Share

Bab 134

Author: Rexa Pariaman
"Kalian mau ke mana?"

Mendengar suara itu, Henry mendongak dan melihat empat orang asing melangkah masuk dari luar pintu.

Yang berjalan paling depan adalah pria paruh baya berusia sekitar 40 hingga 50 tahun. Wajahnya bersih dan cerah tanpa kumis, mengenakan jubah panjang biru dengan rambut panjang yang disanggul oleh tusuk konde giok. Penampilannya seperti orang dari zaman kuno.

Di belakang pria itu, berdiri tiga pemuda bertubuh kekar berusia sekitar 30 tahun.

"Kalian siapa?" tanya Henry. "Gimana kalian bisa masuk?"

"Pintunya terbuka. Tentu saja kami bisa masuk."

Tidak mungkin! Gerbang vila dijaga ketat. Kalau mereka memang masuk dari luar, pasti sudah dihentikan oleh penjaga. Apa orang ini sedang berbohong?

Henry kembali mengamati pria itu dengan saksama. Namun, pria itu tetap tersenyum tenang dan tidak tampak seperti sedang berbohong.

Kalau begitu, satu-satunya kemungkinan adalah penjaga sempat mencoba menghentikan mereka, tetapi tidak berhasil.

Henry segera menarik Hugo ke belakangn
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 938

    Ibu kota berada di bawah kaki sang kaisar, penjagaannya sangat ketat. Sejak keluar dari jalan tol, setiap jarak tertentu selalu ada pos pemeriksaan kendaraan.Namun, mobil jip yang mereka tumpangi berpelat militer, ditambah mereka memiliki surat izin lewat dari Aula Raja Maut. Jadi, perjalanan mereka lancar tanpa hambatan.Pukul 10 malam, mobil jip itu akhirnya tiba di Gerbang Suwarka. Ini adalah pertama kalinya Ewan datang ke ibu kota, jadi dia tak bisa menahan rasa ingin tahunya. Dia menatap ke depan. Gerbang Suwarka menjulang setinggi lebih dari 30 meter, tampak berat dan megah.Tandi yang sudah lama menetap di ibu kota dan sangat paham tentang sejarah serta bangunan di sana, mulai menjelaskan kepada Ewan, "Gerbang Suwarka pada masa Dinasti Madhani dan Caraka adalah salah satu dari sembilan gerbang di ibu kota. Dibangun pada masa Dinasti Madhani. Awalnya bernama Gerbang Lancar, lalu diubah menjadi Gerbang Suwarka.""Dulu Gerbang Suwarka adalah tempat lewatnya kereta tahanan, karena

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 937

    Di jalan tol, sebuah mobil jip berpelat militer melaju kencang menuju ibu kota.Ewan memandang ke luar jendela mobil, melihat matahari yang perlahan tenggelam di barat. "Masih butuh berapa lama lagi buat sampai ke ibu kota?" tanya Ewan."Sekitar empat jam," jawab Tandi sambil tersenyum. "Sudah lebih dari sepuluh jam kita nggak bertemu musuh lagi."Sejak semalam setelah mereka menyingkirkan Darah Dingin dan yang lainnya, Ewan serta rombongannya sudah berkendara hampir seharian penuh. Lebih dari sepuluh jam ini, tidak ada serangan apa pun.Logan berkata, "Tetap saja harus waspada. Baik Keluarga Polin maupun Keluarga Wibowo pasti nggak ingin melihatmu tiba di ibu kota dengan selamat.""Nggak akan ada musuh lagi sebelum kita masuk ke ibu kota," ujar Ewan dengan tenang."Kenapa kamu begitu yakin?" tanya Logan dengan heran.Ewan menjawab, "Tuan Sida telah mengerahkan 100 ribu saudara dari Organisasi Draken untuk mengawalku. Selama Willy bukan orang bodoh, dia nggak akan terus mengirim orang

