Share

99. Interogasi

MENGAPA pula ketika baru saja Mas Rama merebahkan diri ke tempat tidur dan terlelap karena terlalu letih, Ulya menelepon? Dan mengapa pula saat kuangkat telepon Ulya itu, ia memanggil Mas Rama dengan tambahan kata ‘mas’ padahal sebelumnya ia hanya memanggil nama? Aneh. Apa hanya aku yang berpikir kalau ini bukan sekadar kebetulan?

Ulya pergi ke Lombok. Tujuan yang sama dengan kami. Berangkat di jam yang bersamaan. Berada di pesawat yang sama bahkan duduk di kursi sebelah kami. Kebetulan?

“Mas Rama tidur.” Aku mencoba menjawab sopan pada Ulya, meski rasa kesalku sudah hampir memuncak.

“Ini Cinta? Aduh, maaf ya. Maaf. Aku kira Rama temenku yang lain. Soalnya di Lombok aku juga menemui orang yang namanya Rama. Aku salah sambung.”

“Salah sambung atau sengaja?”

“Apa maksudnya sih?”

“Udahlah.”

“Ya udah. Makasih.” Telepon ditutup Ulya.

Cahaya kuning di ufuk sana meluruh dan perlahan menggelap. Tak terasa waktu maghrib pun seperti datang lebih cepat. Di kotaku, di waktu sekarang biasanya masi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status