Share

Chapter 15 Kembali Berulah

Seminggu sudah kejadian itu berlalu, kulihat Mas Dimas selalu murung. Mungkin dia memikirkan ibunya yang sendirian di rumah besarnya. Aku juga tidak menanyakan apakah mbak Zulaikah masih sering kerumah ibu atau tidak.

“Mas senin kamu nanti WFH kan? Kamu kerja di rumah ibu aja, biar ibu ada temennya.”

“Apa kamu ga papa Ning?”

“Ya ga papa dong mas, biar bagaimanapun juga beliau adalah ibu kandung kamu Mas. Tapi kalau udah sore kamu cepet-cepet pulang ya. Aku ga mau kamu bersendau gurau sama mbak Zulaikah.”

“Cemburu kamu dek? Ga usah cemburu karena aku adalah milikmu selamanya.”

“Halah gombal kamu Mas.”

“Kok gombal sih Ning, Mas serius Ning. Mas akan pegang janji setia kita sampai nanti maut memisahkan kita. Kita saling menguatkan ya Ning demi keluarga kecil kita. Dan mudah-mudahan Allah segera menitipkan malaikat kecil buat kita.”

“Amin mas, semoga Allah ijabah do’a kita agar segera memiliki momongan ya mas.”

“Gimana kalau kita periksa ke dokter aja mas? Periksa kesuburan kita berdua, a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status