Share

30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.
30 Hari Dalam Jeratan Sang Casanova.
Author: Abigail Briel

Bab 1. Malam Panas.

"Seorang gadis kecil mabuk di Klub?"

Di dance floor sebuah Klub Malam, Rosalia yang telah mabuk tanpa sengaja menabrak sesosok pria bertubuh tinggi besar. Seharusnya malam ini ia menghadiri pesta pertunangan Rose, sang kembaran, tapi ia justru memilih untuk pergi ke Klub Malam untuk merayakan kelulusannya bersama teman-temannya.

Tidak hanya ingin merayakan kelulusan, Rosalia juga memiliki misi lain, ia ingin menanggalkan status perawannya yang selama ini selalu menjadi bahan olokan.

"Kalau kamu sudah tahu aku mabuk, mengapa tidak membantuku?" Rosalia mengacuhkan ujaran sinis pria itu dan sama sekali tidak melepaskan pandangannya dari pria tersebut. “Ayo, Tuan … bantu aku!”

Tapi, alih-alih membantunya, pria itu justru memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam kantong celana yang dikenakannya. Sebelah alis pria itu terangkat naik, sementara bibirnya plat membentuk garis lurus.

"Hei, Tuan!" Rosalia mencembungkan pipinya, ingin rasanya ia memukul pria berwajah arogan itu. Tapi ia mengurungkan niatnya karena netra kuning keemasan milik pria itu untuk sesaat membuyarkan fokusnya. Selain itu, wajah pria itu juga sangat rupawan. Ada dua rahang sempurna tercetak di bawah pipinya... Benar-benar type maskulin yang ia inginkan untuk menghabiskan malam bersamanya. "Pelayan!!"

"Gadis kecil, apa yang ingin kamu lakukan?!"

"Aku ingin menyewamu!" jawab Rosalia tegas, ia tersenyum miring usai menyelesaikan kalimatnya. Sedikit puas melihat ada raut terkejut pada pria yang sedang ia ajak bicara.

Sesaat kemudian, ia melihat seorang pria yang tengah berdiri di samping pria yang telah ia tabrak kini tampak berbisik pada pria itu. Dan pria itu menanggapinya dengan deheman pelan. Hanya berselang beberapa menit, pria itu tiba-tiba menurunkan tubuhnya dan berjongkok di hadapannya. Menghunjamkan manik matanya ke arah dirinya.

"Kamu ingin menyewaku?!"

Suara pria itu terdengar berat dan mengandung nada mendominasi, namun juga terdengar seksi menyapa indera pendengaran Rosalia.

"Benar, jadi... Mau kah kamu menghabiskan malam bersamaku?" dengan berani Rosalia membalas tatapan pria itu yang sedang menatap lurus ke dalam matanya, membuatnya hampir tenggelam dalam netra berwarna keemasan milik pria itu.

"Kamu tahu siapa aku?"

Rosalia menilik, jika melihat dari penampilan pria itu, ia bisa menyimpulkan kalau pria yang sedang berjongkok di hadapannya sekarang bukanlah pria dari kalangan menengah ke bawah. Kemungkinan pria itu bisa saja seorang Bangsawan seperti Ayahnya. Dan usia pria itu sepertinya hanya lebih muda beberapa tahun dari Ayahnya. Tapi untuk saat ini ia benar-benar tidak mempedulikan hal itu. Lagipula bukankah bagus jika ia bisa menghabiskan malam dengan seorang Bangsawan juga? Walau hanya sekedar sebagai teman berbagi kesenangan?

"Kalau begitu, bagaimana jika kita berkenalan terlebih dahulu?"

Kata-kata yang Rosalia ucapkan membuat pria yang sedang berjongkok di hadapannya sontak memicing padanya. Apalagi ia sengaja mengucapkan kata-kata tersebut dengan nada menggoda.

"Maaf, aku tidak tertarik dengan gadis kecil."

Pria itu tiba-tiba berdiri, mengacuhkan Rosalia yang geram melihat keangkuhannya.

"Hanya satu malam! Aku tahu kamu mungkin memiliki banyak uang, tapi aku bersedia membayar mahal untuk waktu yang kamu habiskan bersamaku."

"Seorang gadis kecil ingin membayarku?" pria itu terkekeh dan memberi isyarat pada pria yang sebelumnya telah berbicara dengannya.

Hanya dengan satu isyarat dari pria itu, beberapa pria langsung menghampiri Rosalia dan menarik lengannya. Menyeretnya meninggalkan Klub Malam dengan paksa.

