Share

Bab 5

Penulis: Lathifah Nur
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-18 05:30:50

Terlalu sering menoleh ke belakang hanya akan membuatmu jatuh.

***

“Biarkan dia bekerja untukku!”

Seorang lelaki menerobos masuk dan menyela wawancara kerja Qeiza. Dia berjalan menghampiri si pewawancara dan membaca sekilas data diri Qeiza, lalu mengangguk mantap.

“Tapi ini menyalahi prosedur penerimaan karyawan baru, Monsieur!”

“Salahnya di mana?” protes lelaki itu. “Dia sudah mengajukan lamaran dan perusahaan telah memanggilnya untuk ikut wawancara.”

“Kita butuh desainer yang sudah berpengalaman, Monsieur!”

“Dia akan punya pengalaman kalau kita memberinya kesempatan.”

Lelaki itu menatap serius pada Qeiza. “Apa Anda mau menjadi asisten pribadiku dan mengikuti masa training selama tiga bulan?” tanyanya. “Tentunya dengan gaji yang sedikit lebih kecil dari karyawan lainnya.”

Semangat Qeiza yang tadi sempat mengendur kembali bangkit dan bergelora. Dia memasang senyum terindah yang dimilikinya.

“Tentu saja, Monsieur,” sahut Qeiza. “Tidak masalah.”

Lelaki itu menepuk pelan pundak kiri si pewawancara dan mengedipkan sebelah mata, membuat pewawancara itu hanya bisa menarik napas panjang dan pasrah. Lagi pula, siapa yang berani menolak keinginan pemimpin tertinggi bagian desain itu?

Selama ini lelaki itu selalu menolak bila ditawarkan seorang asisten. Sekarang dia sendiri yang memilih, itu artinya dia punya penilaian tersendiri mengenai kemampuan calon karyawan baru tersebut.

“Anda sangat beruntung, Nona Kim Ae Ri!” ujar si pewawancara.

“Terima kasih, Monsieur!”

Qeiza tersenyum tipis menanggapi perkataan si pewawancara yang terkesan masih memandang rendah kemampuannya.

“Ayo ke ruanganku, Nona!” ajak lelaki yang menjadi malaikat penolong Qeiza.

Qeiza bangkit dari duduknya, mengangguk sekilas pada si pewawancara yang menatap bengong, lalu bergegas menyusul lelaki yang akan menjadi bosnya itu.

Qeiza menyapu ruang kerja lelaki itu dengan tatapan kekaguman. Matanya sedikit membeliak saat membaca nama yang bertengger di atas meja pemilik ruangan itu. Dia merasa pernah mengenal nama itu.

“Silakan duduk, Kim Ae Ri!” kata lelaki itu “Atau … boleh aku memanggilmu Anin?”

“Hah!” Qeiza terperangah tanpa suara dengan mulut ternganga.

Lelaki itu tersenyum sembari berjalan ke tempat duduknya di belakang meja. Ia menumpukan kedua sikunya di atas meja dengan jemari yang saling bertaut.

Kedua telunjuknya bahkan bergerak, menepuk pelan punggung tangannya. Tatapannya terpaku pada Qeiza yang masih terlihat bingung. Bertanya-tanya bagaimana bisa lelaki itu mengetahui nama aslinya.

Qeiza mencoba mengingat-ingat teman-teman kuliahnya saat di Seoul dulu karena sejak ia kuliah di Seoul-lah nama panggilan itu didapatkannya.

“Anindira Qeiza Pratista … itu nama aslimu, kan?”

Lelaki itu bertanya dengan nada sedikit menginterogasi.

“Be–betul,” jawab Qeiza. “Anda mengenalku?”

Tiba-tiba saja Qeiza diserang rasa gugup. Dia memilih untuk memakai nama barunya lantaran ingin mengubur kenangan masa lalunya sehubungan dengan nama itu. Tak disangka ia malah diingatkan dengan sempurna oleh seseorang yang baru saja ditemuinya.

“Ah, syukurlah!” seru lelaki itu riang sembari bertepuk tangan. “Kupikir aku salah mengenali orang.”

Lelaki itu tersenyum lebar. Ia bangkit lagi dari tempat duduk dan menarikkan kursi untuk Qeiza. Tadi ia sudah mempersilakan wanita itu untuk duduk, tetapi sepertinya gadis itu masih sungkan. Bisa jadi juga dia terlalu syok saat mengetahui dia menyebutkan nama asli gadis itu.

