Share

Memulai

2|Memulai

Kendaraan mobil, motor, begitu juga beca dan andong kian padat di setiap sudut kota, orang-orang berlalu lalang terlihat sibuk dengan urusannya masing-masing. Kini sosok lelaki itu tengah ada diantaranya.

  Dante sudah sampai di pusat kota dengan membawa tas ransel yang cukup besar, ia melihat sekeliling dan mencoba mengamati apa yang kini ia lihat.Ia terlihat tidak terbiasa dengan suara berisik kendaraan dan polusi udara yang tidak sejernih di tempatnya berasal. Bagaimana tidak merasa aneh, setiap hari ia hanya melihat pohon yang rimbun hijau dan orang –orang kebanyakan masih menggunakan sepeda dan andong sebagai akomodasi pertama.

Dengan segala kebingungannya ia tetap  mengambil langkah yang pasti bahwa tidak ada penyesalan atas apa yang dia pilih, ia harus berjuang kini ataupun nanti.

Dante POV

“Aku sangat merasa asing dengan tempat ini semuanya terasa berbeda tetapi kini aku tidak boleh mengambil langkah mundur. Aku yakin Tuhan akan senantiasa memberi jalan kehidupan untukku.”ucapnya dalam hati.

Setelah memberi semangat untuk dirinya sendiri ia pun bergegas pergi  mencari rumah untuk dia tempati, tak jarang ia bertanya kepada orang-orang apakah ada rumah untuk disewakan walau hanya sepetak kecil rumah pun ia tak keberatan.

Singkat cerita, setelah berjam-jam ia mencari dan bertanya kesana kemari akhirnya ia menemukan hunian yang pas untuknya dengan harga sewa yang murah namun hal itu tentu berbanding lurus dengan keadaan rumah sewa tersebut.

Rumah itu sangat kumuh hanya terdiri dari 1 kamar dengan keadaan yang lembab serta kamar mandi luar yang dipakai bersama dengan penghuni yang lain.

“Wah, sangat berbeda jauh sekali dengan rumahku dan bapak, disana sangat asri tidak sumpek dan panas seperti ini” ucap Dante disertai hembusan nafas yang berat.

Walaupun begitu Dante tetap bersyukur setidaknya ia mendapatkan tempat tinggal dengan harga sewa yang murah. Kemudian Dante merapikan kamar, lalu ia terbaring lemas karena hari ini begitu berat setelah pergi empat jam perjalanan dan mencari hunian yang memakan banyak waktu juga ia sampai lupa untuk mengisi perutnya, mau tidak mau ia harus bergegas keluar rumah untuk mencari makanan. 

“Memang tinggal di kota sangat berbeda yah... bahkan setelah larut malam pun masih banyak orang-orang, biasanya aku hanya mendengar suara jangkrik dan tokek ketika malam hari”

 Setelah membeli makanan ala kadarnya, Dante memutuskan untuk kembali ke kossan karena ia amat sangat lapar. Dia bergegas mengisi kekosongan perutnya, karena demi apapun di kampung ia tidak pernah merasa kelaparan, ayahnya selalu menyiapkan makanan untuknya. Setelah merasa kenyang ia lalu tertidur pulas.

  Matahari terbit mulai masuk kedalam celah-celah jendela tempat ia sedang terbaring pulas, begitupun angin pagi yang terasa menusuk kulit, kini sosok lelaki tersebut akhirnya terbangun dari tidurnya. Sambil mengumpulkan kesadaran penuh ia berpikir untuk segera mendapatkan pekerjaan. Di pagi yang dingin itu ia dengan bersemangat merapikan diri dan pergi untuk menjemput rezekinya.Walaupun ia masih mempunyai tabungan bahkan modal untuk membuka toko tembikar namun ia merasa belum siap mental untuk membuka usahanya sendiri.

  Matahari kian terik, keringat memenuhi sekujur tubuhnya dan pemuda itu masih saja mencari pekerjaan untuknya. Langkah demi langkah ia pijaki namun seperti mencari jarum pada tumpukkan jerami yang nihil tak membuahkan hasil. Di penghujung sore itu Dante memutuskan untuk pulang kembali ke kossan dan ia akan memulai mencari pekerjaan kembali pada esok hari.

