Aisya dan Reyhan baru saja ingin pulang dari acara jalan-jalan mereka, di pertengahan jalan tiba-tiba Aisya menyuruh Reyhan untuk menghentikan laju motornya.
"Ada apa ?" Tanya Reyhan pada Aisya.
"Aisya mau beli itu!!" Aisya menunjuk Bapak-bapak penjual rujak yang ada di pinggir jalan.
"Oh, ya sudah cepat sana beli!!" Aisya segera turun dan menghampiri Bapak penjual rujak tersebut.
"Pak, beli rujaknya satu!!"
"Siap, Neng." Ujar Bapak tersebut??
Tak berapa lama rujak yang dipesan Aisya pun sudah jadi.
"Ini, Neng!!" Ujar Bapak penjual rujak, ia menyerahkan satu porsi rujak yang sudah dibungkus rapi di dalam wadah pada Aisya.
"Terima kasih, Pak."
Setelah membayar rujaknya Aisya segera menghampiri Reyhan yang masih setia duduk di atas motor.
"Udah??"
"Udahlah, ini." Aisya menunjukkan kresek yang dia tenteng pada Reyhan.
"Ya, udah ayok pulang!!!"
Ternyata yang mengetuk pintu kamar mereka adalah Mami Rasti, beliau menyuruh anak dan menantunya tersebut untuk makan malam.Reyhan dan Aisya pun berjalan ke luar kamar, untuk makan bersama Papi dan Mami mereka.Mereka makan malam diiringi dengan obrolan-obrolan ringan tentang akan mengadakan pesta pernikahan Reyhan dan Aisya dan ke mana mereka akan berbulan madu.Aisya menolak untuk diadakannya pesta resepsi pernikahan yang mewah. Menurutnya itu hanya akan membuang dan menghamburkan uang saja. Ia lebih memilih acara syukuran yang sederhana saja.Reyhan dan kedua orang tuanya pun menyetujui saja usul Aisya. Mereka bilang senyamannya Aisya saja, kalau mau mengadakan pesta Resepsi setuju, kalau tidak juga tidak apa.Mereka tidak ingin terlalu menuntut harus ini dan itu. Yang penting menantu kesayangan mereka senang, merasa nyaman dan bahagia mereka sudah bersyukur. Ah memang mereka memang mertua i
Aisya terbangun dari tidurnya, ia masih berada di pelukan Reyhan, ia melirik jam yang berada di atas nakas samping tempat tidur. jam sudah menunjukkan pukul 05.00 pagi. Ia mengelus wajah Reyhan yang nampak tenang dalam tidurnya."Bang, bangun!!" Aisya membangunkan Reyhan, sebab mereka sudah hampir telat untuk Shalat subuh ."Hmm." Reyhan hanya bergumam dan tambah mempererat pelukannya."Iss, bangun Abang!!!! Shalat subuh dulu.""Hmm, udah jam berapa!!" Tanya Reyhan dengan suara seraknya khas bangun tidur."Udah, jam 05.00 pagi, Bang." Reyhan mengendurkan pelukannya, lalu mengecup bibir Aisya."Siapa yang mau duluan mandinya?""Abang aja." Jawab Aisya."Hmm, ya udah kita mandi bareng aja.""Iss, gak mau, sana cepatan mandi." Seru Aisya sambil mendorong Reyhan untuk segera mandi."Tapikan Abang pengen mandi bareng, kamu.""Cepatan, Abang. Kita udah telat loh sholat subuhnya." Mau gak mau Re
Kedua mata Aisya masih memandang dan memperhatikan dua orang yang sedang bergandengan mesra menuju sebuah Restoran yang berada di sebelah Restoran jepang tempat Aisya dan Nisa makan."Woy, kita samperin yuk." Aisya terjengkit, ia kaget mendengar suara Nisa."Iih, lo ngelamun ya?""E,,eh apa tadi." Kata Nisa, ia berusaha menstabilkan rasa terkejutnya."Itu, kita samperin sepupu lo, kayanya dia jalan sama ceweknya deh." Gak tau saja dia bahwa hati Aisya sudah nyeri-nyeri sedap mendengar kata cewek itu adalah kekasih suaminya."Gue, ke toilet bentar ya." Aisya tidak menanggapi usulan Nisa buat nyamperin Reyhan, ia malah ingin pergi ke toilet.Belum sempat Nisa menjawab dia sudah berdiri dan berjalan ke arah toilet berada.Di dalam toilet dia mengambil ponsel di dalam tasnya. Ia mencoba untuk menelpon Reyhan. Dua kali dia mencoba melakukan panggilan telpon pada Reyhan tetapi tidak ada jawaban.Kemudian Aisya mengirimkan pesan
