Share

Peringatan

Muni melaporkannya padaku. Aku belum sempat melihat keadaan Ayu. Ah … benar-benar. Dibiarkan malah menjadi. Aku menghargainya sebagai ayah kandung Ayu. Tapi, sepertinya aku tidak dianggap sebagai menantu.

“Terima kasih Muni!” kataku.

“Saya khawatir sama Nyonya Pak!” Muni mengatakan itu terakhir kali sebelum kemudian pamit keluar ruang kerja.

Kulihat jam di ponselku, hampir pukul sembilan malam. Kebanyakan pelayan sudah kembali ke pavilliun di luar, tempat mereka tinggal saat bekerja. Pak Prana juga ada di sana.

Yang tinggal di dalam rumah hanyalah beberapa pelayan yang bertanggung jawab langsung pada penghuni rumah. Semacam pelayan khusus. Mereka diberi kamar di dekat dapur.

Aku memencet intercom, menyuruh siapapun yang berada di dekat sana untuk memanggil Pak Prana keruanganku. Seperti kata Erlan aku harus tegas membatasi gerak pria tua yang adalah ayah kandung istriku.

Hari ini hanya sekedar sakit perut saja. Muni berkata kalau dokter datang dan memberikan Ayu obat penenang. Katanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status