Kalian pernah mengalami hal ini tidak? Menjadi marketing kantor yang tugasnya harus keluar untuk menawarkan jasa atau barang produk kita tapi akhirnya bertengkar dengan accounting karena terlalu ketat soal pengeluaran?
Ya, aku mengalaminya!Aku bekerja di bagian marketing hotel, memperkenalkan produk jasa kami ke masyarakat luas yang pastinya membutuhkan dana banyak tapi sayangnya selalu bertengkar dengan accounting yang ditekan sekretaris bos karena pengeluaran marketing terlalu banyak.Aku benci dia!Oke, disamping masalah kantor. Aku harus menghadapi cerewetnya orang tua yang akan menjodohkanku dengan pria lain supaya menikah dan punya anak!Karena aku sudah terlalu gila dan malas menghadapi semuanya, kenapa tidak sekalian saja ons lalu punya anak? Eh, bagaimana kalau pria itu berpenyakit? Ah, yang pasti jangan melakukannya dengan pria tidak bermodal.Oke, ini resolusi awalku di tahun baru yang ternyata merupakan awal bencanaku.---------Begitulah resolusi awal Nada yang bisa dibilang gila tapi harus dicoba.Di suatu kamar hotel yang gelap dan mewah, Nada bisa merasakan sesuatu di antara kedua kaki. Sakit dan perih harus ditahannya demi bisa mendapatkan anak.Malam tahun baru ini, dia harus bisa mendapatkan anak dari pria bertopeng ini. Mereka berdua tidak bicara sama sekali di pesta, hanya bertukar tulisan kertas dan tatapan lalu menyewa kamar hotel yang mewah.Beginikah namanya seks? Benar-benar menyakitkan.Nada memejamkan mata untuk menahan sakit di dalam pelukan pasangannya lalu tidak lama saat pria ini mulai bergerak, tubuhnya mulai memanas dan dia merasakan perubahan di tubuhnya.Kedua mata Nada membulat dan dia berteriak kencang, gerakan semakin intens.Akhirnya Nada mengerti arti seks sesungguhnya, benar-benar nikmat dan menyenangkan.Nada mengangkat bahu ketika merasakan napas pasangan seksnya di telinga. Tidak ada ucapan cinta ataupun kalimat menenangkan seperti di film-film.Hanya erangan dan desahan napas mereka berdua.Apakah akan berakhir?Nada yang baru pertama kali melakukan hubungan intim di usia dua puluh tujuh tahun kebingungan ketika sadar pria ini tidak bergerak untuk mengatur napas.Tidak lama gerakan itu muncul lagi dan Nada melotot ngeri, rasanya menyenangkan sekaligus menakutkan karena tidak bisa melihat wajah pria ini.Nada memejamkan nata dengan ketakutan sekaligus merasakan ekstasi menyenangkan.Nada teringat sesuatu dan memberanikan diri bertanya. "Apakah kamu memakai pengaman?"Pria itu menjawab. "Ya, untuk berjaga-jaga."Nada merasa mengenal suara ini. Suara orang yang paling dibencinya. Apakah seks juga bisa membuat halusinasi?Nada menggelengkan kepala lalu berkata. "Hari ini bukan masa suburku, lepaskan saja."Pria itu terdiam, tidak ada gerakan."Hallo?""Apakah kamu ingin menjebakku?"Nada melingkarkan kakinya di pinggang pria itu dan menggeleng. "Tidak, aku hanya ingin merasakan kenikmatan dunia. Sudah lama aku tidak merasakan." Bohongnya.Nada merasakan pria itu keluar dari dirinya sebentar lalu masuk lagi.Hari ini Nada benar-benar merasakan pelajaran baru lagi. Pacaran atau berdua saja benar-benar berbahaya! Memang harus ta'aruf untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, untung saja Nada sudah siap dari kenekatannya sekaligus menginginkan konsekuensi.Nada yang tadinya hanya mengerang, mulai menjerit nikmat. Pantas saja hotel-hotel kelas atas kamarnya kedap suara.Setan, pria ini benar-benar setan!Nada mulai gila!