Share

09. Pembunuh Cantik

Luke sesekali melirik ke arah Caroline. Sejak mendengar ucapan ayahnya, gadis itu terus bungkam. Matanya menatap lurus ke tengah orang-orang yang sedang menikmati pesta. Begitu musik mulai diputar, Caroline langsung menarik tangan Luke ke tengah lingkaran dansa.

"Kau tahu caranya berdansa, 'kan?" tanya Caroline.

Luke menggaruk tengkuknya, ia nampak gugup. Sejujurnya ia tidak pernah berdansa sekali pun. Hanya ada satu tarian yang ia bisa, tentu saja tarian pelantikan Kesatria.

"Sedikit," jawab Luke.

Caroline memutar matanya dengan malas. Ia mulai meletakkan sebelah tangannya ke pundak Luke, sedangkan tangan satunya dibiarkan bergenggaman dengan Luke.

Caroline seolah terhipnotis. Pandangannya tidak bisa lepas dari retina biru langit milik pria tersebut.

"Aku baru tahu kalau warna matamu seterang ini."

Luke menaikkan kedua alisnya dengan bingung. "Ya? Ma-mataku?"

"Cepat letakkan tanganmu di pinggangku!" titah Caroline.

Luke mengangguk kaku. Walau sudah sering menyentuh wanita di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status