Mag-log inArea Dewasa | Harap Bijak Membaca "Inilah kisah tentang pernikahan tanpa cinta, rahasia yang menghancurkan, dan hasrat yang tak terhindarkan." Althea tak pernah membayangkan hidupnya akan berubah dalam semalam—dinikahkan dengan Rigel Lester, pria dingin dan nyaris sempurna yang bahkan tak pernah dekat sebelumnya. Pernikahan mereka hanyalah bagian dari perjanjian keluarga, tanpa cinta, tanpa harapan. Bagi Rigel, ini hanya tanggung jawab. Bagi Althea, ini adalah penjara berlapis emas. Setahun berlalu dalam diam dan kehampaan. Namun di balik tatapan tajam dan sikap angkuh Rigel, tersembunyi rahasia kelam yang perlahan terkuak. Ketegangan di antara mereka berubah menjadi sentuhan, pertengkaran menjadi gairah, dan ketidakpedulian menjelma menjadi hasrat yang membara. Namun, cinta yang mulai tumbuh di antara reruntuhan perjanjian itu tak pernah sederhana. Masa lalu Rigel yang penuh bayangan, Althea yang dihantui trauma kehilangan, serta orang-orang yang ingin menghancurkan mereka, membuat pernikahan ini menjadi medan perang antara logika dan perasaan. Di tengah badai kebohongan, pengkhianatan, dan godaan dari masa lalu, Althea harus memilih—bertahan dalam cinta yang menyakitkan, atau pergi demi menyelamatkan dirinya sendiri. Karena kadang, cinta sejati tak datang dari kisah yang indah—melainkan dari luka yang paling dalam.
view moreKeesokan paginya, sinar matahari yang hangat membanjiri kamar luas vila itu. Althea terbangun lebih dulu. Ia membalik tubuhnya perlahan, menghadap Rigel yang masih terlelap. Wajah pria itu terlihat jauh lebih tenang, jauh dari sosok Rigel Lester yang selama ini dikenal dunia sebagai dingin dan tak tersentuh. Dalam tidur pun, ia tetap menggenggam tangan Althea, seakan takut melepaskannya.Althea mengelus pipi Rigel pelan. "Apa kau sadar... betapa kau telah berubah?"Seolah mendengar suara pelan itu, Rigel mengerang kecil dan membuka matanya. Ia tersenyum samar melihat wajah Althea begitu dekat."Selamat pagi, istri cantikku," gumamnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Althea tersenyum lebar. "Kau sadar? Kau tidak mendengkur semalam."Rigel menyipitkan mata. "Aku tidak pernah mendengkur.""Kau dengkur pelan kalau terlalu capek. Tapi semalam... mungkin terlalu bahagia, ya?" godanya.Rigel hanya terkekeh, lalu menarik Althea masuk dalam pelukannya lagi. "Kalau bisa, aku mau
Beberapa hari berlalu sejak kejadian di restoran. Luka di hati Althea masih membekas, namun sikap Rigel yang semakin lembut dan penuh perhatian mulai mengobatinya sedikit demi sedikit. Lelaki itu benar-benar berubah. Ia menjadi seseorang yang tidak hanya menjaga Althea secara fisik, tetapi juga emosinya. Ia mendengarkan lebih banyak, menyentuh dengan lebih hati-hati, dan mencintai dalam diam yang perlahan tumbuh menjadi nyata.Sore itu, cahaya matahari menyusup masuk melalui jendela kamar mereka, mewarnai dinding dengan semburat jingga yang hangat. Althea duduk di depan cermin, menyisir rambutnya pelan. Wajahnya masih terlihat tenang, namun gurat kelelahan tak sepenuhnya hilang dari matanya. Rigel, yang sedari tadi memperhatikannya dari tepi ranjang, akhirnya membuka suara.“Althea,” panggilnya pelan.“Hm?” Althea menoleh dengan senyum lembut.“Ayo kita pergi.”Althea mengerutkan dahi, bingung. “Pergi ke mana?”“Liburan,” jawab Rigel sambil berdiri dan menghampirinya. Ia berlutut di s
Langkah Althea membawanya ke jalan kecil di sisi taman, tak jauh dari restoran. Pepohonan rindang menaungi trotoar sempit yang sepi di siang hari. Angin berembus pelan, menggoyang dedaunan dan membawa aroma bunga-bunga liar yang bermekaran. Tapi tidak ada yang bisa menenangkan hatinya.Ia duduk di bangku kayu tua, kepalanya tertunduk, bahunya gemetar pelan.Tangis itu tidak meledak. Ia menangis dalam diam, seperti selalu.Air matanya mengalir melewati pipi yang masih terasa perih. Bukan hanya dari tamparan Vivian, tapi dari luka yang jauh lebih dalam. Luka karena merasa tak pernah cukup. Tak pernah dihargai.“Apa salahku?” bisiknya lirih, nyaris tak terdengar oleh angin.Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangan. “Aku tidak pernah minta menjadi bagian dari mereka... Aku tidak pernah ingin apa-apa dari Rigel. Aku hanya ingin... dihargai. Dilihat.”Sesal menyesaki dadanya. Marah. Lelah. Perasaan-perasaan yang tak bisa ia ucapkan
Rigel membawa Althea masuk ke kamar dengan langkah pasti. Ia menutup pintu perlahan, lalu menatap wajah Althea yang masih terlihat letih, namun senyumnya hadir bagai bisikan yang memanggil hasrat terdalamnya. Perlahan, ia menunduk dan mencium kening Althea, lalu turun ke pipi, hingga akhirnya bibir mereka bersentuhan."Kau lelah, tapi tetap saja... menggoda seperti ini," gumam Rigel, suaranya serak.Althea tersenyum lemah. "Kau terlalu banyak bicara."Rigel tertawa pelan dan membalasnya dengan mencium lembut bibirnya, lebih lama kali ini. Tangannya melingkari pinggang Althea, mendekapnya erat, seolah tak ingin membiarkan dunia menyentuhnya lagi. Ciumannya berubah semakin dalam, dan tubuh Althea melunak dalam pelukannya."Kau tahu? Saat kau menatapku dengan mata yang lelah itu, jantungku berdetak lebih keras," bisik Rigel, matanya menelusuri setiap garis wajah Althea."Kau suka wanita lelah, ya?" goda Althea, membiarkan jemarinya menyusuri






Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.