Share

Bab 4

Penulis: Isna
last update Terakhir Diperbarui: 2020-09-27 12:05:25

Pagi ini Aisya masih disibukan dengan rutinitasnya seperti biasa, bersiap-siap untuk pergi sekolah. Hari ini ia mengendarai motornya sendiri. Ia memarkirkan Motornya di parkiran seperti biasa, ia menuju kelasnya di sana ia belum menemukan sahabatnya Nisa. Ia duduk dan menaruh tasnya di laci bawah meja.

"Door" suara Nisa yang berusaha membuat Aisya kaget, tapi Aisya biasa saja Nisa kan jadinya kesel.

"Biasa aja kali itu bibirnya" cibir Aisya karena Nisa mengerucutkan bibirnya.

"Ngomong-ngomong, setelah lulus nanti lo mau kuliah jurusan apa" kata Nisa pada Aisya sambil menatap sohibnya itu

"Belum tahu gue" jawab Aisya

"Iih, yang mau kuliahkan lo masa gak tau" protes Nisa

"Iya, belum ada bayangan soalnya" 

"Dasar somplak lo" kata Nisa seraya melempar Aisya dengan gulungan kertas.

"Apa gue nikah aja kali yah, abis lulus langsung nikah" ucapnya dengan tangan bertumpu didagu

"Gila lo, di kira nikah enak apa" jawab Nisa yang gak habis pikir dengan kata-kata temannya itu

"Lagian lo abis kejedot di mana sih? Tumben bener seorang Aisya yang cuek dan gak pernah peduli sama hal begituan tiba-tiba ngomong begitu, lo sehat kan, apa otok lo sudah geser" cicit Nisa

"Yey, gitu aja di anggap serius. Becanda doang gue" sahut Aisya sambil menoyor temannya.

"Ya, siapa tau aja kan lo benaran mau nikah."

"Nikah sama siapa?? Calonnya aja belum terlihat bayangannya." Kata Nisa

"Mungkin sama Reno kali" kata Nisa dan ia langsung mendapat cubitan dari Aisya

"Sembarangan lo, gue gak tertarik sama dia biar di kata orang-orang dia ganteng maksimal" balasnya

"Ya, siapa tau nanti kalian berjodoh, kan gak ada yang tau kedepannya gimana" 

"Hmm, malas gue sama lo lama-lama,. Gue mau ketoilet dulu" kata Aisya seraya berjalan meninggalkan Nisa dan mengabaikan teriakan sahabatnya itu.

Di dalam toilet, Aisya selesai buang air, kemudian ia mencuci tangannya, di sana ia mendengarkan Siska dan gengnya yang menggosipkan tentang Reno dan Aisya.

"Apa sih, cantik si cewek gak jelas itu. Sampai-sampai itu si Reno ngejar-ngejar dia mulu" kata Siska pada teman-temannya yang sibuk bercermin dan berdandan. 

"Iya, ya padahal cantikan lo juga ke mana-mana" sahut temannya yang lagi mengoleskan lipstik ke bibirnya.

Aisya diam saja mendengarkan kata-kata yang merendahkannya, ia mengepalkan tangannya ingin sekali dia menjambak, dan menyumpal mulut Siska dan gengnya dengan kaos kaki. Tapi ia tahan, dia malas membuat keributan apalagi ini masih pagi. Ia berlalu ke luar meninggalkan Siska dan teman-teman gengnya. Siska yang melihat Aisya berlalu keluar dari toilet tersenyum mengejek. Siska sudah lama menyukai Reno tetapi Reno tidak menggubrisnya. Setelah mengetahui Reno mengejar dan menyukai Aisya, Siska jadi membenci Aisya. Menurutnya Aisya adalah penghalang dia untuk mendapatkan cinta Reno. Padahal Aisya tak pernah menanggapi Reno. 

Aisya kembali ke kelasnya dengan wajah yang ditekuk, Nisa yang melihatnya heran dan bingung, kenapa sahabatnya ini abis dari toilet, wajahnya terlihat ditekuk dan tak bersemangat seperti biasanya. Apakah  Aisya kerasukan jin dari toilet pikirnya.

