Share

Bab.65

Selama hampir sebulan Arnold mendekati Tania. Melakukan apa saja demi mendapatkan cinta Tania. Menyuruh Tania melupakan dendam pada Ryan. Mencoba berdamai dengan kehidupan. Bahwa semua terjadi adalah kuasaNya. Tapi Tania masih terdiam semua perkataan Arnold. Ia sangat sabar menghadapi Tania. Juga berdoa semoga  Tania segera sadar. 

Arnold memakai jas Navy. Menyemprotkan aroma maskulin di tubuhnya. Jack  sudah menunggu di belakang kemudi. Ia masuk mobil sudah tak sabar menemui Tania. Gugup menguasai hati Arnold. Jack melajukan mobilnya ke Apartemen Tania. Arnold membuka cincin berlian mata satu yang berkilau Indah. 

'Ya Tuhan, semoga Tania menerimaku' batin Arnold. 

Tania baru bangun tidur saat mentari sudah naik. Ia mengeliat. Membuka selimutanya. Ada perasaan bahagia menyelinap ke dalam kalbu. Ia tak tau kenapa. Lebih baik mandi. Air pagi menyegarkan tubuh Tania. Rambut basah Tania telah di bungkus dengan handuk. Tania keluar dengan memakai kaos dan celana pendek. Ia ingin sarapan. Memanggang Roti bakar dan membuat susu coklat. Ia ingin pulang ke Indonesia. Udah hampir dua bulan di Belanda. Saat ini haruskah aku melupakan dendam kepada Ryan?

Tania duduk dibalkon atas sambil menikmati roti bakar dan susu coklatnya. Saat melihat ke bawah Arnold memarkirkan mobilnya didepan apartemenya. 

"Eitsss itu Arnold datang?" Gumam Tania. 

Ting tong ... 

Tania segera membuka pintu. Senyum mengembang di kedua sudut bibir Arnold dan membawa buket bunga Tulip di tanganya. 

"Pagi Tania ...." sapa Arnold ramah, ia menatap lekat wanita di depanya. Terlihat cantik tanpa riasan tebal di mukanya. Rambut basah sebahu di biarkan tergerai. Aroma shampo menguar di hidung Arnold membuatnya mabuk. 

"Pagi  juga Arnold ...." balas Tania. Kali ini lebih ramah. Tak jutek seperti biasanya. 

Senang menyelimuti hati Arnold melihat senyum Tania. Sangat cantik. 

"Silakan masuk,"

Arnold mengikuti langkah Tania bak kerbau di cocok hidungnya. Ia duduk di sofa panjang warna coklat di ruang tamu. 

"Bunga untuk mu," ucap Arnold seraya menyerahkan bunga tulip warna merah. 

Tania ragu- ragu menerimanya. Antara  senang dan penuh tanda tanya. Kenapa dia seromantis ini? 

Sering Arnold bersikap romantis tapi Tania kurang peka dengan sìkap Arnold selama ini. Bayangan Sikap Ryan membuat Tania seperti itu. 

"Makasih Arnold bunganya," ia mencium bunga  pemberian dari Arnold. 

Ia ingin membuatkan minuman untuk Arnold.

"Arnold, sebentar ya. Aku buat minuman dulu. 

"Oke ..."  ucap Arnold senang. Tak  biasanya ia membuatkan minuman untuknya. Tania ke dapur membuatkan kopi untuk Arnold. Kopi campur sedikit susu. Ia menyukai itu. Tania membawakan kopi di hadapan Arnold. 

"Silakan  di minum kopinyga Arnold," Arnold meraih cangkir kopi buatan Tania. 

"Emm ... rasanya sangat enak."  ucap Arnold menyesap kopi .Apalagi dari tangan wanita yang di cintainya. Rasanya makin enak. 

Ia meletakan cangkir kopi di tempatnya. Mendekat ke arah Tania. Walau gugup ia berusaha menetralkan jantungnya yang berpacu kencang. 

"Tania, sejak masa kuliah. Aku sudah jatuh hati padamu. Aku patah hati saat kamu menikah. Hidupku rasanya berakhir saat itu juga. Pelampiasanya aku main perempuan lain. Saat kamu datang padaku. Dan membalaskan sakit hatimu pada Ryan. Aku pun sanggup melakukanya. Yang terpenting kamu mau padaku."

"Tania, aku ingin membuka lembaran baru. Hidup bersamaku. Maukah kau menikah denganku?" 

Arnold mengmbil kotak cincin dari sakunya. Ia menyodorkan kepada Tania.

Tania bengong melihatnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status