Compartilhar

62. "Lo Suka Gue."

Autor: IamBlueRed
last update Última atualização: 2025-09-19 15:27:02

Damian sungguhan menepati janjinya untuk membebaskan kegiatan Lia meskipun masih berpacaran.

Lia jarang pergi ke apartemen lelaki itu sekarang, hanya beberapa kali dalam dua pekan ini. Ia juga kembali menongkrong dengan Haikal seperti biasa. Hanya saja Lia tetap tahu diri. Nanti orang-orang menyebutnya tukang selingkuh jika lebih sering bersama Haikal dibanding Damian.

Seperti sekarang, Lia ikut pergi ke apartemen Damian setelah lima hari ini tidak datang ke sana. Setelah selesai membersihkan rumahnya, ia langsung menelpon Damian untuk dijemput. Tanpa paksaan dan justru menawarkan diri.

Damian tampak sedikit murung beberapa hari ini. Lia tidak tahu semenjak kapan, tapi sepertinya masih ada hubungannya dengan Arin. Wajar saja. Move on bukan hal yang mudah dilakukan.

"Gue laper deh. Makan apa ya?" ujar Lia bermonolog ketika waktu menunjukkan pukul satu siang. Ia duduk di atas sofa, bersedekap dada sembari berpikir makan siang yang enak dinikmati.

Damian tiba-tiba menyodorkan ponselny
Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   70. Ketahuan

    Liburan semester kali ini adalah liburan paling mengesankan bagi Lia. Diawali dengan Gili Trawangan, dua pekan lebih kembali je Jogja, lalu menonton dua konser band favorit dalam waktu berdekatan. Kapan lagi Lia bisa berfoya-foya seperti saat ini? Dua hari setelah konser The Script, ganti Linkin Park yang mengadakan konser. Venuenya lebih besar dibanding konser yang Lia datangi sebelumnya—di salah satu stadion daerah GBK. Jika ditanya sejak kapan ia suka dengan Linkin Park, hal itu tidak jauh-jauh dari film favoritnya. New Divide—OST Transformers—adalah alasan Lia mendengarkan lagu-lagu Linkin Park yang lain. Seperti sebelumnya, mereka datang ke venue menggunakan motor Supra Haikal. Awalnya malam itu terasa lancar. Lia dan Haikal berdiri di tribun section paling murah. Tangan mereka sibuk mengangkat lightstick, bernyanyi bersama lagu pertama yang dibawakan. Haikal bahkan sempat berteriak terlalu keras sampai Lia tertawa, menepuk bahunya.Lia masih menikmati euforia konser selama sat

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   69. Ketahuan

    Liburan semester kali ini adalah liburan paling mengesankan bagi Lia. Diawali dengan Gili Trawangan, dua pekan lebih kembali je Jogja, lalu menonton dua konser band favorit dalam waktu berdekatan. Kapan lagi Lia bisa berfoya-foya seperti saat ini? Dua hari setelah konser The Script, ganti Linkin Park yang mengadakan konser. Venuenya lebih besar dibanding konser yang Lia datangi sebelumnya—di salah satu stadion daerah GBK. Jika ditanya sejak kapan ia suka dengan Linkin Park, hal itu tidak jauh-jauh dari film favoritnya. New Divide—OST Transformers—adalah alasan Lia mendengarkan lagu-lagu Linkin Park yang lain. Seperti sebelumnya, mereka datang ke venue menggunakan motor Supra Haikal. Awalnya malam itu terasa lancar. Lia dan Haikal berdiri di tribun section paling murah. Tangan mereka sibuk mengangkat lightstick, bernyanyi bersama lagu pertama yang dibawakan. Haikal bahkan sempat berteriak terlalu keras sampai Lia tertawa, menepuk bahunya.Lia masih menikmati euforia konser selama sat

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   68. Konser The Script

    Hari yang Lia tunggu-tunggu akhirnya datang. Konser The Script yang jaraknya hanya dua hari dengan Linkin Park hari diadakan di malam hari mulai pukul setengah sembilan. Alhasil Haikal menjemputnya di kontrakan jam tujuh. Mereka berangkat bersama ke venue menggunakan Supra kesayangan lelaki itu. “Lo udah hapal lirik belum?” tanya lelaki di depannya.“Udah dong.” Lia menjawab mantap.“Pasti lagu yang terkenal doang.”“Ya emang nggak boleh?”Mereka akhirnya menghabiskan waktu perjalanan dengan bernyanyi bersama di atas motor. Dari lagu Superheroes, You Wont Feel a Thing, hingga Hall of Fame. Tidak lupa The Man Who Cant be Moved yang mereka serapi maknanya dengan baik.Cause if one day you wake up and find that you're missing meAnd your heart starts to wonder where on this Earth I could beThinkin' maybe you'll come back here to the place that we'd meetAnd you'll see me waiting for you on the corner of the streetSo I'm not moving, I'm not moving“Itu lagu bermakna banget buat gue,” c

