Share

A Billionaire Bodyguard For The Supermodel
A Billionaire Bodyguard For The Supermodel
Penulis: The Lucky

Skandal sang Supermodel

Penulis: The Lucky
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-29 16:05:49

"Hei, kau sangat tidak becus menjagaku!" teriak Alessandra kepada pengawalnya yang baru berkerja dalam 2 bulan ini.

Ia mendengus kesal sembari berjalan dengan pengawalan ketat beberapa polisi.

Sorot tajam awak media tak luput mengikuti langkah kakinya dengan cecaran pertanyaan dari para wartawan yang tak menaruh empati.

Siapa yang tak kenal Alessandra Adelle Aro? Seorang supermodel yang lahir di negara Italia, tepatnya di kota Roma. Wanita berkulit putih dengan lesung di pipi kirinya itu sudah 3 tahun belakangan ini menghiasi layar kaca.

Namun malam ini Dewi Fortuna tak berpihak kepada supermodel dengan tinggi badan 178 cm itu.

Beberapa polisi menyergapnya yang sedang berada di hotel dengan seorang pria.

"Tadi saya sudah mengingatkan Nona," bela Mervile, bodyguard-nya.

Ia tadi sudah mengingatkan majikannya tersebut untuk hati-hati dan selektif menerima tawaran dari lelaki yang baru saja ditemui. Namun, dengan nada percaya diri majikannya itu berkata bahwa ini bukan pertama kalinya ia nyemplung di pekerjaan yang ia geluti.

"Kau meremehkanku? Aku berkecimpung di dunia entertainment ini bukan sehari dua hari! Sudah. Tugasmu hanya mengawalku saja. Selama aku di dalam kau berjaga di pintu ini sampai aku keluar!" ucap Alessandra tadi seraya masuk ke kamar hotel.

Mendengar perkataan bodyguard-nya, alih-alih menyadari kesalahannya, Alessandra justru semakin mendengus kesal.

15 menit berlalu kini Alessandra sudah berada di kantor polisi. Seorang polisi sedang mencecar pertanyaan kepadanya. Dan berkali-kali ia mendengus kesal karena polisi tersebut tidak percaya dengan ucapannya.

"Sudah saya bilang Pak, saya dengan lelaki itu hanya akan membicarakan kontrak kerja sama," tutur Alessandra dengan wajah kesal.

"Kenapa harus berdua di kamar hotel?" tanya polisi itu menyelidik.

"Ya ampun Pak, ya mana saya tahu. Itu memang permintaan dari pihak sana," jawab Alessandra dengan nada tinggi.

"Nona Alessandra! Atur nada bicara Anda. Ini kantor polisi. Bukan ..." Belum selesai polisi itu merampungkan kalimatnya, tiba-tiba suara seseorang menyelanya.

Setelah dalam waktu 25 menit bernegosiasi, akhirnya pengacara misterius itu berhasil membebaskan sang supermodel.

Alessandra pulang ke apartemen dengan usaha extra. Bagaimana tidak? Ia harus kucing-kucingan dari kejaran awak media yang memburunya.

Keesokannya, netranya dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang membuatnya geram dari semalam.

"Masih berani kau menampakkan muka di hadapanku hei bodyguard bodoh!" hardik Alessandra dengan sinis.

"Nona, semalam saya sudah mengingatkan Nona, bukan?" jawab Mervile.

"Sudah, sudah. Jangan cari pembenaran. Kau harus dihukum karena kecerobohanmu tidak bisa menjagaku," ucap Alessandra tidak ingin tahu.

"Sekarang jam kerjamu menjadi 22 jam dan tanpa gaji selama 2 bulan kedepan!" ucapnya lagi dengan berkacak pinggang.

Entah apa yang menghinggapi otak bodyguard itu. Alih-alih merasa keberatan, ia justru menyunggingkan senyuman.

"Baik, Nona." Ia menjawab cepat.

"Bagus," sahut Ale. "Sekarang aku mau ke kafe bertemu Sabrina yang telah mengenalkanku dengan pria berengsek itu."

"Baik, Nona."

***

"Ya ampun, aku benar-benar tidak tahu kalau malam itu akan terjadi sesuatu padamu Ale," ucap Sabrina ketika satu tuduhan dilayangkan kepadanya.

"Apa benar kau tidak tahu? Kau bukan dalangnya?" tanya Alessandra. Senyum sinis menghiasi wajah ayunya.

"Tentu saja Ale, aku ini hanya ingin membantumu,'' sahut Sabrina dengan nada sedikit bergetar.