"Lo kenapa, Sya. Tiba muka ditekuk aja? Tanyanya

"Gue lagi sebel sama ulat keladi dan kawan-kawannya" jawabnya

"Mang tu ulat keladi ngapain lo." Tanya Nisa, ia sudah tau kalau ulat keladi adalah Siska dan kawan-kawan.

"Masa ni ya, dia bilangin gue kegatalan sama Reno, terus katanya gue pake pelet segala biar Reno ngejar-ngejar gue, padahalkan gue gak ada apa-apa sama Reno" ucapnya sambil marah-marah

"Terus ni ya, mereka nyindir-nyindir gue, ngerendahin gue, pengen banget rasanya gue tabok itu mulutnya" ucapnya berapi-api

"Sabar ini masih pagi, Nyonya. Tahan emosi lo." Kata Nisa

"Ya ini juga gue masih sabar kalo gak, dah babak belur tu anak gue buat" katanya pada Nisa 

"Iya, iya percaya gue mah." Menyudahi obrolannya, kalau Aisya sedang marah didiamin aja, dari pada jiwa bar-barnya tiba-tiba bangkit kan bahaya. 

Aisya, dan Nisa mengikuti pelajaran seperti biasanya, ya walaupun si Aisya lagi badmood dia tetap berusaha mengikuti pelajaran dengan baik.

=======

Kini Aisya sudah berada di rumahnya, ia lagi rebahan di atas kasur di kamarnya sambil bermain ponsel. Ia berselancar di dunia maya. Tiba-tiba satu pesan dari Dino teman satu kompleksnya masuk ke ponselnya.

Dino: Sya, lo mau ikutan gak nonton pertandingan bola, kita sama anak-anak mau tanding neh sama sama anak kompeks sebelah.

Aisya: Ok, gue ikutan. Jam berapa kumpulnya.

Dino: sekitar jam 16.30. Kita dah kumpul semua di rumahnya Edo.

Aisya: Ok. Nanti gue kesana.

Dino: sipp.

Begitulah isi percakapan diHP Aisya, ia segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat dan berkumpul di rumah Edo. Ia memakai kaos oblong berwarna hitam, celana jens selutut, rambutnya dikuncir seperti ekor Kuda, setelah siap ia memasukan ponselnya kedalam saku celananya. Ia keluar dari kamar sambil menenteng kunci Motor. Aisya mencari sosok Bundanya di dapur dan ditemuinya wanita kesayangannya itu lagi sibuk memasak di dapur. 

"Bun, Aisya pergi dulu ya." Pamitnya

"Loh, mau kemana kamu sore-sore begini keluyuran" ucap bundanya menatap Aisya

"Mau kerumah Edo, ngumpul. Mereka mau tanding bentar lagi sama anak kompleks sebelah" papar Aisya pada Bundanya

" Hmm, tapi ingat pulangnya jangan telat sebelum waktu Magrib udah di rumah lagi" Pesan Bu Dewi pada Aisya. 

"Siap Bundaku sayang" jawab Aisya. Ia pamit dan mencium tangan bundanya

"Assalamu'allaikum"

"Walaikumsalam" jawab Bu Dewi

Aisya segera melajukan Motornya menuju rumah Edo, di sana sudah ada beberapa teman-temannya yang sudah datang. Ia memarkirkan motornya di bawah pohon mangga di depan rumah Edo.

"Yang lain mana?" Tanyanya

"Belum pada datang" ujar Dino yang sudah datang lebih awal

"Nah, tu mereka" kata Edo seraya menunjuk temannya yang baru saja datang.

"Ya, sudah kita langsung saja berangkatnya, bentar lagi dah mau di mulai pertandingannya" seru salah satu temannya, mereka pun berangkat menggunakan motor masing-masing menuju lapangan bola dikompleks sebelah.

Aisya duduk saja di sebuah kursi melihat teman-temannya melakukan pemanasan sebelum pertandingan dimulai. Tak berapa lama pertandingan pun di mulai mereka saling mengejar, dan berusaha merebut bola yang berada dibawah kendali lawan dan menendang, mengoper, dan menendang bola menuju gawang. Suara teriakan, sorakan, dan tepuk tangan dari pendukung kubu masing-masing terdengar riuh. 

Tim kesebelasan dari kompleksnya Aisya berhasil memegang rekor, mereka berhasil mencetak satu gol 1-0.

