Share

DUA

Penulis: Hwali
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-05 02:30:03

Putra berdiri di samping Vivi sementara Choky berdiri di belakang Reza.

Mereka berdua sedang berdiskusi pengembangan proyek lalu tiba-tiba Reza berkomentar.

"Hari ini kamu segar sekali, apakah ada hal yang menyenangkan semalam?"

Vivi otomatis menoleh ke Putra.

Putra menghela napas ironis, di tanggal merah harus masuk kerja karena kedua atasannya sedang mengembangkan proyek baru. Otomatis sebagai sekretaris mereka berdua, dia harus hadir.

Choky ikut menatap Putra dengan heran lalu cekikikan ketika melihat rona wajah temannya yang segar.

Putra ingin memukul kepala Choky lalu mengalihkan tatapannya ke Reza dengan wajah sedih. "Tuan besar, tidak bisakah kita konsentrasi bekerja? Saya sedang semangat bekerja?"

Vivi yang tertarik segera berpindah tempat untuk duduk di pangkuan sang suami. "Cepat ceritakan, apakah ada sesuatu yang menyenangkan semalam?"

Putra menggeleng. "Tidak ada, yah memang saya hanya kencan semalam tapi tidak ada yang istimewa untuk menjadikannya pasangan."

"Kamu ONS?" tanya Choky terkejut.

Vivi dan Reza mengerutkan kening tidak mengerti. Bukannya mereka tidak paham arti ONS tapi lebih ke penasaran. Putra yang gila kerja berani ONS?

Reza mendecak. "Hati-hati penyakit, kamu harus ke dokter dulu. Jangan dekati istriku beberapa hari ini."

"Apakah itu menyenangkan?" tanya Vivi yang penasaran.

Putra mengutuk dirinya di dalam hati. Kenapa bisa terlalu jujur bicara ke mereka bertiga. "Yah, menyenangkan di malam hari tapi menyebalkan di pagi harinya."

"Apakah pasangannya berwajah jelek?" tanya Vivi.

Putra mulai mengingat wajah manis Nada dan tubuhnya yang tidak terlalu gemuk tapi juga tidak kurus, lemak berada di posisi yang tepat. Tapi begitu mengingat wajahnya yang menyebalkan, dia menjadi kesal.

Choky berkomentar. "Sepertinya memang jelek."

Vivi memberikan saran. "Jangan terlalu sering melakukannya, kanu juga harus rajin melakukan tes kesehatan. Info ke bagian accounting untuk ganti biaya check up."

"Terima kasih atas sarannya, tapi ini kali pertama sekaligus terakhir saya melakukannya."

Reza menatap tidak percaya Putra. "Jangan dekati kami sebelum kami melihat hasil tes kesehatan kamu."

Putra menghela napas panjang.

---------

Dua minggu, lima hari kemudian. Di pagi hari saat orang-orang melakukan kegiatan produktif. Para supervisor melakukan briefing, yang menarik disini adalah pertengkaran manager marketing, accounting dan tangan kanan bos. Putra.

"Pak Putra, saya hanya menjalankan tugas seperti biasanya. Tidak mungkin dong saya menghabiskan uang perusahaan begitu saja." Nada benar-benar tidak habis pikir dengan cara berpikir Putra yang menekan divisi marketing. "Pak Aditama saja menyuruh kami bekerja semaksimal mungkin, dan anda menyuruh saya menekan biaya operasional?"

"Saya hanya menekankan biaya operasional marketing bukan menekan pekerjaan kalian." Putra melipat tangan dan bersikap menantang Nada, seolah melupakan percintaan mereka di malam tahun baru.

Nada menatap kesal Putra. "Masalahnya saya hanya mengajak makan siang pihak perwakilan travel dan anda marah ke saya begitu melihat biaya makannya?"

"Oh iya, bagaimana bisa menghabiskan uang satu juta hanya untuk makan siang? Berapa orang yang makan siang dengan kamu dan tim? Kalian kalau hanya memperkenalkan kamar dan fasilitas hotel, cukup makan siang di hotel sehingga memperkenalkan menu, jangan keluar lagi! Pihak accounting juga tidak tegas menangani masalah ini!"

Nada mengambil napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. "Sudah lihat rincian biayanya untuk apa? Satu juta bukan hanya untuk makan, saya juga sudah mencantumkan keseluruhan rincian dengan accounting karena tahu bapak pasti akan mempermasalahkan hal ini."

