Share

7 NAGA BEREBUT RAGA
7 NAGA BEREBUT RAGA
Penulis: Author Dagelan

GEMPA BUMI.

Di rumah yang sangat sederhana, terdengar jelas suara dentingan piring bersama sendoknya. Seorang pria muda sedang menikmati sarapan berada di atas mejanya itu. Entah nasi goreng milik siapa yang pastinya langsung dimakan tanpa permisi. Pria muda itu bernama Davey. Seorang ahli waris dari Torres Groups.

Wajahnya sangat tampan bagaikan artis Korea. Hidungnya mancung, warna kulitnya putih bersih dan memiliki rambut sedikit panjang. Setelah makan Davey berdiri dan meninggalkan piring kotornya itu.

"Akhirnya perut ini jadi kenyang. Kak Luna kalau mau masak memang enak sekali." Davey memuji masakan Luna.

Tak lama matanya berkunang-kunang. Ia seakan melihat seorang pria yang memakai baju kerajaan kuno berasal dari Cina. Pria itu mendekatinya sambil membawa tombak naga.

Semakin lama pria tersebut mendekatinya. Ia menatap tajam ke arah Davey sambil berseru, "Siapa yang berani memanggil sang raja naga ketika sedang tidur panjang?"

Sontak saja Davey terkejut. Jarak antara dirinya dan pria tersebut sangatlah dekat. Bahkan saking dekatnya, kaki Davey tidak bisa digerakkan sama sekali. Raut wajahnya yang semula ceria menjadi sangat pucat. Tubuhnya kurus tersebut tidak memiliki tenaga lari dari pria tersebut.

Davey masih memandang wajah pria tersebut. Entah kenapa sang pria itu mengeluarkan taringnya sambil memintanya dengan nada tegasnya, "Hey... anak muda... Aku sangat menginginkan tubuhmu. Aku ingin bersemayam di dalam tubuhmu itu!"

"A... a... apa maksudnya?" Davey bingung ingin berkata apa.

Jujur Davey terkejut mendengarnya. Ia takut setengah mati karena pria itu adalah malaikat pencabut nyawa. Davey tidak bisa berkata apa-apa sambil meratapi nasib.

Pria itu memegang dan menarik kerah baju Davey. Ia tertawa seram hingga membuat Davey menelan salivanya dengan susah payah. Tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan sama sekali. Matanya mulai berkunang-kunang lalu....

Brukkkkkk!

Davey pingsan dan terjatuh. Pria tersebut tertawa semakin menyeramkan. Ia mengayunkan tombaknya berkali-kali seperti film action kolosal. Kemudian ia menancapkan ke lantai sangat kencang.

"Aku akan bersemayam di dalam tubuhmu. Karena tubuh ini memang tercipta hanya untukku." Pria itu tertawa terbahak-bahak.

Ketika menancapkan tombaknya, terjadi gempa bumi berskala 6.7 SR. Seluruh kampung bahkan seluruh kota merasakan guncangan itu selama dua puluh detik saja. Namun yang tidak habis pikir, gempa tersebut tidak bisa terdeteksi oleh badan pengawas gempa. Untung saja tidak terjadi kerusakan di berbagai tempat.

Seorang gadis manis berambut panjang dikucir dua masuk ke dalam rumah. Kepalanya pusing karena merasakan gempa yang cukup lama. Ia beruntung tidak berada di dalam rumah. Gadis itu memeriksa rumahnya dari luar hingga dalam.

Gadis itu bernama Luna. Setelah memeriksa keadaan rumahnya tidak terjadi kerusakan, Luna bersyukur. Akan tetapi Luna teringat dengan seorang pria tinggal bersamanya. Luna bergegas mencari keberadaan pria tersebut. Alangkah terkejutnya, pria itu pingsan. Tidak sengaja mata batin Luna melihat tombak sudah tertancap dengan gagah di dapurnya. Luna menggelengkan kepalanya lalu berkata, "Ini tidak mungkin kan! Ini tidak mungkin buat aku!"

"Tombak itu?" Seketika Luna merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Tak sengaja mata Luna menangkap piring kosong di atas meja. Sebelum kepergiannya, piring itu berisikan nasi goreng utuh. Kemudian Luna menoleh ke bawah. Ia tidak sengaja menemukannya dalam keadaan pingsan.

"Apakah Tuan muda memakan nasi goreng di atas meja tadi? Jika sampai memakannya, maka habislah aku! Duh bagaimana ini? Nasi goreng itu sudah aku beri mantra. Mana lagi mantranya salah pula. Aku ingin menyembuhkan tubuhku sedang tidak baik-baik saja ini. Malahan aku memanggil sang raja naga." Luna sangat cemas melihat keadaan Davey.

Luna berjongkok melihat wajah Davey yang pingsan itu. Tangan mungilnya memegang pipi Davey kemudian memukul-mukulnya dengan pelan. Luna memanggilnya supaya Davey bangun.

