Satu persatu tamu undangan berdatangan sejak setengah jam yang lalu, mereka duduk dan berbicara dengan tenang sambil menunggu kedua mempelai menunjukan diri mereka.
Hari ini adalah hari pernikahan dari anak sulung seorang pengusaha dengan gadis misterius yang belum pernah dipublikasikan identitasnya.Pernikahan dadakan yang hanya dipersiapkan selama tiga hari tidak mengundang banyak orang, hanya orang-orang terdekat saja yang diundang.Jam besar di dinding sudah menunjukan pukul sembilan.Tidak lama setelah itu, suara lonceng terdengar, seorang laki-laki keluar dengan langkah yang lebar dan tubuh yang tegak sempurna, para tamu undangan yang tengah duduk berdecak kagum tidak dapat menutupi keterpukauan mereka pada sosok mempelai pria yang mengenakan setelah berwarna putih.Sebuah pintu besar di belakang menyusul di buka, sosok mempelai wanita yang ditunggu akhirnya datang.Respon semua orang berubah dan berbeda, alih-alih terpukau, mereka mengerutkan kening karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi.“Apa itu sungguh pengantin wanitanya? Bagaimana bisa Hayes menikah dengan wanita seperti itu?” Seorang tamu undangan tidak dapat menahan rasa penasarannya.“Saya juga tidak tahu, sungguh disayangkan, saya pikir Hayes berjodoh dengan nona Bella, ternyata tidak.”Rasa penasaran dan ketidak percayaan orang-orang saat melihat mempelai wanita pada akhirnya menimbulkan banyak tanda tanya besar.“Mungkinkah calon mempelai wanitanya dari keluarga konglomerat?”Suara tawa perempuan terdengar menimpali bisikan tidak mengenakan orang lain.“Seorang bangsawan tidak mungkin mengenakan gaun pengantin norak berbentuk jaket seperti itu, dia tidak terlihat seperti akan menikah, tapi mendaki gunung Everes.”“Tapi bagaimana bisa Hayes yang sempurna bisa mau menikah dengannya?”Sorang wanita berpakaian merah menutupi mulutnya dengan kipas. “Apa Anda tidak tahu rumor jika mempelai wanita adalah putri dari selingkuhan tuan Damian? Karena itulah nyonya Ivana tidak hadir untuk menyaksikan putranya menikah.”Orang-orang yang mendengar tercengang kaget, gosip buruk pada akhirnya beredar dengan cepat dan membuat mereka tidak lagi segan mencela penampilan buruk calon isteri Hayes Borsman.Hayes Borsman, dia memiliki wajah yang tampan, karier yang cemerlang, sosoknya cukup terkenal sebagai seorang pemain golf profesional yang berhasil memenangkan beberapa penghargaan bergengsi.Hayes berdiri dalam ketegangan, rambutnya yang coklat tertata rapi, namun matanya yang berwarna zamrud itu menatap tajam sang mempelai wanita yang melangkah ke arahnya di damping oleh Damian, bukan oleh ayahnya sendiri.Rahang Hayes mengetat menahan kekesalan, tidak hanya harga dirinya yang telah dijatuhkan, kehormatannya ikut terinjak-injak karena harus menikah dengan wanita yang tidak tidak sebanding dengannya, lebih menyakitkannya lagi gadis itu adalah putri dari selingkuhan ayahnya.Tangan Hayes terkepal kuat, telinganya terasa panas mendengarkan banyak bisikan menjengkelkan orang-orang disekitarnya. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Alice.Alice, sosoknya terlihat memalukan, bahkan di acara pernikahan yang seperti ini, wanita mengenakan pakaian yang serba tertutup rapat dari bawah dagu hingga pergelangan tangan dan ujung kaki.Wanita aneh itu, kini berdiri di altar sebagai calon pengantin wanita.Tidak ada yang menyanjungnya, orang-orang justru bertanya-tanya, apakah ada yang salah dengan Hayes hingga memutuskan menikah dengan wanita yang lebih pantas terlihat seperti pembantunya.Alice berdiri dalam ketegangan, gadis itu tertunduk menatap lantai, dengan terbata dia mengucapkan janji pernikahan di depan semua orang hingga akhirnya pendeta memperbolehkan dia dan Hayes berciuman.Kain veil yang menutupi wajah Alice terangkat ketika Hayes mengangkatnya, untuk pertama kalinya mereka saling bertatapan, keduanya sempat terdiam canggung dan saling memandang dengan perasaan yang saling bertolak belakang.Alice dapat melihat kebencian yang begitu besar di mata Hayes saat menatap dirinya, namun itu bukan masalah besar untuknya karena Alice sudah terbiasa dengan kebencian.Hayes membungkuk, menempatkan wajahnya di sisi wajah Alice yang membuat orang-orang berpikir jika dia mengecup pipi Alice.