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 936

    Pada saat yang sama, di ruang kerja Keluarga Aditya, lampu menyala terang.Latif berbaring di kursi rotan, memegang kipas bambu di tangannya dan mengipaskannya pelan sambil bertanya, "Ada kabar tentang Ewan?""Menurut laporan sebelumnya, Ewan sudah melewati Kota Teyon dan sedang menuju ibu kota," sahut Rindra yang muncul di sisi Latif."Perjalanan nggak terlalu aman, 'kan?""Benar. Ewan awalnya bertemu dengan Pisau Neraka, lalu bertemu dua pembunuh lagi. Sebelum memasuki Kota Teyon, Hantu Lapar dan Hantu Gantung juga muncul. Tapi mereka semua mati di tangan Ewan.""Anak itu benar-benar persis seperti Ega dulu." Wajah tua Latif menampilkan senyuman. "Waktu itu Ega juga begitu, membunuh semua musuh tanpa ragu."Rindra berkata, "Aku juga mendapat kabar bahwa Satria telah menggerakkan kekuatan bawah tanah di 14 provinsi utara. Totalnya 100 ribu anggota Organisasi Draken untuk mengawal Ewan menuju ibu kota.""Benarkah?" Latif tersenyum. "Satria memang orang yang berani bertindak besar."Rin

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 935

    Kepala pelayan menunduk sambil berkata, "Maaf.""Satu kata maaf saja cukup? Kamu tahu betapa seriusnya masalah ini? Ewan nggak mati dan itu akan mengganggu aliansi kita dengan Keluarga Wibowo, bahkan bisa menggagalkan rencanaku merebut takhta."Willy terus memaki, "Aku membimbingmu dengan susah payah selama ini. Di saat krusial begini kamu malah nggak berguna. Untuk apa aku mempekerjakanmu?"Mendengar itu, kepala pelayan langsung memucat. Dia bersujud di lantai untuk memohon, "Tuan, maafkan saya. Saya yang gagal menjalankan tugas. Mohon beri saya kesempatan lagi!"Willy menatap kepala pelayan dengan dingin. Setelah setengah menit, dia menghela napas panjang. "Sudahlah. Masalah sudah terjadi, menyalahkanmu juga nggak ada gunanya.""Aku seharusnya tahu Satria pandai mengatur strategi. Dia nggak akan bertindak gegabah. Kalau dia nggak mengirim Naga Hijau dan Kirin untuk membantu Ewan, berarti dia punya rencana lain.""Siapa sangka, demi seorang Ewan, dia sampai mengerahkan 100 ribu pengik

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 934

    Pukul 3 dini hari, di ibu kota, di rumah Keluarga Polin.Willy sedang berada di ruang baca. Meskipun jarang merokok, malam ini dia justru menyalakan sebatang rokok dan mulai mengisapnya perlahan. Dia sedang menunggu kabar tentang kematian Ewan.Tok, tok! Suara ketukan terdengar dari luar pintu, disusul suara kepala pelayan yang bertanya dari luar, "Tuan sudah tidur?""Masuk!" ujar Willy dengan semangat yang tiba-tiba muncul di matanya. Ada sedikit kegembiraan tersirat di wajahnya. Dia tahu kepala pelayan pasti datang membawa kabar yang ditunggu-tunggunya.Tak lama kemudian, pintu terbuka. Kepala pelayan melangkah masuk dengan cepat. Seketika, aroma tajam asap rokok menusuk hidungnya. "Tuan, sebaiknya jangan terlalu sering merokok. Nggak baik untuk kesehatan," katanya dengan nada khawatir.Willy mematikan puntung rokoknya, lalu bertanya, "Gimana keadaannya? Ewan sudah mati, 'kan?"Kepala pelayan terdiam sejenak, tidak menjawab."Aku lagi tanya, kamu nggak dengar?" Nada suara Willy mulai

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 933

    Dalam sekejap, darah dan serpihan tulang berhamburan ke mana-mana."Adikku!" teriak Hantu Gantung dengan mata memerah menyaksikan pemandangan itu. Dia hendak menerjang maju, tetapi dagunya langsung dihantam oleh Naga Hijau dengan satu pukulan keras. Dia seketika terhuyung dan berkunang-kunang.Di sisi lain, Kirin juga menghantam punggung Hantu Gantung dengan satu pukulan berat. Keduanya bekerja sama. Hanya dalam waktu singkat, mereka berhasil menyelesaikan Hantu Gantung sepenuhnya.Akhirnya, suasana di tempat itu menjadi tenang."Ewan, kamu nggak apa-apa?" tanya Kirin dengan nada khawatir saat melihat tubuh Ewan yang berlumuran darah."Aku nggak apa-apa," jawab Ewan sambil tersenyum. Darah di tubuhnya sebagian besar hanyalah percikan dari tubuh Hantu Lapar yang meledak beberapa saat lalu."Syukurlah. Aku sempat khawatir kami datang terlambat," kata Kirin sambil tersenyum. "Tuan Sida menyuruh kami datang untuk membantumu.""Kalian semua datang? Lalu, siapa yang melindungi Sida?" tanya E

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status