Share

Bab 7

Penulis: Mommy_Ar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-20 08:47:02

Setelah puas berkeliling, kini Felly dan Aiden memutuskan untuk duduk di sebuah bangku sambil menikmati suasana perkebunan. Meskipun hari sudah hampir siang, tapi cuaca masih sangat dingin dan juga kabut masih sedikit tebal.

"Bagaimana? Apa kamu suka disini?" tanya Aiden tanpa menatap ke arah Felly yang berada di samping nya.

"Hem, Felly suka disini. Cuaca nya sejuk banget dan juga Felly beruntung bisa sama kakak disini," tiba tiba saja Felly menyandarkan kepala nya di bahu Aiden, hingga membuat sang empunya terkejut namun setelah itu ia tersenyum.

"Kakak, jujur memang Felly belum bisa mencintai kakak seperti bagaimana Felly mencintai Vier. Maaf, tapi Felly akan berusaha untuk membuka hati Felly untuk kakak. Perlahan, Felly pasti akan mencintai kakak sepenuh nya dan menjadi istri yang baik untuk kakak. Tolong bimbing Felly agar menjadi lebih baik lagi," ujar Felly sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Aiden.

"Tidak apa, Kakak gak mau kamu merasa terbebani. Kamu bisa menganggap kakak sebagai kakak seperti biasa. Kalau memang kamu belum bisa menganggap kakak sebagai suami kamu, yang penting kamu nyaman itu yang paling penting," ucap Aiden sambil mengusap kepala Felly lalu ia mencium nya sekilas.

"Kakak baik banget sama Felly dari dulu. Felly tau kakak pasti sayang sama Felly, sama seperti Cara. Felly heran deh, kakak kan baik perhatian dan dewasa kenapa kakak belum juga menikah? Kenapa kakak gak pernah ngenalin pacar lagi ke kita sejak kejadian dulu?" tanya Felly.

Dulu, beberapa tahun lalu Felly dan Cara pernah merusak acara lamaran yang Aiden berikan pada sang kekasih. Ah bukan kekasih sih, tepatnya karena perjodohan. Dan juga Aiden saat itu terpaksa karena ia tidak ingin mencintai Felly terlalu dalam. Aiden sadar akan status nya dan juga Felly adalah pacar adik nya ( Javier ) maka dari itu dia menerima perjodohan itu. Hampir satu tahun mengenal, Aiden merasa nyaman dan memutuskan untuk menikahi nya tapi siapa sangka, karena ulah Felly dan Cara akhirnya wanita itu memilih pergi dan meninggalkan Aiden.

Aiden tidak bisa marah kepada Felly apalagi Caramel. Kedua gadis itu masuk ke dalam jajaran wanita terpenting untuk Aiden setelah Oma Tamara dan Mami Chaca.

"Kan sekarang Kakak sudah menikah," jawab Aiden terkekeh.

"Ihhh bukan itu maksud Felly," ucap Felly cemberut.

"Entahlah, kakak gak tau. Kakak nyaman dengan kehidupan kakak sebelumnya, bisa manjain kamu dan Cara. Kalau kakak menikah apa kamu dan Cara masih bisa kaya gini ke kakak hem?" tanya Aiden gemas.

"Hehehe, Felly sayang banget sama Kakak," ujar Felly lalu memeluk Aiden dengan erat.

Aiden hanya bisa tersenyum, ia mengerti arti kata sayang itu. Yah hanya sayang sebatas kakak dan adik bukan sayang karena cinta dengan pasangan.

Namun, Aiden akan menunggu dan terus berusaha membuat Felly hanya akan mencintainya seorang.

****

"Fel," panggil Aiden di depan pintu kamar Felly.

"Kakak," jawab Felly dengan suara lirih.

"Felly kamu kenapa? Buka pintu nya!" teriak Aiden mendadak khawatir saat mendengar suara Felly yang begitu lirih.

"Kakak, sakittt .... " lirih Felly lagi membuat Aiden semakin panik. Akhirnya Aiden pun memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut.

"Felly!" pekik Aiden yang kini melihat Felly sedang duduk di lantai dan menyandarkan kepala nya pada sisi ranjang.

"Hey, kamu kenapa?" tanya Aiden panik sambil mencangkup wajah Felly.

"Sakit banget kak," gumam Felly lirih sambil memejamkan mata.

"Apa yang sakit katakan sama kakak! Fell, jangan buat kakak khawatir," ucap Aiden sangat panik karena sangat terlihat dengan jelas bagaimana wajah Felly yang kini pucat dan bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin sebesar jagung di dahinya.

"Kakak, perut Felly euughhhh," kata Felly begitu pelan. Lalu mata Aiden teralihkan pada tangan Felly yang sedang meremas perut nya.

"Perut kamu kenapa? Ayo kita ke tempat tidur dulu," ujar Aiden lalu menggendong Felly untuk ke tempat tidur.

"Sakit banget kak," gumam Felly menahan sakit.

"Kenapa? Ini kah tanggalnya?" tanya Aiden.

