Share

6.

last update Last Updated: 2024-11-13 14:37:11

"Lepasin Manda sekarang!" teriak Azkaira. "Kamu nggak tau, siapa dia?"

Aldebaran tidak peduli dengan apapun. Dia melepaskan jaket kulitnya dengan cepat. Lalu, memakaikannya ke tubuh Amanda bagian depan.

Aldebaran berkata dengan penuh pengertian, "Pakai ini! Dress kamu sobek di bagian depan, pas di bagian bawah."

Sontak, Amanda terdiam. Dia mengikuti saran Aldebaran. Ron dan Azkaira pun terdiam. Ternyata Aldebaran tidak memiliki niat lain

Aldebaran mengikat kedua bagian tangan jaket ke bagian pinggang belakang Amanda. Setelah selesai dalam hitungan detik, Amanda mendongakkan kepala untuk menatap wajah Aldebaran dari dekat.

Aldebaran merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan mata seperti itu dari Amanda. Dia buru-buru menjauhkan diri dari Amanda.

"Ayo pergi, Ron! Urusan aku udah kelar."

Aldebaran beranjak pergi dari lantai dansa, tempat Amanda terjatuh. Dia meninggalkan Amanda yang masih mematung di tempatnya.

Ron mengejar Aldebaran yang sudah melangkah jauh. Dia menerobos kerumunan orang.

Ron berteriak, "Al, tunggu!" Ron menepuk punggung Aldebaran. "Kamu terpesona sama kecamatan Nona Manda, ya?"

"Diem kamu! Di mana toilet?" tanya Aldebaran. Dia celingukan.

"Dari lorong ini, kamu lurus aja! Toiletnya ada di ujung paling kiri." Ron menunjuk lorong panjang dengan penerangan yang redup.

"Kamu tunggu aja di dalam! Nanti aku nyusul."

Aldebaran bergegas pergi meninggalkan Ron yang terlihat bingung dengan sikapnya.

Sesampainya di dalam toilet, Aldebaran tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya, dia hanya membasuh wajah di wastafel. Beruntung, tidak banyak orang di dalam toilet pria.

"Segar!" Aldebaran melihat pantulan dirinya di cermin. "Cewek tadi bener-bener menguras energi aja. Berurusan sama cewek memang cuma bikin repot! Itulah kenapa, aku malas punya pacar."

Aldebaran merogoh saku celana. Dia mengeluarkan gelang emas putih dan memandanginya.

"Ternyata cewek tadi bukan kamu, Zoya. Tapi, kamu di mana, Zoya?"

Setelah merasa cukup, Aldebaran membuka pintu toilet. Belum sempat melangkah, tiba-tiba seseorang mendorongnya masuk kembali ke toilet. Dia adalah Amanda.

Brak!

Pintu toilet tertutup sempurna. Amanda terus mendorong Aldebaran hingga menabrak dinding. Ternyata tenaga Amanda lebih kuat daripada wanita pada umumnya. Amanda berjinjit.

Aldebaran mengernyitkan dahi. 'Astaga! Mau apalagi nih cewek?'

"Nona, kamu mau ngapain? Aku pikir, tadi laki-laki yang dorong aku, ternyata itu kamu!" seru Aldebaran. "Tenaga kamu kuat juga! Aku udah ngeremehin kamu."

Amanda tidak menjawab. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Aldebaran. Napas mereka menyatu. Kedua tangan Amanda melingkari leher Aldebaran tanpa sungkan. Aldebaran menjadi gugup karenanya.

Tidak lama, Amanda menempelkan bibirnya ke bibir Aldebaran.

"Nona, apa yang kamuー"

Aldebaran terlanjur menikmati bibir kemerahan Amanda yang mampu membuatnya lupa diri. Jika menolaknya, tentu akan sangat rugi. Lagipula, siapa yang mampu menolak ciuman dari wanita secantik Amanda?

Ini adalah pertama kalinya Aldebaran merasakan sentuhan wanita. Karena selama berada di pelatihan militer, dia tidak pernah memikirkan seorang wanita, apalagi bersentuhan langsung seperti ini.

Amanda begitu mahir melakukan gerakan-gerakan yang mampu melumpuhkan pertahanan Aldebaran. Lalu, bagaimana dengan Aldebaran?

Aldebaran yang tidak memiliki pengalaman sama sekali berusaha mengikuti permainan Amanda. Ada perasaan tertentu yang dirasakan Aldebaran. Apakah dia mulai menginginkan lebih?

"Uhhh ...."

Amanda mendesah begitu Aldebaran membalikkan posisi. Aldebaran kehilangan kontrol. Dia membalas serangan Amanda tanpa ampun.