"Ha ha Sabrina, kita tahu sendiri dunia kita ini persaingannya sangat sulit. Jadi, kalau tidak kau duluan yang menjatuhkanku, bisa jadi aku duluan yang menjatuhkanmu," ucap Alessandra penuh keyakinan, terselubung maksud tuduhan.

"Kalau kau tidak percaya ucapanku mengapa juga aku harus berlama-lama di sini," sahut Sabrina, kemudian berlari meninggalkan Alessandra. Sangat terlihat gelagat anehnya.

Alessandra mendengus kesal. Belum selesai kekesalannya pada Sabrina, ia dikejutkan dengan beberapa telepon yang masuk.

Beberapa perusahaan membatalkan kontrak kerja sama dengannya. Mereka tidak ingin mengambil risiko tidak lakunya produk mereka karena dipromosikan oleh seorang model yang sedang terlibat skandal.

Bahkan, manajernya sendiri kini sudah tidak ingin meng-handle jadwalnya, ia mengundurkan diri sebagai manajer.

"Apa? Kontrak dengan White Beauty and Pretty dibatalkan sepihak?" teriaknya di telepon. Ia shock dengan kontrak yang bernilai 33.609,86 euro itu hilang begitu saja.

Setelah beberapa detik, teleponnya kembali berdering. "Apa? Pak, saya mohon jangan keluarkan saya, saya hanya dijebak," katanya sambil menangis memohon kepada manajer agensinya agar tidak mengeluarkannya.

Namun manajer tersebut langsung mematikan teleponnya. Lengkap sudah kesialan yang dua hari ini menimpanya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Epilog

    Bali, Indonesia. “Hei, kau mencuri ciuman dariku, Tuan Muda,” protes Alessandra sembari mencipratkan air ke wajah Axel. Suaminya yang tampan itu justru menyeringai tanpa rasa bersalah lalu berenang ke tepi kolam. “Aku cemburu pada laut,” sahut Axel, lalu sorot matanya yang tajam tetapi teduh itu terarah pada hamparan laut biru sepanjang matanya memandang. Kolam tempat mereka berenang sekarang menjorok langsung ke laut biru yang menawarkan panorama indah memanjakan mata nan jiwa. Fasilitas dari villa yang mereka tempati selama bulan madu kedua—begitu mereka menyebutnya. “Beberapa menit yang lama pandanganmu tak teralihkan darinya, matamu memandang penuh ketakjuban seolah kau rela menukarkan jiwamu dengannya.”Alessandra mengulum senyumnya. “Kau lebih seperti mendeskripsikan perasaanku padamu, Tuan Muda.” Alessandra mendekati Axel, menciptakan riak seiring tubuhnya bergerak. Axel bersiaga menyambutnya dengan segenap partikel dalam tubuhnya yang bersorak gembira. Mengalungkan lengan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Hari Yang Bahagia

    Beberapa hari setelah insiden pembunuhan di hotel. Seorang sipir mengantarkan seorang wanita dengan mata sembab, tatapannya layu dan ia berjalan bak tanpa nyawa menuju tempat pertemuan dengan tersangka kriminal. Apa salahnya pada Revano sehingga pria itu menghukumnya? Padahal, Rheea telah banyak membantu pria itu. Rekaman kecelakaan Marchelle beberapa waktu lalu yang diterima Revano, itu salah satu bantuannya. Rekaman itu milik suami Rheea yang meninggal beberapa tahun lalu. Suami Rheea satu di antara rival Aroon. Mereka terlibat pertarungan sengit dalam bisnis. Suatu hari yang beruntung, suaminya berhasil mendapat kelemahan pria itu. Setelah beberapa saat dipersilakan menunggu, ia melihat seorang pria berambut putih dengan tangan diborgol diarahkan duduk di depannya. “Apa yang salah, Revano?” Rheea, dengan suaranya yang lemah menuntut jawaban pembunuh putranya. “Aku lepas kendali,” sahut Revano, menyesal. “Rheea, aku pantas mendapat murkamu.”Rheea tersenyum kecut. “Tahukah kau b

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tanpa Mawar Merah dan Cincin

