Share

Penasaran

3| Penasaran

  Galen dan Flow ialah sosok lelaki dan wanita yang menghampiri Dante tempo hari. Galen adalah sosok lelaki dengan postur tubuh yang kurus dan berambut kribo, lalu Flow adalah sosok wanita berambut pendek dengan postur tinggi kurus dan sedikit tomboy penampilannya.

Kembali pada malam itu, ketika ia hendak mencari telepon umum untuk menghubungi Ayahnya, ia di kagetkan dengan sepasang muda-mudi dengan penampilan urakan yang tiba-tiba menghampiri Dante malam setelah ia dipecat dari pekerjaanya. Dengan perasaan yang was-was Dante mencoba bersikap berani ketika mereka menghampiri Dante.

"Hai pemuda, saya liat anda sedang kesusahan. Adakah yang dapat kami bantu?" ucap Galen dengan ramah.

" Sebenarnya mereka orang baik atau bukan sih, nampaknya mencurigakan" ucap Dante dalam hati.

"Halo,apakah kamu mendengar kami?" Ucap Flow mencoba menyadarkan Dante yang kebingungan.

"Maaf, saya hanya sedang mencari telepon umum di sekitar sini" Dante menjawab.

"Oh telepon umum berada di ujung jalan sana dekat halte bus, apakah kamu bukan berasal dari sini?"

"Iya saya berasal dari daerah lain,saya baru 3 minggu tinggal disini. Saya berniat mencari pekerjaan di kota dan mencoba peruntungan disini" ucap Dante mulai ramah.

 Setelah pertemuan singkat itu, Galen dan Flow menawarkan pekerjaan yang tidak pernah Dante bayangkan sebelumnya.

"Jadi apakah kamu sudah mendapatkan pekerjaannya? tanya Flow

"Ironisnya saya baru saja dipecat beberapa jam yang lalu" ucap Dante.

"Wah sayang sekali... tetapi saya ada tawaran untukmu namun ini tidak bisa dibilang sebuah pekerjaan sepenuhnya, sedikit info saja saya dan wanita ini (Flow) tergabung bersama di dalam sebuah komunitas yang singkatnya membantu seseorang dalam banyak hal dan kita diberi upah sesuai kondisi klien kita" jelas Galen

" Saya tau ada banyak ke khawatiran dalam dirimu, tetapi kita sungguh bukan orang jahat, nanti kamu akan tahu sendiri jika kamu berniat bergabung dengan kami" ucap Flow

"Soal tawaran itu bolehkah saya meminta waktu? Saya ingin tahu nama kalian dan adakah nomor yang dapat saya hubungi nanti?" ucap Dante

"Perkenalkan saya Galen berusia 27 tahun dan wanita ini bernama Flow gadis tomboy tetapi dia perempuan tulen kok" ucap Galen diselingi guyonan

"Apakah kamu sudah bosan hidup kak?" bentak Flow 

"Saya hanya becanda flow tolong dewasalah sedikit ish..?"

"Perkenalkan juga nama saya Dante" ucap Dante langsung menengahi.

"Ah iya, maaf yah Dante kita tidak serius bertengkar kok,dia memang si pria tua yang menyebalkan. Oh ya, dan ini nomor yang dapat kamu hubungi jika berminat bergabung dengan kami" ucap Flow sambil menulis nomornya di secarik kertas.

"Saya harap kamu dapat bergabung dengan kami Dante" ucap Galen penuh harap

"Terima kasih atas tawarannya nanti akan saya hubungi kembali" jawab Dante

"Sama-sama Dante" ucap Galen

  Malam itu Dante termenung dan memikirkan apa harus ia menerima tawaran tadi, ia masih bingung terlebih lagi kedua orang itu cukup misterius dan tidak berusaha lebih spesifik menjelaskan mengenai tawarannya. Dante banyak berpikir bukankah kedatangannya ke pusat kota bukan hanya bertujuan mencari uang tetapi ia juga harus mencari pengalaman. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya ia memutuskan untuk menerima tawaran kedua orang asing tadi, siapa tahu tawaran itu merupakan sebuah peruntungan yang baik baginya.

  Di tempat lain, Galen dan Flow masih saja membicarakan pertemuan mereka dengan Dante. Entah mengapa kedua orang itu sangat yakin untuk memilih Dante menjadi bagian dari mereka.

