共有

365 Hari Bersama Sang CEO
365 Hari Bersama Sang CEO
作者: INIWONJUNG

1 - Ai Hoshino

作者: INIWONJUNG
last update 最終更新日: 2023-06-26 18:28:06

"Dia datang Ai Hoshino, CEO Al Entertainment," bisik Pak Imura kepada Berry.

Seorang wanita berpenampilan serba hitam disambut oleh sejumlah pegawai level atas di perusahaan ini. Berry dan Pak Imura mengintip dari kejauhan secara diam-diam, Berry hanya terkejut melihat kedatangan orang tersebut. 

"Ada apa dengan pakaiannya? Masker? Kacamata hitam? Dan topinya?" bisik Berry kepada Pak Imura.

Ia penasaran mengapa bosnya tersebut memiliki style yang suram dan berbeda dari bos kebanyakan. Jika bos kebanyakan lebih memilih memakai jas atau pakaian formal lainnya yang berwarna casual, maka bosnya sendiri, Shino lebih memilih memakai baju serba hitam seperti malaikat maut.

Orang-orang sering mengejek Shino dengan sebutan penyihir atau malaikat maut karena pakaiannya tersebut. 

"Diam saja dan lihatlah beliau! Nanti akan kuberi tahu kau, saat ini fokuslah mengintip! Hanya ini kesempatanmu bisa melihat bos secara langsung bodoh!"

"Aku akan ke kantor siapkan semuanya," ucapnya. Lalu, ia keluar dengan pakaian nyentrik tersebut membuka garasi bawah tanah apartemennya.

Satu jam yang lalu…

"Hei, suruh semua orang untuk menutup jendela dan menurunkan atap darurat di rooftop," perintahnya pada Ansel anak buahnya. Ia memasang wajah terkejut dan berusaha mencerna perkataan atasannya.

Pak Jung menoleh dan melotot pada Ansen lalu berteriak, "Kau tidak dengar perintahku? Apa kau tuli?!!"

"Baik, Pak!" Ansen berlari menuju ruang pemberitahuan dan menyuruh petugas di sana untuk memberi pengumuman kepada seluruh manusia yang ada di dalam perusahaan untuk melakukan perintah Pak Jung.

"Untuk semua yang ada di sini dimohon segera menutup semua jendela dan mulai menurunkan atap darurat di rooftop perusahaan ini."

Orang-orang mulai berhamburan setelah mendengarkan siaran itu.

"Wah sepertinya vampir datang hari ini," celetuk laki-laki paruh baya dengan style rambut ombak bergulung khasnya. Ia hanya tersenyum dan orang di sekitarnya bertanya-tanya akan ada acara apa tiba-tiba begini.

"Memangnya siapa vampir itu?" tanya seorang wanita muda berkacamata. Dia baru bekerja seminggu lalu dan masih belum tahu seluk-beluk perusahaan ini.

"Jangan berbicara sembarangan, kau mau seperti Pak Tio yang dikeluarkan setelah ketahuan menyebut beliau anggrek hitam. Iya benar kata anggrek hitam cantik tetapi Pak Tio memaknainya menjadi sebuah benda yang cantik tetapi suram," ucap wanita separuh baya berkacamata  yang bernama Dinantia.

"Siapa yang disebut anggrek hitam?" tanya lagi wanita muda tersebut.

"Hei, aku tidak se ceroboh dia, mulut Pak Tio lah yang membuat ia keluar dari perusahaan ini. Memangnya kau juga tidak pernah membicarakan beliau? Aku pernah memergokimu mengatakan bahwa beliau perawan tua di depan anak baru." Pria tersebut yang tak lain bernama Makoto Imura atau biasa dipanggil Pak Imura menatap Ibu Dinan dengan tatapan jengkel.

"Mengapa Pak Tio sampai dipecat? Jawablah pertanyaanku huhuhu…" Anak baru tersebut bernama Berry Amanda, gadis lugu berkacamata tersebut terkejut mendengarkan percakapan atasannya. Ia tidak mengerti mengapa Pak Tio sampai dikeluarkan karena hal sepele itu.

