Share

Bab 4 Yinzhen Kagum

    "Ini menarik, bagaimana jika kita melihat wanita ini." Mereka pergi secepat kilat ke atap rumah dan pepohonan dengan sangat cepat. Hingga tiba di kediaman Rong. 

   "Kediaman paling buruk di sebelah barat". Setelah mereka tiba, mereka tercengang. Selain sepi tidak ada pelayan yang mondar-mandir. Halaman kediaman yang cukup luas ini tampak kering dan tidak ada hiasan sama sekali.

   Beberapa jendela kayu di pasangi pasak. Benar-benar buruk bahkan pelayanpun tidak akan mau tinggal di tempat ini. 

   Beberapa sisi tiang tiang tampak berdebu, tidak ada taman, tidak ada benda-benda mahal selayaknya dimiliki Putri Tertua kediaman seorang Menteri. 

   "Tuan, Rong Houcun ini sangat buruk memperlakukan salah satu Putrinya." Pangeran hanya mengangguk, dan memperhatikan meiyin dari jarak. Tampak Tabib terburu-buru datang dan memeriksa Meiyin yang pingsan. 

   Beberapa saat kemudian Meiyin membangun, membela mata yang tegas, berani, fokus dan penuh dendam terpancar di matanya, tidak ada keragu-raguan, atau takut sama sekali. 

   Pangeran Yan Zhen semakin merasa ini menarik, terutama saat Meiyin memberi pelajaran pada Pelayan yang tidak sopan. Mereka bahkan cukup tercengang saat melihat tendangan Meiyin. 

   "Tuan wanita dia seperti tidak sakit, dia baru siuman?"

   "Kita lihat selanjutnya, ini tontonan yang sangat menarik," Pangeran Yan zhen mengelus dagunya perlahan. Senyum tipis tersungging di sini.

   Mereka terkejut saat melihat Meiyin memberikan Pelajaran pada Putri ketiga. "Heran, padahal anak ini tidak punya keahlian bela diri, bagaimana dia bisa mengalahkan wanita2 itu dari jarak?" Pangeran Yanzhen bertanya-tanya bahkan Wei Ying tidak bisa menjawabnya.

   Kejutan demi kejutan di berikan Meiyin pada Pangeran Yan zhen saat mendengar cerita mimpi meiyin. "Lalu saat itu, aku yang telah menjadi Ksatria untuk membantu membongkar kejahatan Pencucian uang yang dilakukan Kementerian Politik dan keuangan selama bertahun-tahun. Mereka kemudian… "

   "Tuan ini tidak masuk akal, tapi…."

   Pria itu menoleh dan berkata, "Apa yang Kau lakukan, cepat selidiki, aku akan mengawasi perempuan itu dari sini."

   "Baik Pangeran." Wei Ying pergi meninggalkan Pangeran yang masih berdiri di dalam kediaman Rong Meiyin.

   Tatapan Meiyin ke Arah Jendela mengarah ke Pohon tempat dia berpijak. Yan zhen mencegah agar tidak ketahuan.  

   "Sial, sekali tajam penglihatan wanita ini, padahal dia tidak memiliki ilmu beladiri dan lemah seperti itu." ujar Pangeran pelan. 

   Tidak mau berlama-lama Pangeran Yanzhen pun pergi dari Kediaman Meiyin dan Kembali Ke kediamannya sendiri

**

   "Tuan."

   "Tunggu Kemana-mana," ujar pria itu, mengarahkan panjang hitam lurus, mata hitam yang jelas dan tajam. Dada dan tubuh yang atletis. Dia baru saja selesai berendam air panas. Lalu mengenakan piyama satin hijau sangat kontras dengan kulitnya yang putih mulus.

   "Tuan, menurut penyelidikan benar bahwa Kementerian Politik dan bagian Keuangan terlibat korupsi penggelapan Pajak, kami tengah mengumpulkan bukti-buktinya. Di sini telah ada sebagian besar laporan penggelapan yang dilakukan oleh mereka." Pria yang sebelumnya memakai pakaian hitam dilaporkan. 

    Pangeran Yan zhen memeriksa bukti kejahatan dan tersenyum puas. "Ini cukup, Kaisar pasti akan puas dan memberikan hadiah yang besar, Wen Ying kau juga akan memberi hadiah."

   Wajah Wen Ying terlihat senang dan dia mengucapkan terima kasih dan pergi. 

   Yan zhen masih duduk di kursi Kerjanya sembari melihat wanita yang bernama Meiyin, "hadiah apa yang harus aku berikan untukmu, mereka bilang kau sampah, tikus got, Pemalu, tapi saat aku melihatmu, kau sangat berbeda dengan yang mereka katakan."

   Pangeran Yan zhen berpikir Meiyin saat dia memberi pelajaran pada pelayan yang sombong. Serta memberikan pelajaran untuk adiknya yang jahat. 

