LOGINDodo langsung membawa Ewan melewati aula, masuk ke lift, lalu naik ke lantai sembilan.Begitu pintu lift terbuka, Ewan langsung melihat dua baris gadis berdiri di luar. Satu per satu bertubuh tinggi semampai, mengenakan seragam berpotongan rendah, memperlihatkan kaki jenjang mereka. Wajah mereka dihiasi senyuman manis."Selamat datang, Bos."Dodo membawa Ewan keluar dari lift. Kedua baris gadis itu langsung membungkuk memberi salam. Seketika, terlihat gelombang dada yang bergoyang. Putihnya menyilaukan mata."Iris, sudah lama nggak ketemu. Kangen aku nggak?" Dodo merangkul pinggang ramping salah satu gadis sambil bertanya dengan wajah usil."Kak Dodo, kenapa baru datang sekarang? Aku kangen setengah mati lho." Gadis itu berpura-pura merajuk, memanyunkan bibir dengan manja.Dodo mengecup bibir gadis itu, lalu tersenyum dan berkata, "Beberapa waktu lalu aku main ke ibu kota. Hari ini aku khusus datang buat ketemu kamu. Bantu atur ya.""Siapa cowok ganteng ini?" Gadis itu melirik Ewan, la
Lazuardi tiba-tiba teringat kata-kata Ewan dan mengingatkan Tukul, "Tuan Tukul, bocah itu tadi bilang kamu akan mengalami bencana berdarah. Akhir-akhir ini kamu harus lebih berhati-hati.""Bencana berdarah apaan? Menurutku dia cuma asal ngomong ...."Kring, kring, kring .... Nada dering ponsel tiba-tiba berbunyi. Tukul menekan tombol terima. Setelah mendengar beberapa kalimat, dia langsung menutup telepon dan wajahnya berubah serius."Ada apa?" Lazuardi melihat raut wajah Tukul tidak beres.Tukul berkata, "Hari ini di sekitar markas besar Geng Serigala muncul banyak wajah asing. Anak buah mencurigai mereka adalah mata-mata Organisasi Draken."Lazuardi berujar, "Mata-mata atau bukan, tangkap saja beberapa orang diinterogasi. Bukankah langsung ketahuan?""Anak buah juga berpikir begitu. Yang aneh, orang-orang itu sepertinya nggak lemah. Satu pun nggak berhasil ditangkap."Oh? Sorot mata Lazuardi berkilat heran."Jangan-jangan Satria sudah bersiap bergerak melawan Geng Serigala?" gumam Tu
Di dalam mobil van Mercedes, Tukul bertanya dengan wajah penuh perhatian, "Lazuardi, gimana tanganmu?""Hanya patah tulang, nggak ada masalah besar." Mengingat kemampuan Ewan yang mengerikan, Lazuardi masih merasa takut di dalam hati."Yogi, kita ke rumah sakit. Cari dokter buat Lazuardi menyambung tulangnya terlebih dahulu," perintah Tukul."Nggak perlu," kata Lazuardi. "Terlalu banyak orang tahu tentang urusan ini nggak baik. Panggil saja dokter pribadi ke rumah.""Pertimbanganmu memang matang." Tukul lalu menggertakkan gigi dan berkata, "Aku sudah berkecimpung di Soharia selama bertahun-tahun. Sejak mendirikan Geng Serigala, ini pertama kalinya aku ditampar orang di depan umum. Ini benar-benar penghinaan besar.""Yang paling menyebalkan, dia bahkan mematahkan satu tanganmu. Dendam ini harus dibalas. Yogi, nanti kumpulkan semua saudara. Malam ini kita ke rumah Keluarga Kunantara lagi."Wajah Lazuardi datar ketika bertanya, "Tuan Tukul, apa rencanamu?"Tukul melontarkan tiga kata dari
Ewan berkata dengan ekspresi dingin, "Sudah bikin keributan, masih ingin pergi dengan mudah? Kamu ini nggak menghormati Keluarga Kunantara atau nggak menghormatiku?"Tukul menyahut, "Aku sudah bilang tadi, aku mengaku kalah.""Hanya dengan satu kalimat mengaku kalah, sudah selesai?" Ewan tertawa, memperlihatkan deretan gigi putih yang rapi, membuat orang bergidik ngeri."Utang Meilia dan Angela nggak akan kutagih lagi, gimana?" Nada bicara Tukul sudah mengandung sedikit permohonan."Menurutmu itu cukup?" Senyuman Ewan semakin dingin."Aku sudah mengalah, kamu masih mau apa?" Tukul mulai marah. Bagaimanapun juga, dia adalah kepala Geng Serigala. Kapan pernah dipermainkan seperti ini?Ewan berujar, "Pilih salah satu. Potong sendiri satu tanganmu atau tinggalkan nyawamu.""Kamu mau bertarung sampai mati denganku?" Wajah Tukul tampak garang. "Jangan lupa, aku punya ribuan anak buah. Walaupun kamu hebat, apa kamu bisa menahan ribuan orang?""Kalau aku memanggil semua anak buahku, jangankan
Abadi?Aruna seketika memahami maksud ayahnya, lalu berkata, "Terima kasih, Ayah. Nama itu sangat baik."Arie juga mengangguk dan berkata, "Nama itu memang bagus.""Kakek, Ayah, Kak Ewan akan bertarung dengan Lazuardi," ucap Dodo tiba-tiba.Seketika, semua pandangan tertuju pada Ewan.Terlihat Lazuardi sudah menggulung lengan bajunya. Sambil mendekati Ewan, dia berkata, "Bocah, hari ini akan kutunjukkan sehebat apa aku."Swoosh! Begitu ucapan itu dilontarkan, Lazuardi langsung melesat seperti kilat dan melayangkan satu pukulan ke arah Ewan.Ewan berdiri di tempat, perlahan mengangkat tinjunya, lalu membalas dengan satu pukulan ke arah tinju Lazuardi.Tukul melihat adegan itu dan mencibir dengan dingin, "Berani adu tenaga dengan Lazuardi, benar-benar nggak tahu diri ....""Arghhh!" Belum sempat Tukul menyelesaikan ucapannya, terdengar teriakan kesakitan dan disusul dengan tubuh Lazuardi yang terempas keras tepat di depan kakinya.Apa?! Tukul sangat terkejut. Lazuardi bukan tandingan Ewa
"Malam itu juga, Lazuardi pergi membalas dendam. Dia sendirian, tapi melumpuhkan lebih dari 300 orang Geng Kapak, bahkan tangan dan kaki ketua geng dan dua kepala aula mereka dipotong olehnya.""Geng Kapak yang beranggotakan ratusan orang itu pun musnah begitu saja karena perbuatannya.""Justru karena adanya Lazuardi, Geng Serigala bisa menyapu bersih geng-geng lain dan menjadi geng nomor satu di Soharia.""Hanya saja, dalam beberapa tahun terakhir ini, Lazuardi sangat jarang turun tangan. Katanya dia selalu mengasingkan diri untuk berlatih.""Sekarang Tukul sampai memanggil Lazuardi keluar. Jelas dia ingin membunuh Ewan." Setelah Arie berkata sampai di sini, dia segera memerintahkan Dodo, "Cepat telepon polisi. Kalau polisi bisa tiba tepat waktu, mungkin nyawa Ewan masih bisa diselamatkan.""Tunggu sebentar." Faiz tiba-tiba menghentikannya.Arie kebingungan, "Kenapa, Ayah?"Faiz berkata, "Kalian perhatikan nggak, sejak Lazuardi muncul, ekspresi Ewan sama sekali nggak berubah. Ini bera






