Share

Berpamitan

Pria itu membawa amplop coklat milik Anna masuk ke gedung. Ia masuk ke ruangan lalu membukanya. Ia mengamati setiap berkas milik Anna. Kemudian menelepon seseorang dan berbincang dengannya. Ia menelepon HRD, berpesan agar menerima Anna sebagai karyawan seperti yang Anna inginkan, office girl. Kemudian pria itu menutup teleponnya dan memandang kembali foto Anna dalam berkas lamaran tersebut.

Anna menerima notif pesan panggilan interview. Ia yang masih duduk di bangku depan minimarket sedikit terkejut bercampur antusias.

"Ini beneran panggilan interview? cepet banget...kata satpam prosesnya agak lama kecuali ada orang dalam yang bantuin. (Anna berpikir sejenak). Oh atau mungkin James Bond tau kalau aku melamar jadi office girl. Oh Allah, ia seperti bayang-bayangku." Anna tersenyum optimis.

Anna memacu motornya pulang. Ia berganti pakaian resmi. Atasan blouse putih panjang dan kulot hitam. Dengan pasmina hitam dililitkannya indah. Ia bercermin sebentar, menguatkan dirinya untuk bersiap bertemu dengan kakek yang selama ini tak pernah ia kenal. Anna melangkah dengan percaya diri. Ia memacu motornya menuju gedung Suryadinata Group.

****

Anna memarkir motornya di area parkir motor. Ia berjalan menemui satpam.

"Pak, saya ada jadwal interview jam 11 dengan HRD"

Satpam itu sudah mengetahui bahwa ia adalah Anna yang baru saja menitipkan lamaran. Anna berjalan mengikuti satpam menuju lobby. Ia menuju resepsionis dan meminta ijin untuk dihubungkan ke HRD. Setelah mendapat jawaban HRD, satpam itu menunjukkan ruangan HRD. Anna berjalan sedikit tertinggal oleh satpam. Maklum saja, ia tak pernah menggunakan sepatu pantofel hak tinggi. Ini membuatnya berjalan sedikit berhati-hati.

Anna mengamati ruangan demi ruangan. Gedung ini ternyata luas sekali. setiap lantai berbeda divisi. Ia melewati para karyawan yang sedang sibuk dengan komputernya. Anna menganggukkan kepala dan tersenyum ke arah para karyawan yang mengamatinya. satpam mengantarnya hingga di depan sebuah ruangan. Satpam berbicara pada sekretaris hrd, lalu sekretaris itu menyuruh Anna masuk. Anna mengangguk pada mereka, tanda terima kasih. Ia lalu masuk ke ruang HRD

"Permisi, selamat siang pak." Anna menyapa. HRD itu masih muda dan tampan. Ia mempersilahkan duduk dan mengamati berkas lamaran Anna.

"Selamat siang. Anna Aurelia. Tahu lowongan disini darimana?" HRD itu bertanya datar

"Dari aplikasi lowongan kerja pak".

"Kamu lulusan S1 statistika di Universitas Negeri, kenapa malah melamar jadi office girl?"

"Selama ini saya membantu orang tua di toko roti. Setelah toko orang tua bangkrut, baru mau cari kerja, dan saya tahu hanya ada lowongan ini di area dekat rumah Pak." Anna menjelaskan dengan sedikit mengarang cerita.

HRD itu menatap profil Anna. "Kamu siap jadi office girl? ini pekerjaan yang tidak mudah bagi kamu yang lulusan statistika dan terbiasa duduk di depan komputer." Hrd itu melirik Anna sebentar lalu kembali ke komputernya.

"Tidak masalah pak, saya sudah terbiasa bekerja di lapangan. Saya sangat siap bekerja, pak." Anna menjawab tanpa canggung.

"Oke kalau gitu. Mulai besok kamu bekerja sebagai office girl. Saya akan melihat kinerjamu dulu, sebagai acuan agar kamu bisa naik jadi karyawan kedepannya." Jelas HRD itu tanpa senyum.

"Baik pak." Mata Anna berbinar, ini berjalan sesuai rencananya.

"Saya akan menghubungi kepala dapur untuk membimbingmu bekerja besok. Kamu besok masuk jam 8 seperti karyawan biasa karena baru awal bekerja. Untuk selanjutnya bisa masuk lebih awal lagi." HRD itu menjelaskan dengan datar.

"Terima kasih pak. Saya akan bekerja dengan maksimal." Anna tersenyum lega. HRD itu hanya mengangguk dan mempersilahkan Anna keluar.

Anna pulang dengan perasaan lega.

****

Anna memacu motornya menuju kafe coffe break. Ia mencari Miss Eka. Bermaksud ingin pamitan dan mengucapkan permohonan maafnya karena resign mendadak. Anna juga berpamitan kepada rekan kerjanya, yang selama ini menjadi penyemangat, dengan gurauan mereka membuatnya tertawa saat ia sedang terpuruk menghadapi kenyataan hidup.

Miss Anna rupanya sedang cuti libur. Anna berniat pulang, lalu Dandi, managernya berjalan menghampirinya.