"Semangaaatt......" teriak Aisya memberikan semangat pada teman-temannya yang sedang bertanding.

Tiba-tiba, Aisya melihat Dino terjatuh karena di dorong oleh lawannya, ia terlihat kesakitan karena kakinya sengaja diinjak oleh lawan mainnya. Akhirnya mereka saling menyalahkan dan terjadilah doron-mendorong karena tak terima temannya didorong dan diinjak, entah siapa yang memulak lebih dulu suasana mulai semakin panas dan terjadi lah baku hantam diantara mereka.

Aisya yang melihat teman-temannya dikeroyak pun berlari kearah lapangan  untuk membantu temannya. Baku hantam pun tak terelakan lagi, mereka saling memukul, menendang, dan meninju. 

Bersambung.....

Terima kasih. Ditunggu kritik dan sarannya

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nadia Nureen
hahaha jago jg
goodnovel comment avatar
Sri Ningsih
preman juga aisya nya😃
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • AISYA ( INDONESIA )   End

    Putra Aisya dan Reyhan yang bernama Rasya kini usianya sudah menginjak tiga tahun. Saat ini Aisya sedang sibuk di dapur rumahnya membuat sarapan untuk anak dan suami tercintanya. Aisya membuat nasi goreng dengan tambahan telor ceplok setengah mateng, kesukaan Rasya. Anak Reyhan dan Aisya itu sangat menyukai olahan telor ceplok yang kuning telurnya setengah mateng.Usai membuat sarapan Aisya membangunkan suami dan anaknya."Abang, bangun...!" Aisya menepuk-nepuk lengan suaminya."Emm, cium dulu!" Ucap Reyhan dengan suara serak khas bangun tidur."Iss, manja banget deh. Buruan bangun ntar telat lagi ke kantornya.""Makanya cepatan cium dulu!"CupAisya mencium pipi suaminya."Bukan cium pipi, sayang. Tapi ini!" Reyhan manyun sambil menunjuk bibirnya."Gak, gak. Buruan mandi, atau gak ada cium sama sekali.""Dasar galak." Gerutu Reyhan, sambil menyingkap selimutnya, lalu duduk."Ngomong apa barusan?" Aisya melotot galak ke

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 35

    Reyhan mondar mandir dengan gelisah di depan sebuah ruangan, penampilannya terlihat kacau dengan pakaian yang penuh oleh noda darah. Sudah 30 menit yang lalu Aisya berada di dalam ruangan tersebut. Reyhan juga sudah menghubungi kedua orang tua beserta kedua mertuanya.Pak Ali dan Bunda Dewi sudah sampai di rumah sakit, dengan tergopoh-gopoh Bunda Dewi berlari menghampiri menantunya yang terlihat kacau itu."Bagaimana keadaan Aisya, Rey?" Tanya Bunda Dewi dengan bercucuran air mata. Setelah menerima kabar dari Reyhan bahwa Aisya menjadi korban tabrak lari, Bunda Dewi tak henti menangis."Belum tau, Bun. Reyhan juga masih menunggu kabar selanjutnya dari Dokter.""Ya Allah, Aisya...."ucap Bunda Dewi, ia terus menangis."Sabar, Bun. Kita berdoa saja semoga Aisya tidak kenapa-kenapa, dia anak yang kuat." Ucap Pak Ali lalu memeluk Bunda Dewi, dan menenangkan istrinya itu."Maafin Reyhan yah, bun. Gak bisa jagain Aisya." Ucap Reyhan pelan."Ini bukan salah kamu,

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 34

    Pagi ini Aisya dan Reyhan sedang jalan pagi di kompleks perumahan, kata orang-orang jalan di pagi hari saat hamil besar bisa memudahkan proses persalinan nanti. Apalagi saat ini usia kehamilan Aisya sudah memasuki usia delapan bulan, hanya menunggu beberapa minggu saja mereka akan segera menimang bayi mungil mereka."Bang, pengen itu!" Aisya menunjuk salah satu pedagang makanan. Biasanya saat pagi begini di komplek perumahan mereka banyak yang berjualan sarapan."Ayok, kita kesana." Ajak Reyhan sambil menuntun tangan Aisya ke tempat yang di tunjuk oleh Aisya.Reyhan mengambil satu kursi plastik dan menyuruh Aisya untuk duduk, kan kasian kalau bumil berdiri."Kamu tunggu di sini ya, Abang mau pesan dulu.""Iya, Bang.""Mang, lontong sayurnya dua, ya!" Pesan Reyhan pada Mamang penjual lontong sayur."Oh, iya mas. Tunggu sebentar, ya." Ucap Mamang tersebut, sebab dia bersama sang istri masih sibuk melayani pembeli."Iya, Mang." Sahut Reyh