---------Matahari pagi, terselip dari gorden kamar, Nada membuka matanya perlahan untuk adaptasi.Ketika mata terbuka, dia merasakan topeng masih menempel di wajah. Dia membukanya lalu melihat suasana kamar yang berantakan lalu mulai berhitung berapa kali melakukannya.Satu-Dua-Tiga-Nada terbelalak ngeri ketika berhenti diangka dua puluh, benarkah dua puluh? Tidak, mana mungkin dua puluh! Mana ada pria yang sekuat itu?Seseorang menarik Nada ke belakang hingga punggungnya kembali menempel tempat tidur.Nada menoleh ke kanan dan melihat sepasang mata cantik sedang menatap dirinya lalu menatap wajah yang seperti dia kenalMereka saling menatap dalam diam lalu menjerit menjauh dengan raut wajah bingung campur takut.Pria itu menunjuk Nada dengan terkejut. "Ka- kamu-"Nada hampir saja terjatuh dari tempat tidur, menatap ngeri musuh terbesarnya. "Pu- Putra-"Pria itu bangkit dari tempat tidur, tanpa peduli masih telanjang. "Kamu menjebakku? Harusnya aku sudah curiga dari awal!"Nada menutup kedua matanya dengan kedua tangan yang terbuka sedikit, mengintip tubuh seksi partner semalam dan teriak di dalam hati. Gila! Gila! Kapan dia sempat olah raga?"Kamu! Kamu pasti ingin menjebakku lalu cerita ke semua orang kalau-"Nada menggeleng lalu mengangkat tangannya untuk menghentikan tuduhan Putra. "Tu- tunggu dulu, kita melakukan ONS bukan?""Apa?""One Night Stand! Semalam kita melakukan itu!""Kamu bukan menjebakku?" Putra menatap tidak percaya Nada.Nada menatap heran Putra "Menjebak untuk apa? Apa keuntungannya untukku?"Putra memutar otak untuk mencari kalimat yang pas."Tuh, kan. Kamu sendiri bingung apalagi aku, tuduhan kamu itu tidak berarti." Nada berusaha berdiri dalam keadaan telanjang, pinggang dan kakinya serasa lemah tapi harus ditahannya.Putra terbelalak ngeri lalu mengalihkan tatapannya, tersadar dia melakukan hal yang sama, segera menutup tubuh dengan selimut."Setelah ini, tidak ada apa-apa!""Memang itu yang aku inginkan." Nada menguap malas lalu masuk ke kamar mandi. Setelah menutup pintu kamar mandi, tubuhnya merosot lemah karena kedua kakinya tidak kuat menopang lagi, pinggang juga serasa encok seperti emak-emak yang mengeluh karena seharian membersihkan rumah.Pantas saja semalam seperti kenal suara itu, ternyata bukan halusinasi tapi memang orangnya langsung.Putra duduk bersandar di tempat tidur, menatap kamar mandi dengan marah dan berteriak di dalam hati untuk menjaga citranya. Wanita itu benar-benar gila! Dia pasti menjebak aku supaya tidak marah-marah lagi padanya!Putra mengalihkan tatapannya ke sekeliling tempat tidur lalu memijat kepalanya yang pusing. Semalam benar-benar liar, Putra harus mengakui wanita itu benar-benar- hm?Putra membuka selimut di tengah tempat tidur dan terkejut. Darah!Putra segera menggedor pintu kamar mandi dengan marah. "Kamu perawan?!" teriaknya.Nada terkejut dan langsung bertanya. "Darimana kamu tahu?" setelah itu dia merutuki kebodohannya di dalam hati. Tentu saja Putra tahu, pasti ada jejak noda darah di atas tempat tidur. Tidak mungkin dia tidak tahu.Dengan panik, Nada mencari alasan. "Enggak, aku mens!""Jangan bohong!" bentak Putra yang masih menggedor pintu kamar mandi. "Keluar atau aku panggil security buat mencongkel pintu kamar mandi!" ancamnya."Panggil saja! Kamu toh yang rugi, karena tidur sama partner kerja! Ingat aturan yang kamu buat!" tantang Nada. "Kamu pergi sana!"Putra