Seorang pria berkepala plontos sedang membawa senjata masuk ke dapur. Pria itu tidak sengaja menangkap Davey duduk di lantai sambil merayu Luna.
Luna dan Mia terkejut melihat pria berkepala plontos tersebut. Mereka tidak pernah terpikirkan kalau dirinya terjebak. Bayangkan saja, saat sang Tuan mudanya sedang tidak baik-baik saja, musuh sudah berada di hadapannya. Ditambah lagi, pria berkepala plontos itu membawa banyak pengawal."Ini akak orangnya yang tadi merencanakan akan menangkap tuan muda." Mia sengaja mengeraskan suaranya."Wait?" Luna berdiri kemudian mendekati Mia."Oh jadi orang ini? Ya... Aku tahu itu." Luna semakin gelisah karena tuan mudanya tidak sadar-sadar."Serang mereka! Bawa Davey ke Tuan Bruno." Pria itu berteriak dengan kencang.Luna hanya memutar bola matanya dengan malas. Gadis berambut panjang itu sudah mengetahui kebodohan pria berkepala plontas tersebut. Sebelum terjadi serangan, Luna memiliki informasi tentangnya."Serang! Serang! Enak saja kamu! Apa kamu nggak mikir kalau rumah ini rusak?" Luna berteriak balik hingga membuat pria berkepala plontos itu ketakutan.Memang yang namanya makhluk terkuat di bumi ini adalah kaum hawa. Banyak sekali pria ataupun makhluk hidup lainnya tunduk saat kaum hawa sudah mengeluarkan taringnya. Apalagi kalau kaum hawa tersebut sedang datang bulan. Bisa-bisa emosinya meledak tidak terkontrol.Mengingat bonus yang dijanjikan oleh Bruno sangat besar, pria berkepala plontos itu tidak memperdulikan Luna. Ia meminta para pengawalnya menyerang rumah yang disewa Luna. Penyerangan itu tidak dapat dihindarkan. Luna dan Mia benar-benar kebingungan. Disebabkan kedua kakak beradik itu, tidak membawa senjata apapun."Apa-apaan ini?" teriak Luna yang tidak terima dengan kedatangan mereka."Serahkan tuan mudamu! Kau kami lepaskan dengan selamat!" teriak pria berkepala peluntas itu dengan lantang.Teringat ada sebuah teflon di atas kompor. Kebetulan teflon itu masih panas. Luna segera mengambil teflon sambil berteriak, "Bawa tuan muda! Aku segera menyusul kalian!"Luna memerintahkan Mia segera membawa Davey. Dengan cepat Mia menarik tubuh Davey. Namun Davey malah asik dan tersenyum melihat penyerangan tersebut."Ayolah tuan muda, janganlah seperti ini. Kita harus pergi dari sini." Mia berjongkok sambil merayu Davey.Bukannya berdiri, Davey malah asik melihat Luna siap-siap menyerang balik. Lebih kocaknya lagi, Davey mengomentari gaya bertarung para pengawal pria berkepala plontos itu. Alhasil Mia menjadi bingung dengan Tuan mudanya."Mereka dari mana asalnya? Bisa-bisanya ilmu bela diri mereka sangat payah!" Davey mengejek mereka secara terang-terangan.Luna menyerang para pengawal tersebut. Meski dirinya memakai teflon, Luna dengan lihai bisa melayani mereka penuh senyum liciknya. Banyak jurus-jurus yang dikuasai Luna. Salah satunya adalah Misteri Teratai Di Lereng Gunung."Kalau kalian tidak mundur dalam waktu beberapa menit saja! Aku yakin kalian akan meregang nyawa sekarang juga!" Meski bertarung Luna mengancam mereka.Mereka hanya tertawa terbahak-bahak. Mereka meremehkan senjata Luna. Akan tetapi mereka tidak tahu, kalau senjata tersebut sangat ampuh jika mengenai kepala.Benar saja, Luna memukul salah satu pengawal tersebut mengenai kepala. Meski tidak cukup kuat, pengawal tersebut merasakan