Share

Bab 6

Ingatan Qeiza segera melayang pada sebuah ajang bergengsi yang pernah ia ikuti. Kontes mendesain pakaian musim semi yang disponsori oleh salah satu perusahaan fesyen ternama negeri ginseng.

Dia memang tidak berhasil menjadi juara satu lantaran ia baru saja berada di tahun pertama, tetapi setidaknya dia patut bangga bisa menjadi pemenang ketiga. Sementara lelaki yang duduk di depannya ini keluar sebagai pemenang pertama.

“Maafkan aku!” kata Qeiza. “Aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi.”

“Hahaha … ternyata dunia ini begitu sempit, bukan?”

“Iya. Senang bisa bertemu lagi.”

Semenjak menjuarai kompetisi itu, Qeiza memang sempat beberapa kali terlibat dalam proyek yang sama dengan Chin Hwa dan mereka cukup kompak.

“Aku langsung mengenalimu saat melihatmu di meja resepsionis tadi,” aku Chin Hwa. “Sangat menyedihkan, ternyata kau telah melupakan aku.”

Chin Hwa pun tertawa sumbang untuk menutupi perasaan canggungnya. Dia merasa sedikit malu dan tak berarti karena dilupakan begitu saja oleh seseorang yang pernah menjadi partner kerja samanya itu.

“Sekali lagi, maafkan aku!” ucap Qeiza sungguh-sungguh. “Sebenarnya aku sempat terkejut saat membaca papan nama itu.”

Qeiza menunjuk papan nama di atas meja Chin Hwa. “Aku merasa pernah mengenal nama itu, tapi wajah Anda tampak sangat jauh berbeda.”

“Hahaha ….” Kali ini Chin Hwa tertawa renyah.

Hatinya seperti baru saja disinari kerlip bintang saat mendengar pengakuan Qeiza. Ada rasa senang menyelinap ke bilik hatinya ketika mengetahui bahwa Qeiza ternyata tidak benar-benar melupakan dirinya sepenuhnya.

“Benar. Sekarang Anda terlihat lebih manly dan tidak lagi chubby.”

“Oh, Geez … apa dulu aku segendut itu?”

Senyuman canggung yang merekah dari bibir Qeiza sudah cukup menjadi jawaban untuk pertanyaannya itu.

“Sudahlah! Tidak usah diingat lagi. Aku jadi malu,” kata Chin Hwa. “Kau tahu? Terlalu sering menoleh ke belakang hanya akan membuatmu jatuh. Lebih baik nikmati saja hari ini dan tetap fokus menatap masa depan. Setuju?”

“Kau benar.” Qeiza sependapat dengan opini Chin Hwa.”Tapi, bisakah kita membuat kesepakatan sebelum aku mulai bekerja?”

Alis Chin Hwa bertaut. Dia merasa sedikit aneh dengan permintaan Qeiza. “Sure. Katakan saja! Apa yang kau inginkan?”

Wajah Qeiza seketika berbinar cerah. Membuat alis Chin Hwa makin mengerut.

“Tolong panggil aku Ae Ri saja!” pinta Qeiza. “Aku tidak ingin orang lain mengenali identitas asliku.”

Meskipun tak mengerti mengapa Qeiza membuat kesepakatan yang terkesan ganjil itu, Chin Hwa tahu pasti ada sesuatu yang melatarbelakanginya. Dia pun menghargai itu.

“Baiklah. Mulai sekarang, aku hanya akan memanggilmu Ae Ri.”

“Terima kasih.”

“Tapi, dengan satu syarat ….”

Chin Hwa menggantung kalimatnya. Dia mengamati ekspresi Qeiza selama beberapa detik.

“Aku mau kau memanggilku ‘Oppa’ saat hanya berdua atau di luar kantor,” lanjutnya. “Bagaimana?”

Qeiza tidak langsung menyetujui permintaan Chin Hwa. Dia berpikir sejenak. Setelah mempertimbangkan usia Chin Hwa yang memang tiga tahun lebih tua darinya, Qeiza akhirnya mengangguk.

Good! Deal, ya?” tanya Chin Hwa, mengonfirmasi.

Deal.”

“Senang bekerja sama denganmu, Ae Ri.” Chin Hwa langsung mempraktikkan hasil kesepakatan mereka.

“Sekarang, bantu aku memeriksa ulang dan mengoreksi tumpukan desain ini!”

Dalam waktu singkat, Qeiza sudah mulai berkutat dengan kertas-kertas desain. Dia memilah desain yang sudah bagus dan memisahkannya.

Selanjutnya, ia mulai menari dengan pensil dan penghapus, mengoreksi beberapa rancangan yang masih perlu sentuhan akhir atau sedikit perubahan sesuai tema.

Seminggu sudah Qeiza beradaptasi dengan pekerjaan barunya. Dia sangat menikmatinya.

“Ae Ri!” panggil Chin Hwa.

“Ya?” Qeiza menghentikan kegiatannya.

“Siapkan desain terbaik untuk musim dingin yang diminta perusahaan M!” titah Chin Hwa. “Kita akan segera menemui direkturnya.”

Qeiza pun bergerak cepat melaksanakan perintah sang bos. Dia tidak ingin membuat Chin Hwa menunggu lama. Sepertinya kerja sama dengan perusahaan ini sangat penting sampai-sampai Chin Hwa langsung turun tangan dan mengajaknya.

Biasanya lelaki itu hanya mengirimkan wakil yang ditunjuknya atau ia akan mengutus Aleta, salah satu desainer terbaiknya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status