"Kau ingin memfitnahku ya?! Aku hanya berkata kasihan sekali beliau belum menikah di umur 30 tahun, mengapa kau mengubah cerita?! Benar kata Pak Tio sebenarnya awal desas desus ini karena mulut Pak Imura." Ibu Dinan memutar bola matanya jengkel dengan tangan yang dilipat di dada.

Pak Imura yang mendengar hal itu semakin marah karena ia disebut penyebar berita jelek di perusahaan ini.

"Apa kau bilang?! Kau percaya dengan perkataan si Tio itu?! Dia bagai air di atas daun talas! Kau pasti tidak pernah mendengar ceritanya soalmu yang pulang bersama lelaki tua dari hotel cinta!" Pak Imura tersenyum sinis sambil melipat tangan di dadanya.

Ibu Dinan melotot dan menjambak rambut Pak Imura dengan cepat. Berry segera melerai keduanya dan memanggil orang sekitar untuk melerai keduanya.

"Apa kau bilang? Dia adalah ayahku dari desa?! Kau kira aku semurah itu?!"

"Lalu mengapa kau ada di hotel cinta? Lawak sekali kau berkata dia ayahmu!"

"Aku mengantarnya ke sana karena ada ibuku yang ada di dalam ruangan! Kau kira aku tidak pulang setelah itu??!!”

"Apa yang kalian lakukan?!! Cepat bereskan kantor ini!!" Pak Jung datang dengan perasaan marah karena sempat-sempatnya anak buahnya bertengkar di saat keadaan perusahaan sedang darurat. Pak Imura dan Ibu Dinan segera merapikan pakaian dan rambutnya yang acak-acakan lalu mulai menata barang-barang yang ada di mejanya.

Pak Jung mengambil tas Shino dan memberikannya kepada bawahannya untuk dibawakan ke ruang rapat, Shino ingin mengunjungi ruang rapat terlebih dahulu sebelum ke rooftop. Ia ingin memeriksa perkembangan perusahaan ini dan melihat siapa saja para atasan yang ada di rapat tersebut.

"Aku ingin pergi ke ruang rapat dulu, tidak usah bergerombol begitu, cukup Pak Jung saja yang ikut denganku. Tasku taruh saja di kantor Pak Jung." Pak Jung memberi lirikan isyarat para pengawal dan bawahannya untuk pergi dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing, kemudian ia mengikuti Shino menuju ruang rapat.

Shino masuk ke dalam ruang rapat dengan spontan tanpa mengetuk pintu. Para atasan langsung menjaga sikap mereka dan moderator pun ikut berhenti menunggu sang CEO berbicara. Shino langsung duduk di kursi kosong yang terletak di pojok.

"Lanjutkan saja, aku hanya memantau dari sini," perintah Shino kepada si moderator.

Pak Jung berdiri di samping Shino yang sedang fokus mendengarkan rapat, mereka membahas teknologi terbaru yang akan diluncurkan pada musim panas ini. Teknologi tersebut adalah aplikasi kencan dengan menyambungkan pengguna agar bisa berkomunikasi melalui game. 

"Jadi, aplikasi ini akan mengajak orang-orang untuk menyalurkan hobi mereka melalui game dan tak lupa dilengkapi fitur menghitung seberapa besar kecocokan mereka dalam bermain game bersama dengan tim yang sama. Jadi, semakin pintar mereka bermain secara tim maka mereka bisa semakin dekat dan akrab berkat game tersebut." Moderator menjelaskan secara lengkap dan terperinci gagasannya kepada para atasan. 

Mereka terlihat setuju dan tersenyum menganggukkan kepala setuju dengan gagasan si moderator, Shino mengetuk meja di depannya dan mengisyaratkan untuk diam.

"Aplikasi ini bermain game apa? Aku tidak paham maksudmu, terlalu berbelit," tanya Shino kepada moderator tersebut, seisi ruangan kembali mendengarkan penjelasan moderator.

