruna lantang.Rajasa tersentak mendengar ucapan Aruna, "Tidak! saya tidak menyetujui pernikahan ini di batalkan.""Maaf ayah, keputusan saya udah bulat. Ayah juga liat sendiri kan semua yang ada disini membenci saya, jadi tidak ada gunanya melanjutkan rencana pernikahan ini. Maaf yah, Aruna pamit." Aruna bangkit dan meninggalkan semua orang yang masih terdiam di ruang tamu keluarga Rajasa. Aruna sudah memutuskan untuk menerima permintaan Takahiro sebagai pewarisnya, dan mulai hari ini ia akan menjual rumah pemberian Mahendra da