teringat dengan aturan yang sempat dibuatnya di kantor. Tidak boleh ada hubungan asmara di kantor, pasangan suami istri pun harus beda tempat.Putra menggertakkan gigi dengan marah lalu memakai pakaian dan barang-barangnya, pergi dari kamar hotel.Nada yang mendengar suara pintu ditutup dengan kasar, membuka pintu perlahan dan celingukan. Setelah serasa aman tidak ada Putra, dia menutup kembali pintu kamar mandi lalu mandi, menggosok tubuhnya dengan keras untuk menghapus jejak sialnya.Jika pasangan suami istri menyebut jejak cinta maka Nada menyebut jejak kesialan, dari jutaan pria yang hidup di indonesia kenapa malah dapat musuh bebuyutan?!Argh!Selesai menghapus kesialannya, Nada istirahat sejenak lalu teringat hari ini tanggal merah.Nada juga minta house keeper membersihkan kamar setelah dirinya membersihkan kondom yang menyebar dimana-mana.Setelah kamar dibersihkan, dia istirahat di atas tempat tidur dan tertidur pulas lalu membuka matanya kembali.Wait! Aku ONS tujuannya supaya hamil lalu ternyata aku melakukan dengan Putra, apakah anakku akan seperti pria kejam itu?! . Teriak Nada di dalam hati.Nada menjadi pusing begitu teringat kembali. Argh!Nada memukul-mukul tempat tidur dengan marah.Ibu Nada merasakan kekecewaan terbesar ketika suaminya menampar wajah saat berdebat tentang anak-anak mereka. Dulu pria di hadapannya adalah tumpuan dan harapan masa depan, mimpi untuk bisa menua bersama pria yang paling dicintainya. Tapi Tuhan memberikan jalan yang cukup kejam untuk dirinya.Semua orang tidak mau tahu alasan Ibu Nada yang selalu membela mantan suami.Aku hidup dari keluarga bahagia, Ayah kandung yang mencintai ibunya dan juga mereka berpisah karena maut memisahkan. Ayah meninggal terlebih dahulu, lalu beberapa tahun kemudian menyusul Ibu. Batin ibu Nada. Aku ingin menua seperti itu, tapi faktanya Tuhan memberikan orang yang salah.Teringat dengan masa lalu Ibu Nada dan ayah kandung Nada, pertama kali saat berkunjung di rumah. Saat itu, ayah kandung Nada merupakan salah satu sahabat dari adik ibu Nada yang terpaut tiga tahun. Datang bermain bersama kelompoknya lalu lama kelamaan pria itu mendekati ibu Nada dan mereka mulai menjalin hubungan.Ibu Nada yang polos dan ti
Nada menjadi kesal, karena video yang disebar oleh Putra! orang-orang jadi mengenalnya, kalau tetangga sih tidak masalah karena Putra sudah menyiapkan alibi yang bagus, tapi herannya saat salah satu anak tetangga membantu Nada dengan menuliskan komentar bahwa Putra adalah suaminya, komen itu malah ditolak.Nada dan Nanda yang mendengar itu dari anak tetangga menjadi bingung.Bukankah Putra menyebar luaskan hubungan mereka? Tapi kenapa malah menghapus penjelasan orang lain? Bukankah hal itu sangat menguntungkan mereka berdua?Nada mendecak kesal. "Pasti dia ingin mempermainkan aku.""Dia hanya ingin melindungi kamu. Jangan berpikiran buruk, siapa tahu dia punya ide yang lebih baik untuk melindungi kamu."Nada menolak nasehat kakaknya. "Kakak dengar sendiri perkataannya tadi kan? Setiap komen dan menuliskan nama Nada, malah error, tidak hanya itu- tiba-tiba saja akunnya di non-aktifkan."Nanda tidak bisa menepis perkataan adiknya. "Apakah benar Putra yang melakukannya? Bagaimana jika or