"Aplikasi ini aplikasi kencan jadi tidak penting dengan gamenya, kita akan berfokus pada interaksi antar pas--"

"Aku bertanya game apa?! Bukan aplikasi apa! Jenis game apa yang akan disediakan pada aplikasi ini?!"

Shino melipat tangannya di dada dan dibalik kacamata hitamnya, ia menatap tajam pegawai itu menunggu jawaban yang akan dilontarkannya.

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード

最新チャプター

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   79 - Putus?

    Berry tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut adiknya sendiri. Apa dia tidak salah dengar? Bocah SMA yang selama ini hanya menumpang tidur dan bermain game di rumahnya ternyata seorang pecandu?“Kau jangan asal bicara Jay, kau tahu dia seorang konglomerat. Jaga mulutmu jika kau ttak mau dipenjara mereka nanti.” sahur Berry berusaha tak percaya. Ia tidak mau asal memfitnah orang apalagi keluarga Jaekyung punya kuasa di negara ini.“Kau kira aku bicara tanpa bukti?!” sentak Jay sambil melotot pada kakaknya itu yang seolah-olah memandang dirinya penipu. Berry menoleh ke arah adiknya dan menatapnya tajam, “Jadi, apa kau punya buktinya? Tunjukkan padaku kalau begitu!” jawab Berry dengan nada menantang. Saat ini mereka diam di samping jalan, Berry menunggu jawaban Jay.Jay berpikir sejenak, selama ini ia tak mengambil bukti apapun dari Jaekyung. Dia hanya menebaknya saja.“Untuk buktinya ….” Jay menggigit jarinya bingung. Berry tak tahan dengan hal itu, ia hanya tertawa

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   78 - Berry Terkejut

    "Hah?" Pak Imura tercengang ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut bosnya barusan. Apa dia tidak salah dengar tadi? Tidak mungkin, dia selama ini selalu menjadi manajer departemen ini untuk waktu yang lama. Dan dia tak pernah menduga bahwa dia akan dipromosikan langsung oleh CEO perusahaan ini.Shino tersenyum miring, "Jika kau mau, kau harus menunjukkan bahwa dirimu lah yang mampu mengemban tugas ini. Jangan merendah, aku ingin melihatmu melawan mereka. Hubungi aku untuk berdiskusi soal ini."Shino keluar dengan diikuti Adam yang menahan senyumnya ketika melihat wajah Pak Imura yang kebingungan. Bu Dinan pun tak sadar jika ia telah menganga selama lebih dari 5 menit. Tidak ada hujan tiba-tiba ada berita seperti ini.Pak Imura terduduk lemas di kursi sofa, rasanya seperti sedang memenangkan sebuah lotre yang sudah diinginkannya sejak lama. Tangannya gemetar dan berkeringat, lidahnya terasa kelu, pikirannya kosong.Bagaimana jika keluarganya mendengar hal ini, mereka pasti aka

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   77 - Pernikahan Vivi

    Berry membuka aplikasi perekam dalam ponselnya, segera ia mendekatkan benda itu di balik lemari. Pak Kim dan Pak Jung duduk di sofa sambil berbincang mengenai pernikahan cucu mereka yang semakin dekat.“Tak lama lagi kita akan jadi besan pak,” ujar Pak Jung sambil tertawa pelan."Bagaimana? Apa kau sudah mengurus hal itu? Dia sebentar lagi akan keluar." tanya Pak Kim membuat Berry semakin penasaran dengan orang yang dimaksud Pak Kim."Kento sudah mengurusnya dengan baik, sebentar lagi Anda hanya duduk tenang menunggu cucu anda menggantikan." Pak Jung tersenyum miring, mereka berdua lalu keluar dari ruangan itu. Berry mengernyit lalu keluar dengan diam-diam.Dia kembali mendengarkan suara rekaman tadi dengan earphone, mengamati suara mereka berdua. Apa yang dimaksudnya? Siapa yang akan menggantikan Pak Kim? Seok Hoon?Apa dia akan dicalonkan untuk penggantian direktur nanti? Apa mereka sudah merencanakan ini sebelumnya?Berry kemudian mengirim file rekaman itu kepada Shino agar dia tah