pusing berkunang-kunang. Bukan berarti sang pengawal tersebut tidak sarapan terlebih dahulu. Tak lama pengawal itu langsung pingsan dan menghembuskan nafas terakhirnya."Tuh kan, sudah kubilang apa? Sekarang lihatlah pengawalmu itu tewas!" Luna mengayunkan teflon tersebut. Lalu salah satu pengawalnya berteriak minta ampun."Ampun!" teriak pengawal itu karena sudah dari tadi sudah merasakan pukulan teflon maut tersebut.Melihat salah satu pengawalnya tewas, pria berkepala plontos tersebut bergegas menarik mereka. Pria tersebut tidak ingin ada mayat bergelimbangan. Mereka akhirnya pergi meninggalkan Luna."Eh, bawa dulu mayat temanmu itu! Aku nggak mau ngurusin mayat seperti ini! Bilang sama Bruno, jika sampai mengirim pengawal secara terus-menerus, Aku yang akan membakar markas terbesarnya itu!" Luna menatap tajam dengan penuh amarah.Sebelum pergi mereka membawa mayat temannya itu. Luna hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia berpikir kalau orang suruhannya Bruno memang tidak berguna sama sekali."Kenapa mereka pergi?" Wajah Davey berubah memelas.Sontak saja Mia terkejut. Mia tahu Kalau tuan mudanya tidak suka melihat orang-orang sedang bertengkar. Mia sendiri bingung kemudian matanya melihat ke arah Luna."Akak, tuan muda sekarang berubah! Tuan muda tidak mau pergi dari sini," ucap Mia sambil menunduk ketakutan.Luna mengusap wajahnya dengan kasar. Dirinya frustasi sebab tuan mudanya tidak mau pergi dari sana. Ia takut mereka akan membawa Tuan mudanya ketika lengah."Tuan muda, kenapa kamu tidak ingin keluar dari sini?" Luna berubah menjadi lembut.Davey mengacungkan jempol ke arahnya. Ia tersenyum bahagia melihat Luna berhasil mengusir orang-orang tersebut. Jujur, Luna tidak suka itu. Luna ingin sekali menghajar Tuan mudanya sekarang juga.Tapi apa mau dikata? Sang Tuan mudanya tersebut berdiri dan mendekati Luna. Davey sedari dulu tidak menyukai Luna, tiba-tiba saja tangannya memegang tangan mungil Luna. Bahkan Davey ingin memeluk Luna saat ini juga."Oh ratuku, kamu tidak berubah ya? Kamu hanya berubah casing-nya saja." Davey memuji kehebatan Luna.Luna kesal. Ingin marah percuma saja. Lagian kalau marah juga, Davey tidak pernah memperdulikannya. Yang lebih parahnya lagi, Davey memilih tidur atau memancing."Akak," seru Mia. "Kenapa dengan tuan muda?"Luna menatap langit-langit. Ia bingung harus menjelaskan dari mana awalnya. Ia mulai mengingat ketika dirinya belum pergi ke warung. Namun ingatannya itu seakan hilang. Luna berusaha mencoba mengingatnya kembali."Aku kan tadi selesai memasak. Aku lupa kalau kopinya tuan muda habis. Terpaksa Aku tinggalkan pergi ke warung terlebih dahulu. Nasi goreng yang dibuat sengaja aku tinggalkan di meja. Sebelum pergi aku membaca mantra. Tanpa kusadari aku salah mantra. Aku ingin menambah kekuatan tubuhku. Beberapa hari yang lalu aku tidak mengikuti ritual bulan purnama. Saat pergi ke warung, aku teringat mantra tersebut. Aku terkejut dan berharap tidak ada orang yang memakannya. Setelah membayar belanjaanku semuanya, aku bergegas pulang ke rumah. Aku melihat tuan muda pingsan. Makanan di atas meja pun lenyap dimakan tuan muda." Luna menceritakan awal mula sang Tuan mudanya berubah total.Mia matanya melotot ke arah Davey. Ia tidak percaya kalau Tuan mudanya berubah total. Mia