"Hemm, sakit banget. Felly gak kuat," ucap Felly mencengkram tangan Aiden.

"Kakak jangan pergi," kata Felly pelan sambil menahan tangan Aiden agar tak pergi.

"Sebentar, kakak akan mengambil sesuatu di dapur," ucap Aiden lalu ia segera bergegas berlari menuju dapur nya.

Setelah beberapa saat, Aiden sudah kembali dengan membawa handuk dan juga baskom yang berisi air hangat.

Aiden menaikkan baju Felly hingga batas bawah dada. Lalu ia mulai mengompres bagian perut yang sakit. Aiden tau ini karena dulu Felly pernah mengalami hal seperti ini juga waktu menginap di rumah nya dengan Cara. Bedanya, saat itu mami Chaca lah yang merawat Felly, hingga semalaman mami Chaca mengompres perut Felly. Bahkan katanya dulu waktu sekolah, Felly sampai pingsan setiap awal jadwal bulanan dia.

"Bagaimana?" tanya Aiden.

"Hemm," hanya itu yang bisa Felly jawab. Kini ia masih memejamkan matanya, menikmati hangatnya handuk itu mengurangi rasa sakit yang teramat tadi.

"Kakak, Felly laper," rengek Felly tiba tiba membuka mata.

Satu lagi kebiasaan Felly saat mengalami haid. Dia akan seperti orang mengidam, menginginkan makanan yang kadang aneh menurut Aiden. Porsi makan nya juga bertambah, namun herannya badan Felly tak pernah bisa gemuk. Aiden sampai heran mengapa kedua gadis kesayangan nya itu bisa memiliki porsi makan jumbo begitu.

"Kamu mau makan apa?" tanya Aiden sambil membereskan handuk dan baskom nya.

"Mie ayam kayaknya enak," ujar Felly antusias.

"Ya sudah, kamu disini biar kakak belikan," ucap Aiden.

"Ihh gak mau, Felly mau makan di sana sama kakak kaya kemarin itu," kata Felly.

"Baiklah, sekarang ganti baju kamu. Ini agak basah karena tadi," ucap Aiden sambil berjalan menuju lemari Felly. Mengambil kaos dan juga hoodie serta celana panjang berbahan training.

Setelah selesai dengan pakaian nya, Felly pun segera turun menemui Aiden dan dengan semangat nya ia menggandeng tangan Aiden berjalan keluar menuju lokasi yang ia mau.

Felly dan Aiden sangat nyaman berada di Vila ini. Meskipun jauh dari kota namun disini sangat tenang dan nyaman. Bahkan Felly berharap dia bisa tinggal disini sampai tua nanti.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 10

    Malam hari telah tiba, Kini semuanya sedang berkumpul di halaman depan Vila sambil menikmati api unggun."Si Farrel nemu cewek dimana sih?" bisik Felly kepada Cara, saat ini keduanya sedang membakar daging."Gak tau, tapi you know lah dia kan buaya buntung. Jadi gak heran kalau dia bawa cewek. Dia mana bisa tahan sih jauh dari perempuan," decak Cara."Hemm," Felly hanya bergumam pelan sambil matanya sibuk menatap Farrel yang terus membalas bisikan bisikan kepada cewek tersebut."Udah lo gak usah heran. Yang penting dia bawa cewek asli bukan jadi jadian apalagi miss kun," ucap Cara tersenyum lebar."Cara!" kata Felly kesal."Hihihi, lo tau Fel, waktu itu dia pernah bawa cewek gila cantik banget cuy. Tapi pas cewek itu mengeluarkan suara nya gue kaget bukan main ppffftt," ucap Cara bercerita."Kenapa kaget?" tanya Felly penasaran."Dia trans hahahaha," ucap Cara lalu ia langsung tertawa terbahak bahak mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu."What! Serius!" pekik Felly ikut terkejut

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 9

    Saat ini, Felly tengah memasak untuk para tamu nya. Semakin hari, Felly semakin ahli dalam hal memasak, itu karena niat nya yang ingin selalu memberikan yang terbaik untuk Aiden.Saat Felly sedang fokus pada masakan nya, tiba tiba ia merasa ada sebuah lengan kekar yang melingkar di perut nya. Tentu saja itu membuatnya terkejut hingga tanpa sengaja menjatuhkan spatula yang ia pegang."Auwh," pekik Felly yang terkejut."Kamu tidak apa?" tanya nya langsung melepas pelukannya dan melihat tangan Felly yang terkena sedikit minyak panas."Kakak ihhh," rengek Felly memanyunkan bibir nya"Maaf," kata Aiden pelan lalu ia tersenyum manis. Senyuman yang selalu membuat hati Felly tersentuh dan tenang. Felly menyukai senyum itu, satu hari tanpa senyuman dan suara lembut dari Aiden membuat Felly resah. Dan kini setelah beberapa hari tidak bertemu, Felly akhirnya bisa melihat senyum itu lagi.Tanpa aba aba, Felly pun langsung meloncat dan nemplok di gendongan Aiden. Ia mengalungkan tangan nya di lehe

