Share

bab 21. Perselingkuhan Titin

"Tenang saja, Dim. Aku ada ide agar semua pembeli kembali lagi ke kafe kamu."

"Hah? Bagaimana caranya?"

Titin membisikkan sesuatu ke telinga Dimas.

"Wah, ide bagus! Tapi aku takut kalau ketahuan, gimana?"

"Nggak akan ketahuan, kita akan menyuruh mereka main rapi. Misalkan ketahuan, kita suruh mereka tutup mulut.

Paling tidak akan banyak orang yang ragu-ragu untuk makan disana. Bagaimana? Kamu berani nggak?"

Dimas terdiam. Di wajahnya tampak keraguan yang mendalam.

"Dim? Kok diam?"

"Aku takut kalau berurusan sama polisi."

"Ck, nggak usah takut. Biar aku aja yang maju ngadepin mbak Nai. Dia tidak akan tega melaporkan ku ke polisi."

"Masa sih?"

"Iya. Aku kan adik kandung nya. Meskipun telah terjadi sesuatu yang membuat hubungan kami renggang, tapi aku yakin dia tetap menyayangiku dan tidak tega untuk lapor polisi."

Dimas menatap wajah Titin dengan sumringah.

"Baiklah. Lakukan semau kamu asal kafe ku ramai lagi."

Titin mengangguk. "Baiklah. Tapi ada syaratnya." Titin mendekat ke ara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status