Semua orang tidak tahu, Putra tidak memiliki pengalaman kencan sama sekali, dia juga tidak tertarik menjalin hubungan dengan para wanita yang nekat mendekatinya, kecuali Nada.Ada alasan tersendiri kenapa Nada bisa menarik perhatiannya."Kamu harus makan banyak." Putra menambahkan daging ikan lagi ke Nada.Nada bingung dengan kebaikan Putra, namun dia tidak berani mengutarakannya.Pemandangan di kantin pun menjadi luar biasa, para staff yang ikutan makan, tidak bisa tidak melihat kedua musuh yang sedang makan, tapi mereka tidak berani mengganggu.Salah satu staff wanita yang duduk di dekat manajer operasional dan general manajer, bertanya ke temannya. "Apakah tidak ada yang bisa menyelamatkan bu Nada? Kasihan lho anaknya, bisa-bisa bu Nada melahirkan terus anaknya mirip dengan pak Putra."Teman staff yang duduk di sampingnya, mengetuk meja dan menggeleng jijik. "Amit-amit jabang bayi, jangan sampai punya anak dengan Pak Putra. Memang ganteng sih, tapi kalau masalah mental- tidak akan
Putra mengerutkan kening dengan curiga, menatap bubur kacang hijau dan teh jahe di meja kerjanya. "Apa ini?"General manajer tersenyum. "Sarapan yang baik untuk pekerja keras seperti Pak Putra.""Hah?""Yah, tidak ada salahnya bukan makan makanan seperti ini," rayu general manajer.Putra menunjuk mangkok dan gelas di mejanya. "Dan untuk apa saya makan makanan seperti ini di pagi hari? Mau mempermainkan saya?""Haduh, Pak Putra ini gimana sih." General manajer melambaikan tangan sambil tertawa bersama salah satu staff fb. "Lihat, atasan kita agak sensitif sekarang."Putra menaikkan salah satu alis, menatap dua pria yang sedang tertawa tanpa tahu malu.General manajer terdiam begitu melihat Putra menatap tajam dirinya lalu menggoyangkan tangan ke arah staff fb.Staff fb mendadak diam."Jadi, dalam rangka apa kalian memberikan ini kepada saya?"General manajer menunjuk mangkok. "Itu dari saya. Lalu yang teh jahe itu dari manajer keuangan pusat, beliau bilang sangat bagus untuk Ibu hamil.
Putra bertemu dengan Nanda di malam hari, kafe yang sama saat Putra mengatakan yang sesungguhnya bahwa dirinya adalah ayah kandung dari anak yang dikandung Nada."Apa yang terjadi?" Tanya Putra setelah duduk berhadapan dengan Nanda."Oza datang ke tempat kerjaku." Nanda langsung bicara ke intinya. "Dia mengancam.""Apa yang pria itu katakan?""Dia bilang, sudah tahu mengenai hutang milikku.""Hutang? Apakah kamu berhutang?""Ya, ada hutang tapi sudah lunas. Hanya saja tidak ada yang tahu kalau aku sudah melunasinya. Semua berkat kamu.""Ah. Masalah kartu debit, tabungan dan kredit yang dihabiskan adik tiri? Bukankah sudah lunas? Bank Fumoshi juga sudah mengeluarkan bukti pelunasan." Putra mengangguk paham."Kira-kira Oza tahu dari mana? Apakah dia mengeluarkan asumsi sendiri?" Tanya Nanda yang tidak paham. "Ayah tidak mungkin tahu hal ini, tapi para selingkuhan dan Ahmad? Mereka tahu, tapi- tidak mungkin bicara ke Oza mengenai hal itu kan?"Putra bisa menduga ulah saudara dan ibu tiri
Masih segar di dalam ingatan Putra, apa yang dilakukan kedua orang tuanya semasa kecil, mereka berdua tidak akan segan memukul bahkan tidak memberikan makan, orang tua Putra tidak akan berani menyiksanya lagi ketika pemilik wisma datang dan menyelamatkannya. Karena Putra lahir tanpa diharapkan, berkali-kali Ibunya melakukan aborsi sampai hampir mati, berkali-kali pula dirinya selamat."Oh." Hanya itu kata yang bisa dia ucapkan."Kamu, tidak menuntut mereka berdua? Aku yakin mereka akan balas dendam atau melakukan sesuatu, terutama jika Yami yang bergerak menjadi penjamin." Vivi khawatir Yami akan bertindak lebih tidak masuk akal.Choky mengangguk. "Lebih baik menuntut mereka berdua kembali ke dalam penjara."Putra menjadi gelisah. "Jika saya melakukan hal itu lebih keras, bukankah saya akan menjadi anak tidak tahu balas budi?"Vivi baru menyadari sekarang bahwa dirinya sejak kecil tidak memiliki orang tua, Choky juga sama lalu Reza tidak pernah dekat dengan orang tuanya yang memiliki