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 33

    Aisya berlari mengikuti Reyhan yang sedang menarik koper miliknya. Hari ini mereka akan berangkat ke Surabaya."Pelan-pelan dong, yank! Gak usah lari-lari." Ucap Reyhan, saat suaminya itu menoleh ke arah belakang."Abisnya, Abang jalannya cepat betul, kaya kereta aja." Kata Aisya cemberut, Reyhan yang melihat wajah Aisya cemberut jadi gemes dan mencubit pipi istrinya dan menciumnya bertubi-tubi."Hei-hei... kalian ini!! Mau berangkat sekarang apa mau mesra-mesraan dulu?" Sontak Reyhan berhenti menciumi wajah Aisya, dan menatap Mami Rasti yang sedang berdiri di samping mereka. Aisya menundukan wajahnya yang sudah memerah."Ya, mau berangkat sekaranglah, Mi." Jawab Reyhan."Ayok, sarapan dulu....!" Mami Rasti merangkul Aisya."Kalian hati-hati di sana, ya. Kalo udah nyampe jangan lupa kabarin, Mami." Ucap Mami Rasti, saat Reyhan dan Aisya berpamitan."Iya, Mami. Kita berangkat dulu ya Mi, Pi." Reyhan dan Aisya bergantian mencium punggung ta

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 32

    Aisya duduk di sofa yang ada di kamar sambil memakan keripik kentang, tadinya Aisya dan Reyhan ingin pulang ke rumah orang tua Reyhan, tetapi tiba-tiba saja hujan turun dengan deras. Reyhan yang baru keluar dari kamar mandi menoleh ke arah istrinya yang sedang sibuk mengunyah keripik kentang."Kamu, udah gak merasa mual-mual lagi, Yang?" Kata Reyhan, sebab selama berada di rumah orang tuanya Aisya sama sekali tidak ada mual dan muntah."Gak, Bang. Malahan aku lapar terus ini." Sahut Aisya."Baguslah, yank. Kamu mau makan apa, yank?""Aku mau bakso, Bang." Waduh, pagi-pagi begini mana ada yang buka tukang bakso, batin Reyhan."Yang lain aja, Sayang. Ini masih pagi belum ada yang buka tukang Baksonya.""Hmm, Aisya mau makan nasi goreng aja, deh. Tapi yang bikin Abang.""Abangkan, gak bisa masak, yank.""Yah, padahal Dedeknya pengen makan nasi goreng buatan, Papanya." Ucap Aisya lesu.Tak tega melihat wajah istrinya yang

  • AISYA ( INDONESIA )   Bab 31

    Reyhan segera berlari keluar dari ruang kerjanya dan masuk ke kamar di mana Aisya sedang menangis sesegukan."Kenapa, sayang?" Kata Reyhan saat dia sudah duduk di samping Aisya."Abang kenapa tinggalin, aku." Ucapnya masih sambil menangis."Abang gak ke mana-mana kok, Sayang." Reyhan merengkuh tubuh Aisya dan memeluknya."Tapi, tadi Abang gak ada di kamar.""Iya, Abang tadi ke ruang kerja sebentar. Udah jangan nangis lagi, donk. Nanti cantiknya ilang." Ucap Reyhan seraya menghapus air mata di pipi Aisya."Jadi, Aisya jelek gitu." Sungut Aisya"Istri Abang cantik, selalu cantik. Udah jangan nangis lagi, oke." Bujuk Reyhan."Hmm, Aisya pengen ke tempat Bunda.""Iya, besok kita ke tempat, bunda. Sekarang Bobo lagi," bujuk Reyhan."Tapi janji, besok kita ke sana.""Iya, Sayang. Tidur lagi, ya.""Iya, tapi peluk. Abang jangan pergi-pergi lagi.""Iya, Abang gak ke mana-mana. Abang d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status