    Cahaya matahari pagi menjadi alarm bangun dari lelapnya bagi dua insan yang kelelahan akibat aktivitas panas semalam. Mengerjapkan mata, Alessandra terkejut dengan ceruk leher yang berjarak hanya beberapa senti dari hidungnya. Lalu ia mendongak dan saat itu pula tatapannya bertemu dengan mata biru yang lebih dulu memperhatikannya dalam diam. “Selamat pagi,” ujar Axel dengan senyum tersungging di bibirnya. “Nyenyak?” Alessandra mengangguk canggung. Setelah apa yang terjadi semalam, masih pantaskah ia merasa canggung? “Alessa, aku berutang banyak penjelasan padamu. Maukah kau mendengarnya?” Axel memulai pembahasan setelah mencium kening wanita yang ia dekap posesif. Alessandra sudah akan menjawab sebelum perutnya merasakan gejolak tak nyaman. Dengan segera tangannya mendorong dada Axel dan beranjak dari kasur dengan suara khas perempuan hamil. Ia diserang mual hebat. Ia berlari melintasi ruangan menuju wastafel. Ia memuntahkan cairan bening dari dalam perutnya. Axel mengejarnya de

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tamatnya Riwayat Sabrina

    “Tidak ada pilihan lain,” ucap Alessandra saat melihat mobilnya yang merupakan hadiah dari Tuan Aroon dulu. Tak ingin membahayakan janinnya, ia mengekang sifat egoisnya yang ingin pergi tanpa dibayang-bayangi apa pun tentang Tuan Aroon. Selain mobil hadiah dari pria itu, ia tak memiliki kendaraan lain. Tak mungkin ia berjalan kaki, bukan? Alessandra sudah berada di balik kemudi, menghidupkan mesin. Lalu menjalankan kendaraan itu, meninggalkan rumah yang beberapa waktu ini telah menampungnya bak nyonya besar. Beberapa saat kemudian ia telah sampai di tempat yang membuatnya meneteskan air mata. Ia cukup tegar beberapa waktu lalu tak menangis saat mendapati fakta pahit itu. Namun, saat melihat bangunan cafe yang diwariskan ayahnya, air mata itu dengan sendirinya mengucur. “Aku sangat merindukanmu, Ayah.”Ia segera turun dan menghambur ke dalam bangunan. Malam ini ia akan bermalam di cafe. Tersedia kamar karyawan untuk istirahat dan malam ini ia akan menggunakannya. “Maafkan Mama, Sayan

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Tersingkapnya Sebuah Rahasia

    Mata Alessandra memeriksa ponselnya secara berkala. Hampir tengah malam, tetapi Tuan Aroon belum pulang. Pria yang ia panggil daddy itu berkata akan pergi bermain golf bersama beberapa rekannya. Tetapi itu sore tadi, dan sekarang? Di mana pria itu? Ia pun sudah menelepon beberapa kali, tetapi tak dapat jawaban. Untuk mengalihkan pikiran negatif dan mengusir rasa bosan karena menunggu, Alessandra memutuskan membaca buku. Hanya perlu melintasi beberapa ruangan untuk mencapai ruang perpustakaan pribadi Tuan Aroon. Tangannya mencari saklar, menyalakan lampu. Pemandangan rak-rak tinggi berbahan kayu mahoni menjulang dengan buku-buku menyambut penglihatannya. Ia bergerak ke sisi kiri lalu meraih satu bacaan buku. Ia ingin relaks, novel komedi menjadi pilihannya. Lalu ia membawa serta novel itu ke sofa, duduk dan membacanya dengan santai. “Lain waktu, kubacakan dongeng Cinderella untukmu, Sayang,” katanya, menunduk pada perutnya yang masih rata. “Kau pasti akan menyukai dongeng tentang k

  • A Billionaire Bodyguard For The Supermodel   Andrew dan Sabrina

    “Mobil sialan!” Axel memukul keras setir, mengumpat kesal saat mobil yang dikemudikannya itu mati tiba-tiba. Padahal, ia harus menghadiri acara grand opening hotel rekannya. Dia mengedarkan pandangan di sekelilingnya, pepohonan lebat menjulang di kanan-kirinya. Dia masih berada di wilayah leluhurnya. Hutan ini milik keluarganya dan rumahnya berdiri megah di tengah hutan ini. Tangannya terulur membuka pintu. Saat sebelah kakinya menjejak tanah, tiba-tiba tubuhnya diseret lalu pukulan bertubi-tubi dialamatkan ke wajahnya. Tubuh Axel terjengkang ke belakang, pukulan beralih ke perutnya. Darah muncrat dari hidungnya. Aroma darah segar tercium di udara. Perutnya terasa nyeri. “Kau pikir, kau akan selamat dariku, heh?“ Tuan Aroon menjulang di depannya dengan tatapan bak serigala. Hasratnya menghabisi Axel bangkit setelah mendapat laporan dari orang-orangnya. Tak sia-sia waktu berjam-jam ia gunakan menunggu di balik pepohonan setelah memasang jebakan. Akhirnya dia menyeringai saat ban it

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status