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   76 - Bergerak

    Berry menggigit jarinya untuk menenangkan dirinya dari rasa berdebar yang sangat hebat. Saat ini, ia sedang menunggu pintu dibuka oleh Shino. Akar dari masalah ini mulai terlihat setelah ia nekat mengutak-atik laptop milik pacarnya, Jiho.Tak lama kemudian, pintu terbuka dan terlihat Adam dengan wajah dinginnya menyuruh Berry masuk ke dalam. Setelah Berry masuk, diliriknya keadaan luar memastikan tidak ada seorangpun yang melihat mereka."Berry, apa Jiho tahu hal ini?" tanya Shino memastikan."Sepertinya dia memang sedang memantau Jaekyung setiap harinya. Walaupun dia terlihat dingin dan tak peduli sekalipun, tetapi di laptopnya banyak video rekaman cctv aktivitas yang dilakukan Jaekyung." jelas Berry.Shino dan mengangguk bebarengan lalu mereka saling melirik satu sama lain. Sepertinya Berry akan dapat misi baru setelah ini. Mereka sudah tahu kinerja Berry yang cepat tanggap menangani masalah ini."Oke, sekarang aku memiliki misi baru untukmu. Singkirkan Jiho dan Jaekyung dari pikira

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   75 - Kenakalan Remaja

    "Nanti siang aku akan menjemputmu, kita harus fitting pakaian pengantin kita. Aku mau semunu harus selesai dalam dua hari ini." ucap Seok Hoon dengan tegas. Terlihat dari ekspresinya, ia tampak datar. Setelah kejadian itu, membuatnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Dia menjadi lebih serius ketika bersama Vivi. "Baiklah," balas Vivi, ia menahan senyumnya agar tidak muncul di hadapan Seok Hoon. Walaupun Seok Hoon berubah, ia tetap senang karena Seok Hoon berhasil melupakan wanita itu. Mulai dari sekarang, ia akan berusaha membuat Seok Hoon yang dingin ini menjadi tergila-gila padanya. Sesampainya di depan rumah Seok Hoon, pria itu meminta Vivi memberhentikan mobilnya disana. "Pulanglah. Terima kasih sudah mengantarku." Seok Hoon keluar dari mobil meninggalkan Vivi. Di dalam mobil, Vivi berteriak kegirangan. Ia tak dapat mendeskripsikan perasaan senangnya kini. Di rumah Vivi, tampak Pak Jung duduk di ruang tamu. Pria tua itu tersentak ketika melihat Vivi datang secara terburu-bur

  • 365 Hari Bersama Sang CEO   74 - Kebenaran Baru

    Shino telah selesai mengobati luka Adam, ia menutup kotak obat tersebut dan meletakkannya di meja. Shino menghela napas menatap pria itu dengan tajam, ia menunggu Adam mulai berbicara. Pria itu tertunduk berusaha menghindari kontak mata dengan Shino."Jelaskan, bagaimana ini bisa terjadi! Apa kalian berantem satu sama lain?" tanya Shino dengan cepat.Adam diam seribu bahasa dan tidak mau menatap Shino sama sekali. Ia tetap masih menundukkan kepalanya."Angkat kepalamu dan jawab pertanyaanku! Apa kau bisu?!" Shino mulai menaikkan suaranya.Pria itu kemudian menghela napas pelan lalu menatap Shino dengan tenang. Ia melihat sebuah guratan jelas di leher Shino, sepertinya wanita itu sangat marah kali ini."Maafkan aku, soal tadi mal—""Aku tidak sedang membicarakan hal itu!" bentak Shino sambil berusaha mengontrol wajahnya agar tidak goyah dan salting mengingat tadi malam."Benar, aku adu jotos dengan Seok Hoon. Dia yang lebih dulu memukulku dan memnacingku dengan kata-katanya yang menusu

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status