**

   Hachii…. Hachi….

   Meiyin bersin berkali-kali. 'Siapa orang yang berbicara buruk tentangku'

   "Nona, apakah tidak sakit lagi," Tanya Lili dengan nada khawatir. Meiyin menggelengkan kepalanya.

    Mereka pun duduk di kursi dan akan makan, awalnya Lili hanya berdiri hingga Meiyin memaksanya untuk makan bersama. Meiyin seorang Dewi Bulan Merah yang sangat kaya, hingga makanan apapun yang bisa ia dapatkan hanya dengan menjentikkan jari. 

   Tapi di hadapkan sekarang dengan hidangan mantau keras, dan Sayur Sisa yang hampir busuk. Dia akhirnya terlihat sulitnya kehidupan sebagai manusia biasa. 

   "Nona harus makan ini agar tidak kering." Mereka pun terpaksa makan mantau keras yang hanya ada 2 dan membuang sayur busuknya. 

   "Mereka benar-benar keterlaluan pada Nona, tidak ada yang peduli pada Nona, Mili telah berkali-kali melaporkan Ini pada Tetua dan Tuan tapi tidak pernah ditanggapi dengan benar".

   "Sudahlah, besok kita menunggu lagi, sekarang waktunya tidur." Lili kemudian menyajikan obat demam yang diberikan tabib. 

   Meiyin akan meminumnya tapi saat hidungnya memberi sinyal "Ini Racun".

   Dia memanggil Lili dan menanyai siapa yang menyentuh obat-obat ini. Ternyata Sua. Pelayan picik itu berusaha untuk meracuninya. 

   "Buang obat ini," perintah Meiyin. "Ini telah di campur dengan racun, Lili diamlah jangan sembarangan orang, aku punya rencana sendiri."

   Meski cemas Lili tidak bisa berkata apa-apa lagi. Mereka pun tidur. 

   "Masuk." Meiyin memasuki Ruang Cermin lagi. Dan mulai protes pada Kaisar Kucing. "Kenapa Sistem ini tidak muncul, apa tunggu aku menutup mata baru bisa memakai sistem ini, tidak praktis…..(masih banyak omelan di singkat agar lebih cepat)."

   "Kau ini Dewi Bulan Merah, mana kepintaranmu, lihat ini klik disini." 

Terlihat/sembunyikan. 

   Ternyata Meiyin Lupa mengaktifkan sistem agar meski terlihat dia berada di cermin.

   "Perhatikan tanganmu, bukan kah ditengah tangan kiri ini ada tatoo kecil seperti bentuk cermin. Kau hanya perlu memanggil "sistem" dan layar akan muncul dari sana"

   "Meiyin pun berhasil dan berhasil." Berdasarkan penjelasan Kaisar Kucing bahwa sistem tidak akan melihat orang lain, serta suara Kaisar Kucing pun akan terdengar di kepala Meiyin. Kaisar kucing pun bisa melihat dunia luar. 

   Meiyin masalah di tempat tidur indah di dalam ruang cermin bersama Kaisar Kucing. "Bukankah Akan lebih baik, jika Kaisar Kucing bisa menjadi nyata di dunia manusia, terjadi kau menjadi kucing dan menemaniku?"

   Kasiar kucing berang, "Tidak, aku tidak mau jadi kucing, setidaknya harimau putih, harus harimau putih." Dengan segala bujuk Rayu Meiyin akhirnya Kaisar Kucing menyerah. Dia memberitahu asal ada Kucing yang memiliki sedikit kekuatan yang bisa menampung rohnya, maka dia bisa memasuki tubuh tersebut dan mengendalikannya.

**

Balas Dendam Pada Keluarga Jahat Bab 4

  1. Membantu Rong Meiyin balas dendam (Kemajuan 2%)

    * Memukuli pelayan jahat +100poin 100%

    * Memukuli putri ke 3 yang jahat +100 poin 100%

    * Mengeluh soal makanan -20poin
  2. Membantu mendapatkan cinta sejati (Kemajuan 1%)

    * Pangeran tertarik padamu +50poin 100%

    * tanpa sadar membantu Pangeran +200point 100%
  3. Mendapatkan 2 anak (Kemajuan 0%)

    *~

Total Point 430

   "Poinnya cukup banyak, ah sebentar Kaisar Kucing lihat ini, no 2 membantu mendapatkan cinta sejati, kapan aku bertemu pangeran, jelas-jelas aku hanya di dalam kediaman…"

"Aku tidak tau, aku di dalam cermin bagaimana tau keadaan di luar?." Kaisar Kucing sedikit kesal.

   Memikirkan kembali saat Meiyin merasa di awasi dari balik Pohon. 

