Share

Bab 4. Kecewa

Author: BulanSabit
last update Last Updated: 2024-10-13 21:47:47

Pijitan Ayleen sanggup membuat Sandra tertidur pulas. Racikan Ayleen memang belum bereaksi. Dosis sedang memberikan ia posisi aman agar tidak memancing kecurigaan sepasang pengantin baru.

Meninggalkan wanita ulat bulu di sofa, ia berpindah ke kamar. Duduk kembali di meja rias menghadap cermin besar di sana.

Cukup lama Ayleen mematut diri di hadapan cermin hingga langit oranye menyapa. Suara ketukan pintu cukup keras memecahkan lamunan. Tergesa-gesa, ia pasang kembali selaput tipis yang memberi kesan kerutan di sebagian besar pipi kanannya.

"Sia..." Pertanyaan Ayleen terpotong karena kala pintu terbuka menampilkan sosok tegap Arkhan. Ia tidak menyangka Arkhan akan mengetuk pintu kamarnya. Sesuatu yang mustahil baginya selama ini.

"Aku dan Sandra lapar, kamu bikinkan kami makanan ya. Cepat," pinta Arkhan memaksa.

"Masih ada sup ayam tadi," sahut Ayleen mencoba ketus meski hatinya berbunga-bunga, jantungnya jedag jedug tak menentu bertatapan dengan sang pujaan hati.

Arkhan menatap dingin. "Kami mau makanan yang baru. Sandra tidak suka sup."

'Giliran membujuk tadi, mukanya memelas. Pas udah diizinkan, balik ke stelan pabrik,' gerutu Ayleen dalam hati. Mana mungkin ia berani meluahkan langsung karena ia masih dalam tahap mencoba meluluhkan bongkahan es. Harapannya untuk memperbaiki rumah tangga sangatlah besar.

"Kenapa tidak Sandra aja yang masak untuk kamu, Mas? Dia kan istrimu juga," sahut Ayleen.

"Dia capek." Tanpa menunggu jawaban, Arkhan meninggalkan Ayleen yang terpaku di ambang pintu.

Rasanya ingin mengumpat, memaki pria yang sudah menghilang di balik pintu. Pria itu mau enaknya saja tanpa memikirkan perasaan Ayleen. Tapi, apa daya. Rasa cinta begitu kokoh di hati sehingga ia rela memperbudak diri sendiri untuk pria tersebut. Andai ini bukan permintaan dan bukan untuk mencari perhatian Arkhan, tidak akan ia lakukan.

Setengah terpaksa, Ayleen ke dapur. Membuat rendang ayam dan sayur capcay kesukaan Arkhan. Hampir dua jam berjibaku di dapur, sajian makan malam beres.

Terdengar suara tapak kaki bersahutan menuruni tangga disertai tawa-tawa kecil dan rayuan manja dari dua insan berbeda jenis. Ayleen menatap sekilas dua orang yang berdiri tak jauh dari tempatnya. Tak ingin mengotori mata melihat pemandangan menjijikkan yang sengaja dipertontonkan padanya.

Tanpa beban, dua insan itu duduk bersebelahan di kursi makan. Sandra sudah mengganti pakaian. Ia tampak lebih segar menandakan dia sudah mandi. Dempul di pipinya terlihat tebal, tanda ia sudah memakai bedak. Ayleen tersenyum dalam hati.

"Kamu memang jago mijit. Aku mau kamu mijit aku setiap hari," pintanya.

Tidak ada sahutan.

"Ayleen, kamu pijit Sandra setiap hari," pinta pria beristri dua disambut senyum sumringah wanita di sampingnya.

"Hmmm," jawab Ayleen berdehem. Merasa tidak ikhlas diperlakukan seenaknya. Duduk di hadapan mereka berdua.

Sorot tajam mata Sandra menyambut. "Hey, kamu jangan di sini. Menghilangkan selera makanku saja," ucapnya menghina.

Ayleen tidak peduli, ia masih menyendok nasi dan lauk ke dalam piring lalu menyodorkan ke hadapan Arkhan, seperti biasa.