  Seperti biasa pagi pun datang pemuda tampan itu sudah siap menjalani hari-harinya. Berbeda dengan pagi kali ini Dante sudah bergegas pergi mencari wartel karena dia akan menerima tawarannya dan menghubungi gadis tomboy yang ia temui semalam. Seraya memakan roti yang ia beli di warung tadi, tak berlangsung lama akhirnya Dante menemukan sebuah wartel.Ia memasukkan beberapa koin dan menekan nomor yang ia lihat di secarik kertas tersebut. Tak berlangsung lama kemudian telepon tersambung di ujung sana.

"Halo dengan saya Flow. Ada yang dapat saya bantu?"

"Halo Flow, saya Dante yang semalam mengobrol dengan kalian"

"Oh Dante...jadi bagaimana keputusan mu apakah mau bergabung dengan kami atau tidak?"

"Mengenai hal itu saya akan menerima tawaran kalian" jawab Dante

"Wah Syukurlah kalau begitu. Dante apakah Siang ini kamu bisa langsung mendatangi kami?"

"Tentu saja bisa! Boleh kamu sebutkan alamatnya di mana?" tanya Dante

" Kamu bisa datang ke alamat xxx, kalau dari tempatmu hanya perlu menaiki bus dengan satu kali pemberhentian di halte berikutnya blablabla" jelas Flow panjang lebar.

 Dante pun berbegas mengemas pakaian secukupnya dan pergi ke tempat yang telah diberi tahu oleh Flow. Bus pun kini berjalan, sembari merenung ia berpikir semoga saja keputusan ini baik untuknya. Singkat cerita ia telah sampai di alamat yang telah Flow sebutkan. Kini ia berdiri di sebuah gedung yang telah usang dan seperti tidak terurus, Dante bingung apakah ini alamat yang benar, apakah flow tidak salah memberinya alamat, mengapa ini seperti tak berpenghuni.

  Tak jauh dari tempat Dante berdiri,Galen dan Flow melihat pemuda tampan itu lalu dengan cepat menghampirinya di selingi teriakan memanggil nama Dante. Ia menengok ke arah suara dan rupanya ia tidak salah alamat. Kedua orang tersebut menyambut Dante dengan antusias.

"Akhirnya yang kami tunggu datang juga" ucap Galen

"Apakah sulit menemukan tempat ini?" tanya Flow 

"Tidak terlalu sulit tetapi sempat ku kira bukan ini tempatnya karena seperti tidak terawat" jawab Dante frontal

"Memang gedung ini sangat kotor kalau terlihat dari luar haha" jawab Flow

"Ayo kita masuk, kita bicara di dalam saja karena ada yang menunggumu juga Dante didalam sana" ucap Galen membuat penasaran

  Kemudian kedua orang itu mengajak Dante memasuki gedung. Ia cukup kaget karena didalam gedung tersebut sangat bersih dan terawat. Sembari melihat sekeliling Dante melihat begitu banyak anak kecil yang berlalu lalang sedang bermain dan ada juga beberapa lansia yang sedang bercengkrama bersama. Oleh Galen dan Flow ia diarahkan pada sebuah ruangan di lantai atas. Ketika pintu itu terbuka terlihat sosok wanita tua seperti berumur 50an awal dengan rambut panjang yang beruban dan masih terlihat cantik pikir Dante saat itu. Atas perintah Galen ia segera memperkenalkan diri pada wanita tua itu.

"Halo Bu, perkenalkan saya Dante" ucapnya sembari mengulurkan tangan

"Senang bertemu denganmu Dante, kamu bisa panggil saya Bu Han" jawabnya menerima jabatan tangan Dante.

  Kesan pertama kali bertemu dengan Bu Han Dante merasa wanita tua itu sangat misterius dan tanpa ekspresi di wajahnya, namun ia tidak ambil pusing toh Bu Han masih berbalik menyapa nya.

Kini Bu han berbalik menanyai Galen dan Flow

"Jadi pemuda itu yang kalian temui tempo hari?" tanya Bu Han kepada Galen dan Flow

"Iya Bu,kita bertemu tidak sengaja dan lalu berbincang, hingga saya dan flow mengajaknya untuk bergabung dengan kita Bu,tampaknya Dante sedang kebingungan mencari pekerjaan" jelas Galen panjang lebar.

"Apakah kalian yakin pemuda itu sanggup bergabung dengan kita?"

"Saya yakin Bu, tetapi kita lihat saja nanti" jawab Flow sembari melirik Dante

  Dante merasa aneh, mereka membicarakannya tanpa menganggap kehadiran Dante yang berdiri di sana mendengarkan semua yang mereka katakan.

"Apakah aku patut dicurigai?" ucap Dante dalam hati

"Baiklah kalau begitu, sekarang ibu akan langsung menjelaskan mengenai kegiatan kita kepada nya" tegas Bu Han.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status