"Sial itu bukan hanya perasaanku saja tapi memang ada seseorang yang mengawasiku,"

"ahh aku benar-benar ceroboh jangan jangan dia mendengar kisah Reinkarnasi Rong Meiyin."

   Malam itu Meiyin tidak tidur, dia berfikir, mengatur skema melawan orang di kediaman ini dan menghadapi pangeran. Serta mulai belajar ilmu bela diri. 

   "Badanmu panas, jika di teruskan kau akan sakit parah." Kaisar Kucing melihat dahi Meiyin yang berkeringat dan wajahnya yang masih pucat. 

   "Aku tidak bisa minum obat karena obatku di racun, sebaiknya aku memeriksa obat-obatanku di dompet."

   Rong Meiyin kembali memanggil Sistem. Mereka pun mendapatkan obat penurun panas. Tapi ini semua dari Alam Dewa, tentunya memiliki porsi yang berbeda jika di minum oleh manusia biasa. 

   Maka Rong Meiyin mengambil porsi obat itu hanya sebesar sebutir beras. Dia menelannya. Dan merasakan tubuhnya segar dan rona merah di wajahnya kembali. 

   "Dosisnya tepat, dan badanku segar kembali, obat-obatan Alam dewa memang yang terbaik," merasa puas Meiyin kembali mencari-cari obat-obatan, bibit tanaman, dan lainnya. 

   "Kaisar Kucing, bukankah banyak lahan kosong di sekitar istana ini, bagaimana jika menanam benih-benih ini di lahan yang kosong." Meiyin mengumpulkan sekarung benih tanaman obat-obatan." Kaisar Kucing pun membantunya menanam. 

   Kelelahan. Itu yang di alami Meiyin. Setelah beberapa saat dia terbatuk dan mengeluarkan darah. "Meiyin, Kau… Kau seperti sakit parah ini gejala keracunan bukan?".

   "Kau harus cepat minum penawarnya. Bukankah kakekmu banyak memberikan obat-obatan."

   "Tidak, aku punya rencanaku sendiri."

Selain tidak menyembukan racun, meiyin juga membiarkan luka-lukanya tetap ada. 

    Selesai menanam benih-benih itu Kesadaran Meiyin langsung keluar dari Cermin. Meiyin membuka telapak kirinya. Tato berbentuk cermin dengan pola yang rumit terukir di sana. 

   "Ternyata menyatu ke tubuh, barang yang luar biasa." 

"Sistem," dari tangan kirinya keluar layar yang cukup besar. Untuk menutup kembali, Meiyin hanya cukup menggenggam tangan kirinya. 

   "Nona, telah bangun, apa yang akan kita lakukan pagi ini?" tanya Lili. 

   "Aku akan mandi, berpakaian dan menyapa nenek, cepat siapkan segalanya." Lili pun menyiapkan air untuk mandi, pakaian dan merias Putri Tertua dengan baik. 

   Sangat di sayangkan pakaiannya tetap terlihat lusuh, tentu saja semua pakaian telah di curi oleh Sua Pelayannya.

   "Nona ini pemberian Selir kedua, pelayannya diam-diam datang memberikan makanan dan juga perhiasan ini."

   "Simpan perhiasan dan makanannya." Selir kedua ini cukup cerdik, meski dia tau Selir pertama akan terus menghalangi tapi tetap mau memberikan beberapa hal berguna untuk Rong Meiyin. 

"Keputusan Meiyin tepat saat Reinkarnasi dan menyelamatkan Selir."

   Nona Tertua tiba!!! 

   Beberapa pelayan di luar berbisik. "Berani sekali dia kemari."

"Mau apa lagi dia, apa masih punya muka untuk kemari."

"Cih, kalau aku lebih baik mati daripada mempermalukan diri sendiri."

    Meiyin masih di depan pintu tapi pelayan di kediaman nenek ini tidak segan-segan menghinanya. Dia akan membiarkan pelayan-pelayan itu kali ini. 

   "Uhuk, uhuk, uhuk." Meiyin terbatuk-batuk dan menarik perhatian seisi ruangan. Baju yang lusuh, perhiasan perunggu, badan penuh luka, wajah yang pucat. Sapu tangan menutupi mulutnya saat dia batuk. 

 "Sial, untuk apa tikus got ini menyapa nenek pagi ini." Batin putri ke 3 Nona Rong Yue You yang kini tengah memijit tangan neneknya. 

   Ayahnya, Rong Houcun juga duduk di sebelah kiri nenek, di sebelah kanannya Selir Pertama Hanran dan Selir kedua Mirai. Anak selir kedua Putri ke 4 Nona Rong Mu Ria memijit kaki neneknya. 

   Nenek menekan tongkatnya keras dan merasa kesal, "Untuk apa kau kemari," ujar nenek. "Nenek, uhuk, maafkan aku tidak menyapa nenek karena aku sakit."