“Kau harus ingat, waktu pernikahan menjijikan ini hanya berlaku selama dua bulan sampai warisan jatuh ke tanganku, setelah itu selesai, angkat kaki dari rumahku,” bisik Hayes penuh peringatan.“Aku mengerti.”“Satu hal yang perlu kau ingat, meski kini kita menikah, bagiku kau tidak lebih dari sekadar barang pajangan yang telah dibeli ayahku dari pelacurnya.”Napas Alice tertahan di dada, ada rasa sesak yang dia rasakan mendengarkan penghinaan dari Hayes, namun Alice bisa apa? Tidak ada yang mau berdiri di sisinya bila nanti Alice membuat masalah.Sudut bibir Alice perlahan terangkat, gadis itu membalas dengan senyuman lebar yang membuat orang-orang berpikir jika gadis itu tersipu sekaligus senang.Tubuh Hayes kembali berdiri tegak, pria itu melihat ke belakang sekilas, memperhatikan para tamu undangan, lalu berakhir pada beberapa temannya dan sosok sahabat masa kecilnya Bella yang tersenyum sedih.Tangan Hayes terkepal kuat menahan amarah. Seharusnya yang menjadi pengantinnya adalah wanita yang dia cintai, bukan wanita asing yang menghalalkan segala cara hanya untuk bisa mendapatkan banyak uang.Hayes jijik hingga mual, bersanding dengan anak dari wanita yang sudah pernah menjadi selingkuhan ayahnya. Andai saja, ayahnya, Damian tidak mengancamnya dengan warisan, Hayes tidak sudi untuk berdiri di sini.To Be Continued..Satu menit..Dua menit..Tiga menit telah berlalu, masih tidak ada yang berbicara di antara mereka berdua, keduanya terjebak dalam diam, memandangi lautan yang terlihat lebih tenang dari biasanya.Tangan Alice terkepal meremas permukaan pakaiannya, jika tidak ada yang memulai pembicaraan, Alice akan terjebak lebih lama disini.Beberapa kali Alice menarik napasnya untuk mengumpulkan sebuah keberanian untuk memulai percakapan. “Bagaimana kabar Anda?” tanya Alice.Claud menggenggam kuat ujung tongkatnya, wajahnya bergerak ke sisi untuk melihat keberadaan Alice, bola mata Claud bergerak turun melirik perut Alice yang cukup besar meski usia kandungannya masih muda. Tubuh Alice yang pulih masih cukup terlihat sangat kecil, pasti akan sulit untuknya bergerak saat usia kandungannya mulai menginjak lima bulan.“Berapa usiamu?” Claud balik bertanya.Pandangan mereka saling bertemu, Alice tenggelam dalam sorot mata Claud Borsman yang pekat. Alice sudah terbiasa hidup dikelilingi orang-orang yan
Tangisan Eniko kian kencang, hatinya terguncang hebat oleh kata-kata yang tidak pernah sekalipun dia harapkan akan terucap dari mulut Theodor. Hidup Eniko berubah hanya dalam semalam, hatinya hancur seolah dunia disekitarnya runtuh tinggal debu. Eniko tidak pernah seputus asa ini dalam hidupnya hingga dia tidak dapat melihat masa depan lagi.Eniko malu bila terus egois mengikuti kata hatinya untuk tetap mengejar Theodor. Pria itu pantas mendapatkan wanita yang sebanding dengannya, Eniko tidak ingin keberadaannya membuat Theodor malu.“Menangislah sampai semua sesak didadamu berkurang,” nasihat Theodor terdengar sedikit canggung. Ini untuk pertama kalinya dia melihat Eniko menangis, memeluknya lebih dulu dan ini untuk pertama kalinya.Menyadari situasi yang kini tengah tidak begitu baik, perawat yang mengurus Eniko memilih mundur secara perlahan dan pergi meninggalkan ruangan untuk memberi mereka waktu luang.Ruangan itu kini hanya terdengar tangisan dan pelukan hangat Theodor yang sec
