Share

25. Empat Mayat

Aiptu Anang mengelilingi rumah pak Hadi. Dia seperti mempunyai firasat buruk di rumah itu. Saat kakinya melangkah menuju belakang rumah, kedua lubang hidungnya menangkap bau. Aiptu Anang terus menelusurinya hingga bau tersebut benar-benar menusuk hidungnya.

"Bau apa ini?"

"Pak Anang, Anda dimana?" teriak Revan.

"Aku disini, Van!" Aiptu Anang berteriak menyahut teriakan Revan.

Revan berlari menghampiri Aiptu Anang yang berdiri di belakang rumah pak Hadi. Aluna pun menyusul keduanya.

Dia berhenti sejenak, mendadak hidungnya menangkap sesuatu yang sangat menyengat.

"Bau apa ini?" ucap Aluna sambil menutup hidungnya, "kenapa baunya sangat menyengat sekali!"

"Kau juga menciumnya, Lun?" ujar Revan.

"Tentu saja, baunya sampai sini!" tegas Aluna.

"Aku pikir ada yang aneh dengan rumah pak Hadi!" tutur Aiptu Anang.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status