"Rupanya tidak seperti yang ku kira, mencari pekerjaan saja susah apalagi hidup berkembang disini" ucap Dante mengeluh.

  Seperti angin segar yang menerpa tubuhnya, ketika ia sedang dalam perjalan pulang di sebuah lorong jembatan ia melihat kertas selebaran yang di tempel pada dinding tembok, lalu ia berhenti sejenak dan membaca selebaran tersebut.

" Dibutuhkan segera pekerja penuh waktu berusia 18 tahun ke atas minimal pendidikan SMP sederajat pada bagian gudang Toko Glosir Surya" ucap Dante membaca selebaran tersebut.

"Syukurlah ternyata masih ada kesempatan untukku hidup berjuang dikota ini"

  Dante pulang dengan langkah dan harapan yang baru, ia berharap bisa diterima menjadi pekerja di toko glosir tersebut. Singkat cerita ia bangun keesokkannya dan pergi mendatangi lowongan kerja tersebut. Setelah perjalanan yang cukup jauh, akhirnya ia sampai di toko tersebut. Ia menghampiri seseorang di toko sana.

"Permisi Pak, apakah benar toko ini sedang membutuhkan pekerja?"  tanya Dante

"Benar Mas, Saya sendiri pemilik toko ini" 

"Pak apakah saya boleh bekerja disini?"

"Tentu boleh mas toh saya memang membutuhkan pekerja, mulai hari ini mas boleh kerja disini" jawab beliau antusias

"Syukurlah Pak, terima kasih banyak"

 Hari ke hari Dante lalui dengan bekerja di toko Glosir tersebut. Walaupun amat sangat capek karena ia bekerja dibagian distribusi beras, terigu dan lainnya, sehingga hampir tiap hari ia harus memikul barang-barang yang sangat berat itu.

 Hingga insiden yang tidak disangka pun terjadi, ia mengalami kecelakan dalam pekerjaan nya. Ketika itu ia hendak mengantar barang-barang pokok dan mendistribusikannya menggunakan mobil pick up jadul, namun di jalan ia bersama partner kerja mengalami kecelakan di karenakan mobil itu tidak berfungsi dengan baik rem nya blong saat itu. Kalut karena panik Dante lalu spontan membanting stir mobil menuju pinggir jalan dan menabrak sebuah pohon dengan terpaksa, tak disangka hal itu berdampak fatal karena mobil oleng ke sisi kiri dan barang-barang terlempar kebawah tanah sehingga barang distribusi tersebut hancur berserakan disertai tubuh ia dan rekannya yang juga terluka.

Alhasil ia dipecat dari pekerjaannya karena insiden itu sangat fatal ia dipermalukan didepan banyak orang karena tidak becus melakukan pekerjaannya, bos sangat marah  karena toko mengalami kerugian dan Dante tidak bisa mengganti kerugian tersebut dan pada akhirnya ia di depak oleh si bos toko itu.

Saat itu ia kembali menyerah, bahkan belum genap sebulan ia tinggal di pusat kota Dante ingin kembali saja ke desa dan hidup damai lagi dengan Ayahnya. Ternyata menjadi dewasa itu merupaka hal yang sulit menurutnya.

Dengan perasaan putus asa dan langkah yang gontai ia pergi untuk mencari telepon umum dan berniat menghubungi ayahnya. Tetapi di perjalan pulang Dante bertemu dengan sepasang pria dan wanita sedang duduk selonjoran dibangku halte dan melihat Dante dengan penuh penasaran.

Pria dan wanita tersebut berpakaian urakan khas anak jalanan. Kemudian kedua orang itu berjalan menghampiri Dante. Pikiran buruk sudah berkecamuk dalam dirinya, sudah sial dipecat dari pekerjaan lalu ia akan di palak oleh pereman sungguh ironis menurutnya. Namun tak disangka kedua orang itu menawarkan sesuatu yang menarik.

Tawaran itu sungguh membuat Dante menjadi penasaran. Lalu apakah ia akan menerima nya atau tidak?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
alanasyifa11
waah aku suka sama main chara yang kayak gini ngga sabar buat baca semua ceritanya~ btw author gaada sosmed kah? aku pingin follow
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status