Share

Bab 663

Penulis: Rexa Pariaman
Entah berapa lama kemudian, akhirnya Ewan dan Lisa keluar dari kamar. Ewan tampak lelah dan lesu, sementara Lisa justru terlihat bercahaya dan segar.

Ewan melirik meja makan. Semua hidangan masih utuh, belum tersentuh sedikit pun. Dia kemudian melihat jam tangannya, sudah pukul sembilan malam.

"Bu, kenapa belum makan juga?" tanya Ewan.

"Aku nunggu kalian. Ewan, kamu dan Lisa duduk dulu sebentar, Ibu panaskan lagi makanannya," jawab Aruna sambil membawa piring ke dapur, lalu bergumam lirih, "Sudah empat kali kupanaskan."

Wajah Ewan langsung merah padam, rasanya ingin mencari lubang untuk bersembunyi. Bahkan Lisa yang biasanya cukup berani, ikut merona dan menunduk malu. Lisa kemudian mengganti topik, "Oh ya, kamu 'kan sudah beli vila, kapan rencananya pindah?"

"Masih lama. Aku minta Abyaz urus renovasi dulu. Setelah selesai, rumahnya juga harus dibiarkan dulu untuk hilangkan bau kimia. Paling cepat setahun baru bisa ditempati," jawab Ewan.

"Kenapa nggak beli lagi saja?" saran Lisa. "Sek
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 666

    Pagi itu, Ewan masuk ke rumah sakit dengan langkah tenang. Namun, dia segera merasakan ada yang aneh. Begitu dia melintasi lobi, banyak tenaga medis yang buru-buru menjauh, seolah dia membawa wabah.Ewan tahu persis alasannya, yaitu gara-gara dia berani memukul Darwin. Di lingkungan kerja seperti rumah sakit, begitu seseorang menyinggung atasan, rekan kerja akan menjaga jarak agar tak terseret masalah. Apalagi sekarang Neva sudah tidak ada di pihaknya, semakin tidak ada lagi yang mau berhubungan dengan Ewan.Namun, Ewan sama sekali tidak peduli. Dengan semua yang sudah dia alami, hal semacam ini sudah biasa saja baginya.Seorang perawat muda di meja pendaftaran memberanikan diri bertanya, "Pak Ewan, bukankah Bapak pergi ke Desa Jager? Kenapa cepat sekali kembali?""Di sana sudah selesai, jadi aku pulang," jawab Ewan dengan senyum tipis.Perawat lain menimpali penasaran, "Katanya ada penyakit menular, betul, ya?""Tentu saja nggak." Ewan menggeleng. "Kalau memang wabah menular, apakah a

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 665

    "Kak Darwin, kamu salah paham ... aku hanya, hanya merasa kurang enak badan," ucap gadis itu dengan suara bergetar."Kurang enak badan? Atau kamu merasa tip yang kuberikan kurang?" Darwin menatapnya tajam."Bukan begitu, aku ...."Belum sempat dia menjelaskan, Darwin sudah meraih dompet Gucci di sofa dan mengeluarkan beberapa lembar uang merah, lalu melemparkannya ke wajah sang gadis."Nih!"Gadis itu buru-buru memungut uang tersebut. Namun, Darwin langsung menatapnya penuh penghinaan. "Kamu tahu siapa aku?"Dia menggeleng pelan."Tentu saja. Orang rendahan sepertimu mana pantas tahu namaku," ucap Darwin dengan gaya sombong, seakan dirinya jauh lebih tinggi derajatnya. Dia kembali mengeluarkan segepok uang, lalu melemparkannya ke wajah gadis itu. "Lepas bajumu.""Kak Darwin, aku hanya menemanimu bernyanyi. Yang lain ... aku nggak bisa," ucap gadis itu lirih."Jadi ternyata kamu masih suka jual mahal?" Darwin menyeringai dingin, kembali mengeluarkan gulungan uang lebih tebal, mungkin ju

