Share

103. Para Penagih Utang

BRAK! Suara sesuatu ditendang keras. Aku dan Sonar yang terkejut serentak menoleh ke luar pintu. Seorang lelaki bertubuh besar tinggi, dengant tato di lengan atas, berbaju tanpa lengan, bercelana jeans, datang dengan wajah bengis.

“Pak Tua! Sampai kapan mau nunggak utang!” lanjutnya.

Kakek yang sibuk membantu istrinya duduk pun terkesiap. Ia berjalan mendekati pintu dimana lelaki itu berada.

“Maaf, Mas Joko, saya belum punya uang.” Suara rintih itu terdengar sangat memelas.

“Halah, aku gak peduli ya!” bentak lelaki bernama Joko itu.

“Tapi saya harus bayar pakai apa?” Kakek memohon.

“Apa aja. Mana sertifikat tanah ini?”

“Jangan, Mas Joko. Kami tidak punya apa-apa lagi.”

“Aku gak peduli. Utangmu udah sepuluh juta!”

Joko mendorong tubuh Kakek hingga ia termundur beberapa langkah. Kakek yang tubuhnya masih terluka itu memegangi perut karena merasa sakit. Ia tersentak kaget.

“Ini siapa?” tanya Joko menunjuk ke arah kami. “Wanita cantik ini anakmu?” lanjutnya.

“Bu-bukan. Mereka cuma tamu.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status