ํ™ˆ / Romansa / AKU SANG ISTRI BOSS / 13. Mengerjai Ibu

๊ณต์œ 

13. Mengerjai Ibu

์ž‘๊ฐ€: Ara Hakim
last update ์ตœ์‹  ์—…๋ฐ์ดํŠธ: 2023-03-02 18:01:15

Bab 13 Mengerjai Ibu

Kami diam, hanya saling tatap sambil meletakkan telunjuk ke bibir. Tawa kutahan.

"Rindu, makanan sahur mana?!"

Aku membungkam mulutku sendiri.

"Udah mau insyaf ini, belum sahuur."

"Imsak kali, bukan insyaf," gumamku pelan.

Memang seharusnya Ibu insyaf dulu sebelum waktu imsak datang.

Sebenarnya, makanan untuk sahur sudah ada di dalam kulkas, tinggal menghangatkan saja. Ibu saja yang teramat malas hingga tak kepikiran untuk membuka kulkas. Semuanya mengandalkan tenaga Rindu. Ah, katanya orang kaya, tapi kenapa nggak ambil pembantu aja sih. Malah anak sendiri dijadikan babu.

"Rinduuu, Cinta!" pekik Ibu seperti frustasi.

Rindu mau beranjak dan hampir menyahut. Namun aku segera menahan tangannya dan menggeleng cepat ia agar tetap diam di tempat.

Mas Rama ikut cekikikan. Kadang Mas Rama juga bisa diajak bercanda sesekali. Bahkan memang sering jahil juga.

Jam setengah lima dan 9 menit lagi imsak. Saatnya keluar kamar. Ibu, Kasih dan Mas Bagus duduk di meja makan dengan
์ด ์ฑ…์„ ๊ณ„์† ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”.
QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์—ฌ ์•ฑ์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜์„ธ์š”
์ž ๊ธด ์ฑ•ํ„ฐ

์ตœ์‹  ์ฑ•ํ„ฐ

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 108. Mencari Reno

    PEMUKIMAN itu rata dengan tanah. Yang tersisa hanya puing-puing yang terlanjur menjadi arang dan abu. Asap masih mengepul di beberapa bagian pagi itu. Katanya, kebakaran dimulai sejak semalam hingga pagi ini baru bisa dipadamkan.Lima belas unit mobil pemadam kebakaran tak cukup, dikerahkan lagi tujuh bantuan pemadam. Itu pun petugas dibantu warga masih kewalahan dalam bertarung dengan si jago merah. Susahnya akses masuk mobil jadi sebab utama. Pun rumah yang berdempetan membuat api tertawa ria mengejek dari jauh, membesar sesuka hati.Aku terpaku saat turun dari mobil.โ€œRumahnya, ludes.โ€ Ruki bergumam.Aku hanya menggeleng pelan, tak dapat mengucap sepatah kata pun. Mas Rama pun hanya terdiam, menatap sendu.Nun di sebelah sana, ratusan pasang mata hanya dapat menyaksikan rumah mereka dilalap api. Pasrah tak dapat menyelamatkannya. Barangkali hanya satu-dua barang yang bisa diamankan, termasuk baju yang terpakai di badan.Tak banyak yang dapat disaksikan selain isak tangis dari ibu-