Berselang satu jam, di dalam sebuah kamar hotel yang mewah. Rosalia yang terus diseret hingga ke hotel ini di lemparkan ke atas ranjang oleh para penyeretnya. Setelah melakukan hal itu, para pria berwajah sangar yang telah menyeret Rosalia langsung pergi begitu saja. Meninggalkan Rosalia hanya berdua dengan pria yang telah ia ajak bicara.

"Bersihkan tubuhmu!" titah pria itu yang hingga kini masih enggan menyebutkan namanya.

"Ber-bersihkan? Untuk apa?" Rosalia menatap takut pada pria yang telah membawanya secara paksa. Jika tadi ia sangat ingin melalui malam bersama pria ini, sekarang ia justru merasa sedikit cemas.

"Bukankah tadi kamu mengatakan ingin menyewa jasaku?" pria itu mencibir, seolah Rosalia tidak ada artinya di matanya. Hanya seperti sepiring cemilan tengah malam, "Dengar! Aku paling tidak suka menghabiskan malam dengan seorang gadis kecil yang manja. Jadi, jika tawaranmu tadi masih tersedia... Maka cepatlah bersihkan tubuhmu!"

Mendengar ucapan pria itu, Rosalia segera menegakkan tubuhnya dan turun dari ranjang lalu terburu-buru ke kamar mandi.

"Bersihkan ya bersihkan, tapi haruskah kamu membentakku seperti itu." Rutuknya sebal sambil menutup pintu kamar mandi, tanpa menyadari bahwa pria yang telah ia tabrak saat ini justru tersenyum tipis mendengar ocehannya itu.

Hanya 10 menit waktu yang Rosalia habiskan di dalam kamar mandi, setelahnya ia pergi meninggalkan kamar mandi hanya dengan mengenakan bathrobe yang terdapat di dalam kamar mandi. Ia sedikit gugup ketika melangkahkan kakinya keluar, apalagi ketika ia menemukan pria asing itu kini hanya mengenakan kemeja dan celana bahannya saja. Dua kancing teratas kemeja pria itu telah terbuka, dan dada bidang pria itu yang mengintip di balik kemeja yang dikenakannya membuat Rosalia susah payah meneguk salivanya.

Glekk!!

"Ah, mengapa dia seksi sekali?" Rosalia menjerit dalam hati melihat penampilan pria asing itu yang baru ia kenal malam ini dan saat ini tengah duduk di pinggir ranjang.

"Kemarilah!"

Tiba-tiba, jantung Rosalia berdetak semakin cepat. Waktu seolah berputar lama seiring keraguan yang mulai menyergapnya.

‘A-apakah pilihanku benar?’

Namun, Ia tak ingin mundur. Ia sudah terlanjur menemukan pria yang secara kriteria sangat cocok dengan seleranya, meski ia sadar kemungkinan usianya dan pria itu terpaut cukup jauh.

Akhirnya, malam itu Rosalia benar-benar menyerahkan kesuciannya. Perasaan campur aduk antara kenikmatan dan penyesalan menderanya di saat penyatuannya dengan pria itu. Rasa sakit pada inti tubuhnya tatkala pria asing itu terus bergerak menguasai tubuhnya hampir tak terasa karena ternyata pria itu sangat ahli dalam menyenangkan wanita.

Namun, sesekali rintihan kesakitannya dan suara umpatan dari pria itu tetap terdengar memenuhi ruangan kamar hotel yang semula sepi. Panas kedua tubuh melebur, menghalau udara kamar yang tadinya terasa dingin.

Menurut teman-temannya yang sudah lebih berpengalaman, bercinta sungguh lah nikmat. Tapi Rosalia justru merasakan sakit pada inti tubuhnya, dan rasa sakit itu tidak juga berkurang meski ini bukan pergulatan pertamanya dengan pria asing itu.

"Tu-Tuan, aku lelah. Bisakah kita berhenti sekarang?"

Sahutan pria itu benar-benar membuat Rosalia sakit kepala. Pria asing itu seakan tidak pernah puas untuk menyentuhnya.

"Tidak, di sini bukan kamu yang memutuskan kapan aku akan berhenti."

Mga Comments (8)
goodnovel comment avatar
Viala La
haha Rosalia nyerah duluan
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
Rosalia berani banget
goodnovel comment avatar
Ririichan13
duhh Rosa, dia yang ngajak, dia yang KO duluan heee
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status