Amanda membuang jaket kulit yang menutupi tubuh bagian depannya. Dengan mudahnya, Aldebaran melihat dua bagian sensitif milik Amanda. Jakunnya bergerak naik turun.

"Uhhh ...."

Aldebaran kembali menciumi Amanda dengan rakus. Napas keduanya memburu. Setelah beberapa saat, Aldebaran menghentikan aksinya.

Aldebaran mengusap lembut bibir Amanda. Dia menatap Amanda yang masih memejamkan mata.

Amanda memang cantik. Siapa yang mampu menolak pesonanya?

"Nona, maaf," kata Aldebaran, pelan. "Selamat tinggal." Dia menjadi salah tingkah.

Aldebaran hendak pergi, tapi Amanda menahan tangannya.

Amanda menatapnya. "Itu hadiah buat kamu karena udah nolongin aku tadi," ujar Amanda dengan nada sombong.

Mulut tajam Amanda bisa berbohong. Tapi, tidak dengan sorot matanya yang sangat menginginkan Aldebaran.

Hanya dengan menatap mata Amanda, Aldebaran pun paham.

"Lain kali nggak perlu, Nona." Aldebaran menghempas tangan Amanda. "Tapi, makasih."

"Orang miskin kayak kamu ternyata bisa sombong juga." Amanda merapikan dress-nya. "Bawa pergi jaket buluk kamu jauh-jauh dari aku!"

Aldebaran tidak menanggapi celotehan Amanda. Dia melangkah pergi tanpa memungut jaketnya yang tergeletak di lantai toilet.

Prang!

Begitu pintu tertutup, Amanda melempar ponselnya ke kaca wastafel. Pecahan kaca pun berhamburan ke lantai. Dia memang memiliki temperamen yang buruk.

"Kurang ajar!" Amanda berteriak. "Dia pikir, siapa dirinya di sini?! Bisa-bisanya dia menolak aku!"

Di luar toilet, Aldebaran mendengar Amanda membuat keributan. Dia melihat beberapa bodyguard keluarga Alexander masuk ke toilet pria untuk membereskan kekacauan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
moga kamu aman al
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    162

    Cara cepat melenyapkan musuh adalah berkamuflase menjadi bagian dari musuh itu sendiri—2 Billion Dollars.Tak ada yang bisa menduga tujuan utama Aldebaran melakukan kamuflase. Terlebih lagi, dirinya baru saja selamat dari kecelakaan maut yang merenggut lima korban jiwa. Bukan tidak mungkin jika Aldebaran mengalami luka pada tubuhnya. Namun, Aldebaran tetaplah The King yang mampu melakukan segalanya seorang diri, termasuk mengobati luka yang dideritanya."Tuan, tolong dengarkan baik-baik! Karena aku nggak akan mengulanginya dua kali." Aldebaran memperhatikan raut wajah semua orang yang sedang menatapnya dari layar ponsel. "Anda tahu kan, Tuan? Aku pernah kerja di bawah Ezra?""Terus, apa masalahnya?" tanya Sultan, tidak sabar."Si pecundang itu tau banyak hal tentangku, Tuan," sahut Aldebaran dengan nada tinggi. "Bahkan bisa dipastiin bajingan itu tau cara kerjaku."Semua orang tersentak. Penjelasan Aldebaran memang masuk akal. Sultan buka suara. "Saya akan bantu kamu.""Terima k

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    161

    Felix berpikir tentang apa yang akan dia katakan kepada Sultan. Dia tidak ingin dicap sebagai pengkhianatan oleh Sultan dan dua orang lainnya. Namun, suara Aldebaran di seberang telepon membuyarkan semua pemikiran negatifnya."Felix, katakan aja apa yang sebenernya terjadi! Hanya dengan berkata jujur, kamu akan dianggap sebagai seorang manusia berakhlak. Jangan lupa, sifat dasar seorang kesatria adalah selalu berbuat dan berkata jujur.""Ya, Tuan," ujar Felix pelan. "Saya akan berkata sesuai dengan saran Anda.""Ada apa, Felix? Apa yang kamu omongin barusan?" tanya Sultan curiga. Sultan berjalan mendekati Felix yang tampak bimbang."Sebelumnya saya mohon maaf jika lancang," ucap Felix membungkukkan badan."Ngomong aja!" perintah Sultan sambil bertolak pinggang.Suasana tegang menyelimuti ruang kerja Sultan yang luas. Setiap orang bisa mendengarkan deru napas masing-masing.Dengan detak jantung yang tidak beraturan, akhirnya Felix mampu menceritakan awal mula kejadian hari itu."Pagi

