Beranda / Romansa / (A)Gus Nazril / Bab 5 : Sisi Terapuh

Share

Bab 5 : Sisi Terapuh

Penulis: Aryani15
last update Terakhir Diperbarui: 2021-03-24 11:07:19

"Mama! Ralin lagi nyetir lho!" Protesku karena sejak tadi dari parkiran toko sampai dekat rumah topik bahasan mama hanya Mas Nazril.

"Ya Mama juga lihat kalau lagi nyetir. Baik banget ya teman kamu itu."

"Hmm!"

"Seru ngobrol sama dia, untung tadi ada teman kamu kalau enggak pasti Mama milihnya sampai malam!" kata mama sambil tertawa geli, diam-diam aku juga bersyukur karena tadi mama dibantuin milih sama Mas Nazril. Kalau enggak, mungkin saat ini mama masih betah nangkring di sana.

Dan aku beneran takjub sama mamaku sendiri, sejak awal aku ikut kasih pertimbangan milih laptop enggak pernah diterima sampai aku bosen. Nah giliran Mas Nazril yang kasih masukan terus kasih dua pilihan mama langsung pilih salah satunya tanpa pikir panjang. Sudah begitu dapat diskon lagi, katanya Mas Nazril punya voucher enggak kepakai.

"Kapan-kapan kalau Nazril jemput Ilyas suruh mampir ya!"

"Ya Mama bilang saja ke Bu Asri atau siapa, Ralin kan enggak setiap saat di sana!"

"Ck! Ya kamu chat dia lah Sayang!! Masa enggak punya nomornya."

Aku masih berkonsentrasi memakirkan mobil di garasi rumah, mama lalu turun dengan menenteng laptop kesayangannya.

"Belum nge-save Ma! Nanti Ralin cari di grup!"

Aku membuka jilbabku dengan asal lalu menghempaskan diri ke sofa ruang tengah, mama membuka laptop barunya beserta aksesoris yang sekalian dibeli tadi sedangkan AC nya akan diantar besok sekalian dipasang. Aku baru ingat kalau belum menyimpan nomor Mas Nazril. Aku coba cari di WAG dokter lalu segera aku save.

Saat aku iseng melihat-lihat status, muncul status dari Mas Nazril dia memposting tingkah lucu Ilyas yang sedang menangis entah minta apa anak itu.

Eh? Berarti dia sudah simpan nomorku kan kalau statusnya sudah muncul?

"Kenapa senyum-senyum Lin?"

"Ah enggak Ma, lagi chat sama Gisel!" Memang ada pesan masuk dari Gisel tapi belum aku buka.

"Eh iya apa kabar tuh anak? Kapan pulang?"

"Bulan depan wisuda Ma, terus pulang kampung katanya!"

"Suruh cepat pulang Mama kangen, kalau enggak ada dia kamu jadi enggak pernah jalan kemana-mana. Mentok cuma sampai depan rumah."

Aku mendengus mendengar ucapan mama. Tapi bener juga sih, semenjak Gisel ambil S2 di Australia aku enggak pernah jalan-jalan lagi kalau libur. Gisel adalah satu-satunya sahabatku sejak kecil. Dulu kita tetanggaan sebelum aku dan mama pindah ke rumah ini. Dan aku nyaman sama dia. Gisel dan keluarganya selalu ada terutama di saat aku dan mama sedang terpuruk.

*****

Hari ini aku jaga pagi dan seperti biasa menjalankan tugas sesuai rutinitas. Visit ke setiap kamar pasien, melengkapi rekam medis dan biasanya kalau ada waktu senggang suka bantuin perawat melipat kassa.

"Dokter Nazril itu saudaranya Prof. Danu ya?" tanya Mbak Anggi ke dr. Reza.

"Bukan kayaknya Mbak! Setauku dulu muridnya atau apa begitu tapi keren loh dia Mbak. Yang aku dengar dari anak-anak OK, Prof. Danu seringnya minta Nazril yang jadi asisten operasi. Kata anak-anak kerjaannya memang keren banget!"

"Iya sih Dok, katanya juga Prof. Danu sendiri yang minta dr.Nazril untuk masuk sini."

Aku memilih menyimak obrolan yang sedang trending di sini.

"Enggak mau nambahin informasi Dok? Diem-diem bae?" tanya Mbak Anggi sambil menyenggol bahuku.

"Aku enggak kenal Mbak sama dia sebelumya, info yang aku punya ya cuma dia temanan lama sama Mas Edo!"

Mbak Anggi dan Reza kompak menertawakanku. Biarlah membuat orang bahagia itu ada pahalanya kata mama.

Siangnya aku dan Mbak Anggi memilih mengisi perut dengan semangkok soto di kantin, kita juga sudah gabung dengan UGD Squad, ada Putri, Teguh dan juga Mas Edo.

Mas Nazril 

Sudah makan siang?

Ada angin apa tiba-tiba orang ini mengirimiku pesan?

Me

Ini bareng teman-teman di kantin.

Mas Nazril

Oh ya sudah lain kali, saya mau ajak ke CBA.

Me

On duty MasEnggak bisa keluar kan!