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 664

    Aruna langsung terdiam kaku. Tujuh? Sebanyak itu?Ewan juga melongo tak percaya. 'Kak Lisa ini mau apa? Mau bentuk pasukan kayak di dongeng?'Lisa dengan santainya menambahkan, "Aku dan Ewan sudah sepakat. Nanti nama panggilan anak-anak kita pakai hari dalam seminggu. Yang pertama Senin, kedua Selasa, begitu seterusnya, sampai yang ketujuh kita panggil Minggu. Bibi, menurutmu bagaimana?""Ini ... agak banyak, ya." Aruna tampak kikuk. "Nona Lisa, Ewan, kalian sekarang 'kan kariernya sedang bagus. Lebih baik fokus dulu, berusaha supaya lebih maju lagi. Urusan anak, bisa dipikirkan nanti."Meski dia memang suka anak kecil, tapi begitu membayangkan harus membesarkan tujuh cucu sekaligus, kepalanya langsung pening. Siapa yang sanggup menafkahi sebanyak itu?Namun untuk Lisa, Aruna jelas sangat puas. Semakin dilihat, semakin cocok untuk putranya."Baiklah, kami ikut saja saran Bibi." Lisa tersenyum manis. "Oh iya, jangan lagi panggil aku Nona Lisa, panggil saja namaku, Lisa.""Baik, Lisa. Ay

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 663

    Entah berapa lama kemudian, akhirnya Ewan dan Lisa keluar dari kamar. Ewan tampak lelah dan lesu, sementara Lisa justru terlihat bercahaya dan segar.Ewan melirik meja makan. Semua hidangan masih utuh, belum tersentuh sedikit pun. Dia kemudian melihat jam tangannya, sudah pukul sembilan malam."Bu, kenapa belum makan juga?" tanya Ewan."Aku nunggu kalian. Ewan, kamu dan Lisa duduk dulu sebentar, Ibu panaskan lagi makanannya," jawab Aruna sambil membawa piring ke dapur, lalu bergumam lirih, "Sudah empat kali kupanaskan."Wajah Ewan langsung merah padam, rasanya ingin mencari lubang untuk bersembunyi. Bahkan Lisa yang biasanya cukup berani, ikut merona dan menunduk malu. Lisa kemudian mengganti topik, "Oh ya, kamu 'kan sudah beli vila, kapan rencananya pindah?""Masih lama. Aku minta Abyaz urus renovasi dulu. Setelah selesai, rumahnya juga harus dibiarkan dulu untuk hilangkan bau kimia. Paling cepat setahun baru bisa ditempati," jawab Ewan."Kenapa nggak beli lagi saja?" saran Lisa. "Sek

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 662

    Di dalam kamar.Suara Lisa yang bersahut-sahutan terus-menerus bergema. Saat ini, dia bagaikan sebuah perahu yang terhempas ombak di tengah lautan.Waktu terus berlalu menit demi menit. Sepanjang mereka bermesraan, napas Lisa bahkan hampir terasa sesak. Ewan juga berkeringat deras saking lelahnya."Kak Lisa, mau istirahat dulu nggak?" tanya Ewan."Nggak mau." Lisa menjawab dengan tatapan penuh pesona, "Lanjutkan saja.""Ba ... baiklah kalau begitu!"Waktu terus bergulir. Entah berapa lama kemudian, keduanya telah tersengal-sengal. Lisa bertelungkup di atas tubuh Ewan dengan rambut yang berantakan dan wajah yang merah padam. Kemudian, dia berkata dengan manja, "Sayang, kamu hebat sekali.""Kak Lisa, kamu sudah maafin aku sekarang?" tanya Ewan."Sudah kumaafin." Lisa mengecup Ewan sekilas, lalu berkata, "Sudah lama aku nggak sebahagia ini.""Tenang saja, masa depan masih panjang. Aku akan membuatmu bahagia setiap hari.""Benarkah?""Tentu saja, kamu harus percaya padaku.""Aku percaya."

  • Dokter Sakti Penguasa Dunia   Bab 661

    Ewan berkata dengan nada penuh rasa bersalah, "Kak Millie, maaf, aku ...."Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di wajahnya."Dasar pembohong!" Millie menatapnya dengan amarah bercampur luka."Kak Millie, aku ...."Namun, Millie tak mau mendengar. Dia segera menggendong Sekar, lalu bergegas menuruni tangga.Ewan hanya bisa menatap punggung ibu dan anak itu menjauh. Bibirnya terbuka dan beberapa kali hendak memanggil, tapi pada akhirnya tak ada satu kata pun yang keluar."Ada apa ini?" Saat itu, Aruna yang sedang memakai celemek keluar dari dapur.Lisa tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa. "Ewan sudah pulang."Barulah Aruna menyadari keberadaan Ewan di pintu, dia tersenyum ramah, "Ewan, sejak kapan kamu datang?""Baru saja," jawab Ewan sambil memaksakan seulas senyum.Aruna mengedarkan pandangan ke ruang tamu, lalu bertanya, "Sekar di mana?""Sudah pulang," ucap Ewan singkat. "Barusan Millie menjemputnya.""Anak itu ... kenapa pergi begitu saja tanpa pamit? Harusnya makan dulu baru pu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status