"Dia suamiku. Aku bisa melayaninya," ucap Sandra sarkas, menjauhkan piring dari hadapan Arkhan. Mengisi piring lain dengan nasi dan lauk yang baru. Disongsong senyum terindah sang suami.

"Kalau dia suamimu, kenapa kamu tidak masak untuknya? Jangan mau enaknya saja kamu," jawab Ayleen mengundang Arkhan menoleh heran padanya.

'Sejak kapan ia punya nyali melawan seperti hari ini?' Arkhan terheran sendiri tanpa berucap.

Tak terima disindir wanita buruk rupa, Sandra menggebrak meja hingga garpu dan sendok melayang sejenak kembali lagi menghantam piring, menimbulkan dentingan nyaring. "Jaga mulutmu ya. Aku tadi capek."

Ayleen menaikkan satu sudut bibir. 'Capek apaan? Perasaan dari tadi gak ngapa-ngapain.' Mengambil piring berisi nasi dan lauk untuk Arkhan tadi lalu menyuap dengan santai.

Sandra seperti kebakaran jenggot melihat respon Ayleen yang terlihat santai dan seolah sengaja memancing amarah. "Hey! Ku bilang jangan makan di sini."

Dada wanita bergaun merah menyala sepaha itu naik turun, menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.

"Kalau kamu gak suka aku di sini, kenapa tidak kamu saja yang pergi?" balas Ayleen dingin.

Amarah Sandra hampir meledak jika Arkhan tidak bersuara.

Menatap tak suka bercampur tanya. Arkhan bertitah, "Ayleen, kamu makan di sana." Memalingkan wajah, mengangkat sedikit dagu ke arah ruang keluarga sebagai kode perintah.

Ayleen menatapnya kecewa. Lagi, ia harus kalah oleh rasa cinta yang begitu luar biasa. Terpaksa, ia mengikuti permintaan Arkhan meski sebenarnya ia tidak ingin melakukannya.

Beranjak dari kursi makan. Menuju sofa di ruang keluarga. Makan di sana. Sesaat, ia mendongakkan kepala menahan cairan bening yang menggenang di kelopak mata agar tidak lolos dari pertahanannya.

Sandra tersenyum jumawa. Dia yakin, Arkhan akan selalu memihaknya.

"Kamu jangan marah-marah. Bukankah malam ini kita malam pertama? Nanti mood-nya buruk loh." Arkhan mengelus lembut punggung istri kedua.

Tampak Sandra menghela napas panjang lalu membuangnya kasar. Berulang kali. Kemudian ia tersenyum dan memeluk pria yang duduk di samping dengan pipi yang merona.

Arkhan merenggangkan jarak, menatap intens wajah di hadapan. "Nah, kalau tersenyumkan cantik. Istri seorang Arkhan Septiano harus selalu tampil menawan." Ia menangkup kedua pipi sang istri lantas menghujaninya dengan ciuman.

"Kamu kenapa sih bisa terjebak oleh wanita bopeng itu, Mas? Aku tahu seleramu tidak serendah itu." Sandra, wanita yang sejak empat bulan lalu menjalin hubungan gelap dengannya berucap manja.

"Kan sudah pernah ku bilang, ini semua gara-gara Kakekku. Entah apa yang dia lakukan hingga Kakek memaksaku menikahinya. Tapi kamu jangan khawatir, hati dan ragaku hanya untukmu." Arkhan merayu istrinya dan benar berhasil membuat Sandra melayang ke langit lapisan pertama. Sebenarnya Sandra tahu dari awal kalau Kakek Arkhan memiliki andil paling besar pada pernikahan pertama Arkhan. Alasannya apa, dia belum tahu.

"Tangannya masih sakit? Kuat juga tenagamu tadi sampai sendok melayang. Aku suka wanita kuat." Arkhan meniup telapak tangan Sandra. Perlakuan manis sang suami membuat semburat merah semakin jelas di pipi Sandra.

Ucapan dan perlakuan mereka tidak luput dari netra dan rungu Ayleen. Ia baru tahu, ternyata dua insan itu baru menikah tadi siang dan malam ini adalah malam pertama mereka. Ia juga baru tahu kalau Kakek Hendrawan yang memaksa Arkhan menikahinya, entah apa penyebabnya.