“Duduklah!” perintahnya. “Santai saja! Kita bukan orang asing.”

Lelaki itu kembali ke tempat duduknya. Dia tersenyum puas ketika Qeiza sudah mengenyakkan pantatnya dan duduk berhadapan dengannya.

“Aku Song Chin Hwa,” ujarnya, memperkenalkan diri. “Kita satu kampus saat di Seoul. Ya, walaupun aku dua tahun di atasmu. Kita pernah memenangkan kontes desain pakaian untuk musim semi. Apa kau tak lagi mengenaliku?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • My Obsessive Ex   Bab 176

    Hati Qeiza berdebar-debar. Ini adalah malam pertamanya dengan Dae Hyun. Dia salah memilih waktu untuk mandi. Seharusnya dia membersihkan diri lebih awal, bukan selepas isya begini. Ah, kalau saja dia tidak ketiduran karena kelelahan. “Tapi, kita—” Sanggahan Qeiza terputus lantaran Dae Hyun telah membungkam mulutnya dengan lumatan lembut. Qeiza gelagapan. Detak jantungnya semakin berpacu. Dia baru saja kehilangan ciuman pertamanya. Terdengar konyol memang. Di saat teman-teman seusianya sudah kaya dengan pengalaman tentang hubungan lawan jenis, Qeiza malah belum tahu apa-apa. Dia buta akan segala hal tentang cinta. Fokusnya hanya mengejar mimpi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Wajahnya memerah ketika Dae Hyun memberinya kesempatan untuk bernapas. Pipinya memanas karena malu, tetapi dia juga sangat menyukai sensasi rasa yang diperkenalkan Dae Hyun kepadanya. “Apa itu tadi ciuman pertamamu?” Dae Hyun kaget mendapati Qeiza masih sangat kaku. Wanita itu tak merespons perlaku

  • My Obsessive Ex   Bab 175

    “Kau cantik sekali, Sayang ….” Sorot mata Nyonya Kim memancarkan bias kekaguman dan rasa bangga akan status baru Qeiza sebagai menantunya. “Dae Hyun sangat beruntung mendapatkanmu sebagai istri.” “Eomma ….” Qeiza tersipu malu. Tamu undangan sudah membubarkan diri. Kini tinggallah keluarga Tuan Kim. Bersiap untuk meninggalkan aula pernikahan itu. Tuan Kim menepuk pundak kiri Dae Hyun. “Ae Ri sekarang sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu.” “Tentu, Appa. Aku janji akan menjaga dan membahagiakannya.” Dae Hyun meyakinkan Tuan Kim disertai tangannya yang refleks merangkul pinggang Qeiza. Sebuah mobil pengantin bergerak pelan dan berhenti tepat di hadapan Dae Hyun dan keluarganya. “Pergilah!” ujar Nyonya Kim ketika Qeiza pamit dengan pandangan mata. Dae Hyun segera menggandeng tangan Qeiza, siap berjalan menuju mobil. Ansel menepuk pundak Xander. Memaksa lelaki itu berhenti saat dia melihat Qeiza dan Dae Hyun semakin dekat ke mobil mereka. Buru-buru Ansel turun dari mobil dan berlari

  • My Obsessive Ex   Bab 174

    Pupil mata Dae Hyun membesar melihat penampilan Qeiza. Memancarkan kehangatan cinta dari lubuk hati. Ribuan kupu-kupu seperti beterbangan di perut Dae Hyun ketika Qeiza tiba di dekatnya. Nyonya Kim mengarahkan gadis itu untuk langsung duduk tanpa menoleh kepada calon suaminya. Dae Hyun bergegas ikut duduk di sisi kanan Qeiza. Penghulu siap mengulurkan tangan kepada Dae Hyun untuk memulai prosesi ijab kabul. Dengan keringat bercucuran, Dae Hyun menyambut uluran tangan penghulu. Qeiza sengaja tak menghubungi pamannya dengan alasan jauh. “Saya terima nikah dan kawinnya Anindira Qeiza Pratista binti Pratista Bumantara dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.” “Saaah!” Helaan napas lega dan teriakan kata sah bergema memenuhi aula pernikahan tersebut setelah Dae Hyun berhasil melafalkan ucapan kabul tanpa hambatan. Tangan-tangan dari jiwa para perindu rida Allah segera menadah ke langit begitu penghulu memimpin doa. Dae Hyun dan Qeiza memutar tubuh agar saling berhadapan. Detak jantun