Supervisor accounting hanya menundukkan kepala. Tidak berani ikut campur dalam pertengkaran mereka berdua. Rasanya ingin mengadu ke manager tapi pihak manager keuangan pusat sedang sibuk.

Masalahnya Nada adalah manager marketing pusat yang menaungi keseluruhan hotel milik grup Aditama, menggantikan manager sebelumnya yang ditugaskan di luar negeri oleh tim Aditama group. Dia bisa sesuka hatinya meminta rembouse untuk biaya operasional tim marketing.

Putra yang biasanya harus menyaring laporan dari berbagai departemen, sakit kepala ketika melihat pengeluaran yang dianggap tidak masuk akal.

Contohnya saja sekarang, biaya menemani perwakilan travel untuk kerja sama dengan website mereka, membutuhkan biaya satu juta rupiah hanya untuk makan siang.

"Saya tidak memakai uang untuk kehidupan pribadi, saya hanya melakukan pekerjaan saya seperti biasanya. Pak Putra, coba cek kembali penjelasan pengeluaran itu untuk apa," kata Nada.

Di balik kaca mata kerja, mata Putra menyipit curiga. "Saya sudah membaca penjelasan di sana, yang membuat saya tidak mengerti adalah bagian kamu makan siang sebanyak itu."

Nada memegang belakang tengkuk kepalanya dengan sakit. "Ha- rasanya aku ingin menampar mulut penjilat kamu itu."

"A- apa? Penjilat? Kamu menuduh saya penjilat?!"

"Memang, kamu melakukan ini untuk mencari muka dan menjilat bos!"

Putra menaikan kaca matanya ke ujung pangkal hidungnya yang mancung. "Saya akan memberikan sp ke kamu, nikmati saja pekerjaan yang sekarang."

SP?

Nada menatap geram Putra. "SP? Kamu berani kasih aku SP?"

Putra menatap dingin Nada. "Kamu sendiri juga berani menghina saya."

"Pak, ini masalahnya hotel kita itu bintang kelap kelip yang mahal banget."

Semua orang yang mendengar hampir tertawa. Nada bermaksud mengucapkan bintang lima tapi karena terlalu emosi akhirnya yang terucap hal lain.

Hebatnya, lawan bicara Nada sama sekali tidak tertawa dan menganggap serius perlawanannya. Ini juga lah yang menjadi salah satu hiburan mereka semua.

Putra mendekati Nada sementara Nada di sela ceramahnya tiba-tiba mual.

Semua orang terpana.

Nada menutup mulut dengan terkejut lalu menatap Putra yang melotot marah.

"Sekarang kamu ingin menghina saya?" tanya Putra.

Nada menggeleng panik lalu memalingkan wajahnya ke rekan-rekan kerja.

Semua rekan kerja tidak berani menatap Nada.

Putra kembali mendekati Nada yang menjauh, melihat wajah Nada yang mendadak pucat. "Kamu baik-baik saja?"

"Hai guys, kalian semua sudah selesai briefing? Aku bawa ayam panggang kesukaan kita, bagi-bagi yaa- hari ini aku sukses mendapat bonus dari sewa motor." Manajer operasional masuk dan membawa dua kantong plastik berukuran besar lalu diletakkan di atas meja.

Baunya harum dan membuat orang-orang lapar sementara Nada yang mulai panik menjadi bertambah mual dan segera berlari keluar ruangan.

Manajer operasional menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Lho, bu Nada kenapa? Apa saya mengganggu pertarungan antara pak Putra dan bu Nada?"

Putra menatap pintu yang dilewati Nada dan mulai memikirkan kejadian malam tahun baru lalu bertanya pada diri sendiri. Apakah dia hamil?

Manajer operasional berdiri di samping Putra. "Pak, jangan merasa bersalah. Wanita itu memang sangat lembut dan tidak bisa dimarahi terus-terusan. Coba sesekali jangan marah ke bu Nada."

Putra melihat jam tangan. "Saya ada jadwal ke tempat lain, apakah ada yang masih ditanyakan?"

Semua orang menggeleng cepat.

Putra pergi meninggalkan ruangan setelah memberikan salam. Begitu pintu ditutup, semua orang menghela nafas lega dan mengantri makanan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • AKU VS AYAH ANAKKU   TUJUH PULUH

    Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH SEMBILAN

    Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH DELAPAN

    Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH TUJUH

    Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH ENAM

    Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri

  • AKU VS AYAH ANAKKU   ENAM PULUH LIMA

    Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status