berharap akan ada keajaiban supaya Davey cepat sembuh.Tiba-tiba saja Davey bangkit kembali. Davey sangatlah marah terhadap penghuni baru di raganya itu. Davey meminta orang tersebut pergi dari raganya."Eh Tuan, pergilah dari tubuhku. Aku merasa sesak dengan ragaku ini," ujar Davey."Sebentar Kak, memangnya Kakak membaca mantra apa?" Mia tidak mendapatkan penjelasan dari Luna."Pemanggilan raja naga yang sudah disegel," jawab Luna.Tubuh kedua gadis itu melemas. Masalah satu, Davey dikejar-kejar sama para pengawal Bruno belum selesai. Sekarang tambah lagi satu. Mereka pusing harus berbuat apa? Inilah yang membuat kedua gadis itu tidak bersemangat menjalani hari kedepan."Apakah kita akan seperti ini terus? Apakah kita akan terjebak dengan orang suruhannya Bruno? Apakah yang merasuki tubuh tuan muda adalah raja naga?" Mia bertanya bertubi-tubi hingga membuat kepala Luna pusing.Secara brutal mereka menyerang Cheng. Kali ini Cheng tidak melawan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan kekuatan bertahan dalam serangan brutal itu. Bahkan dirinya tidak akan berubah menjadi seekor naga."Untung saja aku mempelajari ilmu ini sedari kecil. Serang saja sesuka hati kalian. Jika kalian sering-sering menyerangku akan ada level tertinggi yang aku dapatkan. Kekuatanku semakin meningkat. Akan membuka segel kekuatan abadiku." Cheng mengejek mereka satu persatu.Tanpa mereka sadari semakin lama kekuatan Cheng semakin bertambah. Tubuh Cheng merasakan ada sesuatu yang tidak pernah dirasakannya. Aliran darahnya semakin deras seperti sungai yang mengalir. Bahkan Cheng mulai tidak nyaman dengan kondisi tubuhnya."Argh... Sial! Ternyata pelepasan segel tidak seindah yang aku bayangkan!" geram Cheng.Luke dan pria itu bingung dengan Davey. Karena para pengawalnya masih saja berusaha merobohkan Cheng. Mau tidak mau Luke melihat pria itu. "Yamato sebaiknya kamu saja yang merobohkan anak si
"Kalian tidak akan pernah tahu dengan jawaban sesungguhnya. Soalnya kalian akan pergi ke neraka malam ini juga. Ingatlah sifat kesombongan kalian akan hancur! Dan kekuasaan kalian akan berakhir malam ini!" Cheng berkata dalam hati. Di tempat sepi itu sudah ada banyak para pengawal Cheng. Mereka memang tidak menampakkan diri terlebih dahulu sebelum perintah dari sang raja naga. Mereka berkumpul seakan-akan kehilangan arah. Bahkan mereka lupa atas perintah pria tersebut.Luke dan pria itu telah tiba di tempat lokasi. Mereka menyuruh para pengawalnya mencari keberadaan Luna maupun Mia. Namun pengawalnya itu tidak menurut. Bisa dikatakan pengawal itu menjadi linglung seperti orang gila. Dengan cepat pria itu menyadarkan mereka. Alhasil mereka sadar dan melihat di keadaan sekitarnya. Semuanya itu memang ada campur tangannya Cheng. Saat bertapa Cheng sengaja merencanakan sesuatu. Dan kali ini ia tidak pernah mengatakan kepada Luna maupun Mia. "Maafkan aku ratuku dan selirku. Aku hanya bi
