共有

Bab 1131

作者: Rexa Pariaman
"Bagus. Ya, sudut ini benar-benar bagus."

"Kenapa wajahmu nggak ada ekspresi?"

"Senyum dong. Kalau senyum, hasil fotonya lebih bagus."

Begitu suara pria gendut terdengar, tiba-tiba lewat lensa dia melihat wajah Ewan muncul dengan senyuman cerah.

Klik! Pria gendut itu langsung menekan tombol kamera, memotret wajah tersenyum Ewan, lalu menunduk menikmati hasilnya.

"Lumayan, foto ini benar-benar sempurna. Kalau ikut lomba, pasti dapat penghargaan. Harus aku akui, cowok ini ganteng banget, auranya mantap. Sayang banget dia nggak jadi model."

Pria gendut mendongak, bersiap memotret lagi.

"Eh? Orangnya mana?" Dia terkejut mendapati sosok Ewan menghilang.

Tok, tok. Saat itu, terdengar ketukan di kaca mobil.

Pria gendut itu menoleh, melihat Ewan berdiri di luar sambil tersenyum cerah dan melambaikan tangan padanya.

Ketahuan? Pria gendut buru-buru ingin menyalakan mobil untuk kabur, tetapi sudah terlambat.

Bam! Ewan menghantam kaca dengan satu pukulan, memecahkannya, lalu menyambar ke dalam sec
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター

最新チャプター

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1150

    Di depan Ewan dan yang lainnya, menjulang lima puncak gunung.Kelima puncak gunung itu saling terhubung, masing-masing tingginya sekitar 2.000 meter, seperti lima pilar raksasa yang menyangga langit, menjulang hingga menembus awan.Pemandangannya sangat megah!Nazar memegang peta dan melihatnya sebentar, lalu berkata, "Menurut peta, di sini adalah Gunung Lima Jari.""Gunung Lima Jari adalah jalan wajib untuk memasuki daerah inti Seratus Ribu Pegunungan Besar. Begitu melewati Gunung Lima Jari, kita akan resmi memasuki wilayah Seratus Ribu Pegunungan Besar."Selesai berkata, Nazar merobek peta itu."Paman, kenapa peta itu dirusak?" Samudra bertanya dengan bingung.Nazar menyahut, "Peta ini aku beli di pinggir jalan seharga dua ribu dan hanya menandai bagian pinggiran Seratus Ribu Pegunungan Besar. Bagian dalamnya nggak ditandai, disimpan pun nggak ada gunanya.""Terus, setelah kita masuk gunung harus gimana?" Samudra memandang deretan pegunungan yang tak berujung di kejauhan, menghela na

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1149

    "Kali ini, masuk sepuluh orang lebih dan akhirnya nggak ada satu pun yang keluar. Sejak itu, para penduduk desa nggak berani masuk gunung lagi."Sopir itu melanjutkan, "Sampai masa perang melawan penjajah, sekelompok orang dari Negara Jaban entah dari mana mendengar kabar bahwa di dalam gunung ada harta karun. Mereka pun membawa satu batalion pasukan datang ke desa.""Dari mulut penduduk desa, mereka mengetahui bahwa di dalam gunung ada bahaya. Tapi orang-orang Jaban itu sama sekali nggak menganggapnya serius.""Persenjataan mereka lengkap. Mereka membawa berbagai macam senjata, bahkan ada tank dan meriam.""Ratusan orang masuk ke gunung dengan gagah, tapi pada akhirnya hanya dua orang yang keluar hidup-hidup.""Salah satu yang hidup setelah berlari keluar dari gunung, tubuhnya tiba-tiba terbakar, lalu hangus menjadi abu. Pemandangan itu saat itu dilihat sendiri oleh banyak penduduk desa.""Yang satunya lagi, seluruh tubuhnya tumbuh bisul-bisul berukuran sebesar koin tembaga. Begitu me

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1148

    Terlahir sebagai santo?Ewan agak terkejut, lalu bertanya, "Hei, kamu tahu dari mana Samudra itu terlahir sebagai santo?"Nazar menjawab, "Aku menghitungnya."Ewan memutar bola mata. 'Lagi-lagi ramalan! Kapan sih ramalanmu pernah benar? Bisa nggak cari kerjaan yang benar sedikit? Dasar tukang ngibul!'Ewan memaki dalam hati, lalu berkata, "Tenang saja. Selama ada aku, aku jamin dia nggak bakal kenapa-napa.""Aku bisa tenang kalau begitu." Dalam sekejap, hari pun sudah terang.Setelah sarapan sedikit di warung pinggir jalan, mereka langsung berangkat menuju Seratus Ribu Pegunungan Besar.Nazar entah dari mana mendapatkan sebuah peta. Dia juga menyewa sebuah mobil van. Sopir van itu adalah pria setempat berusia paruh baya, berkulit gelap. Saat dia tersenyum, terlihat gigi kuningnya."Kalian bukan orang sini, 'kan?" Sopirnya sangat ramah. Sambil menyetir, dia mengobrol dengan Ewan dan lainnya."Kami dari Akademi Nagendra," jawab Ewan."Akademi Nagendra ya, aku tahu. Katanya di sana semuan