'Tunggu saja, aku akan berhasil merebut Mas Arkhan.'

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lilis Fatmawati
baru bab satu aja baca udah males mauan si anyelir msh berharap sama laki2 seperti itu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • 5 Bulan Setelah Menikah   Hoax

    Langkah Ayleen terhenti. Ada rasa tidak percaya pada apa yang ia temukan sore ini. 'Tante Mayang, istri Om Opik masih hidup? Pantas saja aku seperti tidak asing melihat Zidan. Wajahnya persis Tante Mayang. Aku tidak mungkin salah orang. Suaranya dan wajahnya sama. Tidak banyak yang berubah dari Tante Mayang. Apa mereka selamat dari kecelakaan waktu itu? Tapi, berita kematiannya sudah tersebar ke mana-mana. Mungkinkah itu hoax yang mereka ciptakan sendiri?' Wanita berusia sekitar tiga puluh delapan tahun itu merengkuh tubuh kecil Zidan. "Kamu ke mana tadi, Nak? Mama sampai nyari ke mana-mana." Gurat cemas di raut wajah cantik itu kini berubah menjadi lega. "Mama, Zidan takut." Anak kecil tampan itu masih menangis tersedu-sedu. "Gak usah takut, kan sudah ketemu Mama sekarang. Maafkan Mama, ya, Nak." Pelukan wanita itu mulai menenangkan anaknya hingga hanya menyisakan suara sesenggukan. "Untung ada Tante baik yang bantuin Zidan, Ma." Zidan menoleh pada Ayleen. 'Apa Zidan adalah anak

  • 5 Bulan Setelah Menikah   bab 19. Bima Sakti Atmadja

    "Kamu tidak apa-apa, Nona?" Suara bariton pria terdengar seiring dengan jatuhnya tubuh Ayleen ke dalam lingkaran lengan kokoh milik pria itu. Gegas Ayleen memperbaiki posisinya, berdiri tegak. Sejenak ia terdiam, beberapa detik kemudian menundukkan kepala setelah mengingat siapa pria yang menyelamatkannya. "Maaf, Tuan." Bima Sakti Atmadja, tamu penting Pak Erfan tersenyum tipis ke arah Ayleen. Ia memutar arah matanya, menatap nanar pada dua wanita yang bersikap semena-mena. Bulan dan Rina ternganga. Entah karena apa. Apakah karena melihat pria tampan? Secara mereka itu penggemar pria tampan, terlebih mapan. Atau karena merasa tidak terima Ayleen diselamatkan oleh pria setampan Bima? Hidung bangir, alis tebal, tinggi sekitar 189 sentimeter, kulit putih bersih, pakaian mahalnya memperlihatkan ia bukanlah orang biasa. Pria di hadapan Ayleen menunjukkan kharisma yang khas. "Kalian berdua. Aku siap menjadi saksi perlakuan kalian. Kalian pilih saja, mau dipenjara, dipecat secara tida

  • 5 Bulan Setelah Menikah   Bab 18. Mobil Lamborghini

    "Maafkan saya, Pak. Kami tidak sengaja. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Tejo menunduk malu mengingat tingkah bejatnya barusan. "Saya juga minta maaf, Pak. Saya dalam keadaan tidak sadar," ungkap Santi yang langsung di SP3 oleh Pak Erfan. Dari tadi ia terus membela diri dari tuduhan. Dia yakin sedang dikuasai obat perangsang. Andai tidak, mana mungkin dia sudi kesuciannya direnggut oleh lelaki kere dan kerempeng seperti Tejo."Kalian bilang tidak sengaja? Tidak sadar? Kalian bahkan sangat menikmatinya dan kamu menyebut namaku dengan mulut kotormu itu, Santi." Pak Erfan berang. Tejo dan Santi terlonjak kaget kala meja di hadapannya digebrak kuat."Cepat keluar dari ruanganku! Kalian ku pecat dengan tidak hormat dan tanpa pesangon."Dua manusia tadi sontak menggeser kursi, berlutut di depan meja. "Tolong beri kami kesempatan, Pak."Tejo tidak rela pekerjaan yang ia dapatkan susah payah harus berakhir memalukan seperti ini. Sementara Santi, ia merasa tidak rela harus kehilangan pri