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 107. Kebakaran

    โ€œTOTAL biaya tanggungan utang warga kampung Tanjung Kawan sebesar 1,7 milyar, Pak. Terlalu besar untuk dana CSR, atau mungkin kalau Bapak sendiri yang ingin membiayai dulu.โ€ Rendra menyerahkan hitungan utang pemukiman yang berbentuk sebundel laporan itu.โ€œTerlalu besar, Mas.โ€ Tara menimpali.โ€œTapi gimana, Ra? Kasihan mereka.โ€โ€œYah, memang sebenarnya bukan tanggung jawab kita. Itu murni kesalahan mereka sendiri yang sudah berani berutang. Tapi, aku tahu kalau Mbak Cinta sudah niat bergerak ya mau gimana lagi. Aku siap support aja.โ€Siang itu kami kaman bersama di sebuah cafรฉ tak jauh dari Aurora Corporation. Bosan makan di dapur umum kantor, kami ingin mencari suasana baru. Cafรฉ bernuansa alam di jalan Ahmad Yani itu tak terlalu ramai, masih nyaman untuk dikunjungi.Mas Rama masih berpikir. โ€œMungkin kalau semua CSR dari perusahaan client dikumpulkan, bisa membantu setidaknya.โ€โ€œCSR perusahan client?โ€ tanyaku tertarik.โ€œEh, Sayang, makan dulu pastanya. Kamu lagi hamil nanti calon bayiny

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 106. Ancaman Para Debt Collector

    โ€œPAK Rama jemput?โ€ tanya Fresha di dalam mobil. Hari sudah mulai sore. Aku dan Mas Rama berjanji untuk bertemu di suatu tempat dan kami akan menuju dokter kandungan. Dokter Meity.โ€œIya. Sebentar lagi sampai.โ€ Aku sibuk memainkan ponsel, tak menatap pada Fresha.Sudah lima menit aku menuggu Mas Rama di tempat yang disepakati. Pukul 16.05 di arlojiku.Lima menit kemudian, sebuah mobil Mercedes hitam sampai di tempat itu. Melihat mobil Mas Rama itu aku berpamitan pada Fresha dan Dennis. Mas Rama membukakan pintu mobil seperti biasa.โ€œTelat sepuluh menit. Eh, sebelas.โ€ Aku menatap arloji.Mas Rama malah mencubit pipiku dan menariknya.โ€œAuu.โ€โ€œShalat ashar dulu, Sayang.โ€โ€œIya. Cepetan ke praktek Bunda Meity.โ€Mas Rama tancap gas. Di perjalanan ia memandangiku dengan tatapan aneh. Alisnya sering terangkat dua kali seperti menggoda. Tapi aku tak tahu maksudnya apa. Entahlah, lelaki kadang memang tak dapat dimengerti. Makhluk aneh.โ€œJadi mual dan muntah tadi?โ€โ€œHmm.โ€โ€œKenapa?โ€ Mas Rama malah

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 105. Mendadak Tegang

    SUASANA rumah Bejo mendadak tegang ketika aku mulai tak senang dengan aturan yang ia terapkan semena-mena. Betapa tidak, utang yang awalnya hanya lima juta meranak-pinak jadi 10 juta dalam tiga bulan.Bukan hanya itu, utang itu pun mengganda ketika yang membayar bukan orang yang bersangkutan.โ€œIni buktinya. Silakan periksa saja. Semua jelas tertulis di perjanjian utang-piutang itu.โ€ Bejo tersenyum mnyeringai. Bibirnya terangkat sebelah tanda ia merasa menang telak.Kuraih kertas yang Bejo letakkan di atas meja. Nama Marsudi tertera sebagai salah satu pihak penanda tangan kontrak. Kubaca lekat-lekat agar tiada satu kata pun terlewat. Sampai ujung tanda-tangannya kubaca, perkataan Bejo ternyata memang benar adanya. Perjanjian itu ditandatangani di atas materai. Kubaca dengan seksama tiap kata dan kupahami maksudnya betul-betul. Tapi mungkin Fresha sebagai sekretaris lebih paham apa isinya. Maka kusodorkan padanya.Fresha meneliti surat perjanjian itu beberapa detik.โ€œBenar, Bu Cinta. Di