"Mereka berada disini. Mereka akan menjemput kematiannya masing-masing. Nyonya tenang saja mayat mereka akan kami kirimkan ke mansion Dave," jawab Luke. "Laukanlah segera. Aku tidak mau kamu gagal!" perintah Sani. Sani memutuskan sambungan teleponnya. Ia tersenyum smirk uuseakan mendapatkan angin segar. Sani benar-benar ingin menghabisi mereka satu persatu. Tokyo, Jepang. Malam yang cerah di Tokyo. Cheng mengambil tabnya dan melakukan sebuah transaksi. Davey yang penasaran langsung mendekat. Ia melihat Cheng serius ahli memakai tab tersebut. "Hmmp, sepertinya kamu sudah ahli memakai tab ya?" ledek Davey. "Aku berupaya mencuri uang Luke," jawab Cheng. Mata Davey membulat sempurna. Bagaimana bisa Cheng mencuri uang Luke? Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. "Ah, ada-ada saja kamu ini. Apakah bisa seiorang raja naga mencuri uang manusia?" tanya Davey. "Jawabannya bisa," jawab Cheng sambil tersenyum karena berhasil mengambil uang itu. "Cek di rekeningmu!' Luna dan Mia ma
Mata Davey membulat sempurna. Ia tidak bisa membayangkan satu company itu berapa? Ia mulai menghitung berapa orang yang ikut dalam penyerangan. "Kurang lebih lima ratus orang." Mia menebak berapa orang yang ikut dalam penyerangan itu. "Itu benar. Kita nggak akan bisa mengalahkan mereka. Bayangkan lima banding lima ratus orang. Yang pastinya kita kalah jumlah," jelas Panos. Mereka sangat khawatir terhadap penyerangan itu. Mereka bingung harus membuat strategi apa. Sebab orang yang dihadapi bukanlah orang kaleng-kaleng. Luna membaca lagi profil tentang mereka. Luna menarik rambutnya karena frustrasi. "Apakah kita nggak bisa melaporkan ke aparat setempat?" Darius memberikan sebuah ide. "Nggak ada yang bisa melakukannya. Pihak aparat disini sangat takut jika melawan mereka. Mereka adalah ninja assassin. Tanpa sepengetahuan korbannya mereka menyerang peran namun mematikan. Banyak kejadian yang membuat pihak aparat mundur ketika melawan mereka." Luna menjelaskan secara detail tentang k
Mata Luna juga terkejut ketika mengetahui orang itu sebenarnya. Luna memberikan ponselnya Mia sambil menarik nafasnya dalam-dalam. "Kamu kenapa? Sepertinya kamu memiliki beban hidup yang sangat berat." Darius berkata asal. "Beban hidupku nggak seberat kamu. Dia adalah ketua Yakuza klan Tetsuya. Dia memang adalah pria misterius. Sangking misteriusnya identitas sebenarnya tidak bisa dilacak oleh siapapun. Untung saja ada website tersembunyi. Kita bisa mengakses itu dengan mudah," jelas Luna. "Jadi?" Beberapa saat kemudian Davey keluar. Ia membawa ponsel dan mengarahkan ke mereka semua. Mereka dapat melihat jelas Alina dan Dave sedang mengajak video call. Mereka terdiam dan tidak berani membahas masalah ini. "Apakah kalian sudah sampai ke apartemen?" tanya Dave."Kami sudah sampai beberapa jam yang lalu. Apartemennya cukup nyaman ayah," jawab Luna asal. Alina dapat melihat jelas kalau mereka tidak baik-baik saja. Seakan-akan wajah mereka seperti ketakutan. Alina merasakan ada sesua
Mia sangat bersemangat ingin melakukan penyelidikan. Mia menarik tangan Luna lalu menghilang. Menatap kedua gadis yang telah pergi Davey kebingungan. Ia segera berlari tergesa-gesa demi mengikuti Luna.Sang raja naga telah masuk ke dalam tubuh Davey. Cheng memanggil mereka agar berhenti. Luna maupun Mia menoleh ke belakang. Mereka tersenyum sambil menggandeng Davey. "Kenapa kamu nggak di kamar saja?" tanya Mia. "Aku bukan Tuan mudamu," jawab Cheng. Terpaksa Mia mengajak Davey mengejar Luke. Diam-diam Cheng melacak keberadaannya. Cheng memberitahukan dimana Luke berada. Cheng menyuruh mereka pergi ke restoran itu sebagai petunjuk pertama. Kedua gadis itu menurut dan langsung menuju ke restoran itu. Saat masuk mata tajam Luna seakan memberikan isyarat. Matanya menyapu seluruh ruangan tersebut. Hingga Luna menemukan Luke bersama pria berbaju hitam itu."Kalian disini saja. Aku saranin kalian pesan minuman saja terlebih dahulu. Jangan mendekat ke area sana. Kamu tahu pria berbaju hitam