"Pak, hari ini aku mohon ijin resign. Miss Eka tidak masuk hari ini, aku berpamitan ke kamu, besok tolong sampaikan ke Miss Eka ya.." Anna berpamitan kepada Dandi.

Dandi masih mengamatinya, melihat baju resmi yang masih dikenakan Anna.

"Kamu mau kerja dimana?

"Di Suryadinata Group", jawab Anna tenang.

"Kenapa mendadak? Kamu tau kan cafe sedang kekurangan karyawan?" Dandi sedikit marah.

"Maaf Dan, aku harus ambil pekerjaan ini. Karena Ini ada sangkut pautnya dengan identitas keluargaku." Anna merasa bersalah.

"Kerja sebagai apa?"

"Office girl." Jawab Anna mantap.

Dandi sedikit tidak percaya. "Apa yang sedang kamu rencanakan?"

Anna menoleh tak mengerti.

"Aku mengenalmu Ann, pasti ada yang sedang kamu rencanakan."

"Suatu saat kamu pasti tau."

"Oke. Berarti mulai sekarang aku akan lebih sering ke rumahmu."

"Untuk?" Anna penasaran

"Memastikan kamu baik-baik saja. karena aku sekarang sudah tidak bisa mengawasimu setiap harinya."

Anna menahan tawa.

"Aku sudah bisa menjaga diri Dan.."

"Tapi diluar sana pasti banyak yang membuatmu lupa jaga diri."

"Ayolah.. Aku udah dewasa Dan. Dan InsyaAllah mengerti batas-batas pergaulan di kota metropolitan ini."

"Lantas apa salahnya jika aku hanya khawatir?"

"Oke makasih kamu sudah mengkhawatirkan ku, aku bisa jaga diri kok." Anna tersenyum. Mata hazelnya berbinar.

Dandi menatapnya dalam. "Andai saja kamu peka Ann.."

Anna hanya mengernyitkan dahi dan tersenyum. Sebenarnya ia sangat peka tentang perasaan Dandi, tapi ia tak ingin memancingnya lebih jauh. Ia sudah menganggap Dandi sebagai kakaknya selama ini. Jika status ini berubah, maka ia harus kehilangan seorang kakak. Dan ia tidak menginginkan itu. Ia ingin mereka seperti dulu, sebelum Dandi menunjukkan perasaannya. Mereka bermain bersama meski beda usia 3 tahun. Saling curhat, dan saling tukar pikiran karena satu fakultas.

****

Anna memacu motor dengan kencang. Kali ini ia tak langsung pulang ke rumah. Ia pergi ke makam ayah ibunya. Sebelum ke makam, ia membeli bunga sedap malam kesukaan ibunya. Sampai di pemakaman ia bersujud. Menangis di antara sepinya daun-daun yang berguguran. Sunyi nya makam menjelang maghrib tak menyurutkan niatnya. Ia tak kuasa membendung air matanya lagi. Meski akhirnya ia terus mengusap air matanya dengan hijab, berusaha agar tak menetes pada makam ayah ibunya.

"Ayah, ibu, maaf.. aku baru datang. (sesekali terdengar isakan nya). Ibu, kau tau kakekku tiba-tiba datang, yang selama ini tak pernah kalian ceritakan padaku. Kenapa kalian merahasiakan semua ini? Lihat, sekarang aku sendirian. Aku butuh kalian, aku mungkin akan sedikit kesulitan menjalani semua ini." Anna terisak lagi, lalu ia mengucap istighfar. Ia berdoa di atas makam orang tuanya sambil terisak. Kemudian ia menaburkan bunga, dan seikat bunga sedap malam kesukaan ibunya.

"Maaf ayah, aku masih mengeluh padamu saat aku datang. Semua ini terlalu asing bagiku. Awalnya aku berniat tidak menghiraukan semua ini, aku berniat hidup seadanya, tapi ini menyangkut nama baikmu. (Anna menghela nafas panjang) Aku putrimu, aku akan menerapkan semua ilmu yang kalian ajarkan padaku. Kalian di sana pasti bahagia jika melihatku tegar, benar?" Anna mengelus nisan ayah ibunya yang bersanding. Ia tersenyum dalam tangis.

Makam semakin remang karena menjelang maghrib. Anna memutuskan untuk pulang. Ia berjalan pelan di antara makam lama yang berjajar. Matanya yang masih sembab sedikit mengganggu pemandangannya. Tiba tiba ia menangkap bayangan hitam di balik pohon besar di ujung makam. Ia menghentikan langkahnya. Mengamati sosok tersebut, ternyata hilang. Anna kemudian berjalan lagi tanpa menoleh. Ia sedikit merasa takut. Benar saja, batu kecil tiba-tiba menghantam punggungnya. Anna berhenti dan menoleh lagi. Mencari asal batu itu. Tapi tak ada siapapun.

"Aku gak ganggu kok, misi..lewat ya mau pulang." Anna berkata seperti apa yang dikatakan masyarakat umumnya. Lalu Ia berlari memacu motor maticnya.

Dari balik pohon muncul sosok tinggi dan tegap. Ia tertawa puas melihat tingkah Anna. Ia adalah Tuan James Bond.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status