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 104. Aku Mau Mandiri

    โ€œKali ini biarkan aku mengurus ini, Mas. Aku nggak mau terus-terusan bergantung sama kamu. Aku mau mandiri.โ€Mas Rama malah berdecak kesal. โ€œKamu mau hadapin si Joko itu sendiri?โ€โ€œKana da Dennis, Setya, Anzu sama Rizal yang aku bawa. Kalau keamanan kamu gak usah khawatir. Kamu fokus aja sama kerjaan. Lagian perusahaan โ€˜kan lagi berkembang sekarang. Kasihan kamunya kalau pecah fokus.โ€โ€œYah mau gimana lagi.โ€โ€œBoleh Mas ya?โ€โ€œBoleh,โ€ jawab Mas Rama pelan. โ€œProposal untuk CSR renovasi rumahnya udah selesai?โ€โ€œUdah.โ€ Aku mengeluarkan sebundel kertas dan menyodorkan di atas meja kerja Mas Rama. Ia kemudian membuka proposal itu dan membacanya sekilas tiap lampirannya. Suara pintu diketuk. Mas Rama mempersilakan seseorang yang mengetuk pintu itu untuk masuk. Dennis dengan jas abu-abu dan tampilan yang klimis pun beranjak ke ruangan itu.โ€œSaya hari ini menemani Bu Cinta untuk menyelesaikan masalah kemarin, Pak.โ€ Dennis melapor di depan Mas Rama. Mas Rama meletakkan proposal yang dibacanya di

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 103. Para Penagih Utang

    BRAK! Suara sesuatu ditendang keras. Aku dan Sonar yang terkejut serentak menoleh ke luar pintu. Seorang lelaki bertubuh besar tinggi, dengant tato di lengan atas, berbaju tanpa lengan, bercelana jeans, datang dengan wajah bengis.โ€œPak Tua! Sampai kapan mau nunggak utang!โ€ lanjutnya.Kakek yang sibuk membantu istrinya duduk pun terkesiap. Ia berjalan mendekati pintu dimana lelaki itu berada.โ€œMaaf, Mas Joko, saya belum punya uang.โ€ Suara rintih itu terdengar sangat memelas.โ€œHalah, aku gak peduli ya!โ€ bentak lelaki bernama Joko itu.โ€œTapi saya harus bayar pakai apa?โ€ Kakek memohon.โ€œApa aja. Mana sertifikat tanah ini?โ€โ€œJangan, Mas Joko. Kami tidak punya apa-apa lagi.โ€โ€œAku gak peduli. Utangmu udah sepuluh juta!โ€Joko mendorong tubuh Kakek hingga ia termundur beberapa langkah. Kakek yang tubuhnya masih terluka itu memegangi perut karena merasa sakit. Ia tersentak kaget.โ€œIni siapa?โ€ tanya Joko menunjuk ke arah kami. โ€œWanita cantik ini anakmu?โ€ lanjutnya.โ€œBu-bukan. Mereka cuma tamu.โ€

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย Kakek Yang Dibela

    RUKI ternganga melihat aku membawa setumpuk sisa penjualan korannya tadi pagi. Apa lagi kuletakkan selembar uang seratus ribu, barangkali ia tak menyangka. Orang yang ia sakiti membalasnya dengan kebaikan.โ€œCinta!โ€ panggilnya sambil berdiri dari kursi pajang pinggir jalan itu.โ€œIya?โ€ Aku berhenti. Tanpa balik kanan menoleh padanya.โ€œTerima kasih.โ€ Matanya berkaca-kaca.โ€œAku tunggu di Lovamedia.โ€ Kujawab sambil tersenyum, membuat matanya yang kian basah tak mampu membendung air mata yang titik setetes. Senyumnya terkembang di ujung bibir.Aku pun beranjak melewati trotoar hingga sampai di seberang minimarket. Setelah menyeberang dengan hati-hati aku masuk ke mobil dan Setya menjalankan mobil kembali.โ€œUntuk apa bawa setumpuk koran?โ€ tanya Mas Rama yang heran ketika kubawa tumpukan koran itu masuk ke mobil.โ€œNanti pasti ada gunanya. Mungkin bagi kita sampah, tapi bagi orang lain bisa jadi berkah.โ€Mas Rama menggeleng sambil tersenyum tipis.Mungkin sekitar lima belas menit kemudian kami