   Rong Meiyin kemudian berlutut dan memberi hormat pada neneknya, Ayahnya Rong Haocun, dan selir pertama. "Kau sebelumnya bahkan hampir tidak pernah memberi hormat padaku."

   Meiyin kemudian menatap neneknya, matanya berlinang air mata dan penampilannya benar-benar membuat orang kasihan. "Nenek, Ayah aku telah bersalah selama ini, mohon Nenek dan Ayah memaafkan aku atas segala kesalahan yang pernah aku lakukan."

   Melihat penampilan menyedihkan Meiyin, Neneknya teringat akan Mendiang Nyonya Resmi Kediaman Rong yang Cantik, anggun, dan martabat. 

   "Berdirilah." Nenek pun mulai melunak. "Apa yang kau inginkan?" Tanya neneknya membuat Rong Yue You meremas bajunya dengan kesal. 

"Apa yang terjadi dengan perempuan ini", batin Rong Yue You yang bertatapan dengan ibunya seolah memiliki pemikiran yang sama. 

   "Aku tidak menginginkan apa-apa selain nenek dan Ayah memaafkanku."

Kata kata itu sedikit menyentuh neneknya. Tapi tidak dengan Rong Haocun, dia tidak memperhatikan Meiyin sama sekali dan pergi setelah berpamitan dengan nenek. 

   "Ayah, tunggu dan berbicaralah dengan Kakak Tertua, bukankah Kakak sangat berharap ayah memaafkannya." ucap Rong Yue You seolah dia sangat memperhatikan Putri Tertua. Nenek, "Adik yang baik." Nenek mengelus rambut Yue You. 

   "Aku tidak punya putri tidak berguna seperti dia, Rong Yue You ayah akan membelikanmu hadiah setelah kepergian ayah kali ini." Rong Yue You tersenyum bahagia.

   "Tuan, jangan bicara seperti itu bagaimana pun Meiyin adalah Putri Tertua kita, meski kemarin dia ketahuan mencuri perhiasanku dan Yue You yang di berikan oleh Ibu, aku sudah memaafkannya." Kata Selir Pertama. Ucapannya seolah bijak tapi sangat jelas dia mengingatkan Kalau Meiyin mencuri perhiasan.

   "Ayah, ibu benar, kakak sudah menerima hukumannya dengan di pukul 30 kali, seharusnya masalahnya sudah selesai." Rong Haocun pun berkata, "Karena ibu dan adikmu memohon maka aku akan mengampunimu kali ini," Rong Haocun pun pergi meninggalkan kediaman Nenek.

   Setelah mendengarkan percakapan ini, nenek kembali kesal pada Meiyin. "Sebaiknya kau kembali ke kediamanmu sendiri, kau sudah memperoleh maaf cepat pergi dari sini."

   "Baik nenek, uhuk uhuk uhuk." Meiyin pun kembali, di luar Lili telah menunggu dan membantu memapah Meiyin. 

   "Nenek bagaimana pijatan Mu ria," Tanya Mu ria Polos. "Tentu saja enak, andaikan Meiyin memiliki sedikit sikap seperti kalian saja sudah cukup membuatku senang". Nenek kembali melihat kedua cucunya yang berharga. 

**

   "Ibu, apa yang terjadi dengan Si tikus Got itu," rengek Yue You pada ibunya Selir Pertama Hanran. "Mana Sua, Panggilkan dia kemari." Pelayan Sua yang merupakan Suruhan Selir Hanran untuk mengawasi dan menjebak Meiyin pun datang. 

   "Apa yang terjadi dengan Meiyin?," tanya Selir Hanran pada Sua. Sua pun menceritakan perilaku yang di dapatinya. Selir Hanran mulai berfikir "apa jangan-jangan Meiyin mulai berubah."

   "Apa kau sudah memasukkan racunnya kedalam obat Meiyin."

   "Sudah Nyonya."

   "Lalu aku akan mengutusmu kembali untuk mengawasi Meiyin lagi, laporkan tiap kejadian padaku dan jangan lupa pastikan dia meminum racunnya." 

   "Tapi Nyonya….." Sua merasa takut karena ingat Perlakuan Meiyin padanya terakhir kali. 

    Selir Hanran tanpa ragu memberikan beberapa keping emas. "Jika Meiyin mati, Kau akan menjadi salah Dayang pribadi Yue You, aku akan memberikan keluargamu sebuah rumah, kau tidak perlu khawatir jika ketahuan ada racun di dalam obat, kita hanya tinggal menjebak Lili."

    Mendengar Rencana hebat dari Selir Hanran, Pelayan Sua pun puas dan berterima kasih. Dia kembali ke kediaman Meiyin. 

***

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Eka Novita Sari
waw, koin pertama buanyak bettt
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status