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   67. Bioskop

    Lia pikir Damian bersungguh-sungguh atas ucapannya tentang bertekad move on dari Arin. Akan tetapi, melihat Arin dan Juna berada di bioskop di jam sama saat mereka datang, ia tahu lelaki itu masih stuck di orang yang sama. Orang gila mana yang menguntit seseorang hingga datang di bioskop? Cuma Damian orangnya. Lia sedang menunggu pesanan popcorn dan minuman saat Arin pertama kali menyapa. Wanita itu tersenyum lalu melangkah mendekat, yang Lia balas dengan tatapan terkejut. Padahal dalam hati ia ingin mengata-ngatai Damian yang sedang pergi ke kamar mandi itu. Ternyata kuliahnya berjam-jam itu belum membuat lelaki itu sadar. "Sendirian aja, Li?" tanya Arin. Seperti satu paket, Juna berdiri di belakang. Lelaki itu tersenyum ke arahnya. Bukannya bermaksud suka dengan pacar orang, tetapi Lia selalu salah fokus jika melihat Juna. Lelaki itu jauh lebih tampan dibanding Damian. Lia sangat mengerti mengapa Arin memilih Juna—mengingat ucapan Oma bahwa kelakuan Damian yang menyebalkan memang

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   66. Taman Sore Hari

    Sore itu, jalur jogging di taman kampus ramai oleh mahasiswa yang mencari udara segar. Cahaya matahari mulai meredup, memantul lembut di permukaan sungai kecil yang mengelilingi taman. Lia dan Damian melangkah pelan di awal, menyelaraskan ritme sebelum benar-benar memulai putaran. Di kanan-kiri rute, hamparan rumput gajah mini terbentang rapi, beberapa mahasiswa duduk santai di atasnya sambil membuka bekal piknik kecil-kecilan. Ada juga yang sibuk menatap layar laptop, seolah lebih memilih tenggelam dalam deadline daripada menikmati senja yang tenang. Deretan pohon rindang memayungi jalur sepanjang satu setengah kilometer itu. Bunga-bunga bermekaran, warnanya mencolok di antara hijau dedaunan, membuat suasana sore semakin hangat. Melewati sisi utara, danau kecil menyambut dengan riak yang berkilau diterpa cahaya jingga. Setelah berkali-kali melakukan jogging—bahkan hampir setiap hari, Lia akhirnya bisa berlari santai alih-alih hanya jalan kaki. Sebagai anak Sastra Inggris, ia tahu jo

  • 200 Hari Jadi Pacar Pura-pura Pewaris Tampan   65. Rumah Oma (2)

    Ruang tamu Oma terasa hangat meski AC-nya menyala sedang. Sofa empuk warna cokelat tua memberi kesan klasik, lengkap dengan taplak rajut putih yang menutupi sebagian sandaran. Ada wangi teh melati yang samar-samar, bercampur dengan aroma bolu pisang kukus dari wadah plastik bening yang Lia bawa. Awalnya Lia masih duduk kaku di samping Damian. Namun, setelah beberapa menit berbincang, ia mulai merasa lebih nyaman. Oma bertanya beberapa hal, tetapi tidak menginterogasi dengan tatapan tajam. Ekspresi wajahnya tegas, tapi dari nada bicaranya tulus. Seperti manusia lainnya, Oma hanya seorang nenek yang ingin berkenalan dengan pacar cucunya. Lia jadi bertanya-tanya apakah Arin juga melakukan hal yang sama dahulunya. “Jadi, kalian udah pacaran dua bulan?” tanya Oma sambil menyeruput teh. Damian santai saja, meraih salah satu kue kering dari meja. “Iya, Oma. Baru dua bulan ini. Makanya belum sempat kenalin Lia ke Oma.” Obrolan berlanjut dengan lebih santai. Mereka bicara soal makanan, so

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status