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1147

    "Paman, apa itu gay?" Samudra mengangkat kepala dan bertanya.Nazar dan Ewan sama-sama termangu."Samudra, cepat tidur. Besok pagi kita harus berangkat," kata Nazar."Mm, aku memang agak ngantuk. Aku tidur dulu." Samudra berkata, "Paman, kalau ada sesuatu dan butuh aku, panggil saja ya.""Cepat tidur."Tak lama kemudian, dengkuran Samudra sudah seperti suara guntur, menggema keras. Ewan benar-benar tidak bisa tidur karena berisik. Nazar juga penuh pikiran, matanya tetap terbuka."Kenapa kamu nggak tidur?" tanya Ewan."Setelah mati bisa tidur lama. Sekarang tidur itu sama saja membuang-buang hidup," ujar Nazar. Dia lalu bertanya kepada Ewan, "Kita baru berpisah beberapa hari, kok kamu sudah berhasil membentuk energi murni?""Ini namanya bakat!"Mendengar jawaban Ewan, Nazar menggertakkan gigi karena kesal. Menyebalkan, dia pamer lagi."Samudra itu jelas seorang pendeta Tao, kenapa malah botak?" Ewan tertawa. "Orang yang nggak tahu pasti mengira dia biksu.""Bodoh!" Nazar berkata dengan

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1146

    "Seratus Ribu Pegunungan Besar?"Ewan agak bingung. Dia belum pernah mendengarnya sebelumnya. Apa benar ada seratus ribu gunung?Nazar menjelaskan, "Yang disebut Seratus Ribu Pegunungan Besar itu sebenarnya hanya sebutan untuk sekelompok pegunungan, sama seperti Lima Puncak. Ada yang namanya Gunung Kuning, ada yang namanya Gunung Angkara.""Seratus Ribu Pegunungan Besar memang nggak benar-benar memiliki seratus ribu puncak, tapi puluhan ribu puncak tetap ada. Selain itu, tempat itu juga dipenuhi serangga beracun dan binatang buas.""Wilayah terdalam Seratus Ribu Pegunungan Besar bahkan disebut sebagai Lembah Kematian. Penduduk setempat pun nggak berani masuk karena dianggap sebagai tempat terlarang. Konon di dalamnya ada sesuatu yang nggak membawa keberuntungan, sangat mengerikan."Nazar berkata, "Setelah aku kembali dari ibu kota tempo hari, lewat Teknik Rahasia Mandat Langit, aku menelusuri jejak Pedang Mahaguru. Tanda-tandanya menunjukkan Pedang Mahaguru berada di Gunung Nabesar di

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 1145

    Nazar mengangkat kedua tangannya, merasakan dengan saksama. Dia mendapati bahwa bukan hanya lengannya yang kini jauh lebih kuat dari sebelumnya, bahkan seluruh tubuhnya terasa penuh kekuatan.Ini sama sekali tidak mirip cahaya terakhir! Apa sebenarnya yang terjadi?Tiba-tiba, tatapan Nazar menatap lurus pada wajah Ewan. Dia bertanya, "Bocah, kamu yang mengobatiku?"Karena selain Ewan, dia benar-benar tidak bisa menemukan penjelasan lain.Ewan mengangguk pelan, berkata, "Tadi aku menyalurkan energi murni ke dalam tubuhmu. Aku juga nggak tahu apakah itu akan berhasil, jadi aku hanya mencobanya. Sepertinya hasilnya lumayan.""Nggak mungkin. Cedera balasan dari langit itu bukan cedera biasa. Menyalurkan energi dalam saja nggak ada gunanya. Kenapa energi dalammu bisa bekerja padaku?" Nazar bertanya dengan bingung.Samudra yang berada di samping pun menjelaskan, "Paman salah dengar. Dokter Ewan bilang bukan energi dalam, tapi energi murni.""Energi murni?" Mata Nazar sontak membelalak. Dia m

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status