Share

DEMON HUNTING
DEMON HUNTING
Penulis: LaLuna

Awal Mula Kejadian

Jerine Roxie. Dia hanyalah bocah berumur tujuh tahun yang tak tahu menahu soal dunia, yang selalu berjalan berdampingan dengan teman-temannya, serta anak kecil yang masih butuh tuntunan dari orang-orang tua di sekitarnya. Ketika semua telah terenggut, badai menyapu habis kepemilikannya, langkah kecilnya harus ia ke manakan?

Pada ufuk timur yang menerbitkan matahari, pada daun yang bergerak karena angin, pada pohon yang menggerakkan burung untuk bangun, harapan apa yang harus ia jadikan pondasi untuk kesunyian hatinya?

Kaki kecilnya tak bisa melangkah ke manapun, desa mana yang ia tuju, siapa yang ia panggil?

Jeri, hanya menatap matahari yang pelan-pelan terbit dengan tatapan sendu. Sekarang dia bingung, ia berada di dalam mimpi, atau pada kenyataan yang memahitkan?

Ketika dia pikir dunianya telah hancur, seseorang datang dengan perwujudan yang aneh, duduk di samping dirinya, dan mengikuti Jeri untuk menatap matahari pagi. 

Sinar matahari begitu hangat bergabung bersama uap panas dari desa yang telah hangus terbakar, hangat yang begitu berbeda menerobos masuk ke tubuh ringkih Jeri, sangat sedih melihat anak kecil berusaha tidak menangis itu.

Jeri sama sekali tidak ingin mengetahui makhluk apa yang duduk di sampingnya. Meskipun ia takut, ia tak memiliki banyak tenaga untuk berlari. Anak kecil itu hanya bisa memaksa dirinya untuk diam di tempat, membiarkan makhluk bertubuh kekar dengan wajah yang cukup mengerikan karena ada enam mata di wajahnya duduk di sampingnya.

Sedangkan makhluk itu memerhatikan polesan tubuh anak kecil itu dari samping, memandang bagaimana anak itu begitu tegar menghadapi kenyataan yang sangat pahit.

Dengan pelan-pelan makhluk itu bertanya, "Kamu kesepian?"

Yuuji tersentak pelan, tubuh ringkihnya bergetar pelan, kemudian kepalanya menoleh kepada makhluk yang mengerikan yang duduk di samping kanannya. Pelan-pelan ia mengangguk sebelum menyembunyikan wajahnya di kedua telapak tangannya. Suara tangis perlahan muncul.

"Aku juga," kata makhluk itu tenang. Dia tidak merasa terganggu dengan tangisan Jeri. 

Lama menunggu Jeri berhenti menangis. Butuh waktu yang melebihi satu jam demi mendengar suara isak tangis anak kecil itu mereda. Makhluk besar yang duduk di sana masih setia mendampingi gadis kecil yang empunya rambut ikal berwarna cokelat cerah. 

Mata merah makhluk itu, keenamnya melirik bocah yang sudah menunjukkan wajah yang memerah akibat efek darinya menangis. Dengan penuh kasih sayang ia angkat tubuh ramping Jeri menggunakan dua tangannya, ia dudukkan di pangkuannya, menimbulkan suara erangan dari Jeri yang mencoba protes.

"Kamu tidak punya tempat pulang?" Dipeluknya tubuh Jeri, sangat kecil seperti manusia normal biasanya.

Anak kecil itu mengangguk. Kedua tangannya berusaha melepaskan tangan makhluk di belakangnya yang memeluk pinggulnya kuat, "Kamu siapa?" tanyanya lirih.

"Aku Adamius Tolen, Raja kegelapan."

Alis Jeri menyatu, dia membalas, "Aku Jerine Roxie, manusia?" 

Kembali Adamius terkekeh, semakin ia tepuk-tepuk puncak kepala Jeri dengan tangannya. Sedangkan yang ditepuki memiringkan wajah ke kanan dan ke kiri berusaha menikmati sentuhan Adamius.

Terang sebuah cahaya menyilaukan mata Jeri, dengan teramat terpaksa ia menutup mata rapat-rapat, dengan sangat pelan ia mulai membiasakan diri dengan paparan cahaya. Tidak ada keberadaan Adamius, pria dengan wajah mengerikan itu tidak ada di sekitarnya, bahkan ia sampai memutar kepalanya berkali-kali ke arah yang berbeda pun tak dapat untuk melihat keberadaan Adamius.

Apa tadi adalah mimpi? apakah semua tadi tidak nyata? lantas, mengapa sejauh matanya memandang, hanya ada tumpukan rumah-rumah yang runtuh? mengapa di depan matanya ada asap yang terus menggumpal ke angkasa? serta mengapa kini tubuhnya terperangkap diantara reruntuhan rumah yang terbakar? 

Meringis sakit, bagian pinggul ke bawahnya terasa sakit, rasa panas juga menjalar membuat kulitnya seolah terkelupas. Pelan-pelan air mata mulai jatuh mengaliri pipi tembamnya, meringkik kesakitan juga penuh duka, ini sangat membuat ia frustrasi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status