Mas Nazril

Ya maksudnya pulang kerja Raliiiiiiiin!!

Reflek aku tertawa membayangkan wajahnya, sekarang aku paham kalau dia sedang greget pasti panggil namanya panjaaang banget.

"Orang kalau lihat hp terus tertawa sendiri itu tandanya kalau enggak dapat undian berarti jatuh cinta!" ujar Mas Edo.

Aku memincingkan mata "Teori dari mana Mas??" 

"Dari Nazril!" jawabnya sambil mengedipkan sebelah matanya. Aku hanya mengangkat bahu, mencoba enggak terpengaruh dengan godaan Mas Edo.

Tapi ya namanya Mas Edo enggak akan puas kalau belum bikin orang malu. Beruntung hpku bunyi dan aku meminta izin menyingkir. Tapi saat menyadari siapa yang telpon, aku malah memilih jadi bahan ledekan Mas Edo saja.

"Halo Pa!"

"Kalau kamu libur ke rumah! Papa mau bicara!"

Aku menghela nafas. "Ralin masih lama liburnya! Ralin juga lagi sibuk pa!"

"Mau Sampai kapan kamu terus membangkang? Contoh kakak kamu itu, selalu nurut apa kata papa!!"

Aku menjauhkan hpku dari telinga karena mendengar nada papa mulai meninggi sambil menggigit bibirku menahan cairan bening yang sebentar lagi akan meleleh.

"Papa Tunggu!" Hanya itu yang aku dengar sebelum panggilannya terputus.

Aku meremas baju depanku mencoba menahan rasa nyeri yang baru saja menghujam hatiku.

"Lin.. Are You okay?

Aku meneggakkan tubuh lalu secepat mungkin menghapus air mata yang entah sejak kapan sudah membasahi pipiku. Saat ini aku berdiri di pojok luar ruang sterilisasi yang cukup sepi.

"I'm okay Mas!" Jawabku sambil berusaha tersenyum pada Mas Nazril yang berjalan mendekatiku.

"Yakin?" Tanyanya lagi.

Aku mengangguk lagi untuk meyakinkannya. Mas Nazril masih diam menungguku.

"Menangislah!"

Hanya dengan satu kata darinya tiba-tiba semua jenis emosi yang ada di hatiku membuncah, sedih, marah, kesepian, rendah diri, tersisih, haru dan semuanya. Lututku lemas sehingga membuatku jongkok, aku menyembunyikan wajahku di antara kedua lututku. Aku menangis hebat, entak kenapa aku merasa terharu dengan perbuatan sepele Mas Nazril. Perbuatan yang selama ini tidak aku dapatkan dari oranglain selain mama dan Gisel.

Aku siap jika Mas Nazril mau menjauhiku seperti teman-temanku selama ini setelah tahu sisi rapuhku. Aku sudah hafal rasanya ditinggalkan oleh orang-orang yang aku sayangi. Apalagi ini Mas Nazril yang aku kenal belum lama ini, aku tidak peduli terlihat lemah di depannya karena saat ini aku hanya ingin menangis agar dadaku tidak sesak lagi.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • (A)Gus Nazril   Bab 54 : Khatam

    Siang ini kesibukan pesantren lebih terasa karena malam nanti adalah malam inti dari acara wisuda santri. Jika biasanya acara santri putri diadakan di siang hari, tahun ini abi dan seluruh keluarga juga pengurus pesantren sepakat untuk mengadakannya dimalam hari dimulai sehabis maghrib. Banyak wali santri yang sudah berdatangan dari berbagai daerah, penginapan-penginapan yang sengaja disiapkan oleh para santri sudah banyak yang penuh. Kebahagiaan santri salah satunya ya saat-saat seperti ini, jadi kangennyantri.Padahal dari semua saudara, gue yang paling bandel. Gue hanya nyantri dari MI sampai Mts selebihnya gue dirumah ini, ngaji sama simbah dan abi. "Yang ikut wisuda banyak juga ya Mas, berarti habis ini berkurang banyak ya?" Tanya Ralin. "Ya enggak mesti langsung pada pamit Lin, biasanya kalau yang enggak kuliah atau nikah masih pada disini nerusin ngaji, itu kemarin juga santri baru alhamdulillah sudah masuk banyak cuma kan b

  • (A)Gus Nazril   Bab 53 : Sawi Goreng

    Nazril Point Of View. “Lin, lapar!” Ucap gue dengan ekspresi yang semenyedihkan mungkin karena gue tahu istri gue yang cantik ini bakalan ngomel-ngomel kalau gue makan selarut ini. Dan benar saja, Ralin malah merapatkan selimutnya. Gue yakin bukan karena dia enggak mau melayani gue, tapi karena dia sayang sama gue. Sekarang sudah hampir jam satu, tadi gue dan Ralin habis ngobrol banyak. Kita memang punya satu waktu khusus untuk ngobrol berdua yang biasa kita sebut dengan sesi kejujuran dan itu harus kita lakukan. Gue kenal Ralin, dia adalah tipe orang yang susah untuk cerita tentang kesedihannya, memilih memendamnya sendiri. Makanya gue sengaja membuat acara sesi kejujuran itu, awalnya hanya iseng tapi semakin lama menjadi sebuah keharusan karena dari situ gue bisa tahu banyak hal tentang perasaan Ralin. Intinya dibuat nyaman dulu baru dia mau cerita. “Masakin nasi goreng dong Lin!” Gue masih berusaha ke