Theodor mengusapkan telapak tangannya pada sisi celana, menyingkirkan keringat dingin yang mengganggunya. Dia gugup tanpa asalan, beberapa kali dia harus menarik napasnya agar mendapatkan sedikit ketenangan sebelum mengetuk pintu dan memberanikan diri untuk masuk ke dalam ruangan tempat Eniko dirawat.Dua langkah Theodor memasuki ruangan, pandangan Theodor langsung tertuju pada Eniko yang tengah duduk di ranjangnya, wanita itu memandangi jendela di depannya.Theodor melangkah dengan hati-hati sampai pada akhirnya Eniko menengok ke arahnya dan mereka terjebak dalam diam saling memandang satu sama lainnya.Napas Theodor tertahan di dada, melihat sisi wajah Eniko yang bengkak dan memiliki lebam cukup pekat hingga menghabiskan separuh wajah cantiknya, tangannya tepasang infusan dan dia mengenakan pakaian pasien.Mungkin butuh waktu beberapa hari agar lebam itu menghilang dari wajahnya.Dengan langkah yang berat Theodor mendekat dan berdiri di sisi Eniko yang tidak dapat mengalihkan pandan
“Mengapa Ayah membawanya kesini? Ayah tahu kan jika aku sangat membencinya.”“Aku juga tidak memiliki alasan apapun untuk dikatakan,” jawab Damian pelan.Damian tidak mengerti dengan alasan Claud yang mau datang menemui Alice, tidak seperti biasanya dia tertarik pada hal yang tidak menguntungkan. Anehnya, ada sesuatu yang tidak biasa dari Claud Borsman tunjukan, sepanjang perjalanan menuju Emilia Island, Claud hanya menanyakan kesehatan Hayes dan Alice, dia tidak membahas bisnis apapun.Hayes menghisap rokoknya, kepulan asap terlihat bergerak keluar dari mulutnya. Suasana hati Hayes telah dirusak oleh keberadaan Claud Borsman. “Jangan pernah coba-coba untuk mendamaikan aku dengannya, sekeras apapun Ayah berusaha, itu tidak akan berhasil,” peringat Hayes.“Aku tidak akan pernah memaksamu untuk memaafkan kesalahannya Hayes,” jawab Damian dengan nada menggantung. Dalam satu tarikan napas panjangnya Damian kembali berkata, “Hayes, selama ini, sebelum kau mengetahui kebenaran siapa diri
Wajah Claud Borsman berubah pucat, terkejut oleh sesuatu pertanyaan yang tidak pernah dia sangka. Claud Borsman terdiam membungkam kehilangan kata-kata untuk menjawab.Terlahir dari kelas bangsawan membuat Claud Borsman tebiasa dilayani dalam setiap hal, terbiasa menerima rasa hormat dari orang lain yang membangun jiwa angkuh di dalam dirinya.Keangkuhan itu membuat Claud Borsman tidak pernah meminta maaf dan bebas bertindak semaunya tanpa peduli itu benar atau salah, Claud Borsman tumbuh tanpa rasa penyesalan disetiap tindakan yang diambilnya karena dia menganggap setiap manusia yang terlibat dalam hidupnya sebatas objek sesaat.Claud Borsman sendiri tidak pernah tersinggung dengan kritikan tajam siapapun, dia terus berjalan di jalan yang menurutnya benar tidak peduli dengan halangan siapapun, karena siapapun yang berani menghalangi jalannya, Claud Borsman akan menyingkirkannya.Sekarang Hayes menutut maaf darinya?Apakah Claud Borsman bisa melakukannya? Apakah permintaan maaf akan s
“Sepertinya paman Damian sudah datang,” gumam Athur melihat sebuah mobil khusus telah terparkir di depan salah satu parkiran khusus resort.Athur menepikan mobilnya ke sisi. “Aku harus pergi memeriksa restaurant dulu.”Alice mengangguk dengan senyuman, gadis itu bergeser dan melangkah keluar ketika pintu disisinya sudah dibukakan oleh Hayes. Sementara Athur memutar balik mobilnya dan pergi meninggalkan tempat.Alice dan Hayes memasuki resort, sempat Hayes menanyakan kedatangan Damian dan menanyakan keberadaannya saat ini kepada seseorang yang menyambut.Resort yang dibangun sekitar satu tahun lalu itu akan segera diresmikan dalam waktu dekat karena pembangunan yang masih berjalan membutuhkan waktu satu tahun lagi.Jarang sekali mereka datang ke tempat ini meski sudah beberapa kamar yang tersedia, Alice dan Hayes lebih suka menghabiskan waktu mereka berdua di paviliun menjalani kehidupan yang sederhana. Hayes sesekali datang ke tempat ini untuk melakukan pertemuan dengan beberapa rekan