"Foto?" tanya Nanda dengan nada tidak percaya. "Bagaimana bisa kamu mendapatkan foto adikku?""Proposal.""Propo-" Nanda akhirnya teringat tipu muslihat yang dilakukan ayah kandungnya. "Brengsek! Kenapa kamu tidak bertanya dulu ke Nada dan langsung main setuju saja? Kami sudah lama berpisah dengan pria mesum itu.""Dia suka menjual kalimat bernada agama, bagaimana bisa saya tidak percaya?"Nanda teringat dengan kelakuan agamis ayah kandungnya. "Lalu untuk apa kamu datang ke sini jika hanya memaksakan diri? Mengumumkan bahwa kamu akan menikah dengannya? Kamu bahkan mengakui anak dari pria lain sebagai anak kamu. Ah, ngomong-ngomong berhentilah memanggil aku Kakak ipar, aku tidak suka.""Kenapa Kakak tidak suka? Padahal saya suka panggilan itu."Nanda merinding begitu mendengar perkataan Oza."Saya datang ke sini tidak secara cuma-cuma, saya ingin menawarkan sesuatu untuk Kakak ipar- jika Nada bersedia menjadi istri saya.""Dengar, kamu tidak perlu menawarkan apa pun. Aku tidak-""Saya
"Yang jadi masalah adalah acara yang akan kita mulai dalam waktu dekat, kita tidak bisa membatalkannya begitu saja." Vivi bersandar di kursi empuknya. "Semuanya sudah disiapkan, lalu hotel kita sekarang disorot dan ditekan oleh publik untuk memecat Nada. Apa yang harus kita lakukan sekarang? Tetap terus atau membatalkan acara?"Reza bertanya ke Nada. "Apakah nantinya kamar akan full booked?"Nada mengangguk dan menjawab cepat. "Memang belum masuk high season, tapi kami sudah menerima down payment untuk sewa kamar selama beberapa hari. Kamar kita full booked."Vivi mengangkat kedua alis ke Reza.Reza tersenyum. "Selama kamar penuh, tidak perlu memikirkan hal lain.""Lalu bagaimana dengan acaranya? Kita sudah persiapkan jauh hari, termasuk menu.""Kita buat acara yang sedikit berbeda tapi tidak terlalu menyimpang dengan semua persiapan kita," jawab Reza. "Sekarang hotel sedang ditekan secara publik, tidak akan ada yang percaya kalau kita klarifikasi bahwa kita yang membuat konsep itu te
Vivi memberikan jalan tengah. "Lupakan tentang masalah siapa Ayah kandung dari anak Nada. Fokus kita yang utama adalah pekerjaan kita, tidak usah pedulikan yang lain.""Tapi, ada wartawan yang berusaha mencari Bu Nada.""Benar, selain itu ada ulasan dan rating jelek dari netizen. Mereka menyuruh kita memecat bu Nada.""Media sosial perusahaan juga dikejar oleh netizen.""Apa kita harus diam saja?"Vivi tersenyum. "Lalu letak kesalahan kita di mana? Nada tidak mengandung anak Oza lalu dia juga mengumumkan anak dari wanita lain, yang berarti- istrinya juga pasti setuju dengan kehadiran Nada. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan di sini, anggap saja kejadian ini tidak pernah terjadi, dan kalian tidak perlu ikut campur, tapi sebagai tim- kalian harus saling melindungi. Lalu Putra-"Putra membungkuk ke arah Vivi. "Ya, Nyonya."Vivi tersenyum kecil. "Aku tidak mau hal ini terulang kembali.""Baik.""Berlaku untuk yang lain juga, jangan suka memainkan kekuasaan dengan para bawahan." Vivi menge