''Dia adalah rival dari Mark Torres. Ia memang sengaja bekerjasama semenjak Torres Group sukses," jelas Tan. "Berarti?" tanya Tse. "Di belakang Sutiyono masih ada lagi. Bisa dikatakan mereka adalah partner yang bisa menjegal perusahaan yang sedang berkembang. Kamu tahu apa maksud aku," jelas Tan. Perhitungan Tse ternyata salah. Ia sudah bekerja sama dengan Zhang untuk membuat Sani masuk ke dalam penjara. Namun semuanya itu hanya sia-sia. "Lalu bagaimana dengan Sani?' tanya Tse. "Kamu bisa meminta Helena membuat berita besar dan menyebarkan ke seluruh awak media dan media sosial. Nanti makhluk hidup yang berada di bumi ini mengetahui kebusukan Sani," jelas Tan. Tse baru sadar akan rencana Tan. Bagaimanan bisa ia melupakan rencana sebesar itu? Lalu Tse tersenyum konyol dan berteriak kegirangan. Beberapa mobil pihak aparat sudah mendekat. Mereka melihat mansion Sani yang tampak mewah. Namun matanya tertuju ke beberapa mayat yang berada di tanah. Mereka terkejut dan langsung melihat
''Kita pernah bertemu saat kalian melakukan perjalanan ke masa lalu," jawab Helena. Alina ingat akan pertemuan pertama kalinya dengan Helena. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Berkat Helena dirinya tidak menjadi korban pembantaian. "Terima kasih," ucap Alina. "Tidak menjadi masalah. Maaf aku masuk ke dalam ragamu karena perintah Tuan Tse." Helena tidak ingin melihat Alina marah. Alina tidak merasa marah. Berkat kedatangan helena dan Tse mereka masih hidup. Helena mengajak Alina duduk. Disana mereka bercerita apapun itu. Sedangkan Tse sudah keluar dari tubuh Davey. Ia langsung memandang wajah Dave dengan lega. Tse sangat bersyukur bisa menyelamatkan Dave dengan cepat. "Maafkan aku karena datang terlambat," ucap Tse. "Enggak jadi masalah buat aku. Kalau tidak ada kamu kemungkinan aku sudah menjadi mayat," ujar Dave memaafkan Tse. Kali ini Dave terbantu dengan kehadiran Tse. Andai saja ia tidak datang, kemungkinan dirinya sudah tidak bernyawa. Tse
Dave terkejut dan menatap Alina. Alina membuka laci meja lalu mengambil air softgun. Alina melemparkan ke arah Dave. Dengan cepat Dave mengambilnya. Dave meminta Alina berada di belakang. Dave mulai mengendap-endap bak pencuri. Mereka perlahan keluar dari kamar. Tiba-tiba saja seluruh lampu mansion gelap. Alina sangat ketakutan. Alina tahu kalau mansion ini terkena serangan mendadak. "Cari Dave!" teriak suara pria lantang. "Kalau bisa bunuh di tempat!" titah pria itu. Orang-orang yang tidak kelihatan langsung menyebar mencari keberadaan Dave. Mereka mengobrak-abrik tempat itu. Satu persatu ruangan dibuka demi menemukan Dave. Dave berusaha tetap tenang. Ia tidak ingin panik untuk membuat Alina ketakutan. Tak lama Tse bersama Helena datang. Mereka mengangguk dan masuk ke dalam tubuh sepasang suami istri itu. Alina yang tidak pernah kemasukan roh apapun seakan tubuhnya melemah. Helena segera mengontrol tubuh Alina supaya tidak jatuh. Hanya membutuhkan beberapa detik Helena bersama