  • My Obsessive Ex   Bab 173

    “Kenapa kau terobsesi sekali sama aku?” “Aku tergila-gila padamu. Aku … tak bisa hidup tanpamu.” “Kau baik-baik saja selama empat tahun,” ujar Qeiza. “Kau pasti juga akan hidup dengan baik untuk selanjutnya.” “Qei, please … beri aku kesempatan!” “Aku tak bisa.” “Kenapa? Apa kau benar-benar sangat membenciku?” “Aku telah melarung pecahan hatiku di lautan air mata,” kata Qeiza. “Sia-sia bila kau bersikeras ingin menyatukannya lagi.” Ansel merasa hatinya seakan baru saja dikoyak oleh taring-taring tajam hewan buas. Sangat sakit dan perih. Langit mendadak mendung. Cuaca di musim gugur memang tak menentu. Hujan bisa turun kapan saja. Sama seperti hati Ansel yang juga tersaput awan kelabu kesedihan. “Maaf, Ansel!” ujar Qeiza. “Mulai sekarang, berhentilah mengejarku!” “Tapi … aku benar-benar tertarik padamu, Qei,” sahut Ansel. Masih berjuang meyakinkan Qeiza akan kesungguhan perasaannya terhadap wanita itu. “Terima kasih. Aku merasa tersanjung.” “Jadi, apa kau mau mempertimbangka

  • My Obsessive Ex   Bab 172

    “Sekarang sebaiknya nikmati sarapan kalian,” ujar Nyonya Kim, menghentikan obrolan Dae Hyun dan Qeiza. Dia menyodorkan piring yang sudah terisi penuh kepada suaminya. Di saat bersamaan, Dae Hyun juga melakukan hal yang sama untuk Qeiza. “Aigoo … aku senang sekali melihat kaliar akur begini.” Mata Nyonya Kim berbinar terang tatkala memandangi Dae Hyun dan Qeiza silih berganti. “Kita harus secepatnya menikahkan mereka,” timpal Tuan Kim. “Aku takut Dae Hyun akan selalu mencuri kesempatan untuk melewati batas.” Ucapan Tuan Kim sukses membuat pipi Dae Hyun memerah laksana kepiting rebus. Dia masih belum berhasil mengungkapkan perasaannya pada Qeiza, tetapi ayahnya sudah menyinggung soal pernikahan. Dae Hyun terbatuk gara-gara menelan makanannya dengan tergesa-gesa. Bergegas dia menyambar gelas yang disodorkan Qeiza. “Pelan-pelan makannya,” tegur Nyonya Kim. “Kau juga masih harus menunggu appa-mu, kan?” Hari itu, Tuan Kim berencana untuk memperkenalkan Dae Hyun sebagai calon penggant

  • My Obsessive Ex   Bab 171

    Mendengar gumaman Qeiza, Nyonya Kim menarik album foto tersebut dari tangan Qeiza. Dia juga ingin melihat foto yang menyebabkan air mata Qeiza semakin membanjiri wajahnya. “Jangan ambil, Eomma!” Qeiza berusaha merebut kembali album itu dari tangan Nyonya Kim. “Aku sangat merindukan mama sama papa.” Nyonya Kim memandangi wajah gadis kecil di foto tersebut, lalu beralih pada muka Qeiza. Membandingkan keduanya. Tiba-tiba, dia menghambur memeluk Qeiza. “Anakku ….” Cairan hangat membanjiri pipinya. “Maafkan aku! Ternyata kau sangat dekat selama ini, tapi … aku tak mengenalimu.” Setelah cukup lama berpelukan dalam tangis, Nyonya Kim mengangkat wajah Qeiza. Dia menyeka air mata gadis itu dengan jari. “Terima kasih kau kembali pada kami, Sayang!” Nyonya Kim mengecup kening Qeiza. Tuan Kim juga menyeka air matanya. Dae Hyun tertegun. Dia kehilangan kata-kata. Perasaannya campur aduk—antara senang dan haru. Entah berapa lama Qeiza terus memandangi wajah kedua orang tuanya dengan tatapan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status