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 101. Tanpa Dendam

    KETIKA sedang menghirup udara segar pagi itu di jalanan kota Lombok, perkataan Mas Rama mengingatkanku pada sesuatu. Barangkali wanita yang hilang itu berada di dalam kasur!Mengapa kupikir demikian?Pertama, saat aku berbaring di atas kasur di kamar itu rasanya keras dan tak nyaman sama sekali. Kedua, barang-barang yang kutemukan di sudut ruangan yang merupakan segulung tali seperti benang dan jarum yang tertancap di tanaman hias. Alat untuk menjahit.Sementara potongan kain yang kudapatkan di dalam tong sampah tak lain adalah isi dari kasur yang dikeluarkan. Yang berkemungkinan pula sebagian besar isinya itu telah dimasukkan ke koper bersama pakaian kotor.โ€œMungkin aja sih, Lov. Boleh juga insting detektif kamu.โ€ Jawaban Mas Rama saat kuberi tahu pendapatku tentang hilangnya wanita itu. โ€œKasih tahu polisi yang jaga.โ€โ€œKembali lagi ke hotel?โ€โ€œIya.โ€โ€œYa udah, ayo.โ€Kami yang kembali lagi ke hotel. Mas Rama menunggu di depan pintu masuk hotel sementara aku menuju lobi dimana dua orang

  • AKU SANG ISTRI BOSSย ย ย 100. Misteri Koper

    RUANGAN lobi jadi tempat berkumpul semua penghuni hotel. Sementara meja salah satu ruang di lantai bawah dijadikan ruang interogasi oleh para polisi. Pertama, lelaki yang berhubungan dengan si wanita yang hilang itu diberondong pertanyaan.โ€œMaaf, saya dengar Ibu langsung berkontak dengan lelaki itu.โ€ Seorang lelaki berpakain polisi menegurku ramah. โ€œBolehkah kami mewawancarai di ruangan sana?โ€Aku yang berdiri sambil menyilangkan tangan menjawab, โ€œYa.โ€Kemudian aku mengekor di belakang lelaki itu dan ikut masuk ke dalam ruang interogasi.โ€œSejak jam berapa anda di hotel ini?โ€ pertanyaan pertama setelah nama da nasal.โ€œSejak pukul lima kira-kira.โ€Mungkin yang bertanya itu adalah seorang detektif. Cepat ia mencatat jawabanku sambil mengangguk pelan.โ€œBersama siapa?โ€โ€œSuami.โ€โ€œJadi anda berada di kamar 304?โ€โ€œYa.โ€โ€œMalamnya anda sempat pergi keluar, lalu saat kembali anda sempat berkomunikasi dengan pria ini?โ€ Detektif itu menunjukkan sebuah foto yang tak lain dan tak bukan adalah pria y

์ข‹์€ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฐพ์•„ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
GoodNovel ์•ฑ์—์„œ ์ˆ˜๋งŽ์€ ์ธ๊ธฐ ์†Œ์„ค์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฆ๊ธฐ์„ธ์š”! ๋งˆ์Œ์— ๋“œ๋Š” ์ฑ…์„ ๋‹ค์šด๋กœ๋“œํ•˜๊ณ , ์–ธ์ œ ์–ด๋””์„œ๋‚˜ ํŽธํ•˜๊ฒŒ ์ฝ์„ ์ˆ˜ ์žˆ์Šต๋‹ˆ๋‹ค
์•ฑ์—์„œ ์ฑ…์„ ๋ฌด๋ฃŒ๋กœ ์ฝ์–ด๋ณด์„ธ์š”
์•ฑ์—์„œ ์ฝ์œผ๋ ค๋ฉด QR ์ฝ”๋“œ๋ฅผ ์Šค์บ”ํ•˜์„ธ์š”.
DMCA.com Protection Status