  • 5 Bulan Setelah Menikah   Bab 17. Kehebohan

    Amarah memuncak dan berkumpul di ubun-ubun tatkala Sandra melihat dengan mata kepalanya sendiri, Arkhan sedang makan bersama seorang wanita bermasker. Awalnya ia memang ingin makan siang di restoran ini. Jarak Restoran Antik memang cukup dekat dengan kantor tempatnya bekerja. Ia sempat merasa bahagia saat melihat mobil Arkhan terparkir, keinginannya makan siang bersama Arkhan akan terkabul. Tidak disangka, kedatangannya ke tempat ini membuat dadanya terasa dihimpit bongkahan batu besar hingga remuk redam."Tadi ku ajak makan siang bersama, dia bilang ada meeting. Lalu ini apa?" Sandra menggerutu kesal sambil menggulung jarak hingga menyisakan sekitar satu setengah meter dari meja Arkhan. Emosi Sandra semakin membuncah kala ia mendengar Arkhan terdengar penuh harap meminta alamat wanita bermasker itu dan berniat untuk makan bersama kembali."Arkhan!"Kini Sandra sedang berada di belakang Arkhan. Ayleen yang sedang menjauh sontak menoleh mendengar suara yang baru kemarin ia hapalkan. S

  • 5 Bulan Setelah Menikah   bab 16. Kencan Pertama

    "Selamat tinggal, Santi. Sepertinya kali ini kamu akan benar-benar tidak bisa menggangguku lagi." Ayleen bergumam pelan seraya mengayun langkah ke arah parkiran. Senyuman manis terukir di wajahnya. Tanpa ia sadari, tindakan yang baru saja ia lakukan membuat lobang kecil untuk dirinya sendiri.Sebelum menaiki motor, Ayleen menyempatkan diri menghubungi Dean. "Hallo, Dean." Ayleen menyapa sesaat telepon tersambung."Hallo, Bos. Ada yang bisa ku bantu?""Apa sudah ada informasi tentang keluarga Hendrawan?""Informasi baru saja ku dapatkan, Bos. Semua informasi tentang suami Bos dan kedua orangtuanya bisa dikatakan lengkap. Namun, informasi tentang Hendrawan sendiri terpotong," sahut Dean yang merupakan satu-satunya anak buah yang tahu bahwa Ayleen sudah menikah."Maksudmu?" Ayleen merasa ada yang mengganjal pada informasi tersebut."Hanya ada informasi tentang Hendrawan sejak enam tahun lalu, sebelumnya datanya ditutup."'Ditutup? Apakah itu berarti Kakek Hendrawan bukan orang biasa? Ke

  • 5 Bulan Setelah Menikah   bab 15. Erfan Expander

    Ayleen terdiam dalam lamunan. Teguran Bu Asmara menariknya ke alam nyata. "Ayleen, ada apa?""Eh." Ayleen tersentak kaget."Kamu kayak tertarik pada salah satu atasan kita?" tanya Bu Asmara yang tidak tahu kalau Ayleen sebenarnya sudah menikah karena saat ia bekerja di sana memang status Ayleen masih lajang. Permintaan Arkhan untuk menggelar pernikahan tertutup melunturkan niat Ayleen mengundang temannya di kantor."Bukan begitu, Bu. Aku hanya penasaran aja. Itu tadi jalan paling depan, siapa ya?" tanya Ayleen yang merasa familiar dengan wajah dan gestur tubuh pria yang berjalan paling depan diantara ketiga pria lain dan baru saja memasuki ruangan CEO."Yang pake jas abu tua itu kan?"Ayleen menjawab dengan anggukan."Itu Pak Erfan. CEO di sini. Masa sih kamu gak kenal?"Ayleen menggeleng. "Belum pernah ketemu, Bu."Bu Asmara menatap cengo. "Ya ampun, Ayleen. Kok bisa? Bukannya kamu sudah beberapa kali dapat tugas di ruangannya?" Ayleen menggaruk tengkuk yang tiba-tiba gatal. "Biasa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status