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 8

    Hari ini, Felly kedatangan tamu yaitu sahabat sekaligus ipar nya. Tentu saja ia sangat bahagia, kini usia pernikahan nya sudah berjalan 6 bulan, namun Felly maupun Aiden masih seperti biasa layaknya kakak dan adik.Saat ini, Aiden sedang tidak berada di rumah. Ia sedang menjalankan proyek di luar kota untuk beberapa hari. Setelah menikah, Aiden memang lebih sering menghabiskan waktunya untuk bekerja di rumah. Namun sesekali dirinya juga harus di paksa untuk keluar kota untuk mengecek beberapa proyek yang sedang di bangun."Ante," panggil baby Ay."Apa sayang hem? Kamu mau apa? Ini atau ini?" tanya Felly. Saat ini mereka sedang berada di depan kulkas untuk memilih beberapa cemilan."Cim, ini cim ewi, ( Es krim ini, es krim strawberry) " kata baby Ay menggemaskan."Oke, strawberry. Lalu apa lagi?" tanya Felly."Kat ... ( coklat )" jawab baby Ay langsung mencomot coklat membuat Felly terkekeh."Baiklah, ayo sekarang kita ke Mama yah," kata Felly lalu ia menggendong baby Ay kembali ke ru

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 7

    Setelah puas berkeliling, kini Felly dan Aiden memutuskan untuk duduk di sebuah bangku sambil menikmati suasana perkebunan. Meskipun hari sudah hampir siang, tapi cuaca masih sangat dingin dan juga kabut masih sedikit tebal."Bagaimana? Apa kamu suka disini?" tanya Aiden tanpa menatap ke arah Felly yang berada di samping nya."Hem, Felly suka disini. Cuaca nya sejuk banget dan juga Felly beruntung bisa sama kakak disini," tiba tiba saja Felly menyandarkan kepala nya di bahu Aiden, hingga membuat sang empunya terkejut namun setelah itu ia tersenyum."Kakak, jujur memang Felly belum bisa mencintai kakak seperti bagaimana Felly mencintai Vier. Maaf, tapi Felly akan berusaha untuk membuka hati Felly untuk kakak. Perlahan, Felly pasti akan mencintai kakak sepenuh nya dan menjadi istri yang baik untuk kakak. Tolong bimbing Felly agar menjadi lebih baik lagi," ujar Felly sambil mendongakkan kepalanya menatap wajah Aiden."Tidak apa, Kakak gak mau kamu merasa terbebani. Kamu bisa menganggap k

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 6

    Hari berlalu dengan begitu cepat, dan setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kini akhirnya Felly dan Aiden sudah berada di sebuah kota kecil yang jauh dari Ibu kota. "Ini rumah nya?" tanya Felly mengerutkan dahi sambil menatap bangunan rumah yang tak begitu besar. "Untuk sementara kita akan tinggal disini, kakak ingin kamu agar bisa lebih tenang disini. Jauh dari hingar bingar ibu kota," ujar Aiden menggenggam tangan Felly."Felly sih gak masalah kita mau tinggal dimana tapi—" ucap Felly terhenti, ia tak mampu meneruskan ucapannya."Tapi kenapa?" tanya Aiden. "Kamu gak suka?" "Suka, Felly suka kak. Disini tenang, sejuk dan juga hangat. Tapi ... " ucap Felly."Bilang sama Kakak, ada apa?" tanya Aiden yang kini mulai menggenggam kedua tangan Felly."Tapi kalau kita disini, bagaimana dengan pekerjaan Kakak? Masa demi Felly kakak ninggalin pekerjaan kakak di Jakarta?" kata Felly sedih. "Masalah pekerjaan bisa Kakak urus nanti. Yang penting kamu nyaman disini," ujar Aiden memb

  • AIDEN (Menikah dengan Sepupu)    Bab 5

    Setelah pulang dari rumah Utama, kini Aiden sudah kembali ke Rumah sakit. Aiden menggenggam tangan Felly dengan lembut seolah enggan untuk melepaskannya. Apa yang harus ia lakukan saat ini, dirinya kini sedang di landa dilema besar.Aiden menghela napasnya dengan kasar lalu ia beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajah nya.Saat Aiden keluar dari kamar mandi, ia sangat terkejut kala mendapatkan tatapan tajam dari seseorang yang kini sedang berkacak pinggang dengan wajah marah nya."kenapa kakak gak bilang kalau kakak menikah sama Felly?" tanya Cara dengan raut wajah kesalnya."Kakak udah gak anggap Cara adik kakak lagi? Kenapa kakak sembunyiin ini dari Cara? Kenapa kak? Felly juga sahabat Cara hiks hiks, kenapa gak kakak gak ngomong dulu sama Cara? Apa segitu enggak penting nya Cara buat kakak?" tanya Cara sedih. Ia merasa kecewa pada Aiden karena tidak memberitahukan pada dirinya langsung. Cara malah mendapat kabar dari Farrel."Sayang, bukan sepertu itu maksud Kakak," kata Aiden.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status