Sudah menjadi tradisi, ketika salah satu anggota keluarga Caldwell menikah maka ia harus tinggal di kediaman Max Caldwell untuk satu bulan. Tidak terkecuali untuk Earth dan Jessy yang pagi ini sudah berada di kediaman kakek mereka.
Jessy tidak tahu jam berapa Earth kembali, tapi ketika jam sarapan tiba, ia sudah menemukan Earth berada di ruang makan dengan seragam lengkap. Setelah itu ia dibawa ke kediaman Max Caldwell.
"Ah, ini dia pengantin baru yang kita tunggu. Selamat datang di keluarga Caldwell, Jesslyn." Auristella menyambut kedatangan Earth dan Jessy. Tidak nya ada Auris di sana, tapi juga ada Kimmy, dan juga Max Caldwell. Sedang anggota keluarga yang lain sudah beraktivitas di luar rumah.
Earth tidak menanggapi sambutan bibinya. Ia menatap lurus ke kakeknya. "Aku akan pergi ke kantor sekarang."
"Ya. Hati-hati di jalan," sahut Max.
Earth beralih ke Jessy. "Aku pergi, Jess."
"Ah, ya, hati-hati." Jessy melihat Earth pergi. Kini ia ting
"Memikirkan pemilik kalung itu lagi?" Malvis masuk ke dalam ruangan Earth tanpa Earth sadari. Ia mendekati sahabatnya yang tampak hanyut dalam lamunan.Earth masih menatap kalung berliontinkan bentuk hati dengan inisial nama yang tertulis di belakang kalung itu. LV, dua huruf itu masih menjadi misteri bagi Earth. Begitu juga dengan pemilik perhiasan di tangannya itu.Waktu telah berlalu sudah belasan tahun, tapi Earth masih menyimpan kalung gadis kecil yang telah menyelamatkannya. Ia sudah mengerahkan orang-orangnya untuk mencari gadis itu, tapi tahun-tahun terlewati ia masih tidak menemukan orang yang ia cari. Ia ingin mengucapkan terima kasih pada pemilik mata biru yang terus membuatnya hidup sampai detik ini.Saat itu Earth baru kehilangan kedua orangtuanya yang tewas akibat kecelakaan. Ia mengalami luka yang cukup serius di bagian kakinya. Earth yang masih terpukul akibat kematian orangtuanya pergi diam-diam dari kediamannya. Mencari tempat yang tenang untuk
Makan malam usai. Jessy kembali ke kamarnya, sedang Earth masih bersama dengan Max. Keduanya kini tengah berada di ruang kerja untuk membahas beberapa hal penting mengenai perusahaan."Aku akan pergi ke Paris untuk mengurusi proyek terbaru perusahaan. Setelah satu minggu di sana aku akan pergi ke New York." Earth memberitahu kakeknya.Max yang tengah membaca berkas menghentikan kegiatannya. "Kau akan membawa Jessy bersamamu?""Tidak," jawab Earth singkat. "Aku pergi untuk bekerja bukan berlibur.""Baiklah.""Selama aku pergi jangan menekan Jessy. Aku tahu Kakek tidak menyukainya, tapi jangan mempersulitnya.""Apakah aku terlihat akan mempersulitnya?" Max menaikan sebelah alisnya."Mungkin saja Kakek akan melakukannya." Earth menjawab sekenanya."Tidak perlu khawatir. Jika aku akan mempersulitnya maka aku tidak akan membiarkan dia masuk ke dalam keluarga ini.""Itu bagus." Earth menyahut singkat.Max kembali melanj
Dada Jessy terasa tidak enak, sesuatu terasa mengganjal di sana. Jessy memukul dadanya, mencoba menghilangkan debaran di dadanya yang membuatnya tidak nyaman.Namun, meski sekeras apapun ia mencoba mengusir debar itu, ia tetap tidak bisa menghilangkannya. Hal itu dikarenakan otak Jessy yang tidak berhenti memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini.Baru saja ia bisa mendekati Max, dan sekarang datang Lara yang sangat gigih untuk mengusirnya dari kediaman Earth. Bagaimana jika Max kembali tidak menyukainya. Jessy tidak akan menyalahkan Max jika pria itu tidak menyukainya lagi, latar belakangnya memang sulit diterima. Bahkan keluarga dari kalangan sederhana pun pasti akan mempermasalahkannya.Yang saat ini menjadi buah pikirannya adalah bagaimana jika Max mengusirnya dari keluarga Caldwell? Ia tidak akan mungkin bisa mengembalikan uang yang sudah ia pakai untuk pengobatan ibunya dan juga untuk pembelian serta renovasi restoran miliknya.Kepala Jes