  • (A)Gus Nazril   Bab 52 : Sesi Kejujuran

    Ralin Point Of View “Terimakasih kesempatan yang diberikan kepada saya untuk berbicara. Yang pertama saya ingin mengucapkan syukur pada Allah karena begitu banyak hal baik dan berkesan dalam hidup saya hingga detik ini. Yang kedua terimakasih pada pihak rumah sakit yang telah memberikan kesempatan pada saya untuk bisa bergabung dalam operasi ini, suatu kehormatan dan ilmu berharga bagi saya.” “Selanjutnya saya sangat ingin berterimakasih pada seseorang yang telah memberikan kebahagiaan terbesar dalam hidup saya selain keluarga, seseorang yang menjadi alasan saya untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik, seseorang yang menjadi alasan saya untuk segera pulang ke rumah, dan seseorang yang menjadi alasan saya untuk tetap kuat. Maaf jika masih belum bisa menjadi yang terbik, maaf jika masih terus membuatmu bersedih, terimakasih karena tetap bertahan di sampingku, terimakasih karena te

  • (A)Gus Nazril   Bab 51 : Duplikat Papa

    Nazril Point Of View Benar kata istri gue kalau setiap harinya kita lalui dengan perasaan syukur dan bahagia, waktu akan terasa cepat. Itulah yang gue rasakan, lima hari dalam seminggu gue kerja dirumah sakit kadang juga bisa keluar kota atau bahkan sesekali ke luar negeri dan setiap gue sampai rumah ada anak dan istri gue yang sudah menyambut. Melihat senyum mereka membuat capek gue seketika hilang, pelukan mereka membuat gue kembali semangat berjuang mencari nafkah buat mereka. Dan itu semua membuat waktu begitu cepat berlalu tanpa terasa Rey sudah berumur dua tahun. Sudah aktif banget lari kesana kemari. Kata umi Rey itu fotocopyan gue banget pas waktu kecil, anaknya enggak bisa diem apa-apa pengen dipegang, kalau bahasa jawanyaglidikbanget, kata umi dulu waktu gue kecil pernah minum air bekas cucian piring, mungkin itu kali ya rahasia ganteng gue?? Ha ha Gue sangat bersyukur Rey tumbuh sehat dan

  • (A)Gus Nazril   Bab 51 : Duplikat Papa

    Nazril Point Of View Benar kata istri gue kalau setiap harinya kita lalui dengan perasaan syukur dan bahagia, waktu akan terasa cepat. Itulah yang gue rasakan, lima hari dalam seminggu gue kerja dirumah sakit kadang juga bisa keluar kota atau bahkan sesekali ke luar negeri dan setiap gue sampai rumah ada anak dan istri gue yang sudah menyambut. Melihat senyum mereka membuat capek gue seketika hilang, pelukan mereka membuat gue kembali semangat berjuang mencari nafkah buat mereka. Dan itu semua membuat waktu begitu cepat berlalu tanpa terasa Rey sudah berumur dua tahun. Sudah aktif banget lari kesana kemari. Kata umi Rey itu fotocopyan gue banget pas waktu kecil, anaknya enggak bisa diem apa-apa pengen dipegang, kalau bahasa jawanyaglidikbanget, kata umi dulu waktu gue kecil pernah minum air bekas cucian piring, mungkin itu kali ya rahasia ganteng gue?? Ha ha Gue sangat bersyukur Rey tumbuh sehat dan

  • (A)Gus Nazril   Bab 50 : Bukti

    "Lin! Mama duluan ya! Enggak enak sama Tante Sinta dan keluarga!" "Ya sudah deh Ma, duluan saja sama Om Yuda nanti Ralin nyusul!" "Jangan lama-lama enggak enak kalau datangnya belakangan!" "Iya Ma!" Aku masih sibuk menyiapkan segala keperluan Reyshaka dan Mas Nazril. Hari ini adalah hari resepsi pernikahan Gisel dan Mahesa. Mama dan Om Yuda sudah pamit duluan, tadi di grup keluarga Bang Arkan bilang sudah mau jalan. Tapi lihatlah dua jagoanku, masih asyik bermain air di kamar mandi! "Mas!! Sudah belum mandinya? Yang lain sudah pada berangkat!" Teriakku dari luar kamar mandi. "Sebentar!!" "Dari 10 menit yang lalu kamu juga bilang sebentar!" Dia tidak menghiraukanku, malah asyik bermain dengan Reyshaka di kamar mandi, anaknya juga terdengar senang sekali bermain air, dia teriak-teriak dan tertawa. Kalau seperti ini sudah pasti akan terlambat, untung kemarin kita hadir di acara pemberkatan Gisel dan Mahesa jadinya kalau ha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status