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    160

    Siang ini di kediaman keluarga Alexander.Semua orang berkumpul di ruang kerja Sultan. Setelah upacara pemakaman Amanda, Sultan harus menerima fakta tentang anak bungsu mereka."Saya pantas mati, Tuan." Ayu bersimpuh di hadapan Sultan dengan penuh penyesalan. Wanita dengan potongan rambut ala pria itu menundukkan pandangannya. "Demi apapun, saya rela berkorban untuk Nona dan keluarga Anda."Berakhir sudah hidup Ayu. Sebagai salah satu agent wanita yang telah dipercaya Aldebaran untuk menjaga Zoya, dia merasa gagal karena sikap kurang waspadanya. "Kalian semua, keluar!" titah Sultan.Sultan melirik istrinya yang masih menangis didampingi anak ke-2 keluarga Alexander."El dan Felix, kalian tetap di sini! Ada beberapa hal yang ingin saya diskusikan.""Ya, Tuan," sahut El dan Felix bersamaan."Ayu, cepat berdiri!" seru El. "Pergilah istirahat sama Agent Rini." El yang sangat jarang berbelas kasih, entah mengapa saat ini ia begitu memperhatikan salah satu agen wanitanya."Terima kasih,

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    159

    Zoya terhipnotis saat menatap kedua mata indah pria asing itu. Dengan mudahnya dia mengikuti ajakannya. Si pria menutup pintu mobil BMW X6."Ayo jalan!" seru si pria kepada sopir."Ya, Tuan Lanzo," jawab si sopir."Tidurlah, Nona!" perintah pria bernama Lanzo."Ya, aku udah mengantuk," sahut Zoya lemah dan tak lama kemudian dia tertidur.Lanzo tersenyum puas. Dia tahu, misinya tidak akan pernah gagal. Sesuai dengan janji sang tuan, dia akan menerima upah tiga kali lipat dari biasanya jika ia berhasil membawa Zoya sebelum jam 12 siang hari ini ke kediamannya.Hampir 90 menit, Zoya berada di dalam mobil.Kini, mereka tiba di sebuah rumah besar. Pintu gerbang tinggi berwarna keemasan terbuka dengan otomatis. Mobil yang membawa Zoya masuk ke dalam sana. Suasana rindang begitu terasa ketika mobil itu melaju melewati beberapa pohon beringin yang berbaris rapi. Dua orang penjaga pintu gerbang menganggukkan kepala ketika Lanzo membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya serta tersenyum ti

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    158

    Aldebaran menunggu jawaban Felix. Dia sangat yakin Felix tidak akan berkhianat padanya. "Tuan, saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Anda," sahut Felix pada akhirnya. "Tapi kayaknya, saat ini Tuan Sultan belum bisa terima kenyataan. Itulah yang buat saya ragu untuk menyambungkan telepon Anda padanya," lanjutnya. Felix bersumpah pada dirinya, dia akan selalu setia pada Aldebaran."Felix, kamu di mana sekarang?" tanya Aldebaran, dingin."Saya masih di tempat kejadian, Tuan," jawab Felix. "Polisi menemukan identitas Anda terbakar bersama puing-puing mobil. Tapi, nggak dengan jasad Anda.""Buat surat kematian palsu atas namaku!" Aldebaran sangat tidak sabar ingin mengetahui reaksi Ezra ketika mendengar berita kematiannya. "Terus, buatin identitas baru!""Ya, Tuan," sahut Felix. "Sekarang, apa rencana Anda? Di mana Anda akan tinggal?""Itu bukan masalah besar, Felix. Aku bisa tinggal di mana aja." Aldebaran teringat masa lalunya yang kelam ketika berusia 15 tahun. Aldebar

  • 2 Billion Dollars: Rahasia Cinta Bodyguard Tampan    157

    Situasi terkini di jalan bebas hambatan Jakarta-Bekasi belum kondusif. Aldebaran berdiri di pinggir jalan bebas hambatan KM 6. Aldebaran keluar dari pagar pembatas jalan. Tak lama kemudian, dia melihat beberapa petugas medis berdatangan untuk mengevakuasi korban kecelakaan lalu lintas yang disebabkan olehnya. Beberapa orang polisi segera memasang garis berwarna kuning untuk mencegah siapapun memasuki area itu. Aldebaran melihat dua detektif sedang bekerjasama dengan anggota kepolisian setempat guna menyelidiki kasus yang merenggut, setidaknya lima korban jiwa.Si jago merah melalap habis Mobil Range Rover yang dikendarai Aldebaran. Pikiran Aldebaran saat ini hanya tertuju pada keselamatan Zoya. Namun, dia juga memikirkan hal lain. Yaitu mengubah rencana."Oke, Ezra! Mulai saat ini, aku akan ubah cara kerja," ujar Aldebaran. Aldebaran berjalan meninggalkan tempat kejadian perkara. Namun sebelum itu, dia sempat melihat senjata yang dibawanya. "Kayaknya senjata ini udah nggak bergu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status