"Tuan muda.... Tuan muda... Bangunlah tuan muda," pinta Luna.

Hati Luna merasa gelisah tidak karuan. Harusnya Luna tidak sembarangan membaca mantra apapun. Tapi dirinya sudah terlanjur melakukannya.

Davey membuka mata dan menangkap keberadaan Luna. Ia bangun sambil menekukkan kaki kiri untuk menjadi sanggahan tangan kirinya. Bisa dikatakan Davey duduk seperti orang yang berada di lesehan.

"Tuan muda tidak apa-apa?" Luna bertanya dengan wajah tertunduk pucat.

"Aku tidak apa-apa!" Davey menjawab dengan tegas.

Sontak saja Luna terkejut. Entah kenapa Davey berubah menjadi seorang pria tegas dengan suara bariton. Luna mengerutkan keningnya lalu bertanya, "Sepertinya Anda bukan tuan muda?"

"Memang aku bukan tuan mudamu. Akulah raja naga yang telah kamu panggil. Sekarang aku akan hidup di tubuh ini hingga kekal," jawab pria itu.

Luna menatap wajah Davey sambil menggelengkan kepalanya. Baginya ini tidak mungkin. Sebab mantra yang diucapkannya membuat sang raja naga terbangun.

"Aku memang salah mantra. Aku kira mantra itu tidak terpengaruh sama sekali. Tapi hanya karena salah, kenapa mantra itu sangat manjur sekali?" Luna membatin sambil merasakan dadanya sesak.

Luna tidak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang? Ia tidak bisa menarik mantra tersebut dengan mudah. Ia bingung harus melakukan apa?

Beberapa saat kemudian, datanglah seorang gadis dengan wajah panik. Gadis itu mendekati Luna dan berjongkok di sampingnya. Sebenarnya gadis itu membawakan sebuah berita. Yang dimana berita tersebut menandakan ada bahaya besar.

"Akak," seru gadis itu.

Luna yang sehari tadi cemas baru menyadari. Ia menatap wajah sang gadis itu sangat panik. Bahkan kepanikannya bisa membuat dirinya bertambah cemas.

"Ada apa Mia?" Luna bertanya dan berharap tidak ingin mendengar berita buruk.

"Gawat akak! Para pengawal milik Bruno sudah mengetahui keberadaan tuan muda! Pagi tadi aku berada di warung kopi. Aku tidak sengaja mendengarkan beberapa orang yang sedang menikmati kopi ingin membunuh tuan muda." Mia menjawab dengan wajah sendu.

Luna tidak bisa berkata apa-apa. Ia bingung harus berbuat apa. Sekarang dirinya harus menghadapi dua masalah sekaligus. Yang satu masalahnya sang raja naga sudah bangun dari tidurnya. Satunya lagi cepat atau lambat akan ada serangan mendadak.

"Waduh, bisa gawat! Aku tidak akan mungkin mengatur strategi baru." Tiba-tiba saja otak Luna menjadi buntu.

"Apakah kita harus menghindarinya?" Mia memberikan ide.

"Sudah berapa kali kita pindah. Aku sendiri sudah bosan berpindah-pindah dari desa ke desa lainnya. Kenapa mereka bisa menemukan kita?" Luna sangat kesal kepada Bruno.

Mia mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Bahkan mereka pernah tinggal di pelosok pedesaan. Yang dimana desa itu tidak bisa disentuh oleh siapapun dengan mudah.

Davey menatap wajah Luna dan Mia yang cemas. Ia memegang tangan Luna sambil berkata, "Tenang saja, ratuku. Kita bisa menghadapi masalah ini bersama."

Luna dan Mia saling memandang satu sama lain. Kemudian dengan kompaknya, Mereka melihat Davey dengan intens. Jujur, mereka sangat syok mendengar kata ratu yang keluar dari mulut Tuan mudanya tersebut.

"Tuan muda, mengapa kamu memanggil kakakku ratu? Kami adalah penjagamu sekaligus pengawal yang disuruh kedua orang tuamu," protes Mia.

Davey tersenyum simpul hingga membuat mereka terkejut untuk kesekian kalinya. Mia tidak tahu kalau Davey sedang dirasuki oleh raja naga. Mia sendiri sangat bingung dengan keadaan seperti ini.

"Akak, sebenarnya Tuan muda kenapa sih? Dari tadi hanya diam saja. Jika kita berdiskusi, tuan muda selalu cerewet," tanya Mia.

Luna bingung harus menjelaskan dari mana. Ditambah Luna masih mencari cara supaya bisa menghindari dari pengawal Bruno. Namun ia terus-terusan mendesaknya.

"Ayolah akak... Tuan muda kenapa?" Tanya Mia.

"Dia!"

"Dimana Davey!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status