Tak berapa lama Reyhan keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang dililitkan di pinggang. Aisya yang melihat pemandangan itu hanya mengalihkan pandangannya. Ia takut tergoda dengan perut seksi suaminya itu. Aisya masih dongkol dia, kalau ingat tadi suaminya abis digandeng cewek cantik.Reyhan mengenakan pakaian yang sudah disiapkan oleh Aisya. Setelah selesai memakai pakaiannya, Reyhan mendekati Aisya."Sayang, Abang kangen." Ucap Reyhan yang sudah duduk di samping Aisya.Aisya hanya mendelik mendengar kata kangen dari mulut suaminya."Tiap hari ketemu juga, masa kangen?""Iya lah, istri Abang yang cantik ini kan selalu bikin Abang kangen setiap saat."Hedeeh gombal, tadi aja pas digandeng cewek cantik gue yakin nih laki kagak ingat gue sama sekali batin Aisya."Hmm, gak usah gombal deh." Ucap Aisya ketus."Loh, benaran sayangku, Abang gak gombal.""Abang, hari ini ke mana aj
Kini Aisya dan Mami sudah sampai di rumah mereka baru saja pulang dari Mall dan sedang istirahat duduk di sofa sambil menikmati dua gelas jus Mangga."Mi, perempuan yang tadi ketemu kita waktu di Mall siapa?" Tanya Aisya, setelah ia menyesap jus mangga miliknya. Ia masih penasaran dengan wanita cantik di Mall tadi."Oh, namanya Dina. Memangnya kenapa?""Ya, gak apa-apa cuma kaya pernah lihat aja, tapi lupa di mana." Sahut Aisya."Hmm, lihat di mana?""Aisya lupa, Mi. Hihi.""Kamu ini. Ya udah,Sya. Mami mau ke kamar dulu ya, mau istirahat dulu sebentar badan Mami pegal rasanya," pamit Mami Rasti, karena merasa kecapean abis jalan-jalan dan belanja di Mall."Ok Mami sayang." Sahut Aisya.Setelah Mami Rasti sudah berlalu masuk ke dalam kamar, Aisya masih duduk menikmati minumannya, sesekali ia menatap ponselnya menunggu balasan pesan dari suaminya. Aisya menanyakan jam berapa Reyhan pu
Aisya memandang dua orang yang berada di depannya dengan perasaan kesal. Ingin sekali dia menyiram wajah perempuan yang bernama Dina tersebut dengan kuah bakso yang dia makan. Enak saja main rangkul-rangkul suami orang."Rey, ngapain di sini? sama siapa ke sini?" Tanya Dina dengan suara manjanya. Gak liat apa bininya segede gaban gini di depannya masih nanya lagi batin Aisya."Loe gak lihat gue lagi makan, sama istri gue lah." Sahut Reyhan, ia jengah melihat tingkah Dina yang bergelayut manja di lengannya apalagi ini ada Aisya, istrinya. Reyhan pun melepaskan tangannya dari rangkulan Dina."Sejak kapan Rey Selera makan kamu pindah ke tempat beginian?" Ucap Dina, sambil memandang Aisya dengan tatapan mengejek."Ya, suka-suka gue lah.""Iss, kamu berubah banget deh, apa habis kenal cewek ingusan ini loe jadi berubah?" Ucap Dina, sambil menunjuk Aisya.Ingin sekali rasanya Aisya mematahkan telunjuk Dina yang menunju
Reyhan memarkirkan mobilnya di halaman rumah orang tua Aisya."Abang, benaran nih, gak turun dulu?" Tanya Aisya pada Reyhan."Gak, sayang. Abang ada meeting penting pagi ini takutnya nanti telat.""Ya, udah deh." Aisya mencium punggung tangan Reyhan lalu dibalas dengan kecupan di kening oleh Reyhan."Bilangin ke Bunda sama Ayah, ya. Abang gak bisa mampir soalnya buru-buru.""Iya, Bang. Nanti Aisya bilangin. Abang hati-hati ya."Aisya membalikkan badannya dan tangannya sudah bersiap untuk membuka pintu mobil, tiba-tiba ditarik oleh Reyhan."Kenap,,,,, hmmppt." Belum selesai Aisya bertanya, Reyhan sudah lebih dulu menyambar bibir mungilnya, bibir yang bikin Reyhan ketagihan.Reyhan melumat bibir Aisya dengan lembut, tetapi lama kelamaan ciumannya semakin panas dan menuntut untuk lebih.Reyhan yang tersadar dari ingatannya bahwa dia harus segara k
Aisya terbangun dari tidurnya, ia melirik jam yang berada di atas nakas samping tempat tidurnya, jam 01.30 dini hari. Lalu pandangannya beralih pada Reyhan yang sedang terlelap di sampingnya.Aisya membuka selimutnya, lalu ia berjalan ke luar dari kamar. Tujuannya adalah dapur, perut Aisya merasa lapar. Aisya membuka kulkas, tidak ada makanan yang bisa dimakan. Pandangannya jatuh pada telur yang berjejer rapi di kulkas.Aisya mengambil sebiji telur dan sayur sawi hijau. Kemudian dia mengambil sebungkus mie instan di lemari. Dia ingin membuat mie saja biar lebih praktis dan cepat matengnya, karena cacing di perutnya sudah berteriak kelaparan minta dikasih makan.Saat Aisya sedang memasukan bumbu mie kedalam panci yang sudah berisi telur, sayuran, dan mie. Sepasang tangan kokoh melingkar di perutnya. Aisya berjengkit kaget karenanya."Kamu ngapain, yang?" Ucap Reyhan"Iss, ngagetin aja, deh.""Kamu, lapa