Kaki Jessy melangkah cepat menuju ke kolam renang. Beberapa saat lalu ia memperhatikan Earth yang sedang berenang dari balkon lantai dua, karena melihat Earth yang tidak kepermukaan setelah menyelam cukup lama Jessy merasa sedikit cemas, mungkin saja Earth tenggelam seperti belasan tahun lalu.Jessy masuk ke kolam renang, menyelam dan menemukan Earth yang berada di dasar. Jessy mempercepat gerakannya. Ketika ia sudah berada dekat dengan Earth, ia menggapai tangan Earth.Kelopak mata Earth segera terbuka kala merasakan tangannya digenggam oleh seseorang. Seperti de javu. Earth merasa ditarik kembali ke belasan tahun lalu, ketika seorang gadis kecil menarik tangannya, membawanya bergerak ke permukaan.Earth tidak tenggelam, ia hanya menyelam lebih lama saja. Sejak kejadian ia tenggelam di masa kecilnya, ia terus melatih pernapasannya hingga ia bisa bertahan cukup lama di dalam air.Jessy memeluk tubuh Earth, ia membawa pria itu ke tepi kolam tanpa menyadari
"Apakah Kakek mengganti koki rumah ini?" tanya Earth setelah makan malam usai."Tidak, kenapa?" Max balik bertanya."Rasanya sedikit berbeda.""Kau menyukainya?" Max bertanya lagi."Bukankah rasanya seperti masakan Nenek?"Max tersenyum kecil. Lihat, bukan hanya dirinya yang mengingat itu tapi juga Earth. "Kau benar.""Sejak kapan koki rumah ini bisa memasak seperti ini?""Sejak beberapa hari lalu." Max menjawab sembari melihat ke arah Jessy."Ah, Jess, aku dengar dari Kakek kau pandai memasak. Kau memasak untuk Kakek, kenapa tidak untukku?" Earth beralih ke Jessy. Pria ini berubah 180 derajat. Biasanya ia tidak terlalu ramah seperti ini pada Jessy. Bicara seperlunya saja.Max mengerutkan keningnya. Kapan ia bicara seperti itu pada Earth? Ah, cucunya benar-benar pandai menggunakan dirinya untuk meminta buatkan makanan pada Jessy."Earth, kau sudah mencicipi masakan Jessy." Max menyahuti Earth.Otak Earth be
"Aku menemukan gadis kecil yang menyelamatkanku." Earth bicara pada Malvis yang saat ini meletakan secangkir kopi di mejanya.Malvis tampak sedikit terkejut. "Ceritakan padaku," serunya penasaran."Dia tumbuh menjadi wanita yang cantik. Matanya masih seindah dahulu." Earth membayangkan wajah Jessy."Bagaimana kau bisa menemukannya?""Dia mencoba menyelamatkan aku lagi."Malvis tidak mengerti dengan ucapan Earth. Menyelamatkan lagi? Kapan? Malvis menjadi tidak sabar. Bisakah Earth menjelaskan tanpa membuatnya bertanya-tanya?"Siapa wanita itu?""Jessy.""Siapa?" Malvis merasa tidak percaya pada apa yang ia dengar."Kau tidak salah dengar, Malvis. Gadis kecil yang aku cari adalah Jessy. Sangat menggelikan, aku mencarinya hingga ke berbagai belahan dunia, ternyata dia berada sangat dekat denganku.""Takdir benar-benar tidak bisa ditebak." Malvis masih tidak menyangka bahwa gadis yang dicari oleh ribuan orang-or
"Kau sudah merasa lebih baik, Jess?" tanya Earth ketika mereka baru hendak memulai sarapan. Semalaman Earth mencemaskan Jessy."Aku baik-baik saja," balas Jessy. "Ah, aku lupa, kenapa semalam kau bisa ada di restoran?""Aku hanya ingin menjemputmu.""Maaf telah merepotkanmu.""Kau tidak melakukannya sama sekali, Jess." Earth yang berinisiatif ingin menjemput Jessy karena hari sudah cukup malam meskipun di London pukul 9 malam orang-orang masih banyak beraktifitas di luar rumah. "Apa yang terjadi padamu semalam? Aku melihat Revano keluar dari restoranmu."Jessy menarik napas dalam kemudian menghembuskannya. Ia tidak berniat bercerita pada Earth, tapi karena Earth sudah melihat Revano maka ia tidak bisa menyembunyikannya."Darah yang ada di tanganku semalam bukan darahku. Itu darah Revano, aku menusuk bahunya dengan gunting karena dia ingin melecehkanku." Jessy memberikan penjelasan singkat.Mendengar penjelasan dari Jessy membuat
Berita tentang kabar kebangkrutan Kendrick Group sampai ke Jessy. Wanita itu mengetahuinya dari media online yang ia baca saat ini. Ia tidak begitu peduli dengan kehancuran perusahaan milik mantan kekasihnya itu. Apapun yang terjadi pada Revano bukan lagi urusannya.Jessy meletakan ponselnya yang detik selanjutnya berdering. Jessy meraih kembali ponselnya."Halo, Kakek." Jessy menyapa si penelpon yang tidak lain adalah Max Caldwell."Apakah kau sibuk, Jess?"tanya Max.Jessy masih memiliki beberapa pekerjaan lagi, tapi ia bisa meneruskan pekerjaannya nanti. Jika Max sudah bertanya mungkin ada sesuatu yang penting yang harus ia lakukan."Tidak terlalu, Kek. Ada apa?""Kakek ingin kau menemani kakek ke butik untuk mengambil pesanan kakek.""Ah, baiklah. Jessy akan ke rumah Kakek sekarang.""Tidak perlu, Jess. Kakek sudah di depan